Kaisar Dewa

Kembalinya Han Xue



Kembalinya Han Xue

1Zhang Ruochen melepaskan awan api dari pukulannya, lantas menghujani dua belahan Mayat Es Shang Ziyan dengan awan api tersebut.     

BAAMM!!     

Seketika itu juga, kedua belahan tubuhnya hancur berkeping-keping, sebelum akhirnya terbakar menjadi abu, hingga tak menyisakan apapun.     

Setelah itu, Zhang Ruochen mengeluarkan Kitab Misteri Ruang dan Waktu, sebagaimana dia menekan Menara Thousand Tempering, yang sedang berusaha melarikan diri.     

Jika mereka kehilangan Menara Thousand Tempering, maka fraksi Daratan Heaven akan kehilangan salah satu senjata supreme versi lengkapnya.     

Lagipula, terdapat tujuh lantai pada Menara Thousand Tempering. Setelah diaktifkan semuanya, maka kekuatannya dapat dimaksimalkan.     

"Dua telah tersingkir dan hanya tersisa satu."     

Bisik Zhang Ruochen dengan nada dingin.     

Karena energi yang dilepaskan oleh Tugu Merit Lima Warna telah melemah, maka senjata itu tak dapat lagi menekan ruang di sekitarnya.     

Tentu saja, pencapaiannya terhadap ruang dan waktu sudah berada di level yang sangat tinggi. Jika dia adalah orang lain, mungkin dia tak akan bisa terbebas dari belenggu Tugu Merit Lima Warna.     

Karena Zhang Ruochen berhasil terbebas dari jeruji inskripsi dengan menggunakan teknik ruangnya, dia pun berhasil menghabisi Shang Ziyan.     

Dalam satu kedipan mata, di antara tiga mayat Shang Ziyan, dua di antaranya sudah terbunuh, dan hanya tersisa satu, yakni Mayat Api yang kondisinya sedang terluka parah.     

Mayat Api sedang mengenakan armor tiga warna. Daya pertahanannya sangat kuat. Oleh karena itu, lebih sulit untuk membunuhnya dibandingkan tubuh asli dan Mayat Es. Sehingga, Zhang Ruochen memutuskan untuk menghabisinya paling akhir.     

"Oh tidak, Ziyan sedang berada dalam bahaya. Saint King Yanlin, cepat selamatkan dia!"     

Melihat Shang Ziyan sedang berada dalam bahaya, Si Han buru-buru bicara kepada salah satu elit klan Angel.     

Elit klan Angel adalah sosok pria tampan, dengan empat sayap seputih salju di punggungnya. Dia memancarkan cahaya brilian.     

Walau kultivasinya belum berada di level Path's Anterior, tapi aura yang memancar dari tubuhnya jauh lebih kuat dibandingkan para elit Path's Anterior lainnya.     

Saint King Yanlin memasang ekspresi datar, sambil membawa pedang besar di tangannya.     

Hummmmm.     

Begitu Saint King Yanlin hendak menyelamatkan Shang Ziyan, tiba-tiba pedang besarnya bergetar hebat, seolah baru saja ditarik oleh kekuatan misterius.     

Setelah merasakan getaran pedang saintnya, Saint King Yanlin pun mulai mengamati situasi di sekitarnya, sambil berusaha mencari sumber energi tersebut.     

Entah kenapa, tiba-tiba dia merasa terancam.     

BOOOMM!     

Di waktu yang sama, awan dewa bermunculan di langit gelap. Terdengar suara gesekan pedang kencang, bagaikan guntur yang menggelegar di angkasa.     

Secara natural, fenomena itu mengejutkan semua orang. Mereka pun mulai menoleh ke arah sumber suara.     

Pada saat ini, langitnya sedang terbelah menjadi dua. Seekor binatang buas purbakala keluar dari balik celah tersebut, sambil memancarkan aura yang dominan.     

"Hmmm? Kepalanya mirip seperti burung hantu. Burung jenis apa itu? Apa dia adalah burung hantu jenis baru?"     

Setelah melihat kemunculan binatang buas purbakala, mereka pun mulai memasang ekspresi kebingungan.     

Kemudian, semua mata tertuju pada suara gesekan pedang. Ternyata, suaranya berasal dari pedang di tangan seorang gadis muda cantik.     

Gadis itu terlihat seperti berusia 15 atau 16 tahunan. Dia benar-benar masih muda, namun aura heroik memancar di tengah keningnya, bagaikan pedang perak tajam di tangannya.     

Dia mengenakan armor pertempuran yang cukup ketat, hingga membuat lekukan tubuhnya terlihat jelas. Wajahnya masih sangat kencang, kulitnya putih dan mulus seperti permata, seakan dia adalah seorang gadis di dalam lukisan.     

"Aku merasa tidak asing dengan burung hantu tersebut. Ah, aku sudah ingat. Kelihatannya dia berada di kubu Zhang Ruochen."     

Salah satu kultivator menyadarinya dan mulai memberitahu orang-orang di sekitarnya.     

Kemudian, semua orang mulai memahaminya. Gadis itu pasti juga berada di kubu Zhang Ruochen. Kalau tidak, kenapa burung hantu tersebut sampai harus menemaninya?     

Walau banyak elit berkumpul di sana, namun tak ada seorangpun yang mengetahui identitas wanita tersebut.     

"Hehehe, ternyata ramai sekali tempat ini. Kelihatannya kita masih belum terlambat." Blackie terkekeh, sambil melirik medan pertempuran.     

Begitu dia mendengar "burung hantu", Blackie sontak berteriak kencang. "Brengsek, aku adalah seekor phoenix! Kaisar Pembunuh yang membantai para kaisar di langit dan bumi pada masa 100 ribu tahun silam. Kau adalah burung hantu. Seluruh keluargamu adalah burung hantu!"     

Mendengar itu, sosok elit yang sempat menjelaskan identitasnya kepada orang-orang di sekitarnya mendadak bungkam. Dia tak berani bicara apapun.     

Bagaimanapun juga, setangguh apapun Blackie, tapi aura yang memancar darinya memang sangat mengintimidasi, hingga membuat semua orang merasa ketakutan terhadapnya.     

"Aku tak peduli dengan identitas kalian. Jika kalian berani datang kemari, artinya kalian akan mati."     

Teriak Saint King Yanlin.     

Blackie memaku matanya kepada Saint King Yanlin. Lantas, dia memicingkan matanya dan berkata jijik. "Apa kau pikir bisa menggertakku? Heh, manusia burung sepertimu berani membunuhku?"     

Mendengar kata 'manusia burung', ekspresi Saint King Yanlin berubah menjadi muram, lantas membuatnya berteriak. "Karena kau benar-benar cari mati, maka aku akan mengabulkan permintaanmu."     

Setelah itu, Saint King Yanlin melancarkan serangan. Dia mengangkat pedang saintnya, sambil menebas Blackie di kejauhan.     

Begitu melihat cahaya pedang besar di depannya, Blackie pun berteriak. "Han Xue, bunuh manusia burung ini dengan pedangmu."     

Mendengar itu, gadis cantik di belakangnya buru-buru menebaskan pedang peraknya.     

Walau serangannya sangat random, tapi fenomena yang ditimbulkan sangat mengerikan.     

Pedang peraknya melepaskan cahaya bulan sabit.     

CRACK!     

Cahaya pedang raksasa yang dilepaskan oleh Saint King Yanlin pun terbelah menjadi dua, sebelum akhirnya hancur berkeping-keping.     

Meski begitu, cahaya pedang berbentuk bulan sabitnya masih belum hilang. Malahan, cahaya pedang itu menebas Saint King Yanlin dengan momentum yang mengerikan.     

Saint King Yanlin merasa terkejut. Dia buru-buru menangkis serangan lawannya dengan pedang saint.     

DUSSHH!     

Pedang besarnya berhasil menangkis cahaya pedang lawan, namun tubuhnya masih terkena beberapa pedang Chi, hingga meninggalkan luka yang dalam.     

Salah satu luka berada di leher Saint King Yanlin, yang hampir memenggal kepalanya.     

"Kenapa dia sangat kuat?"     

Saint King Yanlin merasa terkejut.     

Padahal, Han Xue masih sangat muda. Kultivasinya belum berada di level tinggi, tapi kekuatannya sangat mengerikan.     

"Hahaha! Bagaimana rasanya, manusia burung? Apa kau yakin dirimu dapat mengalahkannya?" melihat Saint King Yanlin terluka, Blackie langsung tertawa terbahak-bahak.     

Gadis itu tidak lagi menyerang Saint King Yanlin. Sebaliknya, dia mulai mengamati Zhang Ruochen, yang sedang bertempur melawan Shang Ziyan.     

Pada saat ini, Zhang Ruochen juga sedang menatap mata gadis tersebut.     

Walau gadis kecil itu telah mengalami banyak perubahan, namun Zhang Ruochen masih bisa mengenalinya dalam waktu singkat.     

"Han Xue."     

Tidak diragukan lagi, gadis kecil itu adalah muridnya, Han Xue, sang pemilik Fisik Seribu Tulang.     

Dulu, Zhang Ruochen pernah masuk ke Netherworld di Wilayah Timur dan menyelamatkan Biksu Pedang Xuanji. Setelah itu, Biksu Pedang Xuanji ingin pergi ke dalam sana dan menginvestigasi sesuatu. Lantas, dia membawa Han Xue. Pada saat ini, Han Xue masih sangat belia.     

Beberapa tahun kemudian, Han Xue telah menjadi seorang wanita. Kekuatannya sudah berada di level tinggi.     

Kemunculan Han Xue memang mengejutkan Zhang Ruochen, tapi dia juga sangat bahagia. Bagaimanapun juga, karena wanita itu bisa keluar dari Netherworld dengan selamat, maka Zhang Ruochen bisa merasa tenang.     

Di waktu yang sama, Zhang Ruochen juga terkejut dengan kekuatan Han Xue. Hal itu membuatnya semakin gembira.     

Tidak diragukan lagi, karena Han Xue sudah menjadi sekuat itu, artinya dia telah melewati berbagai macam kesulitan.     

"Fisik Seribu Tulang memang luar biasa. Mungkin Han Xue akan menjadi Permaisuri Seribu Tulang kedua. Karena dia telah kembali, lantas di mana Master?"     

Berbagai macam pikiran muncul di benak Zhang Ruochen.     

Han Xue bergerak dan kembali muncul di samping Zhang Ruochen. Bahkan para kultivator dari Daratan Heaven tak sanggup menghentikannya.     

"Salam, Master."     

Han Xue membungkuk kepada Zhang Ruochen.     

Zhang Ruochen buru-buru merentangkan tangannya dan membantu Han Xue berdiri. Setelah itu, dia tersenyum. "Lumayan. Kita sudah tak bertemu selama beberapa tahun terakhir, dan kultivasimu sudah berada di level itu. Kau membuat master agak grogi."     

"Master, kalau begitu, Anda harus berlatih lebih keras lagi. Saya mendapatkan banyak peluang di Netherworld. Mungkin saya akan segera melampaui pencapaian master." Han Xue tersenyum cerah.     

Zhang Ruochen tersenyum dan mengangguk. "Baiklah, aku akan menunggu hari itu tiba dengan senang hati."     

Tiba-tiba, senyuman di wajah Han Xue mulai memudar, sebelum akhirnya dia menoleh kepada Shang Ziyan dan menghunuskan pedang ke arahnya. "Shang Ziyan, kan? Blackie pernah bicara tentangmu sebelumnya. Karena kau adalah musuhnya masterku, maka aku tak berhak ikut campur ke dalam urusan kalian. Namun, karena master sedang terluka, maka sebagai muridnya, aku punya tanggung jawab untuk menggantikannya dalam pertempuran kali ini. Apa kau berani menerima tantanganku?"     

Mendengar itu, Shang Ziyan menghirup nafas dalam-dalam dan menjadi semakin geram. "Gadis kecil, kau benar-benar tak tahu diri! Kau tidak akan sanggup menandingiku dengan kultivasimu."     

"Entah kultivasi kita terpaut jauh atau tidak, kita akan tetap mengetahuinya setelah bertempur." Han Xue tidak ingin menyerah.     

Zhang Ruochen menggelengkan kepalanya pelan dan berkata. "Han Xue, master sangat bangga kepadamu! Tapi, orang ini adalah musuhnya master. Jadi, aku perlu membunuhnya dengan tanganku sendiri. Sebaiknya kau membantu yang lain."     

Han Xue sempat ragu-ragu sejenak, sebelum akhirnya mengangguk dan berkata. "Baiklah, saya mengerti."     

Han Xue buru-buru pergi dari sana dan kembali muncul di punggung Blackie. Setelah itu, dia memaku tatapan matanya kepada Saint King Yanlin, yang sempat terluka sebelumnya.     

"Shang Ziyan, mari selesaikan urusan kita."     

Perlahan-lahan, Zhang Ruochen mengangkat pedangnya. Intensitas membunuh memancar dari tubuhnya, dan menjadi semakin intens.     

Semua dendam di masa lampau akan berakhir malam ini.     

Karena ini adalah kesempatan langka, maka dia tak akan pernah melepaskan Shang Ziyan.     

Ketika itu, ekspresi Shang Ziyan terlihat murung. Di waktu yang sama, dia sangat marah dan tak lagi peduli dengan orang-orang di sekitarnya.     

Pada saat ini, dia telah memanggil kembali Tugu Merit Lima Warna dan senjata berbentuk tulangnya. Dia ingin menggunakan semua harta karunnya untuk melindungi diri.     

"Kenapa ini bisa terjadi? Kenapa aku dikalahkan oleh Zhang Ruochen? Tidak, tidak mungkin." Shang Ziyan mengepalkan tangannya dan sulit menerima kenyataan tersebut.     

Selama ini, dia selalu bangga terhadap dirinya sendiri. Menurutnya, dia adalah seorang kultivator yang sempurna, dan tanpa memiliki kelemahan. Bahkan jika harus bertempur di level yang sama melawan Yan Wushen atau empat Heavenly King di Dunia Langit, dia yakin dapat menandingi mereka.     

Tapi sekarang, dia telah dikalahkan oleh Zhang Ruochen dan kehilangan dua mayatnya berturut-turut. Entah kenapa, Zhang Ruochen menjadi semakin kuat.     

Padahal, kalau menilai dari latar belakangnya, Shang Ziyan jauh lebih dominan dalam berbagai aspek. Tapi kenapa dia dikalahkan oleh Zhang Ruochen?     

Setelah pertempuran ini, maka kepercayaan diri Shang Ziyan nyaris dihancurkan oleh Zhang Ruochen.     

"Zhang Ruochen, aku tak akan pernah kalah kepadamu."     

Teriak Shang Ziyan.     

Chi Suci menyeruak dari tubuh Shang Ziyan, sebagaimana dia menyuntikkannya ke dalam Tugu Merit Lima Warna dan Bloodbairn. Di waktu yang sama, dia mengeluarkan raksasa api.     

Tugu Merit Lima Warna berubah menjadi gunung dewa lima warna setinggi ribuan kaki. Terdapat banyak inskripsi magis di permukaannya.     

DUSSHH!     

Setelah itu, Shang Ziyan memuntahkan esensi darah ke arah Bloodbairn.     

Seketika itu juga, Bloodbairn-nya menyerap esensi darahnya. Lantas, cahaya darah muncul pada permukaan pedangnya. Cahaya yang awalnya berwarna emas, kini berubah menjadi merah darah.     

Setelah menyerap esensi darah, maka energi dewa mulai menyeruak dari Bloodbairn. Pedangnya menyatu dengan api puluhan ribu bayi berwarna merah darah. Saking padatnya, maka bayangan-bayangan itu mirip seperti bayi atau janin sungguhan.     

Bayi-bayi itu memancarkan aura kebencian, kemarahan, dan kejahatan. Ketiga energinya menyatu dan membumbung di angkasa, hingga berubah menjadi sebuah wajah yang mengerikan.     

Melihat itu, mata Zhang Ruochen berubah menjadi murung, sebagaimana dia mulai merasakan ancaman tertentu.     

Lantas, dia buru-buru menyuntikkan Chi Suci-nya ke dalam Fire God Armor. Di waktu yang sama, dia juga menyuntikkan energinya ke dalam Pedang Kuno Abyss dan Cermin Demonic Zangshan.     

Setelah menelan Dolorous Soulfire, maka Chi Suci di dalam tubuh Zhang Ruochen nyaris pulih. Sehingga, dia tak terlalu khawatir bakal kehabisan energi.     

Cermin Demonic Zangshan terbang dan berbenturan dengan Tugu Merit Lima Warna.     

Fire God Armor melepaskan api dewa – yang berubah menjadi seekor naga dan gajah dewa – hingga mulai menerjang raksasa api yang dilepaskan oleh Shang Ziyan.     

Sedangkan Zhang Ruochen menggenggam Pedang Kuno Abyss dan menerjang lawannya.     

"Matilah kau!"     

Teriak Shang Ziyan.     

Shang Ziyan mengayunkan Bloodbairn. Puluhan ribu bayi berwarna merah darah berhamburan dan menangis kencang, seolah-olah mereka ingin membawa Zhang Ruochen menuju ke neraka.     

Tatapan mata Zhang Ruochen menjadi semakin tegas. Dia sama sekali tidak terpangaruh oleh tangisan di sekitarnya, sebagaimana dirinya baru saja menyatu dengan pedangnya dan melepaskan serangan mematikan.     

"Sepuluh Pedang."     

Setelah berulang kali berada dalam pertempuran sengit, akhirnya pemahamannya terhadap Sepuluh Pedang menjadi semakin dalam. Setiap kali dia menggunakannya, maka kekuatannya akan selalu bertambah.     

BAAMM!!     

Sekuat apapun energi yang dilepaskan oleh Bloodbairn, tapi di depan Pedang Kuno Abyss, puluhan ribu bayi merah darahnya tetap sirna dan hancur lebur.     

Meskipun beberapa serangannya sempat mengenai Zhang Ruochen, namun serangan-serangan itu masih diredam oleh Fire God Armor.     

Pada akhirnya, Zhang Ruochen menusukkan pedangnya ke dahi Shang Ziyan.     

Mata Shang Ziyan tampak ketakutan. Di waktu yang sama, dia buru-buru bergerak mundur.     

Dalam kondisi seperti ini, secepat apapun dia bergerak mundur, tapi Zhang Ruochen selalu menempelnya, bagaikan binatang buas yang sedang memangsa buruannya.     

DUSH!!     

Pedang Kuno Abyss sempat menyentuh dahi lawannya, namun masih gagal menembusnya.     

Sebab, Shang Ziyan baru saja meletakkan senjata tulang di tengah dahinya, hingga membuatnya berhasil menahan tusukan pedang Zhang Ruochen.     

Inskripsi-inskripsi bermunculan pada permukaan tulangnya, seolah hendak merenggut Pedang Kuno Abyss.     

"Hmph."     

Zhang Ruochen bergumam dan mengaktifkan Batu Ungu di pedangnya. Tiba-tiba, batunya melepaskan energi magis.     

CRACK!     

Sebelum senjata tulangnya sempat melepaskan serangan, senjatanya sudah lebih dulu hancur oleh energi magis Batu Ungu.     

Di bawah tekanan energi besar semacam itu, kepala Shang Ziyan nyaris meledak. Tubuhnya terpental ke belakang layaknya peluru meriam.     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.