Kaisar Dewa

Feiyu



Feiyu

0Setelah keluar dari cabang terminal merit, Zhang Ruochen bergerak menuju ke Gunung Wuding. Dia khawatir terlambat datang ke tempat tersebut, hingga membuat Cang Long berhasil menduduki Sekte Setan Penyembah Bulan.     

Walau sekte mereka berada di urutan pertama di antara tujuh sekte kuno Daratan Kunlun lainnya, tapi masa-masa kejayaan mereka sudah lewat. Meski Daratan Kunlun sedang dalam proses kebangkitan, namun mereka masih belum sempat melahirkan banyak elit Saint King. Bisa dibilang, mereka belum mampu menandingi Cang Long.     

Tentu saja, Sekte Setan Penyembah Bulan memiliki sejarah yang panjang. Besar kemungkinan kalau mereka masih menyimpan kartu andalan, yang tak boleh diremehkan.     

"Gunung Wuding."     

Sambil berdiri di lapangan tembaga, Zhang Ruochen berhenti dan mulai mengamati gunung raksasa di kejauhan.     

Padahal, dia sudah mempersiapkan mentalnya untuk bicara dengan Ling Feiyu, tapi setibanya di tempat tersebut, dia merasa agak gugup dan tidak berani mendekati gunungnya.     

Ketika Ling Feiyu mendengar percakapannya bersama Mu Lingxi, wanita itu langsung pergi meninggalkan Istana Dewa Kebenaran. Tidak ada seorangpun yang tahu kemana perginya. Mungkin saat itu Ling Feiyu sedang patah hati dan merasa dibohongi. Maka dari itu, Zhang Ruochen ingin menjelaskan sesuatu kepadanya.     

"Aku harus berani menghadapinya. Jika aku menghindarinya terus menerus, maka itu akan memicu semakin banyak masalah. Kali ini, semoga aku bisa bicara dengannya."     

Zhang Ruochen menghirup nafas dalam-dalam dan melangkah maju.     

Dalam proses kebangkitan Daratan Kunlun, maka Gunung Wuding juga mengalami banyak perubahan. Gunungnya menjadi semakin besar dan berubah menjadi tanah suci yang baru saja dibangkitkan. Bukan. Tempat itu menjadi tanah dewa dengan konsentrasi Chi Suci yang tinggi, hingga cocok digunakan untuk kultivasi.     

"Siapa itu? Berani-beraninya kau masuk ke Sekte Setan Penyembah Bulan?"     

Setelah Zhang Ruochen menginjakkan kakinya di kaki gunung, dia dihentikan oleh seseorang.     

Zhang Ruochen tidak memaksa masuk dan berkata tenang. "Tolong katakan kepada Master Ling. Zhang Ruochen datang untuk mengunjunginya."     

Ekspresi murid sekte yang sempat menghentikannya pun mendadak berubah, lantas dia memandang Zhang Ruochen dengan cara yang lebih ramah, sebelum akhirnya berkata. "Master Zhang, tunggu sebentar. Saya akan melaporkannya kepada Master Ling."     

Zhang Ruochen tidak sedang tergesa-gesa. Dia pun mulai menunggu di kaki gunung dengan santai.     

Setelah melihat situasi damai di Sekte Setan Penyembah Bulan, dia pun mendesah lega. Artinya, dia masih belum terlambat datang ke tempat tersebut.     

Tidak lama kemudian, murid sekte itu kembali ke sana dan berkata sopan. "Master Zhang, Master Ling sudah menunggu Anda di Aula Saintess. Silahkan masuk."     

Ada pepatah yang berbunyi, pepohonan meninggalkan bayangan, sedangkan manusia meninggalkan nama. Zhang Ruochen telah melambungkan namanya melalui jalan yang berdarah-darah. Bagaimana mungkin orang-orang tidak takjub dengannya?     

Zhang Ruochen mengangguk pelan, lantas dia berjalan dan mendaki Puncak Saint Water. Dia tidak perlu diantar oleh orang lain.     

Dia pernah berkunjung ke sana lebih dari satu kali. Walau terjadi banyak perubahan di tempat tersebut, tapi dia masih paham lokasinya. Dia tahu di mana letak Aula Saintess.     

Ternyata Puncak Saint Water sangat sepi. Tidak seperti puncak-puncak suci sumber air lainnya, kini puncak itu sedang musim salju. Puncak Saint Water-nya pun dipenuhi dengan salju putih. Jika diamati sekilas, pemandangannya memang sangat cantik.     

Dari kejauhan, sosok cantik muncul di mata Zhang Ruochen.     

Setelah tidak bertemu dengannya selama beberapa tahun belakangan, maka kepribadian Ling Feiyu menjadi semakin memikat, bagaikan bidadari yang bukan berasal dari dunia mortal. Hal itu membuat orang-orang cuma bisa memandangnya dari kejauhan.     

Melihat Ling Feiyu, Zhang Ruochen pun sempat menghentikan langkahnya sejenak, lantas bergerak pelan menghampirinya.     

Pada saat ini, dia tidak bisa mundur lagi.     

Pada akhirnya, Zhang Ruochen tiba di dekat Ling Feiyu. Mereka terpaut jarak satu meter.     

Pandangan mata mereka pun mulai bertemu di satu titik. Ruang dan waktu seakan membeku.     

Jantung Zhang Ruochen kembali berdetak kencang, bahkan dia kesulitan untuk menenangkan diri. Entah kenapa, sekarang ini, dia lebih gugup dibandingkan saat bertempur melawan musuh-musuh elit.     

Hari ini, Ling Feiyu tidak mengenakan jubah ungunya. Sebaliknya, dia sedang mengenakan jubah putih, hingga membuatnya mirip dengan salju-salju di sekitarnya. Perawakannya yang tinggi, dengan dada bulat dan pinggul rampingnya, ditambah dengan kedua kaki jenjangnya, adalah kombinasi yang paling menarik dari seorang wanita. Saking indahnya, Zhang Ruochen sulit mengalihkan pandangannya.     

Ditunjang dengan wajah cantiknya, maka wanita itu benar-benar sempurna. Bahkan saking cantiknya, rasa-rasanya dia seperti bukan manusia, tapi lebih mirip seperti peri.     

Tiba-tiba, Zhang Ruochen kembali teringat mengenai beberapa kenangan mereka di masa lalu. Setelah Ling Feiyu dihancurkan mentalnya oleh Kaisar Darah Qingtian, wanita itu pernah menjadi linglung, sampai akhirnya dia dilelang di Paviliun Zhuguang. Dia masih ingat pakaian yang dikenakan oleh wanita tersebut, persis seperti yang dikenakannya sekarang ini. Wanita itu sedang duduk di tepi danau dan sangat murni.     

Sembari mengingat kenangan tersebut, akhirnya Zhang Ruochen mulai memikirkan pengalaman yang pernah mereka lalui bersama di Peta Tujuh Kehidupan dan Tujuh Kematian. Semua kenangan itu masih tergambar jelas di kepalanya. Saking jelasnya, dia sama sekali tidak bisa melupakannya.     

"Kupikir kau akan takut menemuiku."     

Saat Zhang Ruochen sedang memikirkan banyak hal, Ling Feiyu lebih dulu membuka percakapan dan memecahkan keheningan.     

Zhang Ruochen pun tersentak dan buru-buru menggelengkan kepalanya, lantas berkata, "Kupikir kau tidak mau menemuiku dan selalu menghindariku."     

"Aku tidak serapuh itu. Lagipula, aku tidak cocok berada di Istana Dewa Kebenaran. Oleh karena itu, aku pergi dari sana." Kata Ling Feiyu dengan tenang.     

Zhang Ruochen tersenyum tipis dan berkata. "Ya. Kurasa akulah yang berlebihan dan terlalu memikirkan banyak hal. Sejak menjadi Biksu Pedang, bagaimana mungkin Biksu Pedang Feiyu bakal terdistraksi oleh hal-hal konyol?"     

Faktanya, dia merasa sangat terkejut, karena Ling Feiyu pergi meninggalkan Istana Dewa Kebenaran selama beberapa tahun, tapi kultivasinya malah meningkat pesat. Wanita itu sudah berada di level menengah. Dia bertanya-tanya, peluang macam apa yang ditemuinya selama beberapa tahun terakhir.     

Tentu saja, bagi sosok berbakat seperti Ling Feiyu, maka dia sudah menembus Alam Saint King sebelum Daratan Kunlun kembali bangkit. Bahkan, dia sudah menguasai Sembilan Pedang sampai di level tinggi. Oleh karena itu, setinggi apapun pencapaiannya, sebenarnya itu tidak terlalu mengejutkan.     

Ling Feiyu membalikkan badan dan berjalan pelan, sambil berkata, "Ayo. Berjalanlah bersamaku."     

"Baiklah." Zhang Ruochen langsung mengikutinya.     

Tidak lama kemudian, Zhang Ruochen mulai berjalan di sisinya.     

Mereka berdua tidak bicara. Mereka hanya berjalan bersama dan meninggalkan bekas-bekas kaki di atas salju.     

"Ternyata sedang musim salju."     

Zhang Ruochen mendongak dan mengamati bunga-bunga salju yang berguguran dari langit.     

Bunga-bunga saljunya sangat cantik dan sebening kristal. Pemandangannya sempurna, persis seperti Ling Feiyu yang ada di sampingnya.     

"Aku sempat mendengar kabar. Katanya, kau baru saja memenangkan pertempuran besar di Wilayah Utara. Tapi kenapa kau bisa tiba di tempat ini dalam waktu singkat?" tanya Ling Feiyu.     

Zhang Ruochen menoleh kepada Ling Feiyu dan berkata, "Apa kau tidak ingin bertemu denganku?"     

"Entah aku bertemu denganmu atau tidak, semuanya tidak terlalu penting. Toh, aku bukan wanita yang ada di hatimu." Kata Ling Feiyu dengan suara lirih.     

Zhang Ruochen menghentikan langkahnya dan mulai menggenggam pergelangan tangan Ling Feiyu. Setelah itu, dia menatap matanya dan berkata, "Kau selalu ada di hatiku. Aku tahu, mungkin ini akan terdengar kurang adil bagimu dan Lingxi. Tapi, aku perlu mengatakan sesuatu kepadamu. Aku tidak pernah menganggap masa lalu kita di Peta Tujuh Kehidupan dan Tujuh Kematian sebagai mimpi atau ilusi belaka. Kita memang melaluinya bersama-sama. Bahkan aku masih bisa mengingat semuanya dengan jelas. Kurasa kenangan-kenangan itu sudah menjadi bagian tersendiri di dalam diriku dan tidak mungkin bisa dihapuskan."     

"Hubungan yang terjalin di antara kita berdua hanyalah kesalahan takdir. Dan kita tidak pernah ditakdirkan untuk bersama. Faktanya, kau harus segera melupakan kenangan-kenangan itu dan mulai membahagiakan Lingxi. Wanita itu sudah menemanimu sejak dulu. Dia memang pantas menjadi satu-satunya wanita di hatimu." Ling Feiyu menggelengkan kepalanya pelan.     

Setelah berkata begitu, Ling Feiyu berusaha menarik tangannya dari genggaman tangan Zhang Ruochen.     

Namun, Zhang Ruochen tidak ingin melepaskannya. Sebaliknya, genggaman tangannya menjadi semakin kencang, seolah dia takut kehilangan wanita itu lagi.     

"Aku pasti akan membahagiakan Lingxi, tapi aku juga tidak ingin kehilanganmu. Aku tak percaya bila kau bisa melupakan kenangan kita begitu saja. Apa kau masih akan terus melarikan diri seperti ini?" kata Zhang Ruochen dengan nada serius.     

Ling Feiyu menatap mata Zhang Ruochen dengan getir, lantas berkata, "Kalau begitu, apa yang harus kulakukan? Bagaimana dengan Lingxi? Zhang Ruochen, lepaskan aku. Kita tidak akan pernah bisa bersama."     

Zhang Ruochen merentangkan tangannya dan menarik Ling Feiyu ke dalam pelukannya. "Kita masih belum mencobanya. Bagaimana kau tahu kalau kita tidak pernah ditakdirkan bersama? Kali ini, entah apapun alasanmu, tapi aku tidak akan pernah melepaskanmu."     

Setelah dipeluk oleh Zhang Ruochen erat-erat, maka tubuh Ling Feiyu mendadak kaku. Matanya terlihat kompleks.     

Pada saat ini, bunga-bunga salju berguguran dan semakin lebat. Bunga-bunganya menghujani mereka berdua, seperti ingin menenggelamkan mereka.     

Zhang Ruochen tidak bicara apapun. Dia hanya memeluk wanita itu erat-erat, dan tidak akan pernah melepaskannya.     

Di Istana Dewa Kebenaran, dia sudah pernah kehilangan Ling Feiyu satu kali. Dia tidak ingin hal yang sama kembali terulang.     

Jika dia melepaskan wanita itu lagi, mungkin itu akan menjadi perpisahan mereka seumur hidupnya. Dan hal itu akan membuatnya menyesal seumur hidup.     

Beberapa saat kemudian, akhirnya Ling Feiyu mendongakkan kepala dan memeluk Zhang Ruochen dengan lembut. Lambat laun, matanya yang tajam menjadi semakin lembut. Tidak lama kemudian, air mata mulai membanjiri matanya.     

Setelah dipeluk oleh Ling Feiyu, hati Zhang Ruochen pun tiba-tiba bergetar. Setelah itu, dia memeluknya lebih erat.     

Pada saat ini, dia benar-benar berharap agar waktu dapat berhenti. Agar momen mereka abadi.     

Beberapa saat kemudian, Zhang Ruochen melepaskan pelukannya secara perlahan, lantas mengambil jarak dari Ling Feiyu. Namun, tangannya masih menggenggam wanita tersebut.     

Senyuman cantik muncul di wajah Ling Feiyu, sembari berkata. "Katakan padaku, apa saja yang sudah kau lalui selama beberapa tahun terakhir."     

"Baiklah. Jika kau memang ingin mendengarnya, maka aku akan menceritakan semuanya.' Zhang Ruochen mengangguk.     

Lantas, mereka berdua bergandengan dan berjalan-jalan di atas salju, bagaikan sepasang kekasih suci.     

Sambil berjalan, Zhang Ruochen menceritakan pengalaman-pengalamannya setelah berpisah dengan Ling Feiyu. Dia tidak menyembunyikan apapun.     

Dengan tangan lainnya, Zhang Ruochen mengeluarkan Meritorious Sword Cleansing Marrow, lantas berkata, "Aku sudah menukarkan ini untukmu. Kurasa kau membutuhkannya."     

Ling Feiyu tidak perlu sungkan-sungkan. Dia langsung menerimanya dan berkata, "Di mana Pohon Suci Utama? Aku ingin berdoa kepadanya."     

Sebagai kultivator di Daratan Kunlun, wajar saja bila dia ingin berdoa kepada Pohon Suci Utama. Lagipula, semua kultivator di Daratan Kunlun yang lahir di masa Pohon Suci Utama akan menganggap pohonnya sebagai Ibu Segala Kehidupan di Daratan Kunlun.     

Mendengar itu, Zhang Ruochen bergumam pelan. "Sekarang ini, Pohon Suci Utama berada di Dunia Semesta dan tidak bisa dikeluarkan. Jika kau ingin berdoa kepadanya, kau bisa masuk ke dalam sana."     

"Karena dunia itu berada di dalam dirimu, maka aku tidak perlu tergesa-gesa. Kalau begitu, ayo kita kembali."     

Kata Ling Feiyu sambil tersenyum.     

Mereka berdua berjalan sebentar. Lambat laun, langit berubah menjadi gelap. Angin dan salju di sekitarnya sudah berhenti. Daratannya penuh dengan tumpukan salju tebal.     

Jika orang biasa berjalan di atas saljunya, maka sekujur tubuh mereka akan tenggelam.     

Zhang Ruochen tersenyum kepada Ling Feiyu, lantas mengaktifkan Pergerakan Ruang dan memindahkannya ke depan Aula Saintess.     

BAAAMMM!!!     

Pintu aula terbuka secara otomatis.     

Ling Feiyu melepaskan tangannya dari genggaman Zhang Ruochen, lantas terbang masuk ke dalam aula, sampai akhirnya mendarat di platform istana.     

Pada umumnya, Ling Feiyu akan kembali ke tempat tersebut untuk berkultivasi. Walau dekorasi ruangnya cukup sederhana, tapi tempatnya sangat elegan.     

Yang jauh lebih menarik, di sana terdapat ranjang permata, yang sepertinya terbentuk secara alamiah dan bukan buatan manusia.     

Ling Feiyu duduk di sana, lantas tersenyum kepada Zhang Ruochen yang masih berada di luar aula.     

Tubuh Zhang Ruochen mengerlip. Dalam sekejap, dia kembali muncul di atas platform.     

Di dalam aula istana, aromanya semerbak wangi, hingga membuat siapapun yang ada di dalamnya merasa damai.     

Zhang Ruochen duduk di tepi ranjang permata sambil menatap Ling Feiyu. Banyak ingatan yang kembali muncul di kepalanya. "Feiyu, apa kau masih ingat dengan apa yang kita alami di kehidupan ketujuh? Di kehidupan itu, aku sudah tidak bisa menahan diri lagi, dan menumpahkan semua perasaanku di enam kehidupan sebelumnya. Kita pernah menjadi suami istri di sana. Kita punya anak..."     

Diam-diam, Ling Feiyu mengamati Zhang Ruochen dan mendengarkan perkataannya, sambil mengingat kenangan manis tersebut.     

Pada akhirnya, senyuman muncul di wajah cantiknya, yang biasanya sedingin es. "Demi bisa menghabiskan waktu bersama seumur hidup, entah berapa banyak kultivator yang akan merasa iri dengan kenangan tersebut."     

Setelah itu, wajah Ling Feiyu mulai memerah, seperti gadis muda yang malu-malu.     

Namun, tatapan aneh muncul di mata Zhang Ruochen, sebagaimana dia menatap Ling Feiyu dan mulai sedikit ragu. "Di kehidupan ketujuh, aku sempat menghancurkan ilusinya dan membawa kami keluar dari sana. Tapi kenapa dia bilang seumur hidup? Gawat. Ada yang aneh. Apa dia benar-benar Feiyu?"     

Sesaat setelah mendongakkan kepala, tiba-tiba Zhang Ruochen mendorongnya dan kembali memeluknya.     

Lantas, Zhang Ruochen mulai menindih Ling Feiyu, sambil menggerayangi tubuh moleknya.     

Sebenarnya, Ling Feiyu ingin meronta.     

Tapi sayangnya, Zhang Ruochen malah bertindak agresif, hingga pria itu mulai menyelipkan tangannya ke punggung wanita tersebut dan langsung mencium bibir merah meronanya. Kemudian, sensasi lembut mulai menjalar di tubuhnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.