Kaisar Dewa

Undying



Undying

3Selama beberapa saat, area di sekitarnya mulai meredup. Cahaya pedang yang memancar dari Void Sword bersinar semakin brilian dan menerangi area di sekitarnya.     

"Sial, kenapa dia bisa membawa Senjata Supreme?"     

Ketika itu, Crone Yinfan mendadak gelisah. Dia ingin buru-buru menghindari serangan tersebut.     

Akan tetapi, cahaya pedang telah mengunci auranya, dan membuat serangannya menjadi semakin sulit untuk dihindari.     

Pada saat itu, Crone Yinfan benar-benar merasa terancam, bahkan jiwa sucinya sampai nyaris terbelah.     

Lantas, Crone Yinfan mulai menyuntikkan Chi demonic ke dalam Demonstone Engraving, sambil berusaha memaksimalkan kekuatannya.     

Di waktu yang sama, inskripsi-inskripsi pada Demonstone Engraving mulai memancarkan energi demonic yang lebih kuat, sebagaimana bayangan naga hitam kembali terbentuk dan mirip seperti naga sungguhan, sembari mengaum kencang.     

Di atas Demonstone Engraving, di sana terdapat awan demonic yang sedang bergejolak, hingga menutupi langit dan sinar matahari, bagaikan iblis yang baru saja turun ke dunia. Energi itu memberikan tekanan tersendiri pada ruang di sekitarnya, hingga auranya menjadi semakin sesak.     

Whooosh!     

Cahaya pedang menebas awan demonic dan berhasil membelahnya. Di waktu yang sama, bayangan naga demonic hitamnya pun terbelah menjadi dua, sebelum akhirnya mendarat pada Demonstone Engraving.     

Bisa dibilang, Demonstone Engraving adalah sebuah kitab yang luar biasa. Bahkan senjata supreme masih gagal untuk menggoresnya.     

Walau pedang cahayanya sempat dihalau oleh Demonstone Engraving, namun Crone Yinfan juga masih terluka.     

DUSSHH!     

Karena tubuh Crone Yinfan terbelah menjadi dua, maka darah demonic mulai menyembur di sekitarnya.     

Di waktu yang sama, Demonstone Engraving tiba-tiba kehilangan kendali dan terjatuh ke tanah.     

Tatapan mata Han Xue masih terlihat dingin. Di waktu yang sama, dia mulai mengambil Demonstone Engraving milik lawannya.     

Tidak perlu ditanyakan lagi, hasil pertempurannya memang sudah ditentukan.     

"Hiss..."     

Ketika itu, para penonton mulai merasa tersentak. Emosi mereka mendadak naik turun. Di waktu yang sama, mereka kesulitan untuk menenangkan diri.     

"Serangan pedangnya sangat mengerikan. Dia mampu membunuh Crone Yinfan dalam satu kali tebasan. Padahal, bukankah kultivasi Han Xue masih berada di level puncak?"     

"Han Xue memang sangat kuat, tapi pedang di tangannya jauh lebih kuat. Kalau tidak salah, itu adalah Void Sword legendaris milik Permaisuri Seribu Tulang. Dulu, Permaisuri Seribu Tulang pernah menggunakan pedangnya untuk membunuh dewa."     

"Itu adalah pedang pembunuh dewa. Pantas saja, kekuatannya sangat mengerikan. Zhang Ruochen memang sungguh beruntung. Muridnya masih berkaitan dengan Permaisuri Seribu Tulang."     

"Mo Sheng pasti tidak menyangka bila hasilnya akan seperti ini. Bisa dibilang, para kultivator di kubu Zhang Ruochen sangat luar biasa, karena bukan perkara mudah untuk membunuh kultivator lain dengan level yang berbeda."     

"Setelah menderita tiga kali kekalahan berturut-turut, maka sekarang ini, harga diri Daratan Blackdemon sedang dipertaruhkan. Setelah kehilangan tiga Demonstone Engraving, mungkin Mo Sheng akan benar-benar marah."     

...     

Pada saat ini, mereka mulai menatap Han Xue dengan tatapan yang berbeda. Kebanyakan dari mereka terlihat takjub. Mereka benar-benar puas dengan kemampuan Han Xue.     

Meskipun Han Xue membawa senjata supreme, tapi siapa yang berani bilang kalau senjata supreme bukanlah bagian dari kekuatannya?     

"Bahkan Void Sword sudah muncul. Kurasa Daratan Kunlun akan menjadi semakin menarik."     

Peri Huofeng menatap Han Xue dengan tampang terkejut.     

Setelah menyimpan Void Sword di dalam Lautan Chi-nya, maka Han Xue menggunakan Chi Suci-nya untuk melingkupi Demonstone Engraving, lantas kembali ke sisi Zhang Ruochen.     

"Master, saya berhasil mendapatkan Demonic Soaring Dragon Portrait."     

Sambil bicara, Han Xue menyerahkan kedua Demonstone Engraving-nya kepada Zhang Ruochen.     

Zhang Ruochen tersenyum dan berkata. "Bagus."     

Sebetulnya, performa Han Xue benar-benar berada di luar dugaan Zhang Ruochen. Pria itu merasa sangat terkejut.     

Bisa dibayangkan, apabila Han Xue bisa memiliki kekuatan seperti itu, artinya dia telah melewati banyak kesulitan di Netherworld.     

Begitu Zhang Ruochen kembali mengingat saat-saat pertama kalinya dia bertemu dengan Han Xue, saat itu Han Xue masih berusia 3 atau 4 tahunan. Dia adalah gadis bertubuh kurus yang sedang kedinginan di tengah badai salju. Akan tetapi, meski dia masih sangat belia, tapi dia punya kekuatan ingin yang tinggi. Mentalnya sangat tangguh, seakan dia mampu menghadapi segala macam kesulitan.     

Karena itulah, Zhang Ruochen beranggapan bahwa nantinya, Han Xue akan memiliki pencapaian yang luar biasa. Bahkan mungkin, gadis itu dapat meneruskan perjuangan Permaisuri Seribu Tulang.     

Setelah mendengar kata-kata Zhang Ruochen, maka senyuman di wajah Han Xue menjadi semakin lebar. Dia merasa sangat gembira setelah mendapatkan pengakuan dari Zhang Ruochen.     

"Zhang Ruochen, aku pernah bilang kepadamu, kan? Bila kau tidak bekerja keras, maka Han Xue akan mengalahkanmu. Lagipula, dia adalah pewaris Permaisuri." Kata Blackie dengan bangga.     

Bagaimanapun juga, selama ini Blackie bertugas untuk menjaga Han Xue. Maka dari itu, dia merasa bangga dengan gadis tersebut.     

"Murid yang berhasil melampaui masternya. Itu adalah pencapaian yang tinggi bagi para master." Kata Zhang Ruochen.     

Tiba-tiba, Zhang Ruochen menoleh ke arena pertempuran, lantas memfokuskan pandangan matanya ke tubuh Crone Yinfan, yang baru saja terbelah menjadi dua belahan tubuh Crone Yinfan.     

Pada mulanya, Crone Yinfan tidak bergerak. Sehingga, semua orang mengira kalau Han Xue telah berhasil membunuhnya.     

Tapi pada saat ini, kedua potongan tubuhnya kembali berdiri, lantas berubah menjadi dua sosok nenek yang sangat mengerikan.     

"Immortal Divine Technique."     

Zhang Ruochen tampak terkejut.     

Saat dia berada di Istana Dewa Kebenaran, dia pernah melihat Elder Qi – dari Istana Dewa Kematian – yang menggunakan teknik tersebut.     

Sebenarnya, Immortal Divine Technique juga berasal dari Demonic Burial World Portrait. Lantas, kalau menilai dari kemampuan Crone Yinfan, bukankah dia pasti telah menguasainya?     

Tentu saja, Zhang Ruochen tidak terlalu terkejut dengan kondisi Crone Yinfan. Apalagi, kultivasinya sudah berada di level tinggi. Tentu saja, wanita itu tidak akan mudah dibunuh.     

Namun, serangan Han Xue sebelumnya pasti sudah meninggalkan luka fatal di tubuh Crone Yinfan. Jika tidak, maka dia tidak akan mengaktifkan Undying Divine Technique-nya.     

Sebenarnya, teknik demonic ini tidak terlalu spesial. Sebab, selama jiwa suci dan vitalitasnya menurun drastis, maka dia masih bisa terbunuh.     

Beberapa saat kemudian, kedua nenek mengerikan mulai bergabung menjadi satu. Wajahnya terlihat sangat pucat dan nafasnya lemah. Yang jelas, dia telah menderita luka parah.     

Tatapan mata Crone Yinfan terlihat ketakutan.     

Kalau bukan karena Demonstone Engraving – yang sempat menepis cahaya pedangnya – mungkin Crone Yinfan sudah binasa.     

"Meski diserang sampai seperti itu, tapi dia masih belum mati. Rupanya dia memang tangguh." Bao Lie mengerucutkan bibirnya.     

Blackie mengangkat bahunya dan berkata. "Dia memang tangguh, tapi dia menderita luka yang sangat parah. Mungkin dia tidak akan bisa menembus level Path's Anterior."     

Jika bicara tentang sensitivitas, hanya segelintir kultivator yang sanggup menandingi Blackie. Karena dia berkata seperti itu, kelihatannya dia baru saja melihat sesuatu.     

Crone Yinfan melirik kamp Sekte Dewa Darah dengan geram, sebelum akhirnya kembali ke kamp Daratan Blackdemon.     

"Tak kusangka, bahkan kau juga kalah, Yinfan." Zuo Li terkekeh getir.     

Sebelum-sebelumnya, mungkin dia akan langsung menghujat Crone Yinfan. Namun, karena dia baru saja kalah dalam pertempuran, maka dia malu menghujat siapapun.     

Wajah Crone Yinfan terlihat semakin murung. Dia memilih bungkam dan langsung mengeluarkan pil penyembuhan untuk mengobati luka-lukanya.     

Bahkan dia sendiri sama sekali tidak menyangka kalau dirinya akan dikalahkan oleh seorang junior dengan sangat brutal seperti itu.     

"Kau tidak perlu malu setelah dikalahkan oleh pewaris Permaisuri Seribu Tulang. Mungkin kita bisa menemukan petunjuk tentang Permaisuri Seribu Tulang melalui gadis ini dan menyelesaikan misi yang diberikan oleh Master." Kata Mo Sheng.     

Pada akhirnya, mereka masih mendapatkan keuntungan.     

Zhuo Gu melangkah maju dan berkata. "Kakak senior Mo Sheng, selanjutnya biarkan aku bertempur."     

"Ya, berhati-hatilah. Jangan sampai ceroboh. Aku tidak ingin melihat kegagalan lagi." Kata Mo Sheng.     

Zhuo Gu mengangguk dan berkata. "Jangan khawatir, selama lawanku bukan Zhang Ruochen, maka aku pasti bisa memenangkan pertempurannya."     

Kemudian, Mo Sheng menyerahkan Demonstone Engraving-nya kepada Zhuo Gu.     

Daratan Blackdemon telah mengerahkan banyak pasukan demi mendapatkan potongan-potongan Demonstone Engraving.     

Tapi sekarang, dalam satu kedipan mata, mereka baru saja kehilangan tiga potongan kitab. Itu adalah sesuatu yang sangat menyakitkan.     

Namun, karena ada banyak penonton di sekitar sana, maka sesakit apapun hal tersebut, mereka sudah tidak bisa menarik lagi kata-katanya. Kalau tidak, bukankah mereka akan dijadikan sebagai bahan lelucon?     

Dengan Chi Demonic yang menyelimuti Demonstone Engraving, Zhuo Gu tidak ingin berlama-lama dan langsung melesat ke arena pertempuran, bagaikan seekor naga yang baru saja keluar dari laut.     

Whoosh!     

Sambil menghunuskan Purple-gold Demonic Spear ke arah Sekte Dewa Darah, Zhuo Gu berkata bangga. "Zhuo Gu dari Daratan Blackdemon. Siapa yang akan bertempur melawanku?"     

"Tentu saja, Daratan Blackdemon pasti akan mengirimkan Zhuo Gu dalam taruhan kali ini. Dia adalah seorang kultivator tangguh." Gumam Zhang Ruochen, seolah dia sudah menduga hal tersebut.     

Begitu mereka mengirimkan kultivator tangguh seperti Zhuo Gu, maka mereka ingin meningkatkan probabilitas kemenangannya.     

Ketika itu, Luo Chen masih memasang ekspresi datar, sambil mengayunkan Hidden Moon Blade secara perlahan, seolah dia telah menyatu dengan pedang tersebut.     

Karena Zhang Ruochen tidak bisa menghadapinya, maka hanya Luo Chen yang dapat diandalkan.     

Sayangnya, Kong Lanyou tidak berada di sana. Jika wanita itu berada di sana, maka peluang kemenangan mereka akan lebih besar.     

"Adik seperguruan keempat, sekarang adalah giliranmu!" Jin Yu menepuk pundak Luo Chen sambil harap-harap cemas.     

Zhang Ruochen mengeluarkan Rune Teleportasi dan Demonstone Engraving, lantas menyerahkannya kepada Luo Chen, seraya berkata. "Kakak seperguruan keempat, berhati-hatilah. Kau tidak perlu memaksakan diri. Kita sudah memenangkan tiga Demonstone Engraving. Jadi, meski kau kalah dalam pertempuran ini, itu tidak masalah."     

Sedari awal, Zhang Ruochen hanya ingin memenangkan satu potongan Demonstone Engraving. Jika hasilnya seperti ini, maka itu benar-benar berada di luar dugaannya.     

Oleh karena itu, dia tidak ingin Luo Chen terlalu mengambil resiko. Jika kakak seperguruannya berhadapan dengan musuh yang lebih kuat, lebih baik dia menggunakan Rune Teleportasi dan melarikan diri.     

Pada saat itu, meski Mo Sheng mengurungkan taruhannya, tapi itu sudah terlambat untuk mereka.     

"Ya." Luo Chen mengangguk. Cahaya tajam memancar dari matanya.     

Setelah menyimpan Rune Teleportasi, Luo Chen mengangkat Demonstone Engraving dengan salah satu tangannya, lantas melesat ke arah Zhuo Gu.     

Sambil berdiri 10 kaki dari Zhuo Gu, Luo Chen berkata. "Murid keempat Kaisar Ming, Luo Chen, akan menjawab tantangamu."     

"Ternyata kau adalah kakak seperguruannya Zhang Ruochen. Semoga kau tidak terlalu lemah. Kalau tidak, maka pertempuran ini akan sangat membosankan." Kata Zhuo Gu sambil tersenyum.     

Luo Chen berkata dengan nada dingin. "Kau akan segera mengetahuinya."     

Chi Suci menyeruak dari Hidden Moon Blade, dan membuat senjata King-nya aktif.     

"Ternyata kau punya nyali. Aku senang bertempur dengan orang sepertimu."     

Purple-gold Demonic Spear di tangan Zhuo Gu melepaskan banyak inskripsi senjata King.     

Tidak diragukan lagi, senjata miliknya juga merupakan senjata level King.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.