Kaisar Dewa

Jinyang Twin Kings Datang Lebih Dulu



Jinyang Twin Kings Datang Lebih Dulu

1Di bukit gersang, belasan elit dari Thousand Star Civilization sedang berkumpul di sana. Tentu saja, pemimpin mereka adalah Thousand Star Maiden. Ada lima orang yang sedang tergeletak di depannya. Kalau dilihat dari penampilannya, maka tidak ada yang salah dari mereka. Namun, kondisi mereka sudah tak bernyawa. Jiwa suci mereka hancur, dan mata mereka membelalak lebar, seperti orang yang ketakutan.     

Mereka berlima adalah para elit di Thousand Star Civilization. Kultivasi mereka sudah berada di Alam Saint King level sembilan. Tapi pada akhirnya, mereka mati terbunuh. Mereka sama sekali tidak mampu berhadapan dengan Putra Kegelapan.     

Belum lama ini, setelah wanita itu keluar dari terowongan bawah tanah, dia langsung mengirimkan pesan kepada para elitnya untuk mencari keberadaan Putra Kegelapan. Tanpa sengaja, mereka berlima sempat mengetahui keberadaan Putra Kegelapan, namun mereka malah terbunuh. Setelah itu, Putra Kegelapan mengutus seseorang untuk mengantarkan kelima mayat tersebut, seolah dia sedang melecehkan Thousand Star Civilization.     

Thousand Star Maiden pun merasa geram. Dia mengepalkan tangannya erat-erat, hingga tubuhnya memancarkan intensitas membunuh.     

"Dia sangat keterlaluan. Berani-beraninya dia membunuh rekan kita?" kata salah satu elder.     

Kemudian, elder lainnya menimpali, "Siapapun yang berani membunuh rekan kita, maka dia harus diberi pelajaran. Putra Kerajaan pertama, ketiga dan keenam sudah berangkat. Mereka akan membunuh Putra Kegelapan. Dia tidak akan selamat."     

Bagaimanapun juga, Thousand Star Civilization memiliki pondasi yang kuat. Mereka telah melahirkan ribuan kaisar muda. Para kaisar muda itu memiliki talenta tinggi, sedangkan mereka yang masuk ke dalam top 10 besar adalah para kultivator hebat. Mereka sangat terkenal di seluruh penjuru dunia dan memiliki potensi untuk menjadi dewa.     

Terutama Putra Kerajaan pertama yang memiliki potensi luar biasa. Dia adalah kaisar muda terkuat dalam 10 ribu tahun belakangan. Meski dia tidak pernah mempelajari ilmu kuno, namun dia memiliki sesuatu yang bisa menandingi ilmu kuno. Kekuatannya berasal dari bintang dewa yang telah diturunkan dari generasi ke generasi. Sejak zaman dahulu, hanya segelintir kultivator yang dapat mengendalikannya.     

"Coba lihat itu!" kata salah satu elder sambil menuding langit.     

Mendengar itu, Thousand Star Maiden dan para eldernya sama-sama mendongakkan kepalanya, sambil mengamati langit di kejauhan. Di waktu yang sama, mereka melihat tulisan yang berbunyi, "Putra Kegelapan, aku sedang berada di puncak mayat Klan Nether. Mari kita bertempur sampai mati. Zhang Ruochen."     

Melihat itu, Thousand Star Maiden mendadak mematung. Tak disangka, setelah berpisah dengannya, ternyata Zhang Ruochen akan menimbulkan kegaduhan besar. Yang jelas, Zhang Ruochen sedang menggunakan metode yang sangat berbeda darinya. Bukannya ingin mencari Putra Kegelapan, pria itu malah menantangnya dan memancingnya keluar.     

Apabila para kultivator dari Dunia Neraka melihat darah yang digunakan untuk menulis surat tantangan tersebut, maka mereka pasti akan marah. Mereka pasti akan menghancurkan Zhang Ruochen. Tidak ada seorangpun yang bisa mentolerir perbuatannya. Bisa dibilang, tumpukan mayat itu akan menjadi tempat berkumpulnya semua orang. Semua kultivator - dari dunia manapun - akan bergerak ke sana.     

Sambil melambaikan tangannya, Thousand Star Maiden mulai menyimpan kelima tubuh kultivator di depannya. Lantas, dia menatap kejauhan dan berkata, "Mari kita mencari Zhang Ruochen. Jika Putra Kegelapan muncul di tempat itu, maka kita harus membunuhnya."     

Mendengar itu, para kultivator dari Thousand Star Civilization langsung bergegas mengikuti wanita tersebut. Thousand Star Maiden dan kelima eldernya bergerak cepat dan berangkat menuju tumpukan mayat. Yang jelas, mereka tidak ingin melewatkan pertempuran itu.     

Sementara itu, Jinyang Twin Kings juga sedang berada dalam perjalanan. Namun, mereka sempat berhenti sejenak dan mulai menatap ufuk langit. "Ternyata Zhang Ruochen benar-benar sudah gila," Kata King Dayang dengan serius.     

"Dia benar-benar berani membunuh banyak elit dari Klan Nether dan memprovokasi Putra Kegelapan. Kurasa dia tidak akan selamat. Kalau begitu, kita harus bergegas. Kalau tidak, maka kita tidak akan punya peluang untuk membunuhnya."     

Di matanya, Zhang Ruochen sudah mati. Hanya saja, siapa yang bakal membunuh pria tersebut. Jika Putra Kegelapan yang membunuhnya, maka mereka tidak akan punya kesempatan untuk membersihkan nama.     

King Dayang mengangguk. "Kita tidak boleh berlama-lama. Tindakan Zhang Ruochen pasti telah membuat mereka geram. Seandainya Putra Kegelapan tidak muncul sekalipun, tapi ketujuh pembunuh dari Klan Nether pasti akan menghabisinya. Mungkin beberapa elder dari Klan Bone juga akan terlibat."     

Setelah itu, mereka berdua bergerak dengan kecepatan tinggi. Kalau memungkinkan, maka mereka akan merenggut nyawa Zhang Ruochen sebelum Klan Nether dan Klan Bone sempat melakukannya. Seiring berjalannya waktu, ada semakin banyak figur yang berkumpul di dekat gunung mayat tersebut.     

Cahaya perak melintas dan Ao Xinyan muncul di dekat gunung mayat. Lantas, dia berkata, "Ketua Kelompok, kenapa Anda tiba-tiba ingin menantang Putra Kegelapan? Ada apa?"     

"Aku punya dendam kepadanya. Kau datang di waktu yang tepat. Aku perlu meminta bantuanmu," kata Zhang Ruochen dengan tenang.     

Ao Xinyan bertanya, "Apa Anda membutuhkan bantuan untuk melawannya?"     

Zhang Ruochen menggelengkan kepala dan bertanya. "Tidak. Kau tidak perlu ikut campur ke dalam pertempuranku melawannya. Aku membutuhkan bantuanmu untuk menangkap seseorang yang mungkin mengetahui keberadaan Kunci Gerbang Dunia." Sambil bicara, Zhang Ruochen mengaktifkan Kekuatan Baatin-nya dan memperlihatkan profil si pria kurus kepada Ao Xinyan.     

Begitu melihatnya, Ao Xinyan sempat merasa terkejut, sebelum akhirnya terlihat gembira. Namun, beberapa saat kemudian, sorot matanya terlihat khawatir. Wanita itu berkata. "Putra Kegelapan berada di level 10. Ketua Kelompok, apa Anda benar-benar akan menghadapinya sendirian?"     

"Aku telah mengeluarkan surat tantangan. Aku tidak bisa menjilat ludahku sendiri," kata Zhang Ruochen dengan tegas.     

Ao Xinyan menundukkan kepala sejenak. Setelah itu, dia kembali mendongak dan berkata, "Jangan sampai lupa dengan janjimu kepadaku."     

"Jangan khawatir. Aku tidak akan kalah dalam pertempuran ini." Kata Zhang Ruochen.     

Begitu melihat keyakinan Zhang Ruochen, Ao Xinyan pun merasa sedikit lega. Lantas, dia pergi meninggalkan pegunungan mayat tersebut.     

Jika dia ingin menangkap si pria kurus, maka dia memerlukan bantuan beberapa figur yang baru saja dibangkitkan, Elder Death Zen, dan Kaisar Mayat Tianming. Maka dari itu, dia harus membuat persiapan.     

"Zhang Ruochen, matilah kau!" dengan teriakan kencang, tiba-tiba cahaya emas melesat ke arah Zhang Ruochen, bagaikan sebuah meteor.     

Zhang Ruochen membuka matanya dan melirik cahaya emas tersebut. Tanpa perlu menghindarinya, dia merentangkan tangannya ke depan.     

Boom.     

Sejumlah area mengalami keruntuhan.     

Kekuatan ruangnya menghentikan cahaya emas, hingga cahayanya berubah ke wujudnya yang semula. Itu adalah kuali emas dengan ukiran Golden Crow, yang mirip seperti benda hidup. Kuali kunonya berputar dan kembali terbang ke tangan seorang pria berarmor emas. Pria itu adalah King Xiaoyang.     

Kemunculan King Xiaoyang langsung menarik perhatian banyak orang. Sebab, semua orang tahu mengenai konflik yang terjadi di antara Sunshine Civilization dan Zhang Ruochen.     

Tapi, apa dia mampu mengalahkan Zhang Ruochen sendirian?     

Zhang Ruochen menatap King Xiaoyang dan berkata datar. "Padahal aku tidak sedang mencarimu. Sebaliknya, kau malah muncul di sini."     

Melihat kemunculan King Xiaoyang, Peri Linglong dan Ao Xukong sama-sama mengernyitkan dahinya. Pertempuran Zhang Ruochen dan Putra Kegelapan benar-benar tidak bisa dihindari. Sehingga, mereka berdua perlu mempersiapkan diri baik-baik.     

Sebagai perwakilan dari Dunia Langit, meski mereka memiliki dendam satu sama lain, tapi untuk sekarang ini, mereka harus mengesampingkannya. Lagipula, musuh bebuyutan mereka adalah Dunia Neraka.     

Apa King Xiaoyang datang ke tempat ini untuk menguras energi Zhang Ruochen?     

"Tentu saja aku akan datang ke tempat ini. Aku harus membunuhmu," kata King Xiaoyang dengan nada dingin. Dia sama sekali tidak ingin menyembunyikan intensitas membunuhnya.     

Sambil bicara, dia kembali mengendalikan kuali Golden Crow dan mengaktifkan energi supremenya untuk menghancurkan Zhang Ruochen.     

Melihat itu, Zhang Ruochen tidak ingin tinggal diam. Dia langsung mengeluarkan Cermin Demonic Zangshan dan membuatnya berbenturan dengan kuali tersebut. Di waktu yang sama, dia melepaskan teknik pukulan ke angkasa.     

Diiringi dengan auman naga dan gajah, maka bayangan naga dan gajah sama-sama terbang dari pukulannya. Keduanya mengandung energi yang besar dan langsung menerjang King Xiaoyang.     

Kalau menilai dari kultivasinya sekarang ini, maka Pukulan Naga dan Gajah Prajna-nya telah mengalami peningkatan pesat. Tekniknya setara dengan teknik saint level tinggi.     

Sorot mata King Xiaoyang terlihat dingin. Dia melepaskan segel dengan kecepatan tinggi, sembari memobilisasi Chi Suci di tubuhnya dan melepaskan tangan emas raksasa sepanjang ratusan meter. Lantas, dia menggunakan tangan emas raksasanya dan mulai melancarkan serangan dengan beringas.     

Bang.     

Naga dan gajahnya sama-sama meledak, begitu pula dengan tangan raksasa emasnya. Sekarang ini, tangan emasnya kembali muncul di belakang Zhang Ruochen dan melancarkan serangan secara diam-diam. Tangan raksasanya mengandung energi dahsyat, bahkan bisa digunakan untuk menghancurkan bintang.     

Boom.     

Zhang Ruochen dihantam oleh tangan emas tersebut, hingga tubuhnya meledak dan hancur berkeping-keping. Namun, tidak ada bekas darah dan daging yang berceceran, seolah tangan itu baru saja menghancurkan sebuah bayangan. Ternyata benar, itu bukan tubuh asli Zhang Ruochen.     

"Sial, rupanya aku gagal membunuh Zhang Ruochen. Ternyata dia masih bisa menggunakan Pergerakan Ruang di Pulau True Dragon." King Xiaoyang menghembuskan nafasnya.     

Perlu diketahui, mereka sedang berada di Pulau True Dragon. Karena tekanan ruangnya sangat besar, maka mereka tidak akan bisa terbang di tempat itu, apalagi menggunakan Pergerakan Ruang.     

Namun, karena Zhang Ruochen mampu melakukannya, artinya pencapaiannya dalam Ilmu Ruang sudah berada di level tinggi. Sehingga, tekanan ruang di sekitarnya tidak berpengaruh besar terhadap tekniknya.     

Ketika itu, Zhang Ruochen kembali muncul di atas batu raksasa. Dia menatap tangan raksasa dan pria berarmor emas. Setelah itu, pupil matanya mulai berkontraksi, sebagaimana dia bisa mengidentifikasi pemilik tangan tersebut. "King Dayang."     

Dia benar-benar yakin dengan apa yang baru saja dilihatnya. Orang itu adalah King Dayang, yang sempat meledakkan diri dalam pertempuran sebelumnya. Tapi sekarang, dia kembali muncul di hadapannya.     

"Ada apa? Kenapa dia masih hidup?" Thousand Star Maiden merasa terkejut. Wanita itu juga melihat sendiri bagaimana King Dayang meledakkan Holy Source-nya, sampai tidak ada satupun yang tersisa darinya. Tapi kenapa dia masih hidup?     

Para kultivator dari Thousand Star Civilization juga merasa tercengang. Mereka sama sekali tidak paham dengan situasi tersebut. King Dayang melangkah keluar dari ufuk langit. Dia mirip seperti matahari yang baru saja terbit. "Kenapa? Apa kau terkejut melihatku?" serangan fatal itu berasal dari King Dayang.     

Zhang Ruochen mulai menatap King Dayang dan King Xiaoyang. "Aku benar-benar terkejut bahwa orang yang sudah mati, ternyata bisa kembali muncul di hadapanku."     

"Kalau tidak salah, kalian pasti telah menguasai teknik khusus, hingga kalian berdua bisa hidup bersama. Pantas saja King Xiaoyang melarikan diri sendirian." Zhang Ruochen merasakan aura King Xiaoyang yang memancar dari tubuh King Dayang. Aura mereka benar-benar mirip, seperti tak bisa dipisahkan.     

Ketika itu, King Dayang berkata, "Hentikan omong kosongmu. Hari ini, aku akan memberimu pelajaran."     

Hampir di waktu yang bersamaan, tubuh King Dayang dan King Xiaoyang memancarkan cahaya emas. Lantas, mereka berubah menjadi dua Matahari Emas dan terbang ke angkasa. Kedua mataharinya membumbung ke langit, sembari melepaskan suhu panas, yang seolah dapat melelehkan apapun.     

Setelah mendapatkan asupan energi dari Dunia Matahari Emas, maka kuali Golden Crow-nya langsung melepaskan energi yang mengerikan. Bagaikan seekor gagak emas yang baru saja terbangun dari tidur panjangnya. Dalam satu kedipan mata, kualinya menjadi sangat besar. Bibir kualinya mengarah pada Zhang Ruochen.     

Di bawah tekanan kuali emasnya, maka ruangan dalam radius ratusan mil mendadak beku, seolah terisolasi dengan dunia luar. Bahkan sebelum kuali emasnya melancarkan serangan, api emasnya sudah lebih dulu membakar apapun di bawahnya.     

Zhang Ruochen mulai memicingkan matanya. Seketika itu juga, dia langsung menyuntikkan Chi Suci ke dalam cermin demonic dan mengaktifkan energi supremenya demi menangkal serangan tersebut.     

"Zhang Ruochen, kau tidak akan bisa menghentikannya," teriak King Dayang. Mereka berdua sama-sama mengerahkan segenap upayanya untuk mengendalikan kuali tersebut. Mereka ingin membunuh Zhang Ruochen secepat mungkin.     

Sehebat apapun kartu andalan Zhang Ruochen, namun dia tidak akan mampu meredam serangan mereka berdua. Bahkan beberapa dewa pernah dibunuh oleh kuali tersebut. Yang jelas, mereka pasti bisa melumpuhkan Zhang Ruochen.     

Zhang Ruochen tidak berkata apapun. Sebaliknya, dia sedang memobilisasi prinsip ruang dan melepaskan banyak kekuatan ruang, lantas menyuntikkannya ke dalam Cermin Demonic Zangshan.     

Buzz.     

Tiba-tiba, cerminnya terguncang hebat, hingga melepaskan Chi demonic tebal. Cermin Demonic-nya mengandung energi langit dan bumi. Bisa dibilang, itu adalah senjata ruang. Dengan mengaktifkan kekuatan ruangnya, maka dia bisa memaksimalkan kekuatannya.     

Kemudian, dunia besar mulai terbentuk di dalam Cermin Demonic Zangshan dan menghancurkan kuali tersebut.     

Boom.     

Kuali emasnya terguncang hebat dan terpental ke belakang, begitu pula dengan Jinyang Twin Kings. Cahaya emasnya mulai meredup, hingga mereka berdua kembali ke wujudnya yang semula.     

Mereka memuntahkan darah dan menjadi semakin melemah. "Kenapa kau bisa menjadi sangat kuat?" Jinyang Twin Kings menatap Zhang Ruochen dan merasa terkejut. Mereka yakin bahwa kekuatan Zhang Ruochen baru saja meningkat hingga dua kali lipat dibandingkan sebelumnya. Perbedaannya mirip seperti langit dan bumi.     

Mereka sama sekali tidak paham kenapa Zhang Ruochen bisa menjadi sekuat itu dalam waktu yang sangat singkat. Padahal, Wuyuan Royal Flower masih belum cukup untuk membuatnya seperti itu.     

"Zhang Ruochen pasti baru saja mendapatkan peluang besar di Pulau True Dragon, hingga dia bisa meningkatkan kultivasinya dalam waktu singkat." Jinyang Twin Kings pernah bertemu dengan empat Heavenly King. Lantas, apabila menilai dari kekuatan Zhang Ruochen sekarang ini, maka kekuatannya tidak lebih lemah dibandingkan mereka. Pantas saja dia berani menantang Putra Kegelapan.     

Tanpa ragu, mereka pun memilih untuk melarikan diri. Toh mereka bukanlah tandingan Zhang Ruochen. Jika mereka masih kembali bertempur melawannya, mungkin mereka akan mati.     

"Apa kalian masih ingin melarikan diri?" Sorot mata Zhang Ruochen terlihat dingin.     

Dia mengaktifkan cerminnya dan menekan mereka berdua. Pada saat ini, sebuah gada perak tiba-tiba muncul dan menghentikan cermin tersebut.     

Boom.     

Karena benturan kedua senjata tersebut, maka tanah di bawahnya ambles dan berubah menjadi kawah, seperti baru saja terkena meteor. Kemudian, sosok pria berotot muncul di medan pertempuran. Dia menggenggam gada pedrak dan menghentikan pergerakan Zhang Ruochen, yang hendak mengejar Jinyang Twin Kings.     

"Lepaskan mereka. Kau tidak perlu membunuh mereka," kata si pria kekar dengan suara tenang, namun sangat mengintimidasi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.