Kaisar Dewa

Null Dimension



Null Dimension

3Sekarang ini, akhirnya mereka sadar bahwa ternyata Zhang Ruochen belum menangkap semua Serangga Pemakan Dewa. Di dekat Gerbang Takdir Pan Ruo, masih ada ratusan ekor serangga lainnya.     

Yang jauh lebih penting, Pan Ruo sedang mengendalikan serangga-serangga tersebut. Jika tidak hati-hati, maka mereka bisa meregang nyawa. Shi Lingkun adalah salah satu contohnya.     

Walau mereka berusaha tidak mengusik Pan Ruo, tapi mereka masih tetap diserang oleh serangga-serangga tersebut.     

Akan tetapi, semakin banyak serangga yang mereka bunuh, maka jumlah serangga milik Pan Ruo pun semakin berkurang.     

Chixing Shenzi mengepakkan sayapnya, dan melepaskan energi kematian demi merobek Kompas Xianji.     

Melihat tingkahnya, para kultivator dari kedua belah pihak pun menjadi semakin beringas dalam memperebutkan kompas tersebut.     

Zhang Ruochen menggunakan teknik ruang dan berusaha mengambil kompasnya dari jarak jauh.     

Sebenarnya, jika dia menggunakan Pergerakan Ruang dan berada di jarak yang lebih dekat dengan kompasnya, maka dia bisa mengambilnya dengan lebih mudah.     

Namun, bila dia melakukannya, maka dia akan diincar oleh semua orang. Hal itu malah akan mengundang masalah untuknya. Setelah mendapatkan kompasnya, maka dia tidak akan punya peluang untuk mengambil batang Pohon Suci Utama, karena dia harus melarikan diri dari tempat tersebut.     

Yang jelas, dia tidak ingin menukar batang Pohon Suci Utama dengan Kompas Xianji.     

Seketika itu juga, dia mengguncang kelompok Deathkin, agar Kompas Xianji tidak terjatuh ke tangan mereka.     

"Kau tidak akan bisa mendapatkannya!"     

Teriak Yuanmo Shenzi. Dia melepaskan Will of Death, yang berubah menjadi kain, dan berusaha menarik Kompas Xianji dari sana.     

Ternyata, Xuanyuan Liekong tidak ingin membiarkannya begitu saja. Dia menyerangnya dengan Sky-piercer Halberd. Bahkan saat itu, serangannya jauh lebih agresif. Tombaknya membelah udara dan merobek Will of Death milik Yuanmo Shenzi.     

Tanpa menyia-nyiakan peluang tersebut, Bi Yunhai melesat cepat dan mengeluarkan labu biru demi menghisap kompasnya.     

Ketika Bi Yunhai hendak mengambil kompasnya, Pan Ruo sudah lebih dulu terbang ke angkasa. Cahaya Buddha memancar di tubuhnya, hingga berubah menjadi patung Boddhisatva emas.     

"Hand of Perfected Wisdom!"     

Patung Boddhisattva merentangkan tangannya dan menerjang Bi Yunhai.     

Setelah merasakan ancaman tersebut, Bi Yunhai tidak berani melanjutkan rencananya. Dia buru-buru mengumpulkan Chi Suci dan melancarkan teknik pukulan demi menangkis serangan Boddhisattva emas.     

Bang!     

Patung Boddhisattva sama sekali tidak bergeser dan masih sama kuatnya seperti gunung.     

Sedangkan Bi Yunhai terpental ke belakang. Dan respon cepatnya tidak berpengaruh apapun.     

"Tak kusangka, ternyata Deathkin ini sangat terampil dalam teknik Buddha. Wanita ini bukan sosok sembarangan." Bi Yunhai merasa terkejut.     

Ini bukan pertama kalinya dia bertempur melawan Deathkin. Namun, ini adalah pertama kalinya dia bertempur melawan Deathkin yang menguasai teknik Buddha.     

Setelah pertukaran serangan tersebut, dia menjadi semakin paham dengan kekuatan Pan Ruo. Yang jelas, dia tidak ada apa-apanya dibandingkan wanita tersebut. Maka dari itu, dia tidak boleh meremehkannya.     

Karena tidak punya pilihan lain, dia harus merelakan Kompas Xianji dan memfokuskan perhatiannya untuk melawan Pan Ruo.     

Dia tidak boleh kalah melawan wanita tersebut, apalagi setelah dirinya dikalahkan oleh Qi Yang. Kalau tidak, maka reputasinya akan benar-benar hancur. Bahkan, dia akan dianggap sebagai seekor anjing di medan pertempuran Wilayah Utara.     

Karena dia tidak bisa menyerap prinsip di langit dan bumi di dalam bangunan hijau, maka dia hanya mengandalkan kekuatan fisiknya.     

Setelah mengaktifkan Chi Suci, maka 80 ribu prinsip bermunculan di tubuhnya, hingga berubah menjadi Dunia Besar.     

Sambil mengayunkan tangannya, gelombang air tiba-tiba muncul di udara. Prinsip-prinsipnya merasuk ke gelombang air, lantas berubah menjadi seekor naga air, dan menyerang Pan Ruo.     

Pan Ruo masih tampil tenang, sama halnya seperti patung Boddhisattva emas di belakangnya. Ketika itu, patungnya melancarkan serangan pelan.     

Walau pergerakannya pelan, tapi Bodhisattva emas memang berhasil menghalau naga air tersebut, lantas melancarkan serangan balik.     

"Kenapa dia bisa menguasai teknik Buddha? Kenapa pencapaiannya sangat tinggi setelah dia menjadi Deathkin?" Zhang Ruochen merasa terkejut setelah melihat Boddhisattva di belakang wanita tersebut.     

Sepengetahuannya, Huang Yanchen tidak pernah berhubungan dengan Buddhism, apalagi mempelajari teknik mereka.     

Hanya dalam kurun waktu beberapa tahun, wanita itu sudah menjadi salah satu kandidat Nona Istana Takdir, dan kultivasinya telah berada di level Path's Anterior. Di samping itu, dia juga telah menguasai teknik Buddha. Sulit membayangkan, apa yang telah dilaluinya selama beberapa tahun belakangan.     

Selama Pan Ruo dan Bi Yunhai bertempur satu sama lain, sebuah bayangan tiba-tiba muncul di dekat sana dan berlari menuju Kompas Xianji.     

Dia adalah Nie Yundao, pemimpin Daratan Soul di Wilayah Utara. Kultivasinya sudah berada di puncak Heaven's Reach. Tapi setelah beberapa kali melewati pertempuran sengit, maka kultivasinya baru saja menembus level Path's Anterior.     

Terdapat intensitas membunuh di matanya. "Setelah mendapatkan Kompas Xianji, maka aku akan membunuhmu, Zhang Ruochen!"     

Karena perlakuannya terhadap King Daxi, maka Nie Yundao sangat membenci Zhang Ruochen. Sekarang ini, dia benar-benar ingin menghancurkan Zhang Ruochen.     

"Keluar dari sini!"     

Bi Yunhai berteriak, sambil melancarkan pukulan kepada Nie Yundao.     

Serangan pukulannya mungkin biasa-biasa saja, tapi energi yang terkandung di dalamnya tidak boleh diremehkan.     

Tidak ada seorangpun yang boleh mencuri Kompas Xianji darinya.     

Nie Yundao pun terkejut. Ekspresinya tampak berubah-ubah, sebagaimana dia mengerahkan segenap upayanya demi menangkis serangan tersebut.     

Dia tidak pernah menyangka bila petarung dari Dunia Langit akan menghentikannya dalam mengambil Kompas Xianji, padahal pasukan Deathkin tidak menghentikannya.     

Bang!     

Serangan itu menghempaskan Nie Yundao dan membuatnya muntah darah.     

"Berani-beraninya kau menyerangku, Bi Yunhai!" teriak Nie Yundao.     

"Memangnya kenapa? Dengan kultivasi sepertimu, kenapa kau masih ingin mengambil Kompas Xianji?"     

"Kau..."     

Nie Yundao merasa geram. Sebelum-sebelumnya, dia tidak pernah diremehkan.     

Ketika itu, tiba-tiba cahaya pedang muncul di belakangnya dan mulai membelah Nie Yundao menjadi dua.     

Semuanya terjadi secara mendadak, bahkan Nie Yundao tidak sempat menghindarinya.     

Tapi sebagai kultivator dari Daratan Soul, maka jiwa sucinya tidak seperti kultivator biasa. Dalam momen-momen kritis, jiwa sucinya masih berusaha melarikan diri.     

Tapi, sesaat setelah jiwa sucinya keluar dari tubuh, pedang itu kembali menebasnya dan menghancurkan jiwa sucinya. Pada akhirnya, Nie Yundao benar-benar meregang nyawa.     

Setelah membunuh Nie Yundao, pedangnya berubah menjadi tetesan cairan perak, lantas masuk ke dahi Pan Ruo.     

Perlu diketahui, Pan Ruo baru saja membunuhnya dengan sesuatu yang mirip seperti pedang saint.     

Sayangnya, Nie Yundao tidak sempat melihat orang yang membunuhnya.     

"Primeval Sword!"     

Gumam Zhang Ruochen.     

Zhang Ruochen cukup memahami pedang. Itu adalah pedang yang sama, yang digunakan untuk menusuknya di depan Istana Ziwei. Darahnya pernah mewarnai pedang tersebut.     

Dimurnikan dengan air Primeval dari semesta luar, maka pedang itu pernah menjadi senjata andalan Tianyu Beast King, pemimpin wilayah misterius di Daratan Kunlun. Itu adalah senjata King.     

Berdasarkan pada kultivasi Pan Ruo sekarang ini, maka dia bisa membunuh petarung elit di level Path's Anterior – seperti Nie Yundao – dengan sangat mudah.     

Nie Yundao bakal menyalahkan dirinya sendiri atas keserakahannya. Mestinya dia tidak berusaha mencuri kompasnya dari tangan mereka berdua. Maka dari itu, nasibnya berakhir tragis.     

Zhang Ruochen memfokuskan perhatiannya pada kabut hijau. Karena Kompas Xianji baru saja terjatuh dari bangunan, bisa dibilang, dinding tak kasat matanya pasti sudah hilang.     

Mumpung yang lainnya sedang memperebutkan kompas tersebut, maka dia ingin mengambil batang Pohon Suci Utama.     

Sesuai dugaannya, ternyata pelindung itu sudah hilang.     

Jika diamati dari luar, batang Pohon Suci Utama memang berada tepat di depannya. Sedangkan bagian dalamnya dilingkupi dengan kabut hijau. Tapi ternyata, pohonnya masih sangat jauh dan berada di luar jangkauannya.     

Di samping itu, dia juga kesulitan saat bergerak di dalam sana, seperti sedang berada di dalam lumpur hisap.     

"Apa ini adalah Null Dimension?"     

Catatan mengenai Null Dimension di Kitab Misteri Ruang dan Waktu tiba-tiba kembali muncul di benaknya.     

Null Dimension berbeda dengan dimensi normal lainnya. Siapapun yang masuk ke dalam sana akan mengalami tekanan.     

Dimensinya tidak terbentuk secara alamiah, melainkan karena berbagai macam hal. Strukturnya cukup kompleks, sampai kultivator ruang masih sulit untuk memahaminya.     

Berdasarkan pada kultivasi Zhang Ruochen sekarang ini, maka dia belum bisa memahami struktur Null Dimension, apalagi mengendalikannya.     

Satu-satunya kultivator dari Daratan Kunlun yang dapat membuat Null Dimension adalah Biksu Suci Xumi.     

Apa Biksu Suci Xumi membuat dimensi ini sebagai rumah bagi batang Pohon Suci Utama?     

"Siapa? Siapa itu?"     

Terdengar teriakan kencang dari dalam bangunan hijau.     

Setelah mendengar suaranya, Zhang Ruochen mundur dari Null Dimension dan menatap ke arah sumber suara.     

Zhang Ruochen pun merasa terkejut, karena ternyata, pertempuran di dalam bangunannya baru saja berhenti, sedangkan Kompas Xianji-nya sudah hilang. Seseorang membawanya kabur dari sana.     

Setelahnya, Ji Fanxin berlari menghampirinya. "Seseorang tiba-tiba muncul dan mencuri Kompas Xianji dari mereka."     

"Siapa?" Zhang Ruochen tampa kebingungan.     

"Aku tidak tahu. Dia tidak pernah memperlihatkan dirinya. Setelah mengambil kompasnya, dia menghilang tanpa jejak," kata Ji Fanxin.     

"Dia selalu bersembunyi di balik kegelapan. Dan orang itu berani mengambil kompasnya di tengah banyak orang. Kira-kira siapa yang dapat melakukannya? Apa kau merasakan kehadiran orang lain, Peri?"     

"Sejak pertama kali datang ke bangunan hijau, sebenarnya aku sudah merasakan sesuatu yang ganjil. Tapi orang itu sangat ahli menyamarkan diri. Bahkan aku gagal mendeteksinya."     

"Maksudmu, sejak tadi dia sudah bersembunyi di dalam bangunan hijau?"     

"Kurasa begitu." Ji Fanxin mengangguk.     

Zhang Ruochen mengernyitkan dahinya, dan merasa aneh. Jika orang itu memang bersembunyi di dalam bangunan, lantas kenapa dia tidak mengambil Kompas Xianji lebih awal? Apa karena dia masih belum bisa menemukan kompasnya?     

Di samping itu, terdapat segel khusus yang melingkupi bangunan hijaunya. Bahkan para Deathkin tidak bisa merasakan kehadirannya. Jadi, siapa yang bisa masuk ke sana sebelum kultivator dari Dunia Langit dan Neraka tiba di sana? Yang jelas, itu mustahil dilakukan.     

Banyak pikiran muncul di benaknya. Lantas, Zhang Ruochen berhenti memikirkannya. "Nanti kita pikirkan lagi. Sekarang ini, kita harus mengambil batang Pohon Suci Utama."     

Ji Fanxin mengangguk dan masuk ke kabut hijau bersamanya.     

Mereka yang melihatnya masuk pun mulai mengikuti.     

"Ambil Pohon Suci Utama," kata Yuanmo Shenzi dengan suara pelan.     

Setelah kehilangan Kompas Xianji, maka dia tidak ingin kehilangan Pohon Suci Utama.     

Di samping itu, dia lebih menginginkan Pohon Suci Utama daripada Kompas Xianji, karena Pohon Suci Utama adalah kelemahan Deathkin. Jika pohonnya sampai jatuh ke tangan kultivator dari Dunia Langit, maka mereka akan mendapatkan masalah.     

Beberapa bayangan beterbangan dari kabut hijau, yang dipenuhi Null Dimension.     

"Ada apa? Kenapa sulit sekali masuk ke dalam sini!"     

Ketika mereka masuk ke Null Dimension, wajah mereka pun mendadak berubah.     

"Apa ini adalah ulah Zhang Ruochen? Apa yang kau lakukan, Zhang Ruochen?" Ten-eyed Qiankun Insect berteriak.     

Di kepalanya, hanya Zhang Ruochen yang dapat memasang trik ruang semacam itu.     

Mereka semua pun mulai mencari Zhang Ruochen.     

"Ingat baik-baik, itu adalah Null Dimension. Hanya Dewa Ruang yang dapat membentuknya." Kata Pan Ruo dengan suara pelan.     

Zhang Ruochen pun melirik Pan Ruo. Tak disangka, ternyata wanita itu paham mengenai Null Dimension. Ternyata, wanita itu memang sudah berubah.     

"Di Null Dimension, kalian akan mengalami tekanan dan sulit bergerak. Jika kalian masih lemah, sebaiknya keluar dari sana. Sebab, serangga-serangga itu tidak terpengaruh oleh Null Dimension," kata Pan Ruo.     

Setelah berkata begitu, banyak kultivator mendadak ingin pergi dari sana. Di saat mereka teringat tentang Serangga Pemakan Dewa, di situlah kaki-kaki mereka kembali gemetar.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.