Kaisar Dewa

Bangkitnya Wanita dari Klan Bermata Tiga



Bangkitnya Wanita dari Klan Bermata Tiga

0Setelah berkultivasi bersama, maka kekuatan Sekte Dewa Darah langsung meningkat drastis. Baik jumlah Biksu maupun Saint King mereka sama-sama bertambah, hingga mereka seolah memiliki sebuah harapan baru.     

Jika mereka dapat terus berkembang seperti ini, maka cepat atau lambat, Sekte Dewa Darah akan kembali berjaya.     

Atas dasar itulah, maka para anggota sekte menjadi semakin hormat dengan Grand Master mereka, Zhang Ruochen. Lagipula, semua perubahan itu terjadi berkat pria tersebut.     

Jin Yu, Luo Chen dan Bao Lie sama-sama telah menembus level Path's Anterior. Oleh karena itu, mereka masih kesulitan untuk menembus ke level baru. Akibatnya, selama proses kultivasinya, perkembangan mereka tidak terlalu signifikan.     

Satu-satunya yang membuat Zhang Ruochen merasa sedih adalah fakta bahwa Mu Lingxi dan Han Xue gagal menembus Alam Heaven's Reach. Mereka sama-sama mengalami hambatan, seperti yang sempat dialami oleh Zhang Ruochen sebelumnya. Mereka berkultivasi dengan sangat cepat, hingga sebagian besar prinsipnya merupakan prinsip minor.     

Tanpa peluang tertentu, maka mereka akan kesulitan untuk menembus Alam Heaven's Reach. Akibatnya, mereka masih harus kembali mengakumulasi kekuatannya dalam kurun waktu yang cukup lama.     

Han Xue berjalan menghampirinya dan berkata serius. "Master, saya ingin berlatih di luar sendirian dan mencari peluang untuk menembus level baru."     

Yang jelas, Han Xue telah menyadari kekurangannya. Dia harus mencari pengalaman sebanyak-banyaknya dengan cara berkultivasi sendirian.     

Sebab, sejatinya Fisik Seribu Tulang memang perlu ditempa melalui berbagai macam pertempuran.     

Zhang Ruochen langsung menyadari maksud perkataan Han Xue. Setelah itu, dia memikirkannya sejenak dan mengangguk. "Apapun yang ingin kau lakukan, maka aku akan selalu mendukungmu. Namun, selama berada di luar sana, kau harus tetap waspada. Jika kau mengalami kesulitan yang tak bisa kau selesaikan, maka kau bisa memberitahuku."     

"Baik, saya mengerti. Master, Nona, Blackie, dan Paman Senior, saya pergi dulu. Sampai jumpa." Saat Han Xue berpamitan dengan mereka, tergambar sedikit sesal di matanya.     

Sekembalinya dari Netherworld, dia belum sempat menghabiskan banyak waktunya dengan Zhang Ruochen. Dan sekarang ini, dia harus kembali berpamitan dengan mereka, dan hal itu membuatnya sedih.     

Namun, perlu diingat, gadis itu adalah keturunannya Permaisuri Seribu Tulang dan memang ditakdirkan untuk berjalan di jalur yang berbeda. Jalur itu harus ditempuh dengan langkah yang mantap, bahkan tanpa keraguan sedikitpun.     

Demi mengejar mimpinya untuk menjadi dewa, maka dia harus mengesampingkan segalanya.     

WOOOSHHH!!     

Karena tidak ingin berlama-lama, Han Xue langsung memalingkan muka dan pergi dari Sekte Dewa Darah.     

Sambil mengamati kepergian Han Xue, ekspresi Zhang Ruochen terlihat kompleks. Perkembangan kultivasi Han Xue membuatnya gembira sekaligus sedih.     

Sebab, Zhang Ruochen memahami satu hal; bahwa seiring dengan perkembangan level Han Xue, maka gadis itu akan selalu menemui masalah baru.     

Sebagai masternya, sebenarnya dia ingin selalu memberikan dukungan penuh.     

Karena Zhang Ruochen percaya, bahwa dalam waktu dekat, Han Xue akan menjadi sosok Permaisuri Seribu Tulang yang baru dan sangat terkenal di luar sana. Tapi sebagai masternya, sayang sekali dia tidak bisa menemani prosesnya.     

Mu Lingxi berjalan menghampiri Zhang Ruochen dan berkata. "Bahkan Han Xue pergi untuk mencari pengalaman di luar sana. Kalau begitu, aku juga perlu berlatih lebih keras. Aku akan kembali ke Danau Phoenix dan memaksimalkan warisan Ice Phoenix."     

Mendengar itu, Zhang Ruochen langsung tersadar dari lamunannya dan mulai menatap Mu Lingxi, seraya berkata. "Apa kau yakin?"     

"Dulu aku masih belum yakin, tapi setelah aku berada di level puncak dan menguasai Fisik Heavenly Phoenix, mestinya aku bisa mendapatkan warisan tersebut. Kau tidak perlu khawatir. Bila aku masih ragu, maka aku tidak akan pernah melakukannya." Kata Mu Lingxi.     

Mendengar itu, Zhang Ruochen merenung sejenak, sebelum akhirnya berkata. "Baiklah kalau begitu. Seusai mengurus beberapa hal di sekte, maka aku akan mengantarmu ke Danau Phoenix."     

Sekarang ini, situasi di Daratan Kunlun sangat pelik dan sukar diprediksi. Jika Mu Lingxi memang berniat untuk mendapatkan warisan Ice Phoenix, maka itu adalah kabar bagus.     

Jika wanita itu berhasil dalam prosesnya, maka dia akan terbang ke angkasa bagaikan seekor phoenix.     

Tanpa berlama-lama, Zhang Ruochen mulai mengurus sektenya. Mestinya, setelah beberapa pertempuran yang terjadi di sana, tidak ada kelompok lain yang berani mencari masalah dengan mereka.     

Satu-satunya hal yang perlu dipikirkan oleh Zhang Ruochen adalah bagaimana cara memanfaatkan Demonstone Engraving.     

Toh dia tidak mempelajari teknik demonic. Maka dari itu, dia tidak ingin membawanya.     

Selain empat Demonic Engraving di tangan Mu Lingxi, Du Mosheng, Pei Linhu dan He Yuan, dia masih menyimpan delapan batu lainnya. Maka dari itu, dia harus bisa menyembunyikannya di tempat yang sangat aman, agar para anggota sekte dapat mempelajarinya.     

Setelah merenung sejenak, akhirnya Zhang Ruochen memutuskan untuk menyimpan Demonstone Engraving di bawah Altar Dewa Darah. Dengan kata lain, dia akan membiarkan mayat dewa darah untuk menjaganya.     

Dengan berbagai macam pertimbangan, selama seseorang berani menyentuh Demonstone Engraving, maka dia sama seperti sedang menyentuh mayat Dewa Darah. Bahkan Supreme Saint tidak akan sanggup menghadapi konsekuensinya.     

Supreme Saint Xuetu adalah salah satu buktinya.     

Setelah mengatur semuanya dengan para elder sekte, Zhang Ruochen pergi dari sana bersama dengan Blackie dan Mu Lingxi.     

Blackie juga merasa bosan jika terus berada di sana. Menurutnya, berjalan bersama Zhang Ruochen akan terasa jauh lebih menarik.     

Setibanya di Danau Phoenix, Mu Lingxi langsung memasuki ruang rahasia dan bersiap menerima warisan leluhurnya. Apapun hasilnya, dia sudah memutuskannya bulat-bulat.     

Sambil mengamati kepergian Mu Lingxi, Zhang Ruochen berbisik. "Semoga segalanya berjalan dengan lancar."     

Karena dia sedang berada di Danau Phoenix, maka dia tidak buru-buru pergi dari sana. Di samping itu, dia juga bisa mengunjungi Selir Lin dan bersantai sejenak.     

Saat terjadi penyerangan di Kota Shengming, dia harus pergi dengan terburu-buru dan belum sempat berpamitan dengan ibunya.     

Begitu melihat kepulangan Zhang Ruochen, Selir Lin pun merasa sangat bahagia. Di waktu yang sama, wanita itu langsung memasak makanan untuk putranya.     

Zhang Ruochen duduk di samping Selir Lin dan bertanya. "Ibu, di mana Kong Xuan? Kenapa aku tidak melihatnya?"     

Sebelum-sebelumnya, Kong Xuan memang selalu berada di sekitar Selir Lin. Tapi sekarang, wanita itu tidak ada disana.     

Zhang Ruochen telah memindai seluruh Danau Phoenix dengan Kekuatan Batin-nya, namun dia tidak bisa menemukan keberadaan Kong Xuan.     

"Kong Xuan sudah pergi dari sini." Kata Selir Lin.     

Zhang Ruochen sontak merasa terkejut dan berkata. "Dia pergi kemana?"     

"Chen'er, tidak lama setelah kepergianmu, ada pria misterius yang datang kemari dan mengajaknya pergi dari sini." Kata Selir Lin.     

Zhang Ruochen mengernyitkan dahinya dan berkata. "Siapa dia? Kenapa dia mengajaknya pergi?"     

Padahal, Kong Xuan sedang berada di Danau Phoenix, dan ada dua penjaga Saint King dari Daratan Guanghan. Jika pria misterius itu berhasil masuk ke sana dan mengajak Kong Xuan, artinya dia bukan orang sembarangan.     

Mata Selir Lin tampak bercahaya. "Pria misterius itu mirip dengan Kong Xuan. Dia memiliki sayap tujuh warna. Katanya, dia ingin mengajak Kong Xuan berkultivasi. Pada mulanya, Kong Xuan memang sempat menolak, tapi aku memintanya untuk pergi dari sini. Lagipula, ini adalah kesempatan langka baginya. Aku cuma tidak ingin dia melewatkannya begitu saja."     

Mendengar itu, Zhang Ruochen kembali terkejut. Tak disangka, ternyata Selir Lin akan berkata seperti itu.     

Di waktu yang sama, Zhang Ruochen juga menyadari sesuatu. Kalau tidak salah, sosok yang membawa Kong Xuan adalah seorang pria yang berasal dari klan setengah manusia setengah merak.     

Selama Kong Xuan berkultivasi dengannya, sebenarnya itu adalah peluang yang bagus.     

Faktanya, saat Zhang Ruochen bertemu dengan Kong Xuan sebelumnya, wanita itu sudah berada di level Saint King, hingga membuat Zhang Ruochen semakin penasaran dengannya. Padahal, Zhang Ruochen hanya memberinya salinan Kitab Merak yang tidak lengkap. Jadi, mustahil bila Kong Xuan dapat menembus ke Alam Saint King.     

Maka dari itu, mestinya Kong Xuan pernah mendapatkan peluang khusus dari tempat lain. Sehingga, peluang itu mungkin berkaitan dengan si pria misterius.     

Jika demikian, maka Zhang Ruochen tidak sabar ingin melihat perkembangan Han Xue di kemudian hari.     

Di hari ketiganya di Danau Phoenix, Zhang Ruochen sempat mengunjungi pulau di tengah danau, lantas bertemu dengan Penggila Alkohol dan Gu Songzi. Di sana, mereka berbincang bersama.     

Hari-hari yang dilewati oleh Penggila Alkohol dan Gu Songzi teramat membosankan. Mereka melewati hari-harinya tanpa pertempuran dan pembunuhan. Sehari-hari, mereka hanya mengurus wine dan elixir.     

Pada saat itu, ekspresi Gu Songzi mendadak berubah. "Ada yang baru saja menyusup ke Danau Phoenix."     

Pada saat itu, Zhang Ruochen merasakan fluktuasi ruang di Danau Phoenix, sembari menatap ke arah danau luas berwarna biru.     

Tiba-tiba, seorang wanita bergaun ungu muncul di hadapannya.     

Wanita itu sangat anggun dan cantik. Kulitnya seputih permata, dan tubuhnya memancarkan aura suci, bagaikan peri yang baru saja turun dari langit.     

Terdapat mata vertikal di keningnya, hingga membuatnya tampak spesial. Mata vertikalnya sangat dalam, seakan dapat menyibak misteri apapun yang tersimpan di dunia.     

"Klan Bermata Tiga."     

Zhang Ruochen memicingkan matanya dan berusaha menebak identitas wanita tersebut.     

Klan Bermata Tiga adalah kelompok yang sangat kuat dan misterius di Daratan Kunlun.     

Namun, di Abad Pertengahan, Klan Bermata Tiga sempat mengalami kepunahan, hingga cerita tentang mereka hanya menjadi legenda belaka.     

Namun pada saat ini, seorang wanita Bermata Tiga baru saja muncul di depannya. Hal itu membuatnya semakin bertanya-tanya.     

Sementara itu, Penggila Alkohol membelalakkan matanya dan mengamati wanita itu lekat-lekat.     

"Bagaimana mungkin? Zhang Ruochen... bukankah kau mengenalnya?"     

Penggila Alkohol benar-benar tak percaya dengan apa yang baru saja dilihatnya.     

Zhang Ruochen berkata. "Apa aku mengenalnya? Tunggu, apa aku pernah bertemu dengannya? Kurasa aku tidak pernah bertemu dengannya."     

Penggila Alkohol mengingatkannya. "Klan Bermata Tiga memang pernah dihancurkan di Abad Pertengahan, tapi saat kita berkunjung ke Lautan Yin Yang, kita pernah melihat mayat wanita Bermata Tiga di lautan."     

Pada saat itu, Penggila Alkohol berhenti bicara dan kembali ternganga.     

Zhang Ruochen pun merasa tercengang setelah dia mengingatnya. Ternyata, wanita itu memang mirip seperti mayat yang pernah ditemuinya di lautan dewa.     

Hal itu benar-benar aneh baginya. Bagaimana mungkin mayat berumur ratusan ribu tahun bisa hidup kembali dan muncul di hadapannya?     

Di samping itu, Penggila Alkohol juga merasa sangat bersalah, karena dia pernah mengambil Three Leaf Nine Lives Flower dari tubuh wanita tersebut.     

Dalam satu kedipan mata, wanita berjubah ungu muncul di tengah pulau.     

Dia mengacuhkan Zhang Ruochen dan Gu Songzi, sambil memperhatikan Penggila Alkohol dan berkata pelan. "Kembalikan harta karun klanku."     

Mendengar itu, Penggila Alkohol merasa tercekat. Tampaknya memang benar, wanita itu datang kemari untuk mencarinya.     

Sambil berusaha menenangkan diri, dia berkata tenang. "Harta karun klanmu? Aku tidak tahu apa yang sedang kau bicarakan. Kurasa kau salah orang."     

"Apa aku perlu menyebutkan namanya? Serahkan Three Leaf Nine Lives Flower." Ekspresinya mendadak berubah dingin.     

Meski Penggila Alkohol agak takut dengan wanita berjubah ungu, namun dia masih bersikap tenang. "Aku tidak pernah mendengarnya. Jangan asal menuduh orang lain."     

"Kalau begitu, jangan salahkan aku." Wanita itu melepaskan aura yang mengerikan. Tatapan matanya berubah menjadi dingin.     

Terutama mata vertikalnya, yang melepaskan cahaya brilian dan mengunci pergerakan Penggila Alkohol, seakan hendak merobek jiwa sucinya.     

"Kuat sekali."     

Begitu merasakan aura tersebut, Zhang Ruochen merasa tersentak.     

Di waktu yang sama, Zhang Ruochen juga sadar bahwa wanita ini adalah orang yang sama, yang pernah ditemuinya di lautan dewa. Yang jelas, dia bisa kembali hidup karena alasan khusus. Di samping itu, auranya juga mirip dengan aura di lautan dewa.     

Karena wanita itu baru saja bangkit dari kematian, maka hal yang sama juga berlaku pada mayat-mayat lainnya.     

Ada banyak gunung es di lautan dewa. Di dalam gunung esnya tersimpan mayat, dan masing-masing mayatnya adalah sosok yang sangat tangguh semasa hidupnya. Mereka adalah para kultivator di level Biksu dan Saint King.     

Terutama beberapa makhluk yang dipenjara di jembatan batu. Mereka adalah para monster mengerikan. Tubuh Blackie juga dikurung di sana.     

Jika makhluk-makhluk itu kembali hidup, maka mereka akan menjadi pasukan yang sangat kuat.     

Banyak hal melintas di benaknya, dan sebelum wanita itu sempat melancarkan serangan, Zhang Ruochen sudah lebih dulu berpindah di depan Penggila Alkohol. Di waktu yang sama, dia merentangkan tangannya dan melepaskan awan api untuk melindungi rekannya.     

Penggila Alkohol menatap wanita itu dengan tampang ketakutan.     

Begitu wanita itu hendak menyerangnya, dia merasa sangat terancam.     

"Apa kau ingin menghentikanku?" wanita itu menatap Zhang Ruochen dengan wajah permusuhan.     

Zhang Ruochen menggelengkan kepalanya pelan dan berkata. "Saya tidak bermaksud seperti itu. Saya hanya tidak ingin membiarkan teman saya terluka."     

Setelah itu, Zhang Ruochen menatap Penggila Alkohol dan berkata kepadanya. "Kembalikan benda itu kepadanya. Itu adalah harta karun klan mereka. Tidak ada gunanya untukmu."     

Mendengar itu, Penggila Alkohol memasang ekspresi kecewa, namun setelah melihat tatapan dingin wanita berjubah ungu, maka dia mulai mengeluarkan Three Leaf Nine Lives Flower.     

Sambil mengamati ekspresi Penggila Alkohol, Zhang Ruochen langsung merebut benda itu dan melemparkannya kepada wanita tersebut.     

"Benda itu memang harus kembali ke pemiliknya."     

Wanita berjubah ungu merentangkan tangannya dan mengambil benda tersebut.     

Lambat laun, aura ganasnya mulai mereda.     

Ternyata, dia memang ingin mendapatkan Three Leaf Nine Lives Flower. Wanita itu tidak ingin memicu konflik dengan siapapun.     

Tentu saja, jika dia gagal mendapatkannya, maka dia tidak keberatan untuk menggunakan kekerasan.     

Selama masih ada anggota klan yang tersisa, maka harta karun itu harus kembali ke tangan mereka, bukan berada di tangan orang asing.     

Wanita itu menyimpan Three Leaf Nine Lives Flower, dan bersiap pergi dari Danau Phoenix.     

"Tolong tunggu sebentar." Kata Zhang Ruochen.     

Wanita berjubah ungu menoleh ke belakang dan menatap Zhang Ruochen. "Ada apa?"     

"Kalau saya boleh bertanya, bagaimana Anda bisa hidup kembali? Situasi macam apa yang terjadi di Lautan Yin Yang sekarang ini?"     

Zhang Ruochen bertanya dengan ekspresi serius.     

Mendengar itu, intensitas membunuh memancar di mata wanita tersebut, sambil berkata. "Entahlah."     

Setelah itu, dia bergegas pergi dari sana. Dalam satu kedipan mata, wanita itu menghilang tanpa jejak.     

"Ternyata wanita ini bukan sosok sembarangan. Ternyata nyalimu besar juga Penggila Alkohol. Berani-beraninya kau mengambil harta karun milik wanita seperti itu." Kata Gu Songzi.     

Penggila Alkohol terlihat murung dan berkata kesal. "Siapa sangka bila dia bisa hidup kembali? Three Leaf Nine Lives Flower-ku. Zhang Ruochen, bukankah kau sudah menjadi lebih tangguh daripada sebelumnya? Kenapa kau masih takut dengan wanita itu?"     

Meski dia bukan tandingannya, tapi bagaimana mungkin Zhang Ruochen menyerah begitu saja?     

"Bukannya aku takut kepadanya! Wanita ini sudah mati sejak Abad Pertengahan. Dan sekarang, tiba-tiba dia kembali hidup. Apa kau tidak penasaran dengan penyebabnya? Sekarang ini, kurasa ada perubahan besar yang terjadi di Lautan Yin Yang."     

Zhang Ruochen terlihat murung. Dia menduga bahwa wanita itu adalah salah satu sosok dari Daratan Kunlun yang baru saja dibangkitkan. Wanita itu masih belum mati. Sebaliknya, selama ini dia sedang hibernasi, hingga orang lain akan menganggapnya mati.     

Tampaknya, Zhang Ruochen harus mengunjungi Lautan Yin Yang.     

Mendengar itu, Penggila Alkohol pun merasa tersentak. Sebab, misteri yang tersimpan di Lautan Yin Yang pasti merupakan sesuatu yang mengerikan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.