Kaisar Dewa

Reuni



Reuni

1Tempatnya kecil, tapi dipenuhi dengan berbagai macam tumbuhan dan bunga-bunga elegan. Beberapa jenis bunga bermekaran, hingga membuatnya wangi.     

Sesaat setelah masuk ke lapangan tersebut, tatapan mata Zhang Ruochen terfokus pada wanita cantik yang sedang menyiram bunga.     

Seketika itu juga, dia tersenyum. Wajahnya berseri-seri.     

Terakhir kalinya, dia sengaja memberikan pil awet muda kepada Selir Lin. Walau beberapa tahun mereka tak bertemu, tapi bila dilihat dari penampilannya, wanita itu masih sama mudanya seperti dulu. Wanita itu terlihat sangat sehat.     

Sosok wanita muda berdiri di samping Selir Lin. Perangainya lembut, dengan sepasang sayap warna-warni di punggungnya. Dia adalah Kong Xuan, wanita dari klan setengah merak yang pernah dibeli oleh Zhang Ruochen dari Sky Moon House.     

Selama ini, Kong Xuan selalu berada di samping Selir Lin dan merawatnya dengan baik.     

Ketika itu, Zhang Ruochen sempat merasa terkejut, karena ternyata Kong Xuan telah berada di Alam Saint King. Walau dia masih berada di level satu, namun pencapaiannya sangat hebat.     

Hal ini menegaskan bahwa Kitab Peacock pemberian Zhang Ruochen memang sangat berguna. Namun, karena Kitab Peacock-nya bukan versi lengkap, maka dia tidak tahu dari mana wanita itu dapat berkultivasi dengan baik.     

Ketika Kong Xuan menoleh ke arah Zhang Ruochen, tiba-tiba dia menjadi bersemangat.     

"Master..."     

Zhang Ruochen buru-buru menghentikan Kong Xuan, agar wanita itu tidak berteriak-teriak.     

Lantas, dia berjalan pelan dan mulai menghampiri Selir Lin, sambil mengamati wanita itu menyirami bunga.     

Setelah itu, Selir Lin menoleh dan menemukan Zhang Ruochen di dekatnya.     

Begitu Selir Lin memfokuskan perhatiannya kepada Zhang Ruochen, tanpa disadari wadah airnya terjatuh.     

"Ibu, aku pulang." Kata Zhang Ruochen dengan tatapan lembut.     

Selir Lin terlihat gembira, dan buru-buru memeluk Zhang Ruochen. "Kau pulang, nak. Aku tidak sedang bermimpi, kan?"     

Selama ini, dia selalu merindukan Zhang Ruochen. Bahkan, dia sering memimpikan kepulangan anaknya. Sehingga, dia khawatir bila dirinya sedang bermimpi. Begitu terbangun, Zhang Ruochen sudah hilang dari hadapannya.     

Samar-samar, Zhang Ruochen bisa merasakan kerinduan Selir Lin terhadapnya. Oleh karena itu, dia mulai memeluk Selir Lin erat-erat. "Ibu, kau tidak sedang bermimpi. Semua ini nyata. Aku pulang. Maaf karena sudah membuatmu khawatir selama ini."     

"Tidak apa-apa, asalkan kau pulang. Akhirnya kita bisa kembali bersatu sebagai keluarga." Selir Lin merasa emosional, sampai-sampai air mata membanjiri pipinya.     

Zhang Shaochu mendekati mereka dan mulai menenangkan Selir Lin. "Ibu, mestinya kau senang dengan kepulangan Saudara Kesembilan, kan? Kenapa kau masih menangis?"     

Selir Lin buru-buru menyeka air matanya. "Kau benar, harusnya aku merasa senang. Kurasa aku hanya terlalu bahagia. Ayo cepat duduk. Cepat buatkan teh, Kong Xuan."     

"Baik, Madam."     

Selama masuk ke dalam rumah dan mencari tempat duduk, selama itu pula Selir Lin tidak pernah melepaskan tangan Zhang Ruochen. Meski itu hanya mimpi, dia masih ingin menggenggam tangan anaknya lebih lama.     

"Setelah pulang, apa kau akan kembali pergi?" Selir Lin menatap Zhang Ruochen dengan tampang cemas.     

Zhang Ruochen menatap Selir Lin dan tersenyum lembut. "Jangan khawatir, Ibu. Kali ini, aku akan tinggal agak lama."     

Mendengar itu, Selir Lin pun mendesah lega. "Bagus. Bagus."     

Tidak lama kemudian, Kong Xuan mengantar satu teko teh dan tiga cangkirnya dengan nampan perunggu.     

Setelah meletakkan nampannya, Kong Xuan mengangkat teko teh, lantas menuangkannya ke tiga cangkir, dan memberikannya pada Selir Lin, Zhang Ruochen, Zhang Shaochu.     

"Teirma kasih, Kong Xuan. Karena selama ini, kau telah merawat ibu dengan baik." Kata Zhang Ruochen sambil tersenyum.     

Kong Xuan buru-buru menggelengkan kepalanya. "Tidak masalah. Kan semua itu memang tugas saya."     

Dulu, Zhang Ruochen pernah menyelamatkannya dari Sky Moon House dan memberinya Kitab Peacock. Wanita itu selalu mengingat kebaikan Zhang Ruochen. Oleh karena itu, dia rela melakukan apapun demi membalas kebaikan pria tersebut.     

Sambil menjentikkan tangannya, Zhang Ruochen mengeluarkan jubah warna-warni dan memberikannya kepada Kong Xuan. "Ini untukmu. Aku masih memerlukan bantuanmu untuk merawat ibu di kemudian hari."     

"Ini terlalu mahal. Saya tidak pantas untuk menerimanya." Kong Xuan menolaknya.     

Selir Lin mengambil jubah tersebut dan menaruhnya di genggaman Kong Xuan. "Ambil saja. Ini adalah hadiah dari putraku."     

Mau tidak mau, akhirnya Kong Xuan menerima hadiah tersebut. "Terima kasih, Master."     

Zhang Ruochen tersenyum dan mengangguk. Bagaimanapun juga, Zhang Ruochen adalah seorang pria sejati. Walau Kong Xuan adalah budaknya, tapi dia tidak pernah memperlakukan wanita itu seperti budak. Setelah melihat loyalitas Kong Xuan terhadap Selir Lin, maka wajar saja bila dia ingin memberinya hadiah.     

Setelah berpisah cukup lama, Zhang Ruochen dan Selir Lin pun memiliki banyak hal untuk diperbincangkan.     

Tanpa disadari, mereka bercengkrama hingga malam.     

Selama mereka sedang bercengkrama, saat itu Mu Lingxi, Zhang Yuxi, Penggila Alkohol, dan Gu Songzi tiba di tempat mereka.     

Mu Lingxi menggerakkan tangannya dan mengeluarkan meja bundar di lapangan, yang dipenuhi dengan makanan dan wine.     

"Makanannya sudah siap. Silahkan duduk semuanya," kata Mu Lingxi sambil tersenyum.     

Tidak lama kemudian, mereka semua mengambil tempat duduk. Bahkan Kong Xuan juga diajak bergabung. Zhang Ruochen yang mengajaknya.     

Di Malam Tahun Baru, Zhang Ruochen gagal pulang ke rumah. Oleh karena itu, ini akan menjadi reuni makan malam mereka.     

Selama beberapa tahun belakangan, Zhang Ruochen selalu merasa tegang. Entah berapa lama, dia tak pernah merasa setenang ini. Sekarang ini, dia tak ingin memikirkan apapun, dan hanya ingin menikmati waktunya bersama dengan rekan dan keluarganya. Mereka akan bercerita dan menghabiskan makanan, seperti kebanyakan orang lainnya.     

Sebenarnya, dia juga menginginkan kehidupan yang sederhana, Sayangnya, dia tak bisa melakukannya. Kadang kala memang ada banyak hal yang berada di luar kendalinya. Walau dia ingin mengacuhkannya, tapi dia tak bisa melakukannya.     

Setibanya di Gunung Peakless, maka Zhang Ruochen juga harus siap menangani Klan Mu.     

Dulunya, Zhang Ruochen pernah mencuri pengantin wanita di Gunung Peakless, dan merusak acara pertunangan di antara Klan Mu dan Qiu Yu. Hal itu membuat Klan Mu merasa dipermalukan.     

Oleh karena itu, sebagian besar anggota klan Mu merasa tidak senang dengan Zhang Ruochen. Begitu melihatnya berkunjung di sana, mereka pun memasang wajah masam.     

Terutama setelah klan Mu kembali ke tanah leluhur mereka. Hal itu membuat mereka merasa semakin kuat dan arogan. Oleh karena itu, mereka semakin membenci Zhang Ruochen.     

Tentu saja, itu terjadi karena mereka hanya tinggal di Danau Phoenix, hingga mereka belum sempat mendengar kabar dari dunia luar. Mereka belum mengerti tentnag peranan Zhang Ruochen di Daratan Kunlun selama beberapa waktu belakangan.     

"Zhang Ruochen, ini adalah tanah leluhur kami. Kau tidak diterima di tempat ini. Sebaiknya kau pergi dari sini," kata Yun Zheng dengan tampang murung.     

Sebagai ayahnya Mu Lingxi, maka dia benar-benar ingin menjodohkan putrinya dengan Qiu Yu. Setelah Qiu Yu berubah menjadi Akar Spiritual Dunia, maka dia bisa mendapatkan manfaat besar.     

Namun, Zhang Ruochen telah merusak segalanya, hingga menghancurkan harapan mereka, dan membuat mereka dijadikan sebagai bahan lelucon. Sejak saat itulah, dia selalu menyimpan dendam terhadap Zhang Ruochen.     

"Karena telah menjadi Priest Dewi Bulan, jangan kira kau sudah menjadi orang hebat. Kami tak percaya dengan kehebatanmu."     

"Benar. Kami bakal menyambut para kultivator dari Daratan Guanghan, tapi bukan dirimu."     

"Dasar penghianat Daratan Kunlun! Berani-beraninya kau kembali kemari."     

"Mungkin dia pikir Daratan Kunlun tak akan bisa bertahan tanpa dirinya."     

"Konyol sekali. Dunia-dunia besar telah mengirimkan kultivatornya ke Daratan Kunlun demi bertempur melawan Dunia Neraka. Tapi dia tak berguna sama sekali."     

Tidak diragukan lagi, anggota klan Mu sedang meremehkan Zhang Ruochen, dan ingin mengusirnya dari Danau Phoenix.     

Jika Mu Lingxi tak ada di sana, mungkin mereka sudah mengusirnya, dan tak perlu repot-repot lagi bicara dengannya.     

Di mata mereka, klan Mu lebih hebat dibandingkan Zhang Ruochen. Mereka tak percaya bila Zhang Ruochen mampu menandingi mereka.     

Terutama dengan kehadiran leluhur di aula klan Mu. Hal itu membuat mereka menjadi semakin arogan.     

Leluhur klan Mu adalah sosok Saint King tangguh, bahkan jauh sebelum Daratan Kunlun bangkit.     

Setelah kebangkitan Daratan Kunlun, maka kultivasinya juga meningkat pesat. Sekarang ini, dia sudah berada di Alam Saint King level sembilan. Kelihatannya, dia sudah berada di level puncak.     

"Pergi sekarang juga, Zhang Ruochen. Jangan permalukan dirimu sendiri," kata Mu Qingtian, seorang Lord dari klan Mu.     

Terakhir kalinya, dia sempat dikalahkan oleh Zhang Ruochen. Oleh karena itu, dia membenci pria tersebut.     

Sekarang ini, klan Mu memiliki tiga kultivator Saint King. Dia adalah salah satunya.     

Dua lainnya adalah Mu Xinghen – leluhur klan Mu – dan Mu Lingxi.     

Seiring berjalannya waktu, klan Mu akan melahirkan lebih banyak Saint King.     

Wajah Mu Lingxi berubah murung, setelah melihat orang-orangnya membenci Zhang Ruochen. Meski begitu, sebenarnya dia tahu bila hal ini akan terjadi. Oleh karena itu, dia tidak membawanya ke klan Mu.     

Dia bukan lagi Saintess kecil sekte, yang biasa dikasihani oleh orang lain. Dia tidak perlu lagi dibimbing oleh mereka semua.     

"Cukup! Jangan salahkan aku bila aku sampai bertindak kasar. Jangan lagi mengusiknya." Teriak Mu Lingxi.     

Yun Zheng berdiri dan memamerkan lengannya. "Berani-beraninya kau! Apa kau masih menganggapku sebagai ayah?"     

Mu Xinghe berambut abu-abu sedang duduk di singgasananya. Dia menatap mereka dan memancarkan auranya.     

"Jangan lupa, kau juga murid klan Mu, Lingxi. Alangkah memalukannya bila kau membahayakan nyawa anggota klan demi membela orang asing," kata Mu Xinghe dengan suara pelan.     

Mu Lingxi tidak peduli dengannya dan hendak membantahnya.     

Ketika itu, Zhang Ruochen merentangkan tangannya dan menghentikan Mu Lingxi. "Lingxi adalah teman kultivasiku. Kenapa aku tidak boleh mengunjunginya?"     

"Omong kosong! Aku tidak mengizinkannya." Yun Zheng mendadak geram.     

Mu Xinghe berdiri dan memancarkan aura mengerikan. Tatapan matanya terpaku kepada Zhang Ruochen, bagaikan binatang buas yang sedang menanti mangsanya.     

"Berani-beraninya kau menjadi kekasih Saintess klan Mu. Kau pikir dirimu siapa, Zhang Ruochen?"     

Pada saat ini, Mu Xinghe berlagak seperti bos. Dia ingin mengintimidasi Zhang Ruochen dengan auranya.     

Di matanya, Zhang Ruochen hanyalah seorang junior. Sebesar apapun talenta Zhang Ruochen, bagaimana mungkin dia bisa berkembang pesat dalam waktu singkat?     

Lagipula, dia adalah Saint King di level sembilan dan sebentar lagi berada di level puncak. Oleh karena itu, dia yakin dapat menaklukkan Zhang Ruochen dengan mudah.     

Zhang Ruochen masih terlihat tenang, walau Mu Xinghe sudah berlagak seperti bos.     

Tiba-tiba, aura dahsyat memancar dari tubuh Zhang Ruochen – bagaikan gunung berapi yang memuntahkan lavanya – hingga menyebar puluhan ribu mil.     

Mu Xinghe pun terpental beberapa langkah ke belakang. Matanya mendadak ketakutan.     

Sebelum-sebelumnya, Zhang Ruochen tampil sederhana dengan menyembunyikan auranya, hingga Mu Xinghe sampai meremehkan kultivasinya.     

"Dahsyat sekali!"     

Di aula, ekspresi anggota klan Mu mendadak berubah.     

"Kenapa Zhang Ruochen tiba-tiba menjadi sangat kuat? Mustahil. Padahal, saat pertama kalinya dia meninggalkan Daratan Kunlun, kultivasinya masih berada di level Xuanhuang." Yun Zheng sangat terkejut.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.