Kaisar Dewa

Kematian Elder Painting



Kematian Elder Painting

3Meski hubungan Zhang Ruochen dan istana kekaisaran kurang harmonis, namun dia harus mengakui bahwa mereka berhasil membuat lima wilayah di Daratan Kunlun menjadi stabil, terutama selama Pertempuran Merit berlangsung.     

Akan tetapi, karena Dunia Neraka menyerang dengan lebih hebat, maka mereka harus mengerahkan segena kekuatannya. Sialnya, sampai sekarang ini, mereka masih kekurangan kultivator elit. Sekuat apapun Blood Dripper, namun dia tidak akan mampu mengalahkan 10 Klan Dunia Neraka sendirian.     

Pada saat ini, banyak hal melintas di benak Zhang Ruochen. Lantas, dia berkata, "Kalian sudah terlambat. Formasi dewa di Pulau True Dragon baru saja aktif, dan membuat pulaunya kembali tersegel. Kita tidak akan bisa masuk atau keluar dari sana."     

Mendengar itu, ekspresi Lady Saint dan Exterminator sama-sama berubah. Mereka datang ke sana untuk mencari Kunci Gerbang Dunia. Tak disangka, ternyata mereka tidak bisa masuk ke dalam Pulau True Dragon.     

Pada saat ini, mereka pun paham kenapa Zhang Ruochen malah berada di tempat itu, bukannya di Pulau True Dragon.     

"Apa ada kabar mengenai Kunci Gerbang Dunia?" tanya Exterminator.     

Zhang Ruochen merenung sejenak dan berkata, "Kunci Gerbang Dunia sangat misterius. Tidak ada seorangpun yang dapat menemukannya. Kalau tidak, maka World Spirit akan berada dalam bahaya."     

Meski dia telah mendapatkan Kunci Gerbang Dunia-nya, namun Zhang Ruochen tidak akan menyerahkannya kepada istana kekaisaran.     

Dia punya banyak alasan untuk melakukannya. Yang paling penting, istana kekaisaran adalah musuhnya Zhang Ruochen. Maka dari itu, dia tidak akan menyerahkan Kunci Gerbang Dunia kepada mereka. Kedua, sekarang ini, kondisi mereka sangat lemah. Sehingga, mereka tidak akan mampu melindungi kunci tersebut.     

Karena Kunci Gerbang Dunia berkaitan langsung dengan World Spirit Daratan Kunlun, maka kuncinya tidak boleh dikeluarkan dari tempat tersebut. Seandainya bisa dikeluarkan dari sana, mungkin dia akan menitipkannya kepada figur tabu dari Lautan Yin Yang. Itu adalah pilihan yang paling aman.     

"Kalau begitu, aku akan kembali ke Wilayah Selatan," kata Exterminator.     

Tanpa berlama-lama, dia terbang ke udara, lantas berubah menjadi cahaya merah darah dan melesat secepat kilat.     

Setelah mengamati kepergian Exterminator, Zhang Ruochen mulai bergerak dan muncul di atas perahu. Dia sedang berdiri di depan Lady Saint.     

Karena mereka sedang bersitatap satu sama lain, mereka pun tak kuasa untuk bertanya.     

"Apa kau baik-baik saja?"     

Zhang Ruochen dan Lady Saint sama-sama melemparkan pertanyaan tersebut.     

Mendengar itu, Zhang Ruochen tersenyum dan berkata setenang mungkin. "Aku baik-baik saja. Aku hanya sedang berjalan-jalan dan mencoba menikmati situasi di sekitar."     

Dia tidak ingin bicara tentang darah dan pembunuhan.     

Omong-omong, sudah lama dia tidak bertemu dengan wanita tersebut. Meski mereka sempat bertemu di Manor Peacock, tapi saat itu Lady Saint datang bersama dengan tubuh Sembilan Dewi Empryan-nya. Sehingga, mereka tidak sempat bicara empat mata.     

"Banyak kultivator baru saja mati di tanganmu. Kurasa Dunia Langit dan Dunia Neraka tidak akan membiarkannya begitu saja. Kau harus lebih hati-hati," kata Lady Saint dengan tampang serius.     

Wanita itu paham kalau Zhang Ruochen sangat kuat. Pria itu sudah resmi menjadi elit di bawah Alam Supreme Saint. Namun, karena Zhang Ruochen semakin populer, maka ada semakin banyak bahaya yang mengintainya di luar sana. Dia tidak boleh bertindak ceroboh, karena kecerobohannya akan berakibat fatal.     

Zhang Ruochen berkata, "Banyak orang ingin membunuhku, tapi sampai sekarang, aku masih hidup. Aku harus berterima kasih kepada mereka. Karena mereka mengincarku, maka aku bisa selalu meningkatkan kekuatanku dalam waktu singkat. Kau tidak perlu mengkhawatirkanku. Aku akan selalu berhati-hati."     

"Aku hanya tidak ingin hal buruk menimpamu," bisik Lady Saint. Matanya memancarkan kesedihan.     

Begitu melihat perubahan emosi pada Lady Saint, Zhang Ruochen pun merasa agak tidak nyaman. Sehingga, dia buru-buru bertanya, "Apa kau baik-baik saja? Apa terjadi sesuatu di luar sana."     

"Aku baik-baik saja. Aku masih punya urusan lain. Jadi, aku harus segera pergi dari sini. Kau berhati-hatilah," kata Lady Saint. Dia tidak berani menatap mata Zhang Ruochen.     

Melihat itu, Zhang Ruochen menjadi semakin curiga. Dia menatap Lady Saint dalam-dalam dan berkata, "Katakan kepadaku, ada apa? Selama aku mampu, aku pasti akan membantumu.'     

Zhang Ruochen sama sekali tidak ingin berurusan dengan istana kekaisaran, namun dia tidak bisa membiarkan wanita itu begitu saja.     

Kemudian, Lady Saint duduk di atas perahu secara perlahan. Dia memeluk lututnya dan menggigit bibirnya sendiri. Matanya tampak berkaca-kaca, seolah ada orang yang baru saja menyakitinya.     

Zhang Ruochen pun merasa terkejut. Dia tidak pernah melihat Lady Saint serapuh itu.     

Meski wanita itu sedang terperangkap di dalam Bottomless Abyss, namun dia masih terlihat sangat kuat, dan sangat bertolak belakang dengan kondisinya sekarang ini.     

Begitu Zhang Ruochen ingin kembali bertanya, Lady Saint tiba-tiba bergumam, "Leluhur Sekte Painting, dia meninggal... dia..."     

Mendengar itu, Zhang Ruochen merasa terkejut. Dia benar-benar tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya.     

Padahal Chu Siyuan sudah berkultivasi selama ratusan tahun. Sebelum Daratan Kunlun dibangkitkan, dia sudah berada di puncak Saint King dan menjadi Grand Master Confucianism. Dia adalah sosok yang punya banyak pengalaman.     

Di Medan Pertempuran Daratan Zuling, Chu Siyuan sempat menembus ke Alam Baru dan menjadi Saint King Kekuatan Batin. Setelah itu, dia menjadi semakin kuat, sebagai salah satu elit Confucianism.     

Lebih jauh, Chu Siyuan juga memiliki harta karun Confucianism, Portrait Seven Lives and Seven Death. Berbekal senjata itu, seharusnya dia dapat melindungi diri dari lawan tangguh.     

Karena itulah, Zhang Ruochen tidak percaya bila Chu Siyuan mati begitu saja.     

"Kapan?" tanya Zhang Ruochen.     

Lady Saint terlihat sedih, "Baru tiga hari yang lalu."     

"Memangnya siapa yang bisa membunuh Elder Chu?" tanya Zhang Ruochen.     

Lady Saint menundukkan kepalanya. Wanita itu mulai menangis. Lantas, dia berkata, "Great Prince Mara dari Klan Rakshasa."     

Zhang Ruochen mengernyitkan dahinya. Tak disangka, ternyata kultivator dari Klan Rakshasa yang melakukannya. Padahal Medan pertempuran mereka berada di Wilayah Selatan, bukan di Wilayah Pusat.     

Wilayah Pusat juga terlibat ke dalam Pertempuran Merit, namun wilayah mereka telah dikuasai oleh Immortal Vampir.     

Di Klan Rakshasa, mereka yang sudah berada di level puncak akan mendapatkan gelar sebagai Prince. Sedangkan "Great Prince" memiliki status yang lebih tinggi.     

Biasanya, Great Prince sudah berada di bawah Alam Supreme Saint. Mereka adalah kultivator yang terkenal di Dunia Langit maupun Dunia Neraka.     

Akan tetapi, bila bertemu dengan Great Prince Rakshasa, mestinya Chu Siyuan masih bisa melarikan diri, karena dia memiliki Portrait of Seven Lives and Seven Death. Di samping itu, kenapa tiba-tiba dia bertempur melawan Rakshasa?     

"Bukan hanya beliau yang dibunuh, tapi seluruh Sekte Painting juga dihancurkan oleh pasukan Great Prince Mara," Lady Saint mulai menangis.     

Dia pernah menjadi murid Confucianism. Sekte Painting adalah akarnya dan Chu Siyuan pernah menjadi masternya. Maka dari itu, dia merasa sangat sedih.     

Zhang Ruochen merasa terkejut. Pada akhirnya, dia sadar bahwa Chu Siyuan tidak memprovokasi Rakshasa, tapi mereka yang datang untuk menghancurkan Sekte Painting.     

Zhang Ruochen berkata serius, "Kenapa mereka menghancurkan Sekte Painting?"     

"Karena Sekte Panting menyimpan Saint Ancient Tea Tree. Itu adalah simbol spiritual Confucianism. Sehingga, para dewa dari Dunia Neraka ingin mendapatkannya. Sebab, pohon itu dapat membuat mereka menembus alam dewa," kata Lady Saint.     

Hubungan di antara Confucianism dan istana kekaisaran sangat dalam. Bahkan nasib mereka saling terikat satu sama lain.     

10 juta tahun silam, empat leluhur Confucius pernah menanam Saint Ancient Tea Tree. Di Abad Pertengahan, tiga pohon di antaranya hancur, dan hanya menyisakan satu pohon di Sekte Painting.     

Pohon itu sangat berarti bagi Confucianism. Karena dengan pohon tersebut, mereka merasa seperti leluhurnya masih hidup. Pohonnya juga menduduki posisi yang tinggi di hati murid-murid Confucianism.     

Sedangkan Klan Rakshasa telah mengirimkan pasukannya ke Wilayah Pusat dan menyerang Sekte Painting. Baik istana kekaisaran maupun Confucianism sama sekali tidak menduga hal tersebut. Maka dari itu, mereka terlambat untuk meminta bantuan.     

Karena Chu Siyuan telah mati, maka pohonnya jatuh ke tangan pasukan Rakshasa.     

"Pasukan Rakshasa, yang dipimpin oleh Great Prince Mara, telah mengirimkan ribuan duke dan ratusan pangeran. Meski Sekte Painting menurunkan puluhan ribu muridnya, namun mereka masih berada dalam situasi yang kurang menguntungkan. Mereka tak bisa melindungi diri.     

"Sebenarnya, Elder Sekte Painting punya peluang untuk melarikan diri, namun beliau memilih bertempur melawan mereka dan mempertaruhkan nyawanya demi melindungi Saint Ancient Tea Tree. Lagipula, dulunya leluhur mereka pernah menanam pohon tersebut. Sehingga, beliau memilih untuk menjaganya dengan baik dan tidak ingin membiarkan pohonnya jatuh ke tangan Dunia Neraka.     

"Selama itu, sebenarnya Elder Luo Xu sudah menerima pesan bantuan, tapi beliau tidak bisa masuk ke dalam Sekte Painting. Beliau dilukai oleh Great Prince Mara, dan beliau juga dikejar oleh beberapa kultivator mereka. Bahkan sampai sekarang, kondisinya masih tidak diketahui."     

"Dalam waktu singkat, Sekte Painting berubah menjadi neraka. Pasukan Rakshasa membunuh siapapun yang ada di sana. Elder Sekte Painting bertempur dengan segenap kekuatannya, namun dia masih gagal mengendalikan situasinya. Lantas, Great Prince Mara menangkapnya dan menggantungnya di Saint Ancient Tea Tree. Great Prince Mara menggunakan pedang demonic untuk memotong tubuhnya satu per satu. Setelah itu, dia memakannya. Pada akhirnya, hanya tulang-tulangnya yang tersisa dan menggantung di pohon tersebut."     

Sambil bicara, Lady Saint menangis tersedu-sedu. Air mata terus membanjiri pipinya.     

Di titik ini, dia benar-benar meluapkan emosinya. Dia masih tidak terima dengan nasib yang dialami oleh sang Elder.     

Mendengar cerita itu, Zhang Ruochen merasa tercengang dan kesal. Tanpa disadari, dia mengepalkan tangannya, hingga menimbulkan suara bergemeretak. Intensitas membunuh memancar di matanya.     

Di dunia ini, segalanya selalu memiliki batasan. Tapi Great Prince Mara bukan cuma membunuh Chu Siyuan, tapi dia juga memakan dagingnya di depan semua orang. Bukannya itu sangat kejam?     

Bisa dibilang, Chu Siyuan pasti merasa sangat kesakitan menjelang kematiannya.     

Zhang Ruochen punya kesan yang dalam terhadap Chu Siyuan. Pertama kalinya mereka bertemu, saat itu Chu Siyuan membantunya – yang sedang melarikan diri bersama Ling Feiyu – dari para kultivator demonic.     

Ketika itu, Chu Siyuan mengeluarkan peta dan menghancurkan 100 ribu pasukan Klan Qitian Immortal Vampir sendirian. Dia sangat hebat.     

Setelah itu, Chu Siyuan menggunakan Peta Tujuh Kehidupan dan Tujuh Kematian untuk membantu Ling Feiyu pulih. Dari situ, Zhang Ruochen dan Ling Feiyu akhirnya memiliki hubungan khusus.     

Di hati Zhang Ruochen, Chu Siyuan adalah sosok yang sangat keras kepala, tapi dia sangat bijak. Dia adalah orang yang benci dengan kejahatan. Dia akan memusuhi kehancuran.     

Dia masih ingat ketika Chu Siyuan pergi ke Kota Shengming bersamanya, dan memintanya untuk tidak pergi dari Daratan Kunlun.     

Ketika Sekte Dewa Darah sedang berada dalam bahaya, Chu Siyuan juga bertempur melawan pemimpin Sekte Dewa Darah. Meski dia tidak mampu menandinginya, tapi dia tidak mundur dari sana.     

Sekarang ini, dia terbunuh karena melindungi Saint Ancient Tea Tree. Dia benar-benar pria yang punya harga diri.     

Begitu membayangkan si pria tua dimakan oleh Great Prince Mara, dan seluruh Sekte Painting dihancurkan oleh pasukan Rakshasa, Zhang Ruochen pun merasa kewalahan. Tanpa disadari, matanya mulai basah.     

Pertempuran memang sangat kejam. Mungkin suatu hari nanti, seluruh keluarga dan teman dekatnya akan mengalami hal serupa.     

Siapa yang akan menjadi korban selanjutnya?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.