Kaisar Dewa

Memohon Agar Kalah



Memohon Agar Kalah

3Setelah Penegak Hukum pergi dari sana, Xing Yuan menatap Zhang Ruochen dengan tampang dingin.     

"Zhang Ruochen, kali ini kau sangat beruntung. Namun, mestinya kau juga tahu, bahwa kau tidak akan bisa beruntung sepanjang waktu. Tunggu saja, beberapa kultivator tangguh akan datang untuk mencarimu!"     

Setelah berkata begitu, Xing Yuan bergegas naik ke atas kapal pertempuran.     

Setelah itu, para kultivator dari Daratan Heaven juga naik ke atas kapal pertempuran dengan tampang masam.     

Mereka telah memobilisasi banyak pasukan demi menyerang Kota Shengming dan Manor Peacock. Beberapa dari mereka telah dibantai di Kota Shengming, namun mereka masih gagal menghancurkan Manor Peacock. Malahan, Shang Ziyan dibunuh oleh Zhang Ruochen.     

Dalam situasi semacam itu, maka mereka akan ditertawakan oleh banyak orang.     

Zhang Ruochen dan yang lainnya tidak menghentikan mereka.     

Jika dia menyerang mereka, artinya dia akan menentang Penegak Hukum. Yang jelas, dia tidak ingin melakukannya.     

Zhang Ruochen terlihat murung. Setelah membunuh Shang Ziyan dan beberapa pemimpin dunia besar, maka dia telah menjadi musuh dunia-dunia besar di luar sana. Mulai sekarang, ada semakin banyak masalah yang akan menantinya di masa depan.     

Kalau dia ingin selamat dari masalah-masalah tersebut, maka dia harus menjadi lebih kuat.     

Seperti perkataan Xing Yuan, dia tak akan bisa selalu beruntung. Lagipula, tidak ada orang lain yang dapat membantunya, kecuali dirinya sendiri.     

"Apa yang kau pikirkan, Zhang Ruochen? Wanita cantik itu baru saja pergi." Kata Blackie saat Zhang Ruochen sedang melamun.     

Zhang Ruochen menoleh dan melihat Peri Tianchu pergi bersama si Jagal dan si Bodoh.     

Pada saat ini, mereka bertiga sedang terbang di kejauhan.     

Zhang Ruochen sempat ragu-ragu sejenak, sebelum akhirnya dia mengaktifkan Pergerakan Ruang dan menyusul Peri Tianchu, lantas muncul di hadapan wanita tersebut dan menghentikannya.     

"Apa kau akan pergi?" Zhang Ruochen menatap Peri Tianchu dan berkata pelan.     

Wanita itu menyentuh poninya, tanpa ekspresi apapun di wajahnya. "Ya. Seseorang harus menjaga Luoshui."     

"Terima kasih banyak." Zhang Ruochen tersenyum.     

Peri Tianchu datang jauh-jauh dari Luoshui di Wilayah Timur, dan rela menjadi musuhnya Daratan Heaven. Hal ini benar-benar membuat Zhang Ruochen terenyuh. Di waktu yang sama, dia bertanya-tanya mengenai perasaan Peri Tianchu terhadapnya.     

Padahal, situasi itu sangat berbahaya, tapi Peri Tianchu sampai rela mempertaruhkan nyawa demi membantunya. Apa dia benar-benar cuma ingin membayar hutangnya? Atau, ada alasan khusus di balik tindakannya?     

Setelah ragu-ragu sejenak, akhirnya Zhang Ruochen mengeluarkan kotak brokade dan menyerahkannya kepada Peri Tianchu. "Ambil ini. Itu adalah Sumber Kehidupan. Semoga berguna untukmu."     

Peri Tianchu menerima kotak brokade dan membukanya. Ternyata, di dalamnya terdapat kalung permata indah, yang bentuknya mirip seperti Sungai Heavenly, dengan titik-titik yang menyerupai bintang.     

Peri Tianchu mengernyitkan dahinya, lantas tersenyum samar. "Sumber Kehidupan katamu?"     

Zhang Ruochen buru-buru menjelaskan. "Sebenarnya, kalung itu adalah harta karun ruang. Di dalam kalungnya terdapat ruangan yang sangat luas. Ruangan itu menyimpan Sumber Kehidupan."     

Peri Tianchu tersenyum tipis. "Terima kasih. Aku juga punya sesuatu. Semoga berguna untukmu."     

Sambil bicara, dia mengeluarkan permata cantik dan memberikannya kepada Zhang Ruochen.     

Ketika itu, Zhang Ruochen sempat merasa terkejut, lantas mengambil permata tersebut.     

Begitu dia mengambilnya, tangannya sempat menyentuh kulit wanita tersebut. Seketika itu juga, perasaan aneh muncul di hatinya.     

Setelah Peri Tianchu menarik tangannya, maka dia kembali tersadar dan merasa malu.     

Tapi jauh di dalam hatinya, dia sedang mengingat sentuhan indah tersebut.     

"Aku harus pergi sekarang juga," kata Peri Tianchu dengan suara pelan.     

Zhang Ruochen mendongak dan menatap matanya. Begitu dia hendak mengatakan sesuatu, Peri Tianchu sudah lebih dulu pergi dan berubah menjadi cahaya pelangi.     

"Sampai jumpa, Saudara Zhang."     

Si Jagal dan si Bodoh sama-sama mengatupkan tangannya, sebelum akhirnya menyusul Peri Tianchu.     

Zhang Ruochen membalikkan badan dan mulai mengamati kepergian mereka. Dia menggenggam batu permatanya erat-erat, sambil tersenyum tipis.     

Setelah Peri Tianchu menghilang dari penglihatannya, maka dia kembali berkumpul dengan Kong Lanyou dan yang lainnya.     

"Kami juga akan pergi, Zhang Ruochen."     

Kata Sembilan Dewi Empryan dengan suara Lady Saint.     

Dia menatap Sembilan Dewi Empryan, Qing Xiao dan Bu Qianfan. "Kenapa kalian buru-buru pergi?"     

"Istana sedang berada dalam kondisi pertempuran. Bagaimana mungkin kami bisa berlama-lama di tempat ini?" kata Sembilan Dewi Empryan.     

Setelah menghadapi serangan Dunia Neraka, maka istana kekaisaran menjadi semakin waspada. Walau istana telah dijaga, namun tidak ada seorangpun yang dapat bersikap tenang.     

Kali ini, jika bukan karena perintah jiwa senjata Blood Dripper, maka ketiganya tidak akan datang untuk membantu Zhang Ruochen.     

Qing Xiao mengangguk. "Ya, ada banyak hal yang harus dilakukan di istana. Kami tak bisa terlalu lama berada di sini. Kami lega setelah melihatmu selamat, adik keenam."     

"Kemarilah, Han Xue. Temui teman-taman master." Zhang Ruochen memanggil Han Xue.     

Han Xue bergegas mendekat dan membungkuk kepada Qing Xiao. "Senang bertemu dengan Anda, Master Qing."     

"Santai saja. Adik keenam, ternyata kau bukan cuma hebat, tapi kau juga punya murid yang sangat bertalenta. Mastermu memang punya penglihatan yang bagus."     

"Aku adalah masternya Han Xue, tapi aku tak pernah mengajarkan apapun. Selama ini, dia pergi bersama Master," kata Zhang Ruochen.     

"Apa pria tua itu baik-baik saja?" Qing Xiao buru-buru bertanya.     

Semenjak Biksu Pedang Xuanji bertempur melawan Biksu Saint Jiuyou, Qing Xiao belum pernah bertemu dengan Biksu Pedang Xuanji. Dia tahu bila Zhang Ruochen telah menyelamatkan masternya, tapi selama ini, dia tak tahu mengenai aktivitas masternya.     

"Jangan khawatir, Master. Semuanya baik-baik saja. Namun, beliau sedang melakukan sesuatu. Sehingga, beliau belum bisa kembali ke sini," kata Han Xue.     

Mendengar itu, Qing Xiao menganggukkan kepalanya. Selama Biksu Pedang Xuanji baik-baik saja, maka dia tak perlu merasa khawatir.     

Tiba-tiba, Zhang Ruochen menoleh kepada Sembilan Dewi Empryan. "Aku masih perlu bantuanmu."     

"Apa itu?"     

Zhang Ruochen melambaikan tangannya dan melepaskan Chi Suci, lantas berubah menjadi papan catur.     

Di atas papan caturnya terdapat bidak-bidak berwarna hitam dan putih.     

Susunannya mirip seperti permainan catur yang pernah dimainkan oleh Kaisar Ming dan Kaisar Qing.     

Menurut Zhang Ruochen, strategi Kaisar Ming dan Qing sangat aneh. Namun, dia tak bisa menjelaskannya.     

Zhang Ruochen paham bahwa Sembilan Dewi Empryan sangat terampil dalam berbagai aspek, terutama musik, catur, kaligrafi, lukisan, dan mungkin hal-hal yang tersembunyi di balik permainan catur.     

"Tolong lihat strategi mereka dan temukan apa yang tersembunyi di baliknya." Kata Zhang Ruochen dengan ekspresi serius.     

Permainan catur itu mungkin berhubungan dengan hilangnya Kaisar Ming. Oleh karena itu, dia menganggapnya sebagai sesuatu yang serius.     

Faktanya, sebelum Zhang Ruochen sempat bicara, Sembilan Dewi Empryan sudah lebih dulu mengamati papan caturnya dan mulai mempelajarinya dengan seksama.     

"Gaya bermain mereka memang aneh. Kedua belah pihak sama-sama tidak ingin menang. Sebaliknya, mereka mengincar kekalahan. Maka dari itu, strategi mereka sangat berbeda dari permainan orang-orang biasa. Faktanya, langkah catur mereka benar-benar menunjukkan kualitasnya," kata Sembilan Dewi Empryan.     

Zhang Ruochen merasa terkejut. "Bagaimana mungkin?"     

Dia pernah melihat Kaisar Ming dan Kaisar Qing bermain catur sebanyak tiga kali. Setiap kalinya mereka bermain, maka mereka akan bermain dengan gugup. Selama ini, dia mengira bahwa keduanya sama-sama ingin menang, sehingga keduanya terlihat sangat tegang.     

Tapi ternyata, kebenarannya tidak seperti itu. Rupanya, Kaisar Ming dan Kaisar Qing sama-sama merasa gugup karena mereka ingin dikalahkan. Kedua belah pihak tidak ingin menjadi pemenangnya.     

Sebenarnya, Kaisar Ming telah memenangkan permainan ini, tapi dia memohon agar dirinya dikalahkan.     

Zhang Ruochen pun mulai memikirkannya dengan seksama. Kenapa Kaisar Ming dan Kaisar Qing melakukan ini?     

Apa hilangnya Kaisar Ming berhubungan dengan kekalahannya dalam permainan catur?     

Sekarang ini, ada semakin banyak pertanyaan di benak Zhang Ruochen. Sampai sekarang pun, dia masih belum mengetahui jawabannya.     

Rupanya, meski Sembilan Dewi Empryan sangat cerdas, namun dia hanya bisa memahami strategi langkah pada papan caturnya, tapi bukan motif para pemainnya.     

"Apa kau baik-baik saja?" tanya Sembilan Dewi Empryan.     

Zhang Ruochen terbangun dari lamunannya. "Aku baik-baik saja. Aku hanya terpikirkan tentang sesuatu. Terima kasih karena sudah membantuku memecahkan misteri ini. Sudah sedari lama aku memikirkannya."     

Sambil bicara, Zhang Ruochen kembali menutup papan caturnya.     

"Santai saja. Kita harus bergegas ke Pusat Kota. Sebaiknya kau berhati-hati. Kali ini, Daratan Heaven telah menderita kerugian besar. Kurasa mereka tak akan pernah melepaskanmu begitu saja," kata Sembilan Dewi Empryan.     

"Aku paham. Aku akan lebih berhati-hati. Kalian juga hati-hati di jalan. Kalau ada apa-apa, hubungi aku," kata Zhang Ruochen.     

Sembilan Dewi Empryan mengangguk, lantas terbang ke langit bagaikan seorang dewi.     

"Hati-hati, adik keenam."     

"Hati-hati."     

Qing Xiao dan Bu Qianfan sama-sama mengatupkan tangannya dan mengucap selamat tinggal, sebelum akhirnya pergi bersama Sembilan Dewi Empryan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.