Kaisar Dewa

Kembalinya Jiwa-jiwa Senjata



Kembalinya Jiwa-jiwa Senjata

3Kabarnya, Zhang Ruochen telah menodai Ruan Ling dan mempermalukan Cang Long, hingga rumornya bukan cuma tersebar di Daratan Kunlun, melainkan juga di Dunia Langit.     

Dalam waktu singkat, Cang Long pun dijadikan sebagai bahan lelucon oleh orang-orang terdekatnya. Mereka semua menggunjingnya.     

Akibatnya, reputasi Zhang Ruochen kembali melambung tinggi. Apabila dibandingkan dengan cerita-cerita mengenai ratusan ribu kultivator Dunia Neraka yang dibunuh olehnya, maka rumor ini lebih membuat mereka bahagia.     

Zhang Ruochen tidak punya waktu untuk mendengar rumor-rumor tersebut. Dia buru-buru kembali ke Gunung Peakless bersama Captain Rat.     

Sesampainya di Gunung Peakless, Zhang Ruochen berpisah dengan Captain Rat. Lantas, dia pergi ke Saint Water Peak sendirian.     

Setibanya di Gunung Saintess, Qi Feiyu keluar dan menyambutnya sambil tersenyum. "Nona sudah berangkat, Tuan Zhang. Untuk sementara waktu, Anda tidak akan bisa menemuinya."     

"Berangkat?" Zhang Ruochen mengernyitkan dahinya.     

Padahal dia baru saja pergi selama setengah hari, tapi Ling Feiyu sudah berangkat. Hal itu benar-benar mengejutkannya.     

Karena dia sempat bicara dengan Ling Feiyu sebelumnya, dia pun paham mengenai satu tempat. Oleh karena itu, dia tidak terlalu memikirkannya.     

Tiba-tiba, sebuah ide muncul di benaknya. "Kalau begitu, aku pergi dulu, Kakak Qi. Sampai jumpa lagi."     

Urusannya di Gunung Peakless telah usai. Semenjak Ling Feiyu sudah berangkat dari sana, maka tidak ada gunanya tinggal lebih lama.     

"Sampai jumlah lagi." Qi Feiyu mengangguk kepadanya.     

Zhang Ruochen melirik pintu Istana Saintess untuk yang terakhir kalinya, sebelum akhirnya membalikkan badan dan mengaktifkan Pergerakan Ruang. Beberapa detik kemudian, dia kembali muncul di bawah kaki Gunung Peakless.     

Tidak lama kemudian, Captain Rat kembali muncul dari tanah.     

"Apa Anda akan pergi ke Danau Phoenix, Master Zhang?" tanya Captain Rat dengan tampang penasaran.     

Mereka baru saja tiba dari tempat lain. Oleh karena itu, Captain Rat beranggapan bila Zhang Ruochen akan menginap di Gunung Peakless selama beberapa hari.     

"Sudah selesai. Ayo kita berangkat ke Danau Phoenix." Zhang Ruochen mengangguk.     

"Baiklah, Master Zhang. Terserah Anda," kata Captain Rat.     

Tanpa berlama-lama, mereka berdua kembali bergegas menuju ke cabang terminal merit 66.     

Gunung Peakless sangat jauh dari Danau Phoenix. Jadi, lebih baik menggunakan formasi teleportasi untuk berpindah ke sana.     

Zhang Ruochen mengaktifkan Meritorious Armor of Flowing Light, lantas terbang di atas Lapangan Bronze Furnace dengan kecepatan tinggi.     

Tiba-tiba, asap dalam jumlah besar membumbung naik. Asapnya berwarna putih. Energinya menyebar ke segala penjuru.     

"Ada yang tidak beres!"     

Mata Zhang Ruochen tampak bercahaya. Dia buru-buru mundur dari sana.     

Namun, sebelum dia sempat melakukannya, tiba-tiba area di sekitarnya mendadak berubah. Pada saat itu, Zhang Ruochen dan Captain Rat berada di dalam hutan bambu.     

Hutan bambunya sangat lebat. Sebagaimana angin bertiup kencang, maka pepohonan bambunya saling bergesekan dan mengeluarkan suara unik.     

"Ada apa, Master Zhang?" Captain Rat mengecilkan kepalanya.     

Zhang Ruochen tidak membalasnya. Matanya bergerak kesana kemari sambil berusaha mempelajari situasi di sekitarnya.     

Tiba-tiba, terdengar suara lembut di telinganya. Suaranya mirip seperti seperti melodi seruling yang sangat merdu.     

Zhang Ruochen segera mengaktifkan Pergerakan Ruang dan ingin keluar dari hutan bambu, namun dia gagal melakukannya.     

Dia menghirup nafasnya pelan. "Mari kita cari pelakunya."     

"Tunggu aku, Master Zhang."     

Captain Rat buru-buru mengejarnya dan tidak ingin ditinggal sendirian.     

Dalam situasi semacam ini, maka bersama Zhang Rouchen adalah sesuatu yang paling aman.     

Sambil berusaha mencari sumber suara serulingnya, Zhang Ruochen menyusuri hutan bambu, sebelum akhirnya bertemu dengan orang yang memainkan seruling tersebut.     

Ternyata, mereka adalah dua orang elder, salah satu dari mereka berambut merah, dengan pakaian sederhana, tubuhnya tinggi dan kekar dengan wajah tegas, dan mata yang mendominasi. Sedangkan satu lainnya mengenakan pakaian azure, dan agak pendek. Matanya terlihat mengerikan, bagaikan ular, sambil memancar aura mengintimidasi dari tubuhnya.     

Sambil mengemati kedua elder tersebut, jantung Zhang Ruochen sempat berhenti berdetak. Menurutnya, kedua elder itu sangat kuat dan berbahaya.     

Elder berpakaian azure memancarkan aura yang amilier. Aura yang memancar dari tubuhnya mirip seperti jiwa senjata Azuresky Pagoda. Namun, elder ini jauh lebih kuat.     

Seketika itu juga, dia mengenali elder berpakaian azure.     

"Senang sekali bertemu dengan Anda berdua, para elder." Zhang Ruochen melangkah maju dan membungkuk kepada mereka.     

Elder berambut merah dan elder berpakaian azure buru-buru menghentikan permainan serulingnya. Lantas, mereka menatap Zhang Ruochen.     

Mata pria berpakaian azure mendadak bercahaya. Di waktu yang sama, tiba-tiba dia melancarkan pukulan.     

Ekspresi Zhang Ruochen mendadak berubah. Karena sedang merasa terancam, maka dia mulai mengumpulkan Chi Suci dan melepaskan teknik pukulan dengan segenap tenaga.     

Seekor naga dan gajah terbang, hingga memenuhi langit dan bumi.     

Namun, ternyata bayangan naga dan gajahnya sama-sama hancur, sebelum akhirnya pukulan lawannya menerjang Zhang Ruochen.     

Zhang Ruochen terpental ke belakang hingga beberapa langkah, sebelum akhirnya dia berhasil mengurai pukulan lawannya.     

Untungnya, Meritorious Armor of Flowing Light sempat menyerap sebagian besar pukulan lawannya, hingga membuat tubuhnya jauh lebih solid dibandingkan Bronze Tripod Life and Death. Walau sempat terkena pukulan tersebut, tapi dia baik-baik saja.     

Elder berpakaian azure agak terkejut melihat kondisi Zhang Ruochen.     

Ketika elder berpakaian azure ingin kembali melancarkan serangan, elder berambut merah buru-buru bangkit berdiri. "Saudara Azure, jangan lupa dengan tujuan kita."     

"Aku tahu."     

Elder berpakaian azure merentangkan tangannya dan mencengkram Zhang Ruochen.     

Seketika itu juga, Azure Pagoda terbang dari tubuh Zhang Ruochen dan berada di luar kendalinya.     

Tidak diragukan lagi, elder berpakaian azure adalah jiwa senjata Azure Pagoda.     

Seperti yang pernah dibilang oleh kesadaran Azuresky Pagoda, maka jiwa senjatanya akan kembali dalam waktu dekat. Setelah itu, tidak ada lagi yang dapat mengendalikan Azuresky Pagoda.     

Satu hal yang pasti, kultivasi sang elder sudah berada di Alam Supreme Saint. Malahan, kultivasinya bukan sekedar berada di level Netherwilt. Supaya tetap bisa berada di Daratan Kunlun, maka dia menggunakan teknik khusus demi menyembunyikan auranya sendiri dan tidak pernah muncul di muka publik.     

Yang jelas, saat Zhang Ruochen dihentikan oleh jiwa senjata Azuresky Pagoda, sesungguhnya itu adalah hal yang wajar.     

Lagipula, selama ini, klan Chi adalah kelompok yang menjaga Azuresky Pagoda. Ketika Zhang Ruochen memimpin pasukannya di Lingxiao Heavenly Mansion, maka sejak saat itulah dia dimusuhi oleh banyak orang.     

"Apa kau tahu dosa apa yang telah kau perbuat, Zhang Ruochen?" tanya elder berpakaian azure.     

Zhang Ruochen memasang ekspresi datar. "Kesalahan apa yang pernah saya lakukan?"     

"Kau pernah menghancurkan Lingxiao Heavenly Manson demi kepentinganmu sendiri." katanya sambil mendengus.     

Bukannya merasa terintimidasi, Zhang Ruochen malah menjadi semakin berani. "Maksudmu, Lingxiao Heavenly Mansion boleh membunuh anggota klan Zhang, sedangkan aku tidak boleh membalaskan dendam mereka?"     

Mata pria azure bercahaya. "Jangan coba-coba menormalisasi tindakan kejammu. Ternyata benar yang kudengar selama ini, kau adalah pria yang sangat arogan. Berlutut sekarang juga!"     

Saat elder berpakaian azure bicara, dia melepaskan pilar energi, yang menghantam Zhang Ruochen bagaikan gunung saint.     

Zhang Ruochen terpental ke belakang sambil menggertakkan giginya. Namun, dia masih sanggup berdiri tegak. "Meski kau sudah menjadi Supreme Saint, jangan kira kau dapat mengalahkan begitu saja. Bahkan aku tidak pernah takut dengan Chi Yao, apalagi cuma jiwa senjata sepertimu."     

Bagaimanapun juga, Zhang Ruochen sudah memahaminya. Meski dia meminta maaf, tapi elder berpakaian azure tidak akan pernah mengampuninya.     

Di samping itu, apabila menilai dari kepribadian Zhang Ruochen, maka dia tidak akan pernah meminta ampun kepada siapapun, terutama kepada klan Chi.     

"Berani-beraninya kau kurang ajar terhadapku? Kau memang pantas mati." Elder berpakaian azure memancarkan intensitas membunuh. Cahaya azure memancar dari ujung jarinya dan terbang ke arah Zhang Ruochen.     

Serangan jaringnya sangat mengerikan. Sebenarnya, Zhang Ruochen ingin menghindarinya, namun saat itu, tubuhnya mendadak tak bisa dikendalikan.     

Saat dia pikir akan mati, tiba-tiba elder berambut merah buru-buru berdiri dan menghentikannya. Dia menghentikan cahaya azure dan membuat Zhang Ruochen kembali dapat bergerak.     

"Kenapa kau melakukan ini, Saudara Red?" tanya elder berpakaian azure dengan suara seraknya.     

Elder berambut merah tersenyum kepadanya. "Saudara Azure, kenapa harus sampai seperti ini? Padahal, sekarang ini, situasi di Daratan Kunlun sedang tidak kondusif. Sebaliknya, Zhang Ruochen memiliki peranan penting dalam pertempuran ini. Kita tidak boleh melukainya."     

"Kau terlalu berharap besar kepadanya, Saudara Red. Walau dia adalah Keturunan Ruang dan Waktu. Tapi kalau menilai dari kultivasinya, mustahil dia bisa menghentikan Dunia Neraka. Apabila dibandingkan dengan orang-orang yang baru saja dibangkitkan, maka dia masih jauh lebih lemah." rasa jijik muncul di mata elder berpakaian azure.     

Elder berambut merah menggelengkan kepalanya. "Jangan pernah meragukan penilaian Biksu Suci Xumi. Sebentar lagi, kau pasti akan segera mengetahui alasannya."     

Mendengar itu, elder berpakaian azure mengernyitkan dahinya. Dia paham kalau pria berambut merah sedang melindungi Zhang Ruochen, hingga membuatnya tak bisa apa-apa.     

"Baiklah. Demi dirimu, kali ini aku akan melepaskannya. Tapi di lain waktu, aku tidak akan segan-segan membunuhnya." kata elder berpakaian azure, dan tidak lagi menyerang Zhang Ruochen.     

Setelah terdiam sejenak, elder berpakaian azure menambahkan. "Karena aku telah mendapatkan Azuresky Pagoda, maka aku akan mengembalikannya ke Pusat Kota. Sampai jumpa lagi, Saudara Red."     

Elder berambut merah hanya menganggukkan kepalanya dan tak bicara apapun.     

Elder berpakaian azure melirik Zhang Ruochen sejenak, lantas berubah menjadi cahaya azure dan pergi dari sana.     

Setelah elder berpakaian azure pergi dari sana, Captain Rat buru-buru mendekati mereka. "Apa Anda baik-baik saja, Master Zhang?"     

Zhang Ruochen mengangguk pelan. Setelah itu, dia membungkuk kepada elder berambut merah. "Terima kasih karena telah menyelamatkan saya, Tuan."     

Pada saat itu, dia paham kalau si elder berambut merah adalah jiwa senjata Bronze Tripod Life and Death.     

Dia bisa merasakan auranya. Menurutnya, aura itu sangat familier. Auranya sangat mirip dengan Bronze Tripod Life and Death.     

Elder berambut merah tersenyum samar. "Santai saja. Bagaimanapun juga, kau adalah keturunannya Biksu Suci Xumi dan utusan Dewi Bulan. Bagaimana mungkin aku membiarkanmu mati?"     

Tidak seperti elder berpakaian azure, elder berambut merah sangat ramah dan sama sekali tidak arogan.     

"Saya punya beberapa pertanyaan. Apa Anda berkenan untuk menjawabnya?" kata Zhang Ruochen dengan ekspresi serius.     

Elder berambut merah sontak merentangkan tangannya dan membekukan Captain Rat. Setelah itu, dia mempersilahkan Zhang Ruochen duduk.     

Setelah menyingkirkan serulingnya, pria berambut merah tersenyum. "Aku tahu apa yang ingin kau tanyakan. Kenapa jiwa senjata seperti kami hilang dari Daratan Kunlun? Seratus ribu tahun silam, semua jiwa senjata supreme menghilang dari Daratan Kunlun. Ada dua alasan terkait dengan hal tersebut.     

"Satu, kami harus menghindari Yuanhui Tribulation. Sama halnya seperti dewa, maka jiwa-jiwa senjata supreme dan senjata dewa juga perlu melewati Yuanhui Tribulation, agar mereka bisa menjadi semakin kuat. Mereka yang gagal melewatinya akan musnah.     

"Kedua, demi menghindari senjata dewa dari Dunia Neraka. Senjata itu dikenal sebagai Soul-devouring Lamp. Bila kami tidak bersembunyi, kurasa jiwa senjata supreme akan ditelan habis-habisan oleh Soul-devouring Lamp."     

Tiba-tiba, Zhang Ruochen seakan dapat memahaminya.     

Faktanya, Zhang Ruochen telah menduga sesuatu sebelumnya, terutama setelah jiwa-jiwa senjata supreme menghilang dari Daratan Kunlun. Dia beranggapan bahwa mungkin itu ada hubungannya dengan Yuanhui Tribulation. Namun, dia tidak tahu bila masih ada alasan lain.     

Soul-devouring Lamp pasti sangat mengerikan. Jika sampai jiwa senjata mereka ditelan, maka semua senjata supreme di Daratan Kunlun tidak berguna.     

Perbedaan antara senjata supreme yang memiliki jiwa senjata dengan mereka yang tidak memilikinya sama seperti perbedaan antara siang dan malam.     

"Di mana kalian bersembunyi dari Yuanhui Tribulation dan Soul-devouring Lamp?" tanya Zhang Ruochen dengan tampang penasaran.     

"Apa kau pernah mendengar tentang Altar Ilmu Jiwa, salah satu di antara 10 senjata dewa di Daratan Kunlun? Selama ini, kami bersembunyi di dalam sana."     

"Altar Ilmu Jiwa?"     

Tiba-tiba, ekspresi Zhang Ruochen berubah drastis.     

Sebagai kultivator dari Daratan Kunlun, maka dia pernah mendengar tentang 10 senjata dewa. Masing-masing senjata dewanya memang sangat kuat.     

Namun, akhir-akhir ini, senjata dewanya hanya menjadi mitos belaka. Kata beberapa orang, senjata-senjata itu telah hancur dalam pertempuran tragis.     

Beberapa yang lain berkata bahwa mereka sudah tidak pernah lagi menemukannya sejak Abad Pertengahan.     

Sepengetahuan Zhang Ruochen, hanya Imperial Ruler dari Federasi Inskripsi yang memiliki senjata dewa, Selain dia, sosok misterius dari Lautan Yin Yang juga membawa Menara Chaotic Sun and Moon.     

Sedangkan untuk senjata-senjata dewa lainnya, maka dia sama sekali tidak pernah mendengarnya.     

"Di mana Altar Ilmu Jiwa?" tanya Zhang Ruochen.     

Elder berambut merah menggelengkan kepalanya pelan. "Sekarang ini, aku masih belum bisa memberitahumu. Aku hanya bisa bilang bahwa Altar Ilmu Jiwa sangat berkaitan dengan eksistensi Daratan Kunlun. Itu adalah kunci untuk melawan Dunia Neraka."     

Mendengar itu, Zhang Ruochen pun merasa tecengang. Dia percaya dengan perkataan elder tersebut, yang seolah baru saja memberinya peringatan dini. Yang jelas, pasti ada beberapa rahasia yang tersimpan di dalam altar tersebut, hingga altarnya dianggap sebagai kartu andalan bagi Daratan Kunlun.     

Kalau menilai dari perkataannya, walau Daratan Kunlun telah hancur sejak 100 ribu tahun silam, tapi faktanya, mereka masih punya kartu andalan. Hanya perkara waktu untuk memainkan kartu tersebut.     

Beberapa saat kemudian, banyak hal yang mulai membanjiri benaknya. Zhang Ruochen berusaha merangkai misteri-misteri di kepalanya.     

Dunia-dunia di luar sana selalu menganggap Daratan Kunlun sebagai dunia lemah, karena mereka gagal melahirkan figur-figur tangguh. Tapi, apa benar demikian?     

Sekarang ini, Zhang Ruochen benar-benar kebingungan dengan situasi di Daratan Kunlun. Faktanya, terlalu banyak yang belum diketahuinya.     

"Jangan terlalu dipikirkan, Zhang Ruochen. Sekarang ini, kau hanya perlu melakukan apa yang harus kau lakukan. Lambat laun, semuanya akan terasa masuk akal. Saat semuanya sudah menjadi semakin masuk akal, saat itulah kau akan segera mengetahui misimu," kata si elder berambut merah dengan tatapan penuh makna.     

Setelah berkata begitu, elder berambut merah berubah menjadi cahaya merah dan menghilang dari hutan bambu. Mungkin dia kembali ke Gunung Peakless.     

Zhang Ruochen masih berdiam diri di sana. Dia masih belum bisa menenangkan dirinya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.