Kaisar Dewa

Putra Kegelapan, Sang Jenius yang Sekarat



Putra Kegelapan, Sang Jenius yang Sekarat

0Berbekal Sundial, mereka bisa kembali berkultivasi selama satu tahun. Mereka telah memurnikan kristal-kristal dewa yang baru saja diperolehnya, kecuali dua kristal Kegelapan.     

Proses kultivasi mereka pun membuahkan hasil. Kini, Zhang Ruochen memiliki 340 ribu prinsip ruang dan 260 prinsip waktu. Yang jauh lebih penting, pemahamannya terhadap kedua ilmu itu juga berkembang pesat. Sehingga, dia mendapatkan banyak pencerahan.     

Sekarang ini, Zhang Ruochen telah menguasai Ruang Runtuh hingga berada di puncaknya. Yang jelas, hal itu membuat energi destruktifnya meningkat dua kali lipat. Dengan teknik tersebut, mestinya dia bisa mengalahkan Supreme Saint Netherwilt. Mulai sekarang, teknik itu juga bisa menjadi kartu andalannya.     

"Kristal dewa memang hebat. Tapi sayangnya, semakin banyak memurnikan kristal tersebut, maka pengaruhnya akan semakin berkurang. Peningkatannya tidak sebanyak saat pertama kali kita memurnikannya," kata Thousand Star Maiden.     

Zhang Ruochen tersenyum. "Jangan serakah. Kurasa hasil kultivasi kita sudah cukup baik. Minimal, untuk sementara waktu, kita masih bisa menghadapi situasi krisis ini."     

Sebenarnya, pencapaian terbesar mereka bukan terletak pada penambahan jumlah prinsipnya, tapi pemahaman mereka terhadap prinsip-prinsip kuno tersebut. Itu adalah kunci untuk menyingkirkan energi destruktif yang masuk ke dalam tubuh mereka.     

"Kau benar. Umurku yang sempat terpotong juga telah kembali normal. Sundial memang harta karun legendaris di dunia ini," kata Thousand Star Maiden sambil menatap Sundial.     

Sebelum-sebelumnya, energi waktu sempat memotong umur wanita tersebut, hingga rambut hitamnya berubah menjadi putih.     

Tapi sekarang, Thousand Star Maiden terlihat cerah. Rambut panjangnya kembali berwarna hitam, tanpa tanda-tanda penuaan.     

Karena selama berkultivasi, dia tak sengaja memahami kekuatan misterius Sundial. Sementara itu, banyak tanda waktu yang bermunculan dari Sundial dan menyatu dengan prinsip waktunya Zhang Ruochen. Pengaruhnya sama seperti saat pertama kalinya Zhang Ruochen menyentuh Sundial.     

Mestinya, hal itu dapat meningkatkan umur Zhang Ruochen. Hal yang sama juga berlaku pada wanita tersebut. Umurnya yang sempat terpotong, kini kembali normal.     

Sambil melambaikan tangannya, Zhang Ruochen mengambil Sundial.     

"Kita sedang terperangkap di dalam perut monster. Tempat ini sama sekali tidak aman. Kita harus mencari jalan keluar secepat mungkin," kata Zhang Ruochen dengan ekspresi serius.     

Kini, mereka tidak lagi mengkhawatirkan cahaya lima warna. Namun, jika monster itu menggunakan cara lain untuk membunuh mereka, konsekuensinya akan sulit dibayangkan.     

Thousand Star Maiden mengangguk dan berkata, "Perut monster ini sangat besar. Kurasa kita perlu menjelajahinya. Mungkin kita bisa menemukan sesuatu."     

Setelah itu, mereka berdua mulai berjalan bersisian.     

Mereka perlu menjaga kontak fisik, karena mereka harus menjaga aliran prinsip di tubuh masing-masing.     

Ruangan itu sangat besar, hingga mencapai radius ribuan mil. Tapi sayangnya, tempatnya cukup sepi dan hening.     

Namun, sebenarnya hal itu memang lumrah terjadi. Sebab, monster itu tidak akan membiarkan sisa-sisa makanan berada di tubuhnya.     

Saking mengerikannya, empat energi dewanya mampu memurnikan senjata king.     

Tiba-tiba, terdengar suara teriakan kencang.     

Zhang Ruochen berhenti berjalan. Kelihatannya, dia baru saja merasakan sesuatu.     

Sensitivitasnya meningkat seiring dengan perkembangan Ilmu Ruang-nya. Sehingga, dia bisa merasakan apapun dalam radius ratusan kaki di sekitarnya. Dia juga bisa merasakan ancaman yang ada di sekitarnya.     

Itu adalah satu-satunya cara untuk bisa selamat. Karena di tempat itu, baik Kekuatan Batin maupun pandangan matanya sama-sama terbatas. Oleh karena itu, Zhang Ruochen perlu menggunakan Pola Ruang-nya.     

"Ada apa?" tanya Thousand Star Maiden dengan tampang penasaran.     

Zhang Ruochen berkata, "Kurasa ada orang lain dalam radius seratus kaki."     

Mendengar itu, Thousand Star Maiden merasa terkejut. Padahal, mereka sempat berjuang mati-matian agar bisa selamat dari empat energi dewa tersebut, lantas kenapa masih ada orang lain yang bisa selamat?     

Jika memang ada orang di sekitar sana, pasti dia bukanlah kultivator biasa.     

Seketika itu juga, mereka langsung menyembunyikan aura masing-masing dan melangkah dengan lebih hati-hati.     

"Ada orang di sana." Thousand Star Maiden memfokuskan pandangan matanya ke satu arah.     

Berbekal Divine Eyes Origin, maka dia melihat seorang manusia yang sedang duduk bersila dalam radius 300 meter di depan mereka.     

Karena Ilmu Origin-nya baru saja mengalami perkembangan pesat, maka Divine Eyes Origin-nya pun menjadi semakin tajam. Kalau tidak, maka dia tidak akan bisa melihat apapun dalam radius 30 meter di depannya, terlebih di tempat semacam itu.     

Empat energi dewa sedang melingkupi tubuh orang tersebut.     

Menurut wanita itu, orang tersebut masih belum mati, tapi kondisinya sangat mengerikan.     

Karena terpengaruh oleh kekuatan waktu, maka dia menjadi sangat tua. Rambutnya berwarna abu-abu dan tubuhnya mengeluarkan bau busuk. Jika diamati dengan seksama, kelihatannya dia sedang sekarat.     

Di waktu yang sama, energi Origin juga menyelimuti tubuhnya, hingga membuat fisiknya berada di ambang kehancuran. Sebentar lagi, tampaknya dia akan berubah menjadi partikel-partikel kecil, yang bahkan bisa dilihat dengan mata telanjang.     

"Aneh sekali aura kegelapannya. Mungkinkah dia…" ekspresi Thousand Star Maiden mendadak berubah.     

Wanita itu memiliki kesan yang dalam terhadap Ilmu Kegelapan.     

Ada beberapa kultivator dari Dunia Neraka yang pernah mempelajari Ilmu Kegelapan. Di antara mereka, Putra Kegelapan adalah sosok yang paling luar biasa. Kabarnya, dia pernah masuk ke dalam Jurang Kegelapan, hingga membuat pemahamannya terhadap Ilmu Kegelapan menjadi semakin dalam.     

Ekspresi Zhang Ruochen terlihat serius, "Auranya mirip seperti Putra Kegelapan. Tak kusangka, ternyata dia juga berada di dalam perut monster ini. Kalau tidak salah, dia sudah lebih dulu berada di sini dibandingkan dengan kita. Karena dia mampu bertahan dari empat energi dewa dalam kurun waktu yang lama, artinya dia memang luar biasa. Dia benar-benar menghidupi reputasinya."     

Para kultivator tangguh dari Dunia Neraka tercatat dalam 10 Klan Terkuat di Dunia Neraka. Pada umumnya, mereka dibedakan menjadi 10 level. Yang jelas, level 10 adalah sosok yang sangat berbahaya. Mereka yang berada di level itu setara dengan seorang kultivator di puncak Path's Anterior.     

Namun, faktanya, sosok tangguh seperti Yan Wushen dan Putra Kegelapan tidak pernah tercatat di dalam buku tersebut. Hal itu terjadi karena mereka sangat tangguh. Meski begitu, mereka masih tergolong ke dalam level 10.     

Kabarnya, para kultivator di level 10 adalah mereka yang mampu membunuh Supreme Saint. Kultivasi mereka sudah berada di puncak Saint King.     

"Putra Kegelapan memang sangat kuat, tapi dia sedang berada di ambang kematian. Siapa sangka bila sosok jenius dari Istana Kegelapan akan berakhir di dalam perut monster ini?" Thousand Star Maiden menggelengkan kepala dan menghembuskan nafasnya.     

Putra Kegelapan adalah sosok yang sangat bertalenta dan memiliki potensi besar untuk menembus alam dewa. Tapi sekarang, dia akan segera mati. Nasib memang tidak bisa diprediksi.     

Meski begitu, Zhang Ruochen masih terlihat tenang. Toh, kematian Putra Kegelapan bakal menguntungkan Daratan Kunlun. Mereka sama sekali tidak dirugikan atas insiden tersebut.     

Jika memungkinkan, maka dia ingin membunuh semua kultivator dari Dunia Neraka. Dengan begitu, maka dia bisa memberikan pelajaran kepada mereka.     

Pada saat ini, Putra Kegelapan sedang berada dalam kondisi yang sangat lemah. Itu adalah kesempatan yang bagus untuk membunuhnya. Namun, setelah memikirkannya dengan seksama, Zhang Ruochen masih belum mengambil tindakan apapun.     

Alasannya sederhana. Putra Kegelapan adalah sosok yang sangat misterius. Apabila Zhang Ruochen bertindak dengan tergesa-gesa, maka dia bisa terkena masalah. Lagipula, sebentar lagi empat energi dewa itu juga bakal membunuhnya. Maka dari itu, dia tidak perlu mengambil resiko.     

Saat Zhang Ruochen sedang memikirkannya, tiba-tiba Putra Kegelapan mengangkat wajahnya. Dia membuka matanya secara perlahan dan menatap mereka berdua.     

"Kita ketahuan. Meski dalam kondisi sekarat, tapi ternyata dia masih sangat sensitif."     

Karena mereka sudah ketahuan, Zhang Ruochen dan Thousand Star Maiden tidak lagi bersembunyi. Mereka kembali melangkah maju.     

Pada akhirnya, mereka berhenti di jarak 100 kaki jauhnya.     

Sorot mata Putra Kegelapan masih terlihat tenang dan damai. Namun, vitalitasnya telah menurun drastis, hingga membuatnya mirip seperti seorang pria tua.     

Dia sedang menatap mereka berdua tanpa rasa benci, seolah dia sedang melihat dua sosok mortal. Lantas, dia berkata tenang. "Tak kusangka, ternyata aku akan bertemu dengan kalian berdua di penghujung hidupku. Rupanya kehidupan ini sangat indah. Kita tidak akan pernah bisa memprediksi apa yang bakal terjadi di kemudian hari."     

Zhang Ruochen mendengus, "Padahal Dunia Neraka selalu punya keinginan untuk menghancurkan dunia ini. Tapi sekarang, kau malah bicara tentang kehidupan. Bukankah itu sangat ironis?"     

Putra Kegelapan adalah sosok yang jarang memuji orang lain. Dia tidak akan pernah peduli dengan kultivator lain, apalagi repot-repot bicara dengan mereka. Namun, menurutnya, Zhang Ruochen adalah sosok yang luar biasa. Oleh karena itu, dia berbincang dengan pria tersebut dan berdiskusi mengenai arti kehidupan. Bahkan dia ingin bicara tentang Dao of Life.     

Ketika itu, wajah Putra Kegelapan benar-benar terlihat keriput. Namun, dia masih tersenyum. "Bukankah pertempuran juga sering terjadi di Dunia Langit? Bukankah mereka juga suka berperang dan menimbulkan kehancuran? Kalau begitu, kenapa seseorang dari Dunia Neraka tidak pantas bicara tentang kehidupan?"     

"Jika kau memang mendambakan kehidupan, lantas kenapa kau masih datang ke tempat ini?" tanya Zhang Ruochen.     

Putra Kegelapan berkata, "Aku sedang mencari puncak evolusi kehidupan, agar aku bisa menembus alam dewa. Sebaliknya, pertempuran di antara Dunia Langit dan Dunia Neraka sama sekali tidak ada artinya untukku. Aku hanya ingin menembus ke alam baru dan mencapai puncak kultivasiku."     

"Daratan Kunlun sangat berbeda dengan dunia lainnya. Ini adalah dunia immortal, tempat yang dulunya pernah melahirkan banyak figur tangguh, seperti halnya Lord Wentian Ten Tribulation, Biksu Suci Xumi, Dragon Lord Jiwang dan lainnya. Mereka adalah para idolaku. Maka dari itu, aku datang kemari dan ingin menyempurnakan Dao-ku."     

Setelah itu, sorot matanya memancarkan cahaya brilian.     

Jika diamati dengan seksama, Putra Kegelapan mirip seperti seseorang yang telah banyak memakan asam garam kehidupan. Dia tidak peduli dengan hal-hal sepele di luar sana, seperti halnya konflik di antara Dunia Langit dan Dunia Neraka. Rasa-rasanya, dia hanya ingin menjadi seorang kultivator sejati.     

"Sayang sekali. Nasibmu sudah berada di ujung tanduk. Kau tidak akan punya kesempatan untuk mengejarnya. Kau telah dipecundangi takdirmu sendiri."     

Sepengetahuannya, Putra Kegelapan tidak pernah muncul di Medan Pertempuran Merit. Dia selalu berkultivasi di Dunia Neraka dan menyembunyikan eksistensinya. Mungkin selama ini dia memang ingin mengejar Dao.     

Entah perkataannya benar atau tidak, tapi sebentar lagi dia akan mati.     

Putra Kegelapan berkata, "Aku tidak pernah percaya dengan takdir. Bahkan aku juga tidak pernah mengunjungi Istana Takdir."     

"Faktanya, segala peristiwa terjadi atas perbuatan manusia. Sejak pertama kalinya seseorang berkultivasi, sejak saat itu pula mereka sudah terikat oleh takdir. Mereka sama sekali tidak bisa melawan takdir, tapi mereka masih bisa mengendalikannya. Karena aku terlalu lemah, maka takdirku berakhir seperti ini."     

Perkataannya membuat Zhang Ruochen merasa tersentak. Padahal di luar sana, banyak kultivator yang merasa sombong, seolah mereka bisa mengendalikan takdirnya sendiri. Namun, berapa banyak dari mereka yang benar-benar percaya dapat mengendalikan takdirnya sendiri?     

Biasanya, ketika mereka berada di situasi yang tidak menguntungkan, mereka akan memilih untuk menerima takdirnya masing-masing. Mereka tidak akan punya keberanian untuk melawan takdir tersebut.     

Buzz.     

Tiba-tiba, ruangan di sekitarnya terguncang. Aura dahsyat mulai melingkupi mereka bertiga.     

Zhang Ruochen dan Thousand Star Maiden sama-sama mendongakkan kepalanya. Di waktu yang sama, sorot mata mereka terlihat murung. Sungai Waktu menerjang turun ke arah mereka, hingga mengacaukan ruang di sekitarnya.     

Zhang Ruochen juga melepaskan Sungai Waktu, namun kekuatannya jauh lebih lemah dibandingkan energi yang mengarah menuju mereka.     

Begitu mereka ingin menangkisnya, mereka melihat Putra Kegelapan mulai merentangkan tangan keriputnya dan menggambar sesuatu di tanah. Di waktu yang sama, dia mulai menggambar inskripsi misterius.     

Berkas-berkas cahaya bermunculan dan memenuhi angkasa - bagaikan jutaan bintang - dengan momentum yang sangat mengerikan, seolah mereka sedang berada di ruang angkasa.     

Lantas, berkas-berkas cahayanya mengguncang ruang dan waktu di sekitarnya.     

Bahkan Sungai Waktu-nya sempat terdistorsi. Pada akhirnya, Sungai Waktu-nya tidak lagi mengarah kepada mereka. Tidak lama kemudian, Sungai Waktu-nya hilang.     

Setelah itu, tubuh Putra Kegelapan menjadi semakin keriput. Auranya menjadi sangat lemah.     

Zhang Ruochen tampak terkejut. Dia menatap Putra Kegelapan dengan terheran-heran. "Dia mampu menangkis serangan tersebut. Kelihatannya dia telah menemukan kelemahan monster ini."     

"Gawat. Ternyata monster ini punya banyak kartu andalan. Jika kita tidak segera menemukan jalan keluarnya, maka kita akan mati." Ekspresi Thousand Star Maiden terlihat serius.     

Putra Kegelapan berkata. "Monster ini sangat cerdas. Meski dia bisa membunuh kita dengan cepat, namun dia tidak melakukannya. Dia ingin menyiksa kita dan membiarkan kita mati secara perlahan. Tapi, hal itu membuat kita punya peluang untuk melarikan diri."     

"Peluang untuk melarikan diri?" tanya Zhang Ruochen.     

Putra Kegelapan berkata, "Semua punya kelemahan, tak terkecuali monster ini. Selama kita bisa menemukan kelemahannya, maka kita bisa melarikan diri."     

"Kelemahannya?" Thousand Star Maiden mulai memikirkannya dengan seksama.     

Sekarang ini, mereka sedang berada di tubuh monster tersebut dan banyak hal yang tidak mereka ketahui tentangnya. Apabila monster itu memang memiliki kelemahan, mungkin mereka tidak bisa menemukannya.     

Putra Kegelapan berkata, "Monster ini terbentuk dari kombinasi empat energi dewa. Dia benar-benar berbeda dengan monster-monster di luar sana. Dia sudah mengalami mutasi. Mungkin itu adalah wujud kehidupan yang sebenarnya."     

Tiba-tiba, sorot mata Thousand Star Maiden berbinar, seraya berkata. "Empat energi dewanya sangat kuat dan berasal dari dewa yang berbeda-beda. Bukan perkara mudah untuk menggabungkan keempatnya. Mungkin dia masih belum bisa melakukannya. Selama ini, monster itu hanya menstabilkan keempat energinya, tapi dia belum berhasil menggabungkannya.     

"Jika kita bisa menghancurkan keseimbangan energinya, mungkin kita bisa melukainya. Setelah itu, mungkin kita akan punya peluang untuk melarikan diri."     

Mendengar itu, Zhang Ruochen mulai menimbang-nimbang. Lantas, dia berkata. "Mungkin itu adalah kelemahannya, tapi bagaimana kita bisa menghancurkan keseimbangannya?"     

Bukan perkara mudah untuk mengidentifikasi kelemahannya. Mereka harus memikirkannya dengan seksama.     

"Kurasa ada pusaran dewa di atas ruangan ini, yang memancarkan cahaya empat warna. Kelihatannya, energi dewa berkumpul pada pusaran tersebut." Kata Putra Kegelapan.     

Mendengar itu, Zhang Ruochen merasa terkejut. Lantas, dia buru-buru bertanya, "Di mana pusarannya?"     

Putra Kegelapan tidak berkata apapun. Sebaliknya, dia kembali menggambar sesuatu.     

Whoosh!     

Pilar kegelapan melesat ke angkasa dan menembus beberapa lapisan energi, hingga memperlihatkan apa yang tersembunyi di baliknya.     

Zhang Ruochen dan Thousand Star Maiden sama-sama mendongak ke atas. Setelah itu, mereka bisa melihat langit dalam radius ribuan kaki jauhnya.     

Seperti perkataan Putra Kegelapan, di sana ada pusaran energi. Pusarannya berputar secara perlahan. Samar-samar, dia bisa merasakan energi dewa yang terlepas darinya. Saking kuatnya, energi itu seolah dapat menghancurkan apapun.     

Lambat laun, inskripsi-inskripsinya meredup. Hal yang sama juga berlaku pada pilar kegelapannya. Pada akhirnya, pusaran itu terlihat semakin jelas.     

Putra Kegelapan terbatuk kencang, dan wajahnya menjadi semakin keriput. Kondisinya sangat sekarat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.