Kaisar Dewa

Wanita itu… Bagaimana Mungkin?



Wanita itu… Bagaimana Mungkin?

1Boom!     

Ruh Jahat-nya kembali bergerak, lantas menyabetkan ekor python raksasa dan melepaskan banyak kekuatan dewa.     

Sekuat apapun tanah di pusat Gunung Xianji, tapi retakan-retakan mulai bermunculan di tanahnya, hingga memperlihatkan ruangan bawah tanah, yang tersembunyi di bawah sana.     

Pada mulanya, Zhang Ruochen sempat ingin menggunakan kekuatan ruang, tapi ada energi aneh yang masih menghentikannya. Pada akhirnya, dia mengandalkan tinju, karena dia tidak punya pilihan lain.     

Setelah tanahnya terbelah, maka ruang bawah tanahnya menjadi semakin kentara. Altar Kematian dan Bayangan Kematian muncul dari bawah tanah.     

Terakhir kali Zhang Ruochen melihatnya, Bayangan Kematian-nya hanya setinggi 500 yard. Sekarang ini, bayangannya setinggi ribuan yard. Energi yang memancar darinya jauh lebih besar dibandingkan sebelumnya.     

Tiga Priest berjubah putih sedang duduk bersila di altar.     

Bedanya, kultivasi mereka berada di level tinggi, yakni Path's Anterior.     

Yang jelas, selain mereka yang sudah berada di puncak Heaven's Reach, Altar Kematian punya manfaat yang sangat signifikan bagi mereka. Itulah kenapa mereka bisa menembus kultivasi dengan begitu cepat.     

"Ada apa?" tanya Bi Yunhai.     

Dia berangkat dari Wilayah Selatan menuju ke Wilayah Utara demi bertemu dengan Ji Fanxin. Dia masih belum mengerti tentang situasi di Wilayah Utara.     

"Deathkin menggunakan Altar Kematian untuk menyerap energi kebangkitan di Wilayah Utara. Di waktu yang sama, mereka memproduksi pasukan dengan altar tersebut. Mereka ingin membuka jalan dan menghubungkan dunianya dengan Daratan Kunlun. Setiap harinya, kemampuan Deathkin akan meningkat pesat," kata Zhang Ruochen.     

Ada tatapan aneh di mata Bi Yunhai. "Ternyata, Deathkin sedang mempersiapkan pertempuran besar-besaran. Kalau begitu, kita tidak boleh membiarkan hal itu terjadi! Tapi, bila kita menghancurkan altar ini, bukankah mereka masih bisa membangunnya di tempat lain?"     

Zhang Ruochen menggelengkan kepalanya. "Tidak mudah untuk membangun Altar Kematian seperti ini. Mereka masih memerlukan bahan-bahan khusus dan lokasi yang sesuai untuk membangunnya. Gunung Xianji di Wilayah Utara pernah menjadi wilayah kekuasaan sekte terkuat di utara, Sekte Xianji. Dulunya, tempat ini adalah tanah milik para leluhur hebat. Sehingga, tempat ini sangat sesuai untuk membangun Altar Kematian."     

"Gunung Xianji adalah tempat yang spesial. Bila tempatnya biasa-biasa saja, maka Pohon Suci Utama tidak akan pernah berada di sana. Mereka tidak akan bisa menemukan tempat yang mirip seperti Gunung Xianji di Wilayah Utara. Bahkan demi mencari tempat pun bukan tugas yang mudah.     

"Oleh karena itu, apabila kita menghancurkan Altar Kematian, maka kita sama seperti menghancurkan harapan Deathkin."     

"Cukup. Biar aku yang menghancurkan Altar Kematian." Bi Yunhai penuh dengan rasa percaya diri.     

Sebelum-sebelumnya, dia sempat dipermalukan oleh Qi Yang. Maka dari itu, dia ingin memanfaatkan peluang ini untuk mengembalikan harga dirinya. Dia tidak ingin malu di depan Ji Fanxin.     

Mendengar itu, Zhang Ruochen dan yang lainnya merasa senang dan terhormat. Oleh karena itu, mereka buru-buru minggir dari sana.     

Toh, mereka juga tidak tahu dengan apa yang tersimpan di balik Altar Kematian. Maka dari itu, mereka tidak keberatan bila Bi Yunhai menawarkan diri untuk membukakan jalan.     

Bi Yunhai mengeluarkan senjata King, lantas mengerahkan segenap kekuatannya untuk mengendalikan satu per tiga prinsip di langit dan bumi dalam radius 7.000 mil di sekitarnya. Dia sudah bersiap-siap untuk melancarkan serangan yang lebih kuat.     

Dia bukan tandingan Qi Yang, tapi dia masih punya keyakinan besar, kalau dia dapat menghancurkan Altar Kematian.     

Ada 250 ribu inskripsi senjata saint yang muncul pada labu birunya. Setelah dikombinasikan dengan prinsip di langit dan bumi, maka energinya menjadi semakin besar.     

Energi supreme menyeruak dari labunya dan berubah menjadi cahaya brilian.     

Namun, ternyata cahaya itu gagal menghantam Altar Kematian akibat tameng cahaya yang terlepas dari altarnya.     

Seketika itu juga, Altar Kematian melepaskan energiya, yang tersebar ke segala penjuru bagaikan riak-riak air.     

Sambil menggerakkan mayat python raksasa, Ruh Jahat-nya mulai menetralisir energi yang memancar dari Altar Kematian. Zhang Ruochen dan empat kawannya sedang berdiri di atas kepala Ruh Jahat. Maka dari itu, mereka tidak terpengaruh oleh energinya.     

Bi Yunhai menggunakan senjata king untuk menangkis energi tersebut. Dia masih baik-baik saja. Meski begitu, itu sempat membuatnya syok. Dia pun mulai menatap Altar Kematian lekat-lekat.     

"Apa altarnya jauh lebih kuat dibandingkan Qi Yang?" Bi Yunhai merasa takjub.     

Zhang Ruochen memasang ekspresi murung. Ternyata, menghancurkan Altar Kematian jauh lebih sulit dari yang dibayangkan sebelumnya.     

Tapi itu memang masuk akal. Ketika Deathkin telah mengerahkan segenap upayanya demi membangun Altar Kematian, dan menjadikannya sebagai kartu andalan, maka altarnya tidak akan mudah dihancurkan.     

Tiga priest berjubah putih akhirnya berdiri di altar. Mereka menatap Zhang Ruochen dan yang lainnya, lantas buru-buru memaku matanya kepada Bi Yunhai.     

Bi Yunhai merupakan petarung di level Path's Anterior. Dia sanggup menandingi Supreme Saint Netherwilt. Secara natural, mereka menganggapnya sebagai ancaman yang lebih besar dibandingkan Zhang Ruochen dan yang lainnya.     

"Siapapun yang berani menyerang Altar Kematian harus dibunuh," kata priest berjubah putih.     

"Mati? Kalau begitu, aku ingin melihat bagaimana kau membunuhku!" cibir Bi Yunhai.     

"Death Slit!"     

Tiga pria berjubah putih mulai bekerja sama untuk mengendalikan Bayangan Kematian setinggi ribuan kaki.     

Sambil menggenggam Death Scythe, Bayangan Kematian mengeluarkan cahaya hitam, yang mirip seperti celah ruang Bi Yunhai.     

"Cuih! Apa cuma seperti itu kemampuanmu?"     

Bi Yunhai mendesah, sambil melancarkan serangan pukulan.     

Ratusan ribu prinsip bermunculan dan mulai mempengaruhi langit dan bumi di sekitarnya. Seketika itu juga, prinsip-prinsipnya berubah menjadi lautan azure, dengan gelombang energi raksasa yang menerjang Bayangan Kematian.     

"Sekarang!"     

Zhang Ruochen melemparkan Azuresky Pagoda.     

Dalam situasi seperti ini, mereka tidak akan bisa pergi kemana-mana. Yang jelas, mereka tidak akan bisa mendapatkan batang Pohon Suci Utama tanpa menghancurkan Altar Kematian.     

Tanpa ragu-ragu, Ji Fanxin, Feng Yan, Xiang Chunan, Pei Yutian sama-sama melancarkan serangan, sambil melepaskan teknik suci masing-masing, dan melemparkan senjata saint.     

Ruh jahatnya tidak tinggal diam. Dia mengayunkan ekor dewa python dan melepaskan Bayangan Kematian, sambil memancarkan energi dewa.     

Bila dibandingkan dengan mereka, Zhang Ruochen tidak terlalu memikirkannya. Mungkin serangannya tidak terlalu kuat, tapi pertahanannya sangat mengerikan.     

Faktanya, Ruh Jahat masih belum bisa mengendalikan mayat dewa python sepenuhnya. Karena jiwa sucinya relatif lebih lemah. Sedangkan energi dewanya terlalu besar.     

Padahal, Ruh Jahat-nya masih belum menjadi Supreme Saint Netherwilt. Kalau tidak, maka dia akan menjadi sosok yang tak tertandingi di Daratan Kunlun.     

Bang!     

Bayangannya tidak sanggup bertahan dari hantaman tersebut. Seketika itu juga, bayangannya hancur berkeping-keping.     

"Semuanya, bantu aku mengendalikan Azuresky Pagoda. Tetap serang mereka!" teriak Zhang Ruochen.     

Ji Fanxin, Feng Yan, Xiang Chunan, Pei Yutian, dan Ruh Jahatnya beraksi. Bersama-sama mereka mengendalikan Azuresky Pagoda.     

Tiba-tiba, Azuresky Pagoda bergetar dan semakin membesar. Pagodanya mirip seperti gunung kuno yang sedang memancarkan energi supreme dalam jumlah besar.     

Mungkin karena terpengaruh oleh energi dewa pada ruh jahatnya, hingga secerah kesadaran di dalam senjatanya tiba-tiba siuman.     

Auman binatang buas keluar dari pagoda, dan melepaskan energi supreme.     

Setelah melihat Azuresky Pagoda, mata Bi Yunhai bersinar cerah.     

Jika dia memiliki senjata supreme, mungkin Qi Yang tidak akan sanggup mengalahkannya. Yang jelas, dia pun tidak akan kesulitan untuk menghancurkan Altar Kematian.     

Banyak pikiran yang sedang melintas di benaknya. Setelah itu, dia kembali berkonsentrasi. Sambil melukai ujung jari dan membuatnya berdarah, maka dia mulai meneteskan darahnya ke labu biru, sampai terserap sepenuhnya. Setelah itu, labu birunya memancarkan sinar brilian dan melepaskan kekuatan yang besar.     

Dalam momen-momen seperti ini, dia tidak boleh membiarkan Zhang Ruochen atau yang lainnya menjadi terkenal.     

Boom!     

Senjata supreme dan senjata saintnya meledak secara bersamaan, bagaikan dunia yang nyaris hancur dan tak terhentikan.     

Bayangan Kematian tiba-tiba melepaskan Will of Death.     

Di bawah sana, Altar Kematian-nya juga bergetar. Lantas, altarnya menjadi semakin tidak stabil dan nyaris hancur, akibat energi supreme dan king.     

Di bawah altar, retakan-retakan tanah – yang mirip jaring laba-laba – mulai terbentuk di daratan. Bebatuan di bawah sana pun ambles, hingga menerbangkan debu-debu di sekitarnya, sampai akhirnya membentuk sebuah lubang hitam. Altar Kematian raksasa terbang dan melayang-layang di udara.     

Karena itulah, altarnya tidak bisa lagi menyerap energi kebangkitan Wilayah Utara.     

Walau situasi mereka lebih unggul, tapi ekspresi Zhang Ruochen mendadak berubah.     

Beberapa waktu yang lalu, dia sempat merasakan getaran ruang dari lubang hitam di bawah altar.     

Berbahaya.     

Tiba-tiba, terdengar suara teriakan, diikuti dengan salah satu Death Knight yang keluar dari bawah tanah. Tubuhnya berselimutkan api biru dan terlihat mengerikan.     

Tidak lama kemudian, dia mendarat ke tanah dan berusaha menghilangkan api biru di sekitarnya.     

Tiba-tiba, ada seekor serangga yang berselimutkan api biru keluar dari tubuhnya. Ukuran serangganya sebesar kuku, dan sangat cantik.     

"Serangga Pemakan Dewa."     

Setelah Zhang Ruochen mengamati serangga api tersebut, ekspresinya pun mendadak murung. Dia buru-buru memanggil Xiang Chunan dan yang lainnya melalui pesan telepati, lalu meminta mereka untuk menjauh dari Serangga Pemakan Dewa.     

Dia paham, batang Pohon Suci Utama sedang berada di bawah altar.     

Dan Serangga Pemakan Dewa selalu bersemayam di batangnya. Baru-baru ini, mereka berhasil merobek ruang di sekitar batang pohonnya, hingga membentuk jalan keluar. Oleh karena itulah, Serangga Pemakan Dewa muncul di permukaan.     

Tidak diragukan lagi, Serangga Pemakan Dewa memang mengerikan. Jika berhadapan dengan mereka, bahkan dewa akan sakit kepala.     

Akan tetapi, serangga yang ini masih tergolong kecil.     

Dulu, ketika Zhang Ruochen dan Martial Saint Canglan masuk ke ruangan aneh tersebut, dia pernah melihat Serangga Pemakan Dewa berukuran sekepalan tangan. Beberapa di antaranya bahkan sebesar ember air.     

Semakin besar serangganya, maka dia akan semakin mengerikan.     

Saat para kultivator ketakutan dengan serangga tersebut, tiba-tiba terdengar suara dari balik kabut altar. "Kabarnya, Serangga Pemakan Dewa adalah cacing alami yang hidup di Pohon Suci Utama. Mereka dilahirkan bersama dengan pohonnya. Tapi kenapa ada serangga semacam itu di tempat ini. Apa Pohon Suci Utama berada di bawah altar?"     

Bersamaan dengan suara kemunculan Nether River, maka Altar Kematian-nya mulai berputar pelan. Terdapat binatang buas raksasa di atas sungai tersebut. Binatang buasnya memiliki sembilan kepala. Dia adalah seekor Nine-headed Black Tortoise.     

Seorang gadis sedang berdiri di punggung Nine-headed Black Tortoise. Tubuhnya tinggi dan ramping. Prinsip-prinsip Takdir melingkupinya tubuhnya, seolah gadis itu dapat mengendalikan semua jiwa di sekitarnya.     

Dia adalah salah satu di antara tiga kandidat Nona Istana Takdir, Pan Ruo.     

"Tak kusangka, ternyata memang ada harta karun di bawah altar!"     

"Karena Serangga Pemakan Dewa berada di tempat ini, artinya Pohon Suci Utama juga berada di tempat ini. Apa pohonnya kembali bertumbuh?"     

"Bisa jadi. Kalau tidak, bagaimana mungkin Daratan Kunlun dapat kembali bangkit?"     

...     

Bahkan kultivator Deathkin tidak menyangka, bila ternyata masih ada ruangan lain di bawah Altar Kematian. Mereka pun menjadi sangat bersemangat, sampai mereka mulai menggaruk kepala masing-masing dan tidak sabar lagi masuk ke dalamnya demi mencari harta karun.     

Pan Ruo sedang berdiri di atas Nether River. Kecantikannya sama seperti para peri. Dia menyapukan pandangan matanya kepada kultivator dari Dunia Langit. Lantas, tatapan matanya berhenti pada sosok Zhang Ruochen.     

Faktanya, sedari awal, Zhang Ruochen juga sedang mengamatinya.     

Ketika mata mereka bertemu, Zhang Ruochen pun sempat merasa tersentak dan sedikit ketakutan. Pupil matanya mulai berkontraksi. Entah kenapa, tubuhnya mendadak kaku.     

Sosok cantik di Nether River juga terperanjat. Jantungnya berhenti berdegup.     

Kemudian, mereka berdua saling berpandangan seperti patung, sambil menahan nafas masing-masing, seolah dunia dan arus waktu di sekitarnya mendadak berhenti.     

Pemandangan di sekitarnya mendadak hilang, dan hanya menyisakan mereka berdua.     

Sebelum-sebelumnya, mereka sedang berdiri di jarak yang sangat jauh. Tapi sekarang, setelah dunia di sekitarnya hilang, maka mereka semakin berdekatan. Mereka berdua bisa melihat satu sama lain dengan lebih jelas.     

Beberapa saat kemudian, Zhang Ruochen menghirup nafasnya dalam-dalam. Seperti baru saja keluar dari ilusi, maka pemandangan di sekitarnya kembali muncul. Setelah itu, baik indera penglihatan maupun perabanya sama-sama aktif.     

Ternyata gadis di hadapannya ini sudah berubah drastis. Namun, Zhang Ruochen masih bisa mengenalinya lewat tatapan mata.     

"Wanita ini. Pasti dia. Tapi bagaimana mungkin?"     

Dia mengepalkan tangannya kencang-kencang, dan tak percaya dengan apa yang dilihatnya.     

Dalam sekejap, perasaannya menjadi campur aduk. Hatinya terasa sakit. Kenangan-kenangan kembali bermunculan di benaknya, sampai akhirnya dia kembali teringat mengenai peristiwa di depan Istana Ziwei.     

Kenangan-kenangan di masa lampau – yang berusaha dilupakan – kini kembali tergiang jelas di kepalanya.     

Selama ini, dia berusaha melupakannya. Tapi sekarang, dia sadar bahwa semua kenangan itu, ternyata masih tetap utuh.     

Zhang Ruochen menatap wanita itu sampai sekian lama, sampai jantungnya nyaris melompat. "Aku yakin. Itu pasti dia. Tapi kenapa dia pergi ke Dunia Neraka. Dan bagaimana mungkin dia menjadi salah satu pasukan Deathkin? Dia benar-benar berubah drastis. Sebenarnya, apa yang terjadi padanya selama beberapa tahun terakhir?"     

Zhang Ruochen tidak pernah merasa kebingungan seperti ini sebelumnya. Di waktu yang sama, dia memiliki banyak pertanyaan di benaknya. Namun, tidak ada yang bisa menjawab segala kebingungannya.     

Padahal, sosok yang mestinya sudah mati, ternyata kini sedang berdiri di depannya..     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.