Kaisar Dewa

Kecepatan adalah Kekuatan Utama



Kecepatan adalah Kekuatan Utama

2Banyak orang merasa takjub setelah melihat "bintang-bintang biru" di dalam batang pohonnya. Namun, mereka buru-buru mundur dari Null Dimension, karena mereka sudah terlalu lama berada di sana.     

Akan tetapi, masih ada beberapa kultivator yang terpikat dengan Pohon Suci Utama. Menurut mereka, resiko besar bakal mendatangkan peluang yang besar.     

Mereka yang masih berada di sana memang sangat gigih. Mereka tidak bertempur satu sama lain, tapi sedang mengamati situasi di sekitarnya.     

Di dalam Null Dimension, mereka menggunakan teknik masing-masing agar dapat mendekati batang Pohon Suci Utama.     

Di antara suara-suara aneh, cahaya biru terbang dari batang Pohon Suci Utama. Titik-titik cahayanya mirip seperti bintang di langit malam.     

Seperti yang dikatakan oleh Pan Ruo, Serangga Pemakan Dewa tidak terpengaruh oleh Null Dimension. Sehingga, pergerakan mereka menciptakan kontras tersendiri dengan para kultivator dari Dunia Langit maupun Neraka, yang notabene bergerak seperti siput.     

Bang!     

Yuanmo Shenzi menusukkan tombak demonic, dan menembus tubuh salah satu serangga sekepalan tangan.     

Tidak seperti Pan Ruo, walau dia adalah murid Istana Takdir, tapi Yuanmo Shenzi tidak mampu menjinakkan Serangga Pemakan Dewa. Maka dari itu, dia membunuh mereka.     

Di antara sekitar 200 petarung, Zhang Ruochen, Ji Fanxin, dan Pan Ruo adalah kultivator yang relatif lebih tenang. Zhang Ruochen hanya perlu membuka Dunia Semesta dan ketika serangganya menemukan aura bibit baru Pohon Suci Utama, mereka akan masuk ke sana secara alamiah.     

Di sisi lain, Ji Fanxin dan Pan Ruo sama-sama menguasai teknik khusus untuk mengendalikan serangga-serangga tersebut. Kecuali serangga yang lebih besar, maka serangga lainnya bukan ancaman bagi mereka.     

Zhang Ruochen lebih memilih untuk menangkap serangga. Karena ada terlalu banyak kultivator di Null Dimension, maka itu membuatnya kesulitan untuk mengambil batang Pohon Suci Utama.     

Oleh karena itu, lebih baik dia mengumpulkan serangga, lantas menggunakan mereka untuk menyingkirkan hambatan-hambatan tersebut.     

Karena Pohon Suci Utama milik Daratan Kunlun, baik Dunia Langit maupun kultivator Deathkin sama-sama dianggap sebagai penjajah. Mereka harus membayar dengan harga yang mahal bila mereka hendak mengambil Pohon Suci Utama.     

Terdengar teriakan dari petarung Dunia Langit yang diserang oleh Serangga Pemakan Dewa. Dalam hitungan detik, tubuhnya pun terbakar menjadi abu.     

Dua petarung Deathkin juga mengalami nasib serupa.     

Dalam waktu singkat, situasinya berubah menjadi semakin kacau. Kebanyakan dari mereka menyesalinya, karena mereka tidak bisa kabur dari Null Dimension.     

Karena di dalam Null Dimension, pergerakan mereka sangat terbatas, sedangkan serangganya bergerak dengan sangat cepat. Dalam keadaan seperti itu, mereka tidak bisa berbuat banyak.     

Lebih dari 10 petarung, termasuk dua kultivator Heaven's Reach, dari kedua belah pihak, mati dalam satu kedipan mata.     

Para kultivator Heaven's Reach diserang oleh serangga yang lebih besar, karena vitalitas dan pertahanan mereka jauh lebih kuat. Bahkan petarung di level Path's Anterior tidak mampu menandingi mereka.     

Sekarang ini, Serangga Pemakan Dewa sedang mengincar para petarung Heaven's Reach. Kelihatannya, serangga-serangga itu paham dengan targetnya masing-masing.     

Pada mulanya, Zhang Ruochen selalu mengamati serangga-serangga tersebut dan merasa sangat senang setelah melihat mereka membunuh para kultivator dari Dunia Langit dan Deathkin. Tapi sekarang, dia mengubah keputusannya dan ingin menghentikan mereka.     

Sebab, salah satu serangga mulai mengincar Feng Wuxing, yakni sepupu Feng Yan. Yang jelas, Zhang Ruochen tidak akan tega membiarkannya mati.     

Karena dia bukan tandingan serangga tersebut, Feng Wuxing buru-buru mengeluarkan rune kuno, dan mengubahnya menjadi tameng cahaya yang melindungi tubuhnya.     

Lantas, dia melancarkan serangan balik dengan segenap kekuatannya, sambil berusaha menangkis serangga tersebut. Namun, rune kunonya tidak bertahan lama.     

Akan tetapi, ternyata serangga yang lebih besar sangat kuat. Dalam waktu singkat, serangga itu berhasil menghancurkan rune kunonya.     

Setelah serangga itu menggigit tangannya, Feng Wuxing berteriak kencang.     

Lantas, tiba-tiba Zhang Ruochen muncul di dekatnya. Sambil menyabetkan Pedang Kuno Abyss, dia memotong lengan Feng Wuxing, yang sempat digigit oleh serangga tersebut.     

Dia baru saja menyelamatkan nyawa Feng Wuxing. Jika dia bergerak sedikit lebih lambat, mungkin api birunya sudah menjalar ke pundak Feng Wuxing.     

Sambil menebaskan pedangnya, dia membuka Dunia Semesta dan melepaskan aura bibit baru Pohon Suci Utama.     

Sama halnya seperti serangga-serangga sebelumnya, serangga ini juga tertarik dengan aura tersebut, hingga dia masuk ke dalam Dunia Semesta.     

"Terima kasih karena telah menyelamatkan nyawaku, teman." Feng Wuxing merasa bersyukur.     

Dia tahu kalau Zhang Ruochen datang ke sana demi menyelamatkannya. Dia akan selalu mengingatnya baik-baik.     

"Santai saja. Aku dan Feng Yan adalah saudara. Sehingga, aku memang perlu menyelamatkanmu. Tapi, aku ingin memberimu saran, sebaiknya kau tinggalkan tempat ini sekarang juga. Kalau tidak, maka kau akan terjebak di Null Dimension," kata Zhang Ruochen.     

"Aku pun berpikir begitu. Kalau begitu, hati-hati, kakak Zhang." Lantas, Feng Wuxing buru-buru berkata dengan pesan telepati. "Hati-hati dengan Red Fox King, kakak Zhang."     

Setelah itu, dia buru-buru pergi dari sana. Karena dia masih berada di perbatasan luar Null Dimension, maka dia masih bisa pergi dari sana dengan cepat.     

"Hati-hati dengan Red Fox King?" Jantung Zhang Ruochen sempat berhenti berdetak. Dia pun meliriknya.     

Seingatnya, Zhang Ruochen tidak pernah memiliki dendam dengan Red Fox King. Kenapa Feng Wuxing memintanya berhati-hati dengan Red Fox King?     

Tapi dia percaya, bahwa Feng Wuxing pasti memiliki alasan tersendiri. Lebih baik dia menganggapnya sebagai peringatan yang serius.     

Selama itu, ada lebih dari ribuan Serangga Pemakan Dewa yang terbang dari batang Pohon Suci Utama. Zhang Ruochen telah menangkap ratusan ekor serangga, sedangkan kultivator dari Dunia Langit dan Deathkin membunuh sisanya.     

Di akhir pertempuran, dan sama halnya seperti Feng Wuxing, banyak kultivator yang pergi meninggalkan Null Dimension.     

Lebih dari 70 orang masih berada di Null Dimension. Mereka masih ingin mendapatkan batang Pohon Suci Utama.     

Kedua belah pihak masih bertempur melawan serangga tersebut. Ribuan serangga juga masih menyerang mereka.     

Mereka yang masih berada di sana adalah para petarung elit. Meski begitu, korban-korban pertempuran tetap berjatuhan.     

Setelah mereka berhasil mendekati batang Pohon Suci Utama, saat itu yang tersisa dari mereka tinggal 57 orang. 26 kultivator dari Dunia Langit, sedangkan 31 sisanya berasal dari Deathkin. Dalam hal jumlah, Deathkin masih lebih unggul.     

Zhang Ruochen menyapukan pandangan matanya ke area sekitarnya. Selain Deathkin, beberapa kultivator dari Dunia Langit adalah musuhnya.     

Empat orang di antaranya berasal dari Daratan Blackdemon, dua orang lainnya berasal dari Daratan Ruiya, dan Red Fox King. Totalnya mencapai tujuh orang.     

Jika dia ingin membunuh mereka, sebenarnya dia bisa langsung mengeksekusinya.     

Saat dia sedang memikirkannya, tiba-tiba dia merasakan pergerakan lain di tubuhnya. Lantas, dia mulai mengeluarkan Kitab Misteri Ruang dan Waktu.     

 "Ini..."     

Jantungnya sempat berhenti berdetak. Ternyata, ada energi aneh yang menyeruak dari Kitab Misteri Ruang dan Waktu.     

Kitabnya mengalami perubahan, seakan kitab itu telah menyatu dengan Null Dimension.     

Seketika itu juga, dia mulai mempelajarinya dengan seksama.     

Tidak diragukan lagi, tampaknya Biksu Suci Xumi pernah meninggalkan energi aneh tersebut, yang disimpan di dalam Kitab Misteri Ruang dan Waktu.     

"Kalau dilihat-lihat, karena batang Pohon Suci Utama pernah ditebang sebelumnya, maka kini dia sudah layu. Namun, Chi Pohon Dewa-nya masih sangat besar."     

Semua orang tampak bersemangat, sambil berdiri di depan batang Pohon Suci Utama.     

"Jika tidak ingin mati, cepat keluar dari sini!" Teriak Yuanmo Shenzi, sambil menyabetkan tombak demonicnya.     

"Semuanya pergi dari sini! Kalau tidak, aku akan membunuh kalian semua!" kata Chixing Shenzi.     

Sebelum-sebelumnya, dia ingin menyingkirkan para petarung dari Dunia Langit, tapi ternyata, itu bukan tugas yang mudah. Sehingga, dia ingin mengusir mereka dan menghemat lebih banyak energi.     

Karena bila dipaksakan, mungkin mereka masih bisa menang, tapi mereka masih harus membayarnya dengan harga yang mahal. Mungkin mereka akan kehilangan satu atau dua Shenzi.     

"Pikirkan baik-baik sebelum mengambil batang Pohon Suci Utama. Apa kalian memang layak mendapatkannya? Kita akan bisa menjawabnya setelah bertempur satu sama lain." Bi Yunhai mendengus.     

"Ternyata kau masih punya nyali, Bi Yunhai! Padahal kau telah dikalahkan oleh Qi Yang!" cibir Shengku Shenzi.     

Terdapat intensitas membunuh di mata Bi Yunhai. "Qi Yang memang tangguh. Sebaliknya, kau pikir dirimu siapa? Kalau berani, ayo bertempur melawanku!"     

"Apa kau kira aku takut?"     

Shengku Shenzi melepaskan intensitas membunuh. Inskripsi-inskripsi darah bermunculan pada kapak darah di tangannya. Energi besarnya seakan nyaris membelah Null Dimension.     

"Heck!"     

Bi Yunhai menyuntikkan Chi Suci ke labu biru.     

Jika dia tidak berani bertempur melawannya, maka dia akan dianggap sebagai pecundang.     

"Matilah kau!"     

Teriak Shengku Shenzi, sambil menyabetkan kapak darahnya untuk menyerang Bi Yunhai.     

Bi Yunhai juga bergerak dan menghadapi serangan tersebut.     

Di bawah tekanan Null Dimension, maka mereka harus bertempur dari jarak dekat. Kalau tidak, walau mereka menggunakan senjata supreme, tapi jarak serangan mereka akan sangat terbatas.     

Shengku Shenzi dan Bi Yunhai bertempur cepat. Mereka menggunakan teknik suci dan senjata saint masing-masing.     

Di tempat seperti ini, mustahil untuk mengandalkan serangan dari luar. Bahkan senjata saint mereka juga mengalami tekanan. Mereka hanya bisa bertempur dengan kekuatan fisik dan mereka berdua sama-sama percaya diri dengan kekuatan masing-masing.     

"Tampaknya pertempuran itu tidak bisa dihindari. Itu adalah satu-satunya cara untuk mendapatkan batang Pohon Suci Utama. Semuanya, kita harus bekerja sama. Setelah menaklukkan Deathkin, maka kita akan membagi hasilnya. Jangan sampai Deathkin mendapatkan batang Pohon Suci Utama!" teriak Xuanyuan Liekong.     

Tidak ada penolakan di pihak Dunia Langit.     

Kelihatannya, itu adalah satu-satunya cara yang bisa dilakukan.     

Kalau mereka enggan bersatu, bagaimana mungkin mereka bisa mendapatkan batang pohonnya? Sebaliknya, mereka akan ditaklukkan oleh Deathkin.     

Bagaimanapun juga, Deathkin unggul dalam jumlah pasukan.     

Pada akhirnya, pertempuran brutal kembali meletus. Mereka semua terlibat ke dalam pertempuran tersebut.     

Huo Nu mengeluarkan bola api putih dari tubuhnya, lantas menyerang Zhang Ruochen.     

Di luar sana, dia bukan tandingan Zhang Ruochen. Sebab, di luar sana Zhang Ruochen dapat menggunakan senjata supreme. Tapi di Null Dimension, dia dapat menekan Zhang Ruochen dan menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Yuanmo Shenzi kepadanya.     

Karena merasa terancam, Zhang Ruochen tidak lagi mempelajari Kitab Misteri Ruang dan Waktu.     

"Matilah kau!"     

Huo Nu berteriak kencang, sambil melepaskan bola api putih untuk menghalau arah pelarian Zhang Ruochen.     

Dalam pertempuran jarak dekat, dan tempat yang unik seperti Null Dimension, maka dia yakin dapat mengalahkan Zhang Ruochen.     

Selama serangannya mendarat dengan sempurna, dia yakin dapat melukai atau membunuh Zhang Ruochen.     

Dalam hitungan detik, tubuh Zhang Ruochen berpindah posisi dan berhasil menghindari bola-bola api putih tersebut.     

"Bagaimana mungkin?"     

Huo Nu tak habis pikir.     

Mereka sedang berada di Null Dimension. Pergerakan semua orang mengalami hambatan di tempat tersebut, tapi kenapa Zhang Ruochen masih bisa bergerak cepat?     

Ketika Huo Nu sedang merasa terkejut, Zhang Ruochen muncul di depannya, lantas menusukkan Pedang Kuno Abyss ke dahinya.     

Ribuan Tanda Waktu bermunculan dan melingkupi Huo Nu bagaikan bintang.     

Walau musuhnya dapat bereaksi cepat, tapi arus waktu di sekitarnya mendadak berhenti. Alhasil, dia terlambat untuk menghindari serangan tersebut.     

Pedang Kuno Abyss pun menusuk helm di keningnya.     

Pedang Chi menjalar ke tubuh Huo Nu dan menghancurkan jiwa sucinya.     

Matanya membelalak lebar. Pupilnya berkontraksi.     

Dia pikir dapat mengalahkan Zhang Ruochen di Null Dimension. Ternyata, sesaat setelah Zhang Ruochen melancarkan serangan, pria itu malah membunuhnya dengan satu serangan pedang. Yang jelas, Huo Nu sama sekali tidak punya peluang untuk mengalahkannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.