Kaisar Dewa

Keberadaan Altar Suci



Keberadaan Altar Suci

3Dengan diantar oleh Shangguan Yong, Zhang Ruochen dan yang lainnya tiba di depan bukit suci di tengah Istana Saint King Que.     

Setelah Daratan Kunlun mengalami kebangkitan, maka bukitnya juga mengalami perubahan besar. Bukan saja karena bukitnya lebih megah, tapi karena Energi Chi yang memancar di sekitarnya menjadi jauh lebih kental. Hal itu membuat Istana Saint King Que menjadi tempat yang sangat cocok untuk berkultivasi.     

Terdapat banyak tanaman di bukit tersebut, termasuk beberapa tanaman herbal langka.     

Beberapa paviliun tersembunyi di dalam hutan, dan menciptakan harmoni tersendiri dengan bukit di sekitarnya.     

Hanya segelintir orang dari keluarga Shangguan yang layak berkultivasi di sana.     

Puncak bukitnya adalah zona terlarang, sekaligus menjadi tempat tinggalnya Shangguan Que. Tidak ada seorangpun, bahkan Shangguan Yong – Pemimpin Keluarga Shangguan – boleh masuk tanpa izin.     

"Yang Mulia, Leluhur sedang berada di puncak bukit," kata Shangguan Yong dengan hormat.     

Zhang Ruochen mengangguk. "Terima kasih."     

Terdapat formasi taktis khusus di sekitar bukit suci. Sehingga, mereka tidak bisa terbang di area tersebut. Akan tetapi, ternyata Zhang Ruochen dan kawan-kawannya tidak mengalami masalah.     

Zhang Ruochen dan teman-temannya terbang ke puncak bukit dengan kecepatan tinggi.     

Shangguan Yong menatap Zhang Ruochen yang sedang terbang di angkasa. Dia akan tetap berada di sana, kalau-kalau leluhurnya akan memberinya perintah khusus.     

Saat itu siang hari. Sinar matahari memancar di balik awan, sedangkan puncak bukitnya diselimuti kabut, bagaikan kediaman peri.     

Seketika itu juga, Zhang Ruochen menemukan Shangguan Que.     

Mereka bertujuh mulai mendarat di sisi tebing.     

Terdapat sebuah pinus kuno yang menjulang tinggi di sudut tebing. Pinusnya masih sangat kuat dan masih belum mengering. Batangnya mirip seperti tanduk naga.     

Di bawah pinus kuno, di sana terdapat sebuah meja batu, lengkap dengan satu set alat menyeduh teh. Seseorang sedang duduk di dekat meja batu, sambil menyesap teh di tangannya. Uap panas menguar dari cangkir tehnya.     

Angin berhembus dan mulai menerbangkan aroma teh.     

Sosok yang duduk di dekat meja batu adalah seorang pria berambut abu-abu. Dia sangat berwibawa dan memancarkan temperamen Confucius, yang penuh dengan kebajikan.     

Pria berambut abu-abu masih tampil prima dan penuh vitalitas. Walau tubuhnya tidak terlalu tinggi, namun dia tidak kalah kokohnya dari gunung.     

"Murid Zhang Ruochen datang untuk mengunjungi Anda, Master."     

Zhang Ruochen melangkah maju dan membungkuk kepada pria berambut abu-abu.     

Shangguan Que agak sedikit berbeda dibandingkan 800 tahun silam. Dulunya, dia sangat tenang dan serius, dengan wajah tegas namun berwibawa.     

Pada saat ini, maka Zhang Ruochen semakin yakin bahwa sosok Saint King Confucius yang sempat membantunya menyerang Lingxiao Heavenly Mansion, tidak lain adalah Shangguan Que.     

"Grand Tutor, selama ratusan tahun belakangan, ternyata Anda sama sekali tidak berubah." Kong Lanyou melangkah maju dan memberinya salam.     

Dulunya, wanita itu juga belajar pada Shangguan Que. Dia adalah muridnya.     

Setelah kehancuran Shengming, maka Shangguan Que dijadikan sebagai Saint King Que oleh istana pemerintahan. Sejak saat itu, dia dianggap sebagai pengkhianat oleh para pengikut lama Shenming. Sejak saat itu pula, Kong Lanyou tak pernah bertemu lagi dengannya. Ternyata, sudah 800 tahun berlalu.     

800 tahun adalah waktu yang sangat lama. Hanya beberapa orang yang masih hidup hingga sekarang.     

Shangguan Que meletakkan cangkir teh di tangannya. Wajah tegasnya pun tersenyum. "Kemarilah. Mari duduk dan bicara denganku."     

Zhang Ruochen dan Kong Lanyou sama-sama bangkit dan berjalan mendekati meja batu.     

Sementara itu, Mu Lingxi, King Mingjiang, Jin Yu, Luo Chen, dan Bao Lie sama-sama mulany mengambil tempat duduk.     

Untungnya, meja batu cukup besar dan memiliki banyak kursi. Kalau tidak, maka mereka harus berdiri.     

Shangguan Que menuangkan teh ke dalam cangkir dan memberikannya kepada Zhang Ruochen dan rekan-rekannya. Masing-masing dari mereka mendapatkan satu.     

"Shangguan Que, selama ini kau hidup makmur, eh? Sosok Saint King Que dari istana pemerintahan dengan posisi tinggi. Tidak sepertimu, selama ini, kami para pemberontak Shengming harus hidup secara sembunyi-sembunyi." Kata Saint King Mingjiang dengan nada dingin.     

"Sudah 800 tahun berlalu. Kenapa masih bertengkar masalah ini? Lagipula, semua itu bukan aku yang memutuskannya," kata Shangguan Que sambil menghembuskan nafasnya.     

"Apa ada orang lain yang memaksamu?" King Mingjiang masih terdengar tidak ramah.     

Shangguan Que menggelengkan kepalanya dan tak bicara apapun, seolah dia tidak bisa mengatakannya.     

"Kenapa kau menggelengkan kepalamu? Jika kau ingin bicara, katakan saja. Memangnya apa yang perlu disembunyikan dari kami sampai dengan saat ini?" King Mingjiang menjadi sangat kesal.     

"Beberapa hal jauh lebih rumit dari yang kau bayangkan," kata Shangguan Que dengan ekspresi serius.     

Begitu King Mingjiang hendak mengatakan sesuatu. "Sebaiknya jangan berkelahi hanya karena urusan seperti ini. Semenjak Master masih belum ingin menceritakannya kepada kita, maka kita tidak boleh memaksanya."     

Mendengar itu, Kong Mingjiang mendadak bungkam. Walau dia adalah eldernya Zhang Ruochen, tapi dia masih mendengar perkataannya.     

Zhang Ruochen menoleh kepada Shangguan Que dan mulai memasang ekspresi serius. "Master, kami berkunjung kemari karena ingin mencari tahu tentang peristiwa yang terjadi di masa 800 tahun silam. Semoga Anda berkenan untuk memberitahukan kebenarannya."     

Shangguan Que menenggak tehnya. "Anda boleh bertanya apapun."     

Pada saat ini, sinar matahari tepat berada di atas mereka, namun angin yang berhembus di puncak bukit cukup dingin. Sehingga, tempat itu sama sekali tidak panas.     

"Master, sebagai anggota Paviliun Penjaga Naga, mestinya Anda sempat bertemu dengan ayah sebelum dia menghilang. Sebenarnya, di mana ayah saya?"     

"Memang benar. Sebelum kerajaan diserang, kami anggota Paviliun Penjaga Naga sempat dipanggil oleh Yang Agung. Namun, Yang Agung tidak berkata apapun mengenai kepergiannya," kata Shangguan Que.     

Zhang Ruochen sontak mengernyitkan dahinya. Bahkan Paviliun Penjaga Naga tidak tahu mengenai kepergian Kaisar Ming. Kalau begitu, mungkin dia harus pergi ke Daratan Buddha di Semesta Barat demi mencari kebenarannya.     

Walau sempat ragu-ragu sejenak, akhirnya Zhang Ruochen kembali bertanya. "Kenapa ayah menyuruh Paviliun Penjaga Naga untuk membangun altar suci? Sebenarnya, apa tujuan dibangunnya altar tersebut? Kenapa altarnya digunakan untuk menyimpan jiwa suci? Di mana altarnya sekarang?"     

Shengming telah menghabiskan seluruh tabungannya demi membangun altar tersebut. Kalau dipikir-pikir lagi, altarnya pasti memiliki fungsi yang sangat penting.     

Zhang Ruochen pernah mendengar altar tersebut dari Kediaman Pedang. Sayang sekali, Lu Huaiyu juga tidak tahu mengenai tujuan dibangunnya altar tersebut.     

Ketika itu, Shangguan Que bangkit berdiri dan berjalan ke sudut tebing, sambil mengamati awan dan kabut di bawahnya. "Meski saya belum memahami rahasia-rahasia altar tersebut, namun menurut perkataan Yang Agung, selama beberapa ratus tahun belakangan, altar itu digunakan untuk jiwa suci para Biksu yang pernah meninggal di Daratan Kunlun. Alhasil, jiwa suci mereka tidak hilang. Dalam situasi tertentu, mungkin mereka dapat dihidupkan kembali."     

"Pada mulanya, altarnya berada di Kediaman Pedang. Namun, sebelum Dunia Neraka menyerang Daratan Kunlun, kedua Golden Beast King sempat meminta kami untuk memindahkan altarnya ke Darkmourn Mountains."     

Mendengar itu, Kong Lanyou dan yang lainnya merasa terkejut. Daratan Kunlun mungkin sedang terpuruk, tapi ternyata, mereka masih bisa memproduksi banyak Biksu. Toh, selama ratusan tahun belakangan, ada banyak Biksu yang meninggal di sana. Bisa dibayangkan, di dalam altarnya, di sana pasti tersimpan banyak jiwa suci.     

Jika jiwa suci mereka dapat dihidupkan kembali, maka mereka akan menjadi kekuatan yang besar.     

Faktanya, Kong Lanyou sudah tahu mengenai eksistensi altar tersebut. Dia juga paham bahwa altarnya dapat menyimpan jiwa suci. Namun, dia tidak tahu tentang tujuan dibangunnya altar tersebut. Suatu ketika, dia pernah bertanya kepada Lu Yuanzhi, namun dia masih belum mendapatkan jawabannya.     

Mungkin hanya dua Golden Beast King - dua sosok yang paling dipercaya oleh Kaisar Ming - yang mengetahui tujuan dibangunnya altar tersebut.     

"Darkmourn Mountains? Kenapa altarnya dipindahkan ke sana? Memangnya ada apa di sana?" Zhang Ruochen mendadak kebingungan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.