Kaisar Dewa

Badai Belum Berlalu



Badai Belum Berlalu

3Begitu merasakan intensitas membunuh yang memancar dari tubuh Zhang Ruochen, Zhou Yu dan Mo Sheng langsung menggertakkan giginya. Mereka sama-sama menukar pandangan dan bicara bersamaan. "Baiklah, kami akan bertaruh denganmu."     

Zhou Yu dan Mo Sheng sangat percaya diri dengan kemampuan masing-masing. Mereka tidak akan pernah takut kepada Zhang Ruochen.     

Zhang Ruochen mulai menahan intensitas membunuhnya dan tersenyum samar. "Bagus. Itu adalah pilihan yang bijak. Demi memastikan agar kalian menaati pertaruhan ini, maka kalian harus bersumpah atas nama dewa. Aku pun akan bersumpah atas nama dewa."     

Bila hal itu terkait dengan Kebenaran Misterius, maka tidak ada seorangpun yang bisa menjamin bahwa mereka berdua bakal menaati aturannya. Oleh karena itu, Zhang Ruochen harus tetap waspada.     

Meski mereka merasa enggan, tapi mereka masih harus menyetujui persyaratan Zhang Ruochen, supaya mereka tidak dianggap sebagai pecundang.     

Lagipula, situasi mereka juga tidak terlalu buruk. Seandainya mereka menang, maka mereka masih bisa melarikan diri. Jika mereka kalah, mereka hanya perlu menyerahkan Kebenaran Misterius-nya. Taruhan itu cukup adil.     

"Apa kau yakin ingin bertaruh dengan mereka, Zhang Ruochen? Jika kau kalah, maka kau harus melepaskan mereka. Lalu bagaimana dengan Dewi Bulan?" kata Blackie.     

Karena itu adalah taruhan, maka itu memang penuh dengan resiko. Zhang Ruochen perlu memikirkan skenario terburuknya.     

"Ya. Jika mereka menang, aku memang akan melepaskannya. Tapi aku tidak pernah berkata kapan akan melepaskan mereka," kata Zhang Ruochen dengan pesan telepati.     

"Ahh! Aku paham sekarang. Itu adalah trik yang cerdas. Kelihatannya, apapun hasil taruhannya, Daratan Heaven masih akan membayar dengan harga mahal." Blackie tertawa terbahak-bahak.     

Tidak lama kemudian, Zhang Ruochen, sama halnya seperti Zhou Yu dan Mo Sheng, mereka mulai bersumpah atas nama dewa masing-masing dan menyepakati aturan pertempuran.     

Dalam taruhan kali ini, mereka akan bertempur dengan tangan kosong. Mereka tidak boleh menggunakan prinsip saintly way, senjata, atau bahkan teknik saintly. Sehingga, mereka hanya akan bergantung pada kekuatan fisik.     

Faktanya, Zhang Ruochen sedang berada dalam situasi yang tidak menguntungkan. Lagipula, kultivasinya juga masih terpaut dua level dengan mereka. Yang jelas, mereka punya fisik yang lebih kuat.     

Para kultivator Heaven's Reach dan Path's Anterior dapat menyerap energi di langit dan bumi, hingga membuat fisik mereka semakin kuat.     

Di samping itu, mereka berdua juga bukanlah para kultivator sembarangan. Mereka pasti sudah mulai membangun pondasi untuk fisik immortalnya. Oleh karena itu, sekarang ini, mereka pasti telah memiliki fisik yang kuat.     

Di level yang sama, mungkin hanya segelintir orang yang dapat menandingi mereka.     

Namun, Zhang Ruochen masih bersikeras untuk bertarung melawan mereka. Dia akan menganggap pertempuran ini sebagai sebuah tantangan baginya, sebelum dirinya menembus level Heaven's Reach.     

"Siapa yang bakal bertempur lebih dulu?" tanya Zhang Ruochen.     

"Aku." Sinar aneh memancar dari mata Mo Sheng.     

Zhang Ruochen membalikkan tangannya. Lantas, Bola Ruang muncul di tangannya dan menghisap Mo Sheng.     

Setelah itu, Zhang Ruochen langsung mengikutinya.     

"Rasakan ini, Zhang Ruochen!"     

Mo Sheng berteriak kencang, sambil menerjang Zhang Ruochen bagaikan seekor tyrannosaurus.     

Tangannya memancarkan energi dewa, bahkan senjata sepuluh ribu inskripsi tidak akan sanggup melukainya.     

Meski begitu, Zhang Ruochen masih tampil tenang. Bukannya menghindari serangan tersebut, dia malah langsung menghadapi Mo Sheng.     

"Kau pasti sedang cari mati!"     

Begitu melihat Zhang Ruochen tidak menghindari serangannya, Mo Sheng pun menyeringai.     

Bump!     

Setelah pukulan mereka bertemu di satu titik, maka riak-riak energi mulai bermunculan.     

Mereka berdua tidak menggunakan Chi Suci, tapi hanya kekuatan fisik.     

Jika ini terjadi di dunia luar, maka benturan serangan mereka dapat menghancurkan planet.     

"Huh? Tak kusangka, ternyata dia mampu bertahan dari pukulan immortalku!" Mo Sheng merasa terkejut.     

Pada mulanya, Mo Sheng mengira bahwa dia sanggup mengalahkan Zhang Ruochen dengan mudah. Yang jelas, tidak ada alasan bagi Zhang Ruochen untuk bisa selamat dari serangannya.     

"Ternyata dia memiliki tangan dewa! Kalau bukan karena jiwa naga dan gajah di tanganku, dan proses pemurnian dari Tungku Perunggu Life and Death, mungkin dia bisa mengalahkanku." Zhang Ruochen merasa terkejut.     

Sambil memikirkannya, Zhang Ruochen kembali melancarkan serangan dengan segenap tenaganya.     

Dia ingin menemukan kelemahannya agar dia bisa memperbaikinya.     

Wumpth!     

Pada saat itu, tubuh Zhang Ruochen mulai berselimutkan Chi Darah. Di waktu yang sama, terdengar suara aliran sungai di tubuhnya.     

Terdapat gelembung-gelembung chaotic di tubuh Zhang Ruochen, bersamaan dengan cincin lima warna, seolah dunia baru sedang terbentuk.     

Tidak diragukan lagi, Fisik Chaotic Lima Elemen-nya telah berada di level tinggi. Sehingga, tubuhnya mirip seperti semesta yang menyimpan banyak kekuatan misterius.     

Mo Sheng menatapnya dengan intensitas membunuh kental. Kemudian, bayangan serigala ganas tiba-tiba muncul di punggungnya. Serigala itu terlihat sangat kuat dan beringas, seolah dia mampu menghancurkan ruangan tersebut.     

"Matilah kau!"     

Serigalanya mengaum kencang dan menjadi semakin mengerikan.     

Bump!     

Mereka berdua pun mulai bertempur secara brutal.     

Kekuatan Mo Sheng berasal dari kitab demonic yang dipelajarinya. Di antara para kultivator demonic, Mo Sheng adalah kultivator terbaik. Maka dari itu, tubuhnya bisa jauh lebih kuat dibandingkan senjata saint sepuluh ribu inskripsi.     

Dalam satu kedipan mata, Zhang Ruochen dan Mo Sheng sama-sama telah menukar ratusan serangan. Selama itu, mereka masih cukup imbang, bahkan mereka nyaris menghancurkan Bola Ruang tersebut.     

Akan tetapi, serangan-serangan yang dilancarkan oleh mereka berdua juga meninggalkan banyak luka dan darah di tubuh masing-masing.     

Swish!     

Serigala ganas menyabetkan cakarnya dan meninggalkan goresan yang dalam di dada Zhang Ruochen. Akibatnya, sejumlah darah langsung menyembur dari luka-lukanya.     

Karena mereka bertempur dengan tangan kosong, mereka tidak menggunakan armor.     

Meski sedang terluka, Zhang Ruochen masih terlihat biasa-biasa saja. Kemudian, tangan kanannya berubah menjadi cakar naga dan mulai menusuk dada Mo Sheng.     

"Kau... Rpppoooopppf!" Mo Sheng memuntahkan darah. Wajahnya tampak terkejut.     

Zhang Ruochen masih memasang ekspresi datar. Dia masih belum menarik tangan kanannya. "Kau sudah kalah, Mo Sheng. Serahkan Kebenaran Misterius-nya kepadaku."     

Mendengar itu, Mo Sheng kembali memuntahkan darah.     

Dia tidak ingin mengakuinya, tapi dia memang baru saja kalah dalam pertempuran tersebut. Zhang Ruochen sedang menusuk jantungnya.     

Taruhan adalah taruhan. Toh, mereka sudah bersumpah atas nama dewa. Meski Mo Sheng tidak ingin mengakui kekalahannya, tapi dia tidak punya pilihan lain, selain menyepakati perjanjian tersebut.     

Setelah itu, Zhang Ruochen mulai merasakan energi aneh yang merasuk ke dalam tubuhnya.     

"Sembilan per sepuluh ribu Kebenaran Misterius. Tidak diragukan lagi, pemimpin Daratan Blackdemon memang hebat." Zhang Ruochen pun merasa senang.     

Dengan demikian, kini Zhang Ruochen sudah mengumpulkan 29 per 10 ribu Kebenaran Misterius.     

Bisa dibilang, sangat sulit untuk mendapatkan Kebenaran Misterius. Hanya segelintir kultivator Supreme Saint yang bisa mendapatkannya. Bahkan top 10 murid dewa di Istana Dewa Kebenaran juga masih kesulitan untuk mendapatkannya.     

Fakta bahwa Mo Sheng bisa mendapatkan 9 per 10 ribu Kebenaran Misterius – yang notabene lebih banyak dibandingkan milik Shang Ziyan – telah menunjukkan bahwa dia memang luar biasa.     

Tentu saja, kultivasi Mo Sheng jauh lebih tinggi dibandingkan Shang Ziyan. Seandainya Shang ZIyan masih hidup, dan kembali melewati Lautan Kebenaran, mungkin dia bisa mendapatkan lebih banyak Kebenaran Misterius. Bahkan jumlahnya bisa mencapai 10 per 10 ribu.     

Setelah mendapatkan Kebenaran Misterius, maka Zhang Ruochen menarik tangan kanannya dari dada Mo Sheng. Lantas, dia membawa Mo Sheng keluar dari Bola Ruang dan meletakkannya di Altar Dewa Darah.     

Setelah itu, dia mengaktifkan Kitab Empryan Kaisar Ming. Di waktu yang sama, matahari dewa di Lautan Chi-nya langsung memulihkan energinya.     

Sebelum memulai pertempuran, Zhang Ruochen memang telah mempersiapkannya matang-matang. Dia telah berada di kondisi terbaiknya.     

...     

Di Gunung Dewi Bulan Dunia Langit.     

Dewi Bulan sedang berdiri di luar Kuil Guanghan. Dia sedang mengamati beberapa dewa yang melayang di luar Gunung Dewi Bulan.     

"Jangan bilang kami tidak pernah memperingatkanmu, Dewi Bulan. Sekarang juga, minta Zhang Ruochen untuk melepaskan mereka berdua." Kata salah satu dewa dengan nada memerintah.     

"Setelah melepaskan mereka berdua, Zhang Ruochen juga masih perlu dihukum. Sekte Dewa Darah juga perlu dihancurkan." Lagi-lagi terdengar suara dengan nada memerintah.     

"Zhang Ruochen telah berkali-kali melanggar aturan Dunia Langit. Dia telah berbuat seenaknya dan membunuh banyak pemimpin dunia. Menurut aturan yang berlaku, maka kita harus menghukumnya." Terdengar suara dari dewa lainnya.     

Dewi Bulan menyapukan pandangan matanya kepada enam dewa yang melayang di angkasa. Setelah itu, dia berkata dengan nada dingin. "Kalian pasti paham dengan apa yang sedang terjadi. Jangan pernah bicara seperti itu lagi di hadapanku. Lagipula, jika kalian ingin membebaskan mereka berdua, maka kalian harus menebusnya. Aku bukan orang yang mudah diancam."     

"Apa yang kau inginkan, Dewi Bulan?" tanya Blackheart Demonlord dengan nada serius.     

Mo Sheng adalah muridnya yang paling bertalenta. Dia benar-benar menaruh harapan besar kepadanya. Maka dari itu, Mo Sheng sangat berarti untuknya. Dia tidak akan membiarkan Mo Sheng terluka.     

"Lima harta karun elemen level tinggi, seratus ribu Godstones, dan sebuah wilayah di Dunia Langit." Suara Dewi Bulan terdengar datar.     

Lima harta karun elemen bakal diberikan kepada Zhang Ruochen.     

Sedangkan 100 ribu Godstone akan menjadi miliknya.     

Sementara itu, Daratan Guanghan juga memerlukan lingkungan kultivasi yang lebih baik. Secara natural, dia meminta wilayah yang lebih besar.     

"Jangan serakah, Dewi Bulan. Kita tidak akan menerima persyaratanmu," kata salah satu dewa dengan delapan pasang sayap putih di punggungnya.     

Dia adalah salah satu figur tangguh di Istana Dewa Cahaya, yakni masternya Zhou Yu. Dia datang kemari demi menyelamatkan muridnya.     

Lima harta karun elemen sangat langka, bahkan Saint King dan Supreme Saint tidak akan bisa mendapatkannya. Sebab, persaingan mereka bakal kalah dengan para dewa.     

Tentu saja, 100 ribu Godstone bukanlah angka yang kecil.     

Sebab, Godstone hanya bisa didapatkan dari dunia-dunia kuno. Karena saking langkanya, bahkan dewa tidak punya sebanyak itu.     

Di samping itu, Daratan Guanghan juga ingin pindah ke wilayah yang lebih besar. Yang jelas, Dunia Langit tidak akan bisa menerimanya. Bahkan, mereka memerlukan waktu selama 100 ribu tahun untuk memindahkan Daratan Guanghan ke Dunia Shatuo.     

Tiba-tiba, Dewi Bulan terlihat murung. "Karena kesepakatan ini masih menemui jalan buntu, maka Zhou Yu dan Mo Sheng akan tetap tinggal di Sekte Dewa Darah. Tampaknya kalian tidak benar-benar ingin menyelamatkan mereka berdua, huh?"     

"Apa kau ingin memicu perang antar dewa lagi, Dewi Bulan?" kata salah satu dewa dari Daratan Heaven.     

Dewi Bulan menatapnya dan berkata dengan santai, "Pertempuran dewa? Silahkan saja."     

Sambil bicara, energi dewa memancar dari tubuh Dewi Bulan. Akibatnya, struktur ruang di sekitarnya mulai terguncang hebat, hingga menimbulkan banyak celah hitam.     

Begitu merasakan riak-riak energinya, maka keenam dewa itu langsung merasa terkejut. Bahkan Yansheng – yang sempat bertempur melawan Dewi Bulan sebelumnya – juga kembali terkejut.     

"Kekuatan Dewi Bulan kembali pulih dalam waktu singkat!"     

Dewi Bulan adalah sosok dewa di era lampau. Seluruh Dunia Langit mengenalnya. Selama pertempuran di antara Daratan Kunlun dan Dunia Neraka 100 ribu tahun silam, saat itu Dewi Bulan sempat terluka parah dan nyaris meregang nyawa. Maka dari itu, dia memerlukan waktu selama 100 ribu tahun untuk memulihkan energinya.     

Beberapa waktu kemudian, dia berhasil memulihkan sebagian energinya, terutama setelah mendapatkan Daun Bulan di Seven-star Sacred Tuber. Pada saat itu, dia sanggup mengalahkan Dewa Api dan Bloodlord Erjia.     

Sekarang ini, dia kembali memulihkan energi dewanya. Alhasil, tidak ada seorangpun yang bisa memindai kekuatannya.     

Saat keenam dewa itu sedang menimbang-nimbang, tiba-tiba sebuah kuali kuno muncul di tangan Dewi Bulan. Terdapat pola-pola misterius pada permukaan kualinya dan mengandung energi magis.     

Melihat itu, Yansheng langsung merasa terkejut.     

Hal itu mengingatkannya pada pertempuran dewa terakhir kalinya. Karena kuali itulah, dia nyaris meregang nyawa.     

Sementara itu, kelima dewa lainnya juga sedang mengamati kuali tersebut. Di waktu yang sama, mereka sadar dengan potensi kekuatannya.     

Karena Dewi Bulan baru saja mengeluarkan kuali kuno tersebut, artinya dia sama sekali tidak takut untuk bertempur melawan mereka.     

 "Persyaratanmu sangat keterlaluan, Dewi Bulan. Kau harus adil dalam negosiasi ini." Blackheart Demonlord mengernyitkan dahinya.     

"Benar. Kami hanya setuju dengan beberapa persyaratanmu," kata salah satu dewa dari Istana Dewa Cahaya.     

Dewi Bulan menatap kuali kuno di tangannya. "Kalau begitu, katakan persyaratan kalian."     

Kemudian, mereka berkomunikasi dengan menggunakan Kekuatan Batin.     

Mereka tidak setuju dengan 100 ribu Godstones dan pemindahan wilayah. Bagaimanapun juga, meski mereka adalah dewa, mereka masih perlu hati-hati. Bahkan para dewa pun kesulitan untuk mendapatkan 100 ribu Godstones.     

Setelah berdiskusi, akhirnya salah satu dewa dari Daratan Heaven bicara. "Meski kami bisa memberimu lima harta karun elemen, tapi kami hanya bisa memberikan 60 ribu Godstones. Masing-masing dari kami akan membayar 10 ribu Godstones. Sedangkan pemindahan wilayah Daratan Guanghan, kami masih harus mendiskusikannya dengan Istana Langit dan membiarkan mereka memutuskannya."     

"Tampaknya kalian memang tidak peduli dengan nasib Zhou Yu dan Mo Sheng. Kalau begitu, kita tidak perlu melanjutkan negosiasi ini." Sambil bicara, Dewi Bulan membalikkan badannya dan hendak kembali ke Kuil Guanghan.     

Dewa dari Istana Dewa Cahaya berujar. "Tunggu sebentar, Dewi Bulan."     

Wajah-wajah para dewa dari Dunia Langit mendadak murung begitu Dewi Bulan menolak permintaan mereka. Sementara itu, Zhou Yu dan Mo Sheng sama-sama punya peluang untuk menembus alam dewa. Oleh karena itu, mereka tidak akan menyerah untuk menyelamatkannya.     

Tapi yang jauh lebih penting, di mana mereka bisa menaruh mukanya?     

Apabila mereka gagal menyelamatkan kedua kultivator tersebut, maka mereka akan dijadikan sebagai bahan lelucon. Dengan begitu, siapa yang masih akan percaya dengan Daratan Heaven di masa depan?     

Tapi pada akhirnya, mereka pun bersepakat. Keenam dewa itu akan membayarnya dengan lima harta karun elemen, 60 ribu Godstones, dan membiarkan Daratan Guanghan berpindah ke Dunia Ziluo.     

Namun, mereka juga meminta syarat kepada Dewi Bulan. Salah satu Penegak Hukum perlu menginvestigasi Sekte Dewa Darah. Itu adalah persyaratan yang diminta oleh Istana Langit.     

Karena Istana Langit yang membuat peraturan, dan harus dipatuhi oleh semua anggotanya, maka Dewi Bulan pun tidak bisa menolaknya.     

Di Sekte Dewa Darah, Zhang Ruochen baru saja memulihkan luka-lukanya. Pertama-tama, dia menyegel kelima indera Zhou Yu dan Mo Sheng. Setelah itu, dia mengeluarkan Tongkat Dewa.     

Bayangan Dewi Bulan muncul di hadapannya. "Zhang Ruochen, salah satu Penegak Hukum akan berkunjung ke Sekte Dewa Darah dengan membawa lima harta karun elemen dan 20 Godstones. Setelah itu, kau harus membebaskan mereka berdua."     

"Mo Sheng dan Zhou Yu hanya sepadan dengan 20 Godstones? Daratan Heaven memang sangat pelit." Zhang Ruochen mendadak kehabisan kata.     

"Cuma itu yang bisa mereka berikan. Tapi, aku harus berterima kasih kepadamu. Berkat dirimu, Daratan Guanghan akan pindah ke Dunia Ziluo, dengan lingkungan kultivasi yang lebih baik," kata Dewi Bulan.     

"Jika seperti itu, maka saya tidak bisa berbuat apa-apa lagi," kata Zhang Ruochen. Tapi jauh di dalam hatinya, dia merasa kebingungan. Apa cuma 20 Godstones yang sanggup dibayarkan oleh Daratan Heaven?     

Intinya adalah, apa Dewi Bulan benar-benar meminta 20 Godstones?     

Tapi memangnya siapa Zhang Ruochen? Berani-beraninya dia mempertanyakan kredibilitas seorang dewa? Maka dari itu, 20 Godstones lebih baik daripada tidak mendapatkan apapun.     

Setelah mengumpulkan harta karun elemen, maka dia bisa memurnikan Fisik Chaotic Lima Elemen.     

"Ada satu hal lagi yang perlu kuingatkan kepadamu. Kemunculan Xue Lingxian telah menarik perhatian Dunia Langit. Bahkan, Dunia Neraka juga sempat meminta penjelasan kepada Dunia Langit. Maka dari itu, enam Penegak Hukum akan berkunjung ke Sekte Dewa Darah. Mereka berasal dari Istana Langit, Daratan Guanghan, Daratan Kunlun, Daratan Heaven, Daratan Blackdemon, dan Dunia Neraka," kata Dewi Bulan.     

"Mereka adalah para figur tangguh. Daratan Guanghan mengirimkan Kaisar Jimie, sedangkan Daratan Kunlun akan mengirimkan Kaisar Wen. Sementara itu, Penegak Hukum lainnya juga sama kuatnya seperti mereka. Jadi, sebaiknya kau tidak bersikap ceroboh. Jangan lagi bertindak bodoh dengan menghancurkan bayangan Penegak Hukum. Pikirkan baik-baik sebelum melakukannya."     

Mendengar itu, Zhang Ruochen merasa terkejut. Ternyata, segalanya tidak sesederhana itu. Karena bukan hanya Istana Langit yang bakal berkunjung ke sana, tapi juga Dunia Neraka.     

"Terima kasih atas informasinya, Dewi Bulan. Saya tahu dengan apa yang harus dilakukan," kata Zhang Ruochen setelah merenung sejenak.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.