Kaisar Dewa

Blackie Dikirim Untuk Bertempur



Blackie Dikirim Untuk Bertempur

2Meskipun arwah leluhur di atas Mu Lingxi masih terlihat samar, namun aura yang dilepaskan masih sangat hebat.     

Sekilas, arwah leluhurnya seperti sedang duduk di angkasa, dan dikelilingi dengan bintang-bintang kecil. Kelihatannya dia hanya perlu mengepakkan sayap bintangnya untuk menghancurkan bintang-bintang tersebut.     

Pemandangan itu sama menakjubkannya seperti Demonstone Engraving.     

Setelah tertekan oleh arwah leluhur, tiba-tiba Demonstone Engraving Xiao Wuchang bergetar hebat. Ukirannya menjadi semakin redup, seolah ada energi khusus yang membuatnya terlepas dari kendali Xiao Wuchang.     

"Apa ini? Kenapa dia bisa mengeluarkan tekanan seperti ini?"     

Xiao Wuchang merasa gelisah dan terkejut.     

Pada saat ini, Xiao Wuchang tidak ingin lagi menyerang. Sebaliknya, dia buru-buru mengambil Demonstone Engraving dan hendak pergi dari sana.     

Ekspresi para kultivator Daratan Blackdemon sama-sama terlihat murung. Sekarang ini, Xiao Wuchang sedang berada dalam situasi yang sangat sulit.     

"Padahal itu cuma bayangan ice phoenix. Kenapa kekuatannya sangat mengerikan?"     

Zuo Li memicingkan matanya. Dia merasa gelisah di hadapan bayangan ice phoenix tersebut.     

Mo Sheng sedang mengamati ice phoenix dengan tampang terkejutnya. "Itu adalah Spirit Summoning legendaris. Padahal, klan phoenix di Daratan Kunlun sudah lama punah, dan mereka tidak memiliki garis keturunan phoenix asli. Tapi kenapa dia berhasil menguasai Fisik Heavenly Phoenix?"     

Sepengetahuannya, bahkan di klan phoenix Daratan Dark Demon, hanya segelintir Saint King yang dapat melepaskan Spirit Summoning.     

Selain itu, hanya segelintir monster di Dunia Langit yang berani mengusik mereka.     

Tidak seperti Daratan Kunlun, klan phoenix di Daratan Dark Demon selalu menjadi klan terkuat, dengan latar belakang yang luar biasa.     

Di jarak ribuan mil jauhnya dari Sekte Dewa Darah, seseorang sedang mengamati pertempuran itu dari kejauhan. Matanya sedang terpaku ke arah Mu Lingxi.     

Dia adalah seorang wanita cantik dan anggun. Dia mengenakan gaun merah. Dari kejauhan, dia terlihat seperti kobaran api.     

Kedua alisnya cukup panjang dan ramping, persis seperti daun willow, sedangkan matanya sangat cerah dan dalam, seolah ada bintang yang tersembunyi di baliknya. Dengan bibir seksi dan hidung mancungnya, maka kecantikannya mirip seperti peri langit.     

Di tengah kening wanita tersebut, di sana terdapat tanda api aneh, yang menambahkan aura kecantikannya.     

Jika kultivator dari Dunia Langit sedang berada di sana, maka dia akan langsung mengenali wanita tersebut. Dia adalah Peri Huofeng, salah satu di antara Nine Angels Beauty Portrait. Dia adalah seekor phoenix dari Daratan Demon God. Dia memiliki garis keturunan Fire Heavenly Phoenix.     

Bukan hanya cantik, namun wanita itu juga memiliki garis keturunan yang hebat. Banyak pria yang tergila-gila kepadanya.     

"Tak kusangka, ternyata di Daratan Kunlun, ada yang berhasil menguasai Fisik Heavenly Phoenix. Meski fisiknya masih di level Acquired, namun pencapaiannya jauh lebih hebat dibandingkan phoenix-phoenix di klanku."     

Gumam Peri Huofeng, dengan binar cahaya di matanya.     

Fisik Heavenly Phoenix dibedakan menjadi tiga level: Acquired, Innate, dan Primordial. Biasanya, mereka dapat menguasai Fisik Acquired Heavenly Phoenix, dan hanya Primordial Heavenly Phoenix dengan garis keturunan hebat, yang dapat menguasai Fisik Innate Heavenly Phoenix.     

Sedangkan untuk Fisik Primordial Heavenly Phoenix, maka itu merupakan jenis fisik yang sangat legendaris. Selama puluhan ribu tahun belakangan, hampir tidak ada yang berhasil menguasainya.     

"Kalau menilai dari aura di tubuhnya, mestinya dia merupakan keturunan ice phoenix di Abad Pertengahan. Ternyata seorang manusia bisa memiliki garis keturunan semacam itu. Menarik."     

Peri Huofeng tersenyum penuh makna.     

Selama berada di Daratan Kunlun, Mu Lingxi adalah satu-satunya orang yang membuatnya merasa tertarik.     

Meski dulunya klan phoenix di Daratan Kunlun telah bermigrasi ke Daratan Demon God, namun mereka berasal dari garis keturunan yang sama.     

Salah satu tugas pentingnya berkunjung ke Daratan Kunlun adalah mencari tahu informasi mengenai klan phoenix. Jika dia bisa mendapatkan peluang di sana, maka itu akan jauh lebih baik.     

Sekarang ini, karena dia baru saja melihat Mu Lingxi mengaktifkan teknik Spirit Summoning, maka Peri Huofeng merasa bahwa dirinya baru saja menemukan sebuah harta karun.     

"Mungkin dengan bicara dengannya, maka aku bisa mendapatkan informasi terbaru mengenai ice phoenix legendaris." Gumam Peri Huofeng.     

Di medan pertempuran, Mu Lingxi menyuntikkan kekuatannya ke dalam arwah leluhur. Dia sama sekali tidak peduli dengan pengaruh Spirit Summoning yang dilepaskan olehnya.     

Sekarang ini, hanya ada satu hal di benaknya, yakni mendapatkan Demonic Blade Draw Portrait.     

Setelah koneksi di antara dirinya dan Demonic Blade Draw Portrait menjadi semakin berkurang, Xiao Wuchang pun merasa semakin gelisah.     

Dia benar-benar paham, bahwa jika pertempuran ini berlanjut, maka dia akan kehilangan Demonic Blade Draw Portrait-nya.     

Sambil menggertakkan gigi, Xiao Wuchang mulai menggigit lidahnya sendiri dan memuntahkan segumpal darah.     

"Heavenly Demon Blood Sacrifice."     

Esensi darahnya merasuk ke dalam tablet batu hitam. Dalam sekejap, darah itu langsung terserap habis.     

Teknik semacam itu akan mengkonsumsi energi dan jiwa seseorang. Sehingga, dia akan kesulitan untuk memulihkan diri nantinya.     

Tapi sekarang, Xiao Wuchang sudah tidak punya pilihan lain. Baginya, Demonic Blade Draw Portrait adalah sebuah pondasi untuk mengembangkan diri. Yang jelas, dia tidak boleh kehilangan kitab tersebut.     

Setelah mengaktifkan teknik rahasianya, tiba-tiba tablet batunya bergetar hebat, seakan baru saja mendapatkan nyawa baru. Lantas, energi demonic yang dahsyat kembali berkumpul, dan berusaha terbebas dari tekanan arwah leluhur (Primordial Ancestral Spirit).     

Ketika itu, tatapan mata Mu Lingxi menjadi semakin tajam, hingga dia berkata dengan nada dingin. "Apa kau ingin menghentikanku dengan Demonstone Engraving? Dasar mimpi!"     

Setelah itu, Mu Lingxi kembali menggerakkan tangannya dna mengaktifkan garis keturunan ice phoenix di tubuhnya. Lantas, Primordial Ancestral Spirit-nya menjadi semakin kentara.     

Di waktu yang sama, aura yang dilepaskan oleh arwah leluhur menjadi semakin kuat, seakan mampu menghancurkan langit dan membuat semesta berubah menjadi gelap.     

Arwah leluhurnya melepaskan energi Dark Netherfrost, dan levelnya jauh berada di atas Mu Lingxi.     

Dalam sekejap, Demonstone Engraving milik Xiao Wuchang langsung membeku di tempat. Koneksi di antara mereka berdua pun benar-benar sudah terputus.     

"Ugh, Demosntone Engraving-ku..."     

Xiao Wuchang memuntahkan darah. Tatapan matanya terlihat getir.     

Dalam satu kedipan mata, Demonstone Engraving-nya sudah berada di tangan orang lain. Usaha apapun yang bakal dilakukan olehnya, namun dia tak akan bisa mengambilnya kembali.     

Mu Lingxi mengambil Demonic Blade Draw Portrait dan berkata pelan. "Kau sudah kalah. Kalau menilai dari kemampuanmu, sebenarnya kau masih belum pantas untuk membawa Demonic Blade Draw Portrait!"     

"Kembalikan Demonstone Engraving-ku!" Xiao Wuchang kembali berteriak.     

Pada saat ini, dia benar-benar geram dan mulai menerjang Mu Lingxi dengan segenap kekuatannya.     

Tatapan dingin memancar dari mata Mu Lingxi. Sambil melambaikan tangannya, Divine Planet langsung menghujam Xiao Wuchang dengan brutal.     

Di waktu yang bersamaan, Primordial Ancient Spirit mendadak redup dan kembali menyatu ke tubuhnya.     

Spirit Summoning adalah teknik level tinggi. Mu Lingxi masih belum terlalu mahir dalam menggunakannya. Oleh karena itu, dia masih belum bisa menggunakannya terlalu lama.     

Sebenarnya, ini adalah pertama kalinya dia mengaktifkan Spirit Summoning di tengah pertempuran dan hasilnya juga cukup lumayan.     

Tanpa Demonstone Engraving, maka Xiao Wuchang mirip seperti seekor harimau tanpa taring. Dia sama sekali tidak sanggup bertahan melawan Divine Planet.     

BAAAMMM!!     

Setelah terkena serangan Divine Planet, Xiao Wuchang terpental mundur. Tubuhnya terlihat retak-retak dan nyaris hancur.     

Begitu Mu Lingxi hendak melancarkan serangan lanjutan dan membunuh Xiao Wuchang, tiba-tiba seseorang muncul di depan Xiao Wuchang dan menghentikan Divine Planet dengan satu tangan.     

Pada saat itu, Zhang Ruochen muncul di samping Mu Lingxi.     

Setelah melihat orang itu ikut campur, maka tatapan mata Zhang Ruochen menjadi semakin dingin, hingga membuatnya berkata. "Mo Sheng, apa Daratan Blackdemon memang seperti pecundang? Padahal kita sudah menyepakati taruhan ini, tapi kenapa kau masih ikut campur ke dalam pertempuran mereka? Apa kau takut dijadikan sebagai bahan lelucon?"     

Suara Zhang Ruochen terdengar di telinga semua orang, hingga membuat mereka merasa terkejut.     

Meski mereka tahu kalau itu adalah taruhan, tapi mereka tak menyangka bila taruhannya bakal lima ronde. Ini adalah kabar yang menggemparkan.     

Bagaimana mungkin Mo Sheng tidak paham dengan maksud Zhang Ruochen. "Secara natural, aku tidak akan pernah mengingkari janjiku. Hanya saja, pertempuran ini memang sudah berakhir. Kita tidak perlu melanjutkannya lagi. Mari kita lanjutkan pertempuran ini."     

Setelah itu, Mo Sheng membawa Xiao Wuchang – yang sedang terluka parah – dan berubah menjadi secercah cahaya, lantas kembali ke kamp Daratan Blackdemon.     

Kehilangan Demonstone Engraving memang sesuatu yang menyakitkan dan layak ditebus dengan hukuman mati. Sejujurnya, Mo Sheng sama sekali tidak peduli dengan nasib pecundang seperti Xiao Wuchang, tapi karena ada banyak penonton yang sedang menyaksikan pertempuran tersebut, maka itu dapat merusak harga diri Daratan Blackdemon.     

Setelah mengamati kepergian Mo Sheng dan Xiao Wuchang, Zhang Ruochen mulai menoleh ke arah Mu Lingxi dan bertanya dengan lembut. "Apa kau baik-baik saja?"     

Mu Lingxi tersenyum ceria, sambil menyodorkan Demonstone Engraving ke tangan Zhang Ruochen dan berkata. "Tentu saja, aku baik-baik saja. Aku telah menyelesaikan tugasnya dengan baik. Aku tidak mengecewakanmu, kan?"     

"Lingxi, terima kasih." Zhang Ruochen menyimpan kedua Demonstone Engraving, lantas menarik Mu Lingxi ke dalam pelukannya.     

Ketika itu, senyuman Mu Lingxi menjadi semakin lebar. Matanya terlihat gembira.     

Setelah memberinya pelukan, Zhang Ruochen membawa Mu Lingxi keluar dari arena pertempuran dan meninggalkannya di dalam formasi taktis Sekte Dewa Darah.     

"Adik seperguruan, kau memang luar biasa!"     

Bao Lie mengangkat jempolnya ke arah Mu Lingxi.     

"Lumayan, Lingxi. Memangnya apa hak mereka mendapatkan harta karun supreme Daratan Kunlun? Siapa yang akan bertempur selanjutnya?" begitu Blackie mengomentari Mu Lingxi, dia juga menatap Zhang Ruochen.     

Zhang Ruochen tersenyum tipis dan berkata. "Karena kau menanyakan itu, maka kau harus bertempur. Jangan mengecewakanku."     

"Kalau aku bertempur melawan mereka, maka harta karun itu pasti akan berada di tangan kita. Lihat saja." Kata Blackie dengan penuh percaya diri.     

Zhang Ruochen tidak bicara apapun. Dia menyerahkan Demonic Engraving dan Rune Teleportasi kepada Blackie.     

Sejujurnya, Zhang Ruochen tidak terlalu paham dengan kemampuan Blackie. Namun, sebagai Master Array, seharusnya Blackie dapat menyelesaikan pertarungan itu dengan baik.     

Dia juga paham bahwa Blackie adalah sosok yang sangat menjaga harga dirinya. Dia benar-benar tidak ingin dipermalukan. Oleh karena itu, dalam pertempuran kali ini, dia tidak akan main-main. Kalau dia sampai main-main, maka dia akan kehilangan muka di depan semua orang.     

Sambil membawa Demonstone Engraving, Blackie mengepakkan sayapnya dan melesat ke arena pertempuran.     

Sambil mengamati para kultivator Daratan Blackdemon di bawahnya, Blackie memasang ekspresi jijik dan berkata. "Aku sudah di sini. Siapa yang akan bertarung melawanku?"     

"Berani-beraninya seekor burung hantu bersikap arogan seperti itu. Dasar memalukan." Cibir Zuo Li.     

Mendengar sebutan "burung hantu", Blackie langsung naik pitam. Matanya membelalak lebar dan berteriak kencang. "Dasar budak-budak tak tahu diri. Seluruh keluargamu itu yang keturunan burung hantu. Lihat baik-baik, aku adalah seekor phoenix!"     

Zuo Li terbang ke angkasa dan muncul di depan Blackie dengan kecepatan tinggi. Yang jelas, dia akan mewakili Daratan Blackdemon dalam pertempuran kali ini. "Seekor phoenix? Sebentar lagi, kau akan menjadi tumpukan abu." Kata Zuo Li.     

Setelah itu, Zuo Li menatap Demonstone Engraving di samping Blackie. Xiao Wuchang baru saja gagal mendapatkan Demonic Frenzied Drake Portrait, maka dari itu, dia harus melakukannya sendiri.     

Begitu Blackie melihat Demonstone Engraving yang dibawa oleh Zuo Li, maka ukiran harimau buas di kitabnya langsung mengaum dan membuat area di sekitarnya berubah menjadi gelap.     

Daratan Blackdemon memiliki teknik saintly level menengah, yang disebut sebagai Godkiller Tiger Roar, dan berasal dari Demonic Tiger Roar Portrait.     

"Matilah kau!"     

Mata Zuo Li terlihat tajam. Dia buru-buru melancarkan serangan.     

Dia melancarkan pukulan. Chi Heavenly Demonic-nya berubah menjadi sebuah cakar hitam, yang langsung menerjang Blackie.     

BAAAMMM!!     

Namun, Blackie tidak sempat menghindarinya dan langsung dihempaskan oleh cakar naga tersebut.     

Melihat itu, Zuo Li mendengus kencang. "Lemah. Apa Sekte Dewa Darah tidak punya petarung tangguh, sampai-sampai Zhang Rochen harus mengirimkan sampah ini?"     

Menurutnya, begitu Zhang Ruochen mengutus Blackie, artinya dia baru saja memberikan Demonstone Engraving kepada mereka.     

"Adik seperguruan, apa burung itu baik-baik saja?" Bao Lie mengernyitkan dahinya, dan mengkhawatirkan Blackie.     

Bukan hanya Bao Lie, bahkan Jin Yu dan yang lainnya juga sama-sama mengkhawatirkannya. Mereka berharap agar Blackie bisa memenangkan Demonstone Engraving. Jangan sampai dia menggunakan Rune Teleportasi untuk melarikan diri. Jika dia sampai melakukannya, maka Daratan Blackdemon akan menghentikan taruhan tersebut.     

Kalau begitu, maka mereka akan kesulitan untuk mendapatkan Demonstone Engraving-nya.     

Hanya Zhang Ruochen yang masih tampil tenang. Dia sama sekali tidak panik. Menurutnya, Blackie tidak akan bisa dikalahkan dengan mudah.     

Begitu melihat Blackie terpental, maka kultivator dari Daratan Blackdemon mulai terlihat sumringah. Menurut mereka, Zuo Li telah memenangkan pertempuran tersebut.     

Selama Zuo Li dapat memenangkan ronde ini, maka dia bisa mengembalikan wajah Daratan Blackdemon.     

Jika Zuo Li telah benar-benar menguasai Demonic Frenzied Dragon Portrait, maka kekuatannya bakal meningkat pesat. Setidaknya, dia bisa melewati ujian ketiga di bawah Alam Supreme Saint. Itu akan menjadi sesuatu yang signifikan bagi Daratan Blackdemon.     

Di waktu yang sama, para kultivator yang sedang mengamati pertempuran di kejauhan mendadak ramai.     

"Apa burung hantu itu sedang bercanda? Kenapa Zuo Li dapat menghempaskannya dengan mudah?"     

"Kalau menilai dari kekuatan Zuo Li, meski burung hantu itu tidak mati, namun dia pasti akan terluka parah. Tak kusangka, ternyata pertempuran ini bakal berakhir dengan cepat. Membosankan."     

"Tidak. Jika Zhang Ruochen mengizinkannya bertempur, artinya burung hantu itu tidak lemah. Apa Zhang Ruochen tidak punya kandidat yang lebih tangguh di sisinya?"     

"Sayang sekali. Padahal mereka baru saja memenangkan Demonstone Engraving, tapi kini mereka harus kembali kehilangan. Tak kusangka, ternyata Zhang Ruochen akan membuat kesalahan seperti itu."     

...     

Begitu semua orang mengira kalau pertempuran itu sudah berakhir, tiba-tiba cahaya merah memancar dari dalam tanah. Tidak diragukan lagi, cahaya itu berasal dari Blackie.     

Pada saat ini, bulu-bulu Blackie bersinar cerah, seraya mendengus. "Dasar budak tak tahu diri. Berani-beraninya kau menyerangku secara diam-diam. Aku akan memberimu pelajaran!"     

"Bagaimana mungkin?"     

Zuo Li membelalakkan matanya dan tak percaya dengan yang dilihatnya.     

Padahal, serangan sebelumnya sangat keras. Siapapun yang terkena serangan itu bakal menderita luka parah. Namun, Blackie sama sekali tidak terluka. Itu adalah sesuatu yang mustahil.     

Di tengah keterkejutannya, Zuo Li kembali melancarkan serangan, sambil melemparkan Demonstone Engraving secepat kilat.     

BAAAMMM!!     

Lagi-lagi, Blackie telat menghindarinya dan terpental ke tanah.     

"Mari kita lihat, mana yang lebih kuat, fisikmu atau Demonstone Engraving-ku." Zuo Li mendengus dingin.     

BAAMM!!     

Dia kembali menyerangnya dan membuat debu-debu beterbangan.     

Namun, Blackie terbang ke angkasa dan berteriak marah. "Bangsat. Aku benar-benar marah. Apa kau cuma bisa menyerang secara diam-diam?"     

"Monster macam apa ini?" Zuo Li merasa tersentak.     

Pada saat ini, semua kultivator merasa tercengang. Mereka tidak tahu harus berkata apa. Tak disangka, ternyata pertempuran ini akan menjadi sangat menarik.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.