Kaisar Dewa

Memahami Teknik Pedang di Luoshui



Memahami Teknik Pedang di Luoshui

1Meski manor kultivasi Peri Tianchu terletak di Nine Carols Star, namun tempatnya masih sangat mewah. Manornya sangat luas dan dibangun dengan menggunakan banyak sumber daya kultivasi. Di sana terdapat sebuah gunung yang penuh dengan pepohonan kuno dan bunga-bunga eksotik. Yang jelas, tempat itu dipenuhi dengan Energi Chi.     

Zhang Ruochen sedang duduk bersila di bawah kaki gunung suci. Sebuah arus pelangi melewatinya, dan memercikkan suara air.     

Tujuh hari kemudian.     

Setelah menelan Pil Heaven dan Sumber Kehidupan, sebagian besar luka-lukanya telah sembuh.     

"Rupanya Yama Naraka milik Yan Wushen memang sangat kuat. Padahal Fisik Chaotic Lima Elemen-ku sudah berada di level Supreme Saint, tapi aku masih kesulitan untuk menahan serangannya. Seandainya fisikku masih berada di level Netherwilt, mungkin serangannya telah berhasil menghancurkanku."     

Untungnya aku punya Sumber Kehidupan, yang dapat menyembuhkan diriku. Kalau tidak, maka aku harus kembali membentuk Fisik Chaotic Lima Elemen dari awal. Bila hal itu terjadi, maka semua perjuanganku selama ini bakal sia-sia.     

Tubuh Zhang Ruochen semulus permata, dan bagian dalam tubuhnya memancarkan sinar brilian.     

Cahaya itu berasal dari Daun Matahari, yang berubah menjadi lampu dan menerangi tubuhnya. Selain membantunya memulihkan diri, Daun Matahari juga membantunya menguatkan organ dan otaknya. Di bawah sinar tersebut, bahkan prinsip-prinsipnya menjadi semakin tebal.     

Bisa dibilang, khasiat tanaman dewa memang tidak ada duanya.     

Meski Yan Wushen mampu melukai Zhang Ruochen dan nyaris menghancurkan organ-organ dalamnya, tapi sebenarnya Zhang Ruochen juga mendapatkan hikmah dari pertempuran tersebut.     

Samar-samar, Zhang Ruochen dapat merasakan jejak cahaya immortal di organ-organ dalamnya. Setelah pulih, organ-organnya berada dalam kondisi semi immortal.     

Secara natural, Zhang Ruochen tidak akan pernah menyia-nyiakan peluang ini. Dia mengeluarkan Pil Heaven – yang dapat meningkatkan kultivasinya – dan menelannya.     

Ketika itu, dia sedang mengalirkan khasiat pilnya menuju ke enam organ intinya. Di waktu yang sama, dia juga berusaha memurnikannya.     

Bagi Saint King lainnya, Pil Heaven adalah barang yang sangat langka. Satu butir pilnya bakal dianggap sebagai harta karun berharga. Tapi karena Zhang Ruochen punya banyak stok, maka pilnya mirip seperti permen.     

Dia punya kemewahan semacam itu.     

Tiga hari berlalu. Keenam organ intinya telah berada di level immortal. Kultivasi Zhang Ruochen kembali meningkat.     

Sekarang ini, kelima organ intinya telah berada di lvel immortal; jantung, liver, limpa, paru-paru, dan ginjal. Hanya otaknya saja yang belum immortal.     

Seandainya organ-organ intinya sudah immortal, maka dia tidak akan terluka selama bertempur melawan Yan Wushen.     

"Dalam pertempuran itu, kurasa lukaku lebih parah dibandingkan Yan Wushen, meski aku sempat menggunakan Sundial untuk melukainya."     

"Setelah dia pergi, maka dia pasti akan mencari senjata lain untuk menandingi Sundial. Begitu dia menemukannya, maka dia akan kembali ke Wilayah Timur untuk bertempur denganku. Dia akan berusaha mengalahkanku atau bahkan membunuhku."     

Di dalam hatinya, Zhang Ruochen sedang merasa terancam.     

Kalau menilai dari identitas Yan Wushen, maka dia bisa meminjam senjata semi dewa dari Dewa di Dunia Neraka, apalagi cuma senjata King atau Supreme.     

Jika dia mampu mengalahkan Sundial-nya, lantas bagaimana Zhang Ruochen dapat mengalahkan Yan Wushen?     

Diam-diam, Zhang Ruochen mencoba menganalisis situasinya dan berusaha mencari cara untuk menanganinya.     

"Saat Yan Wushen bertempur melawanku, dia tidak menggunakan senjata lain. Sebaliknya, dia mengandalkan kekuatannya sendiri."     

"Pencapaiannya dalam Ilmu Ruang jauh lebih tinggi dariku. Dia bukan hanya telah menguasai lebih banyak prinsip ruang, tapi teknik ruang dan pemahamannya juga jauh lebih dalam dan misterius.     

"Apa ada cara lain untuk menghancurkan Thousand Yama Shadows, selain mengandalkan kaki Dewa Api? Karena hal itu akan menguras banyak energiku.     

"Teknik terkuat Yan Wushen, Yama Naraka, adalah teknik gabungan Ilmu Ruang dan Ilmu Origin. Dia bisa menggabungkan keduanya dengan sangat baik. Tekniknya memang luar biasa."     

Zhang Ruochen mendesah panjang. Dia harus mengakui kemampuan Yan Wushen.     

Sebenarnya, baik Thousand Yama Shadows maupun Yama Naraka bukan teknik yang dapat dikuasai oleh Saint King. Tapi Yan Wushen mampu menguasainya.     

Meski begitu, Zhang Ruochen tidak takut terhadap Yan Wushen. Sebaliknya, dia malah semakin bersemangat. Sebab, Yan Wushen adalah sosok yang sangat kuat, hingga membuatnya termotivasi.     

Begitu dia mengingat kembali proses pertempurannya melawan Nether Demon, Nether Buddha, Yan Wushen, tiba-tiba Zhang Ruochen merasa terkejut.     

Di waktu yang sama, mendadak dia mendapatkan inspirasi, seakan dia baru saja memecahkan sebuah misteri di semesta.     

Tiba-tiba, Pedang Kuno Abyss terbang dan menancap di depannya. Dengan pedang kuno itu sebagai titik pusatnya, maka lingkaran energi mulai menyeruak di sekitarnya.     

Tidak lama kemudian, tempat kultivasinya dipenuhi dengan lingkaran energi.     

Swoosh!      

Swoosh!     

...     

Bayangan pedang menyeruak dari Pedang Kuno Abyss. Jumlahnya mencapai ribuan dan memenuhi segala penjuru manor kultivasi.     

Pada saat ini, area di dalam sana penuh dengan bayangan pedang.     

Baru kali ini, akhirnya Zhang Ruochen merasa bahwa Sepuluh Pedang-nya – yang digunakan selama bertempur melawan Nether Demon dan Nether Buddha – ternyata masih belum lengkap. Dia merasa belum bisa menyempurnakannya.     

Hal itu mirip seperti bermain sitar. Begitu dia memetik senar terakhir, maka dia harus menyelesaikan musiknya. Dengan begitu, maka dia masih bisa memainkannya dengan lebih indah.     

"Mustahil. Sepuluh Pedang hanya memiliki lima gerakan. Aku sudah menguasainya sampai di level kesempurnaan."     

Zhang Ruochen merasa sulit untuk mempercayainya. Maka dari itu, dia kembali mempelajari Sepuluh Pedang. Di waktu yang sama, dia mencoba merasakannya dengan lebih seksama.     

Ketika itu, dia sedang berada di bantaran sungai dan bermeditasi.     

Namun, ada sosok yang sangat mirip seperti Zhang Ruochen. Sosok itu menggenggam bayangan pedangnya dan mulai mempraktekkan Sepuluh Pedang.     

Lantas, bayangan kedua muncul dan juga mempraktekkan Sepuluh Pedang.     

Bayangan ketiga muncul.      

...     

Bayangan-bayangan itu merupakan Kehendak Pedang Zhang Ruochen.     

Tidak lama kemudian, ribuan bayangan Zhang Ruochen mulai memenuhi manor kultivasi. Mereka sedang mempraktekkan Sepuluh Pedang dan memperagakan berbagai macam gerakan.     

Sepuluh Pedang merepresentasikan "Sepuluh Arah," yakni; langit, bumi, timur, selatan, barat, utara, kehidupan, kematian, masa lalu, dan masa depan.     

Entah berapa lama mereka melatihnya, sampai akhirnya Zhang Ruochen dapat memahaminya.     

"Langit, bumi, timur, selatan, barat, dan utara. Keenam arah itu melambangkan ruang.     

"Bila aku menggabungkan kekuatan ruang ke dalam Sepuluh Pedang, apa aku bisa menciptakan gerakan keenam Sepuluh Pedang?"     

Sebenarnya, kelima gerakan Sepuluh Pedang diciptakan oleh para leluhur di Wordless Sword Manual. Secara natural, beda orang beda pemahamannya terhadap Sepuluh Pedang.     

Namun, mungkin para leluhur memang belum bisa memaksimalkan potensi Sepuluh Pedang.     

Hal yang sama juga berlaku pada Wordless Sword Manual.     

Zhang Ruochen ingin melampaui pencapaian para leluhur di Daratan Kunlun, bahkan sosok jenius yang menciptakan Wordless Sword Manual. Dengan begitu, maka dia bisa punya peluang untuk menjadi penguasa abadi.     

Dia mendapatkan pemahaman baru dengan cara yang terduga-duga!     

Namun, sebenarnya itu bukan hal baru bagi Zhang Ruochen. Toh sebelum-sebelumnya, Zhang Ruochen juga sempat menciptakan Alam Pedang, yakni kombinasi antara Ilmu Ruang dan Ilmu Pedang.     

Gerakan keenam Sepuluh Pedang mungkin jauh lebih tinggi dibandingkan Alam Pedang. Keduanya saling melengkapi.     

Ketika Zhang Ruochen sedang mempelajari Sepuluh Pedang, Demonic Sound dan Azure Dragon sedang berdiri di puncak istana Nine Carols Star. Mereka berdua sama-sama berubah menjadi manusia.     

Demonic Sound terlihat sangat cantik dan mengenakan pakaian ungu, bagaikan seorang selir demonic atau permaisuri demonic.     

Di sisi lain, Azure Dragon adalah sosok bertubuh kekar dan tinggi. Dia mengenakan armor naga. Lengannya sebesar ember. Yang jelas, dia terlihat seperti sosok raksasa ganas.     

Kemampuan mereka setara dengan para elit di peringkat pertama. Karena mereka mampu menandingi Supreme Saint Netherwilt, mereka pun sangat kuat.     

Di bawah mereka, di sana ada belasan Saint King Rakshasa, baik laki-laki maupun perempuan. Akan tetapi, mereka sedang berada ditekan oleh semburan naga Azure Dragon, hingga membuat mereka tidak bisa bergerak.     

Putri Luosha juga berdiri di bawah sana. Dia terkena lilitan rantai ruang Zhang Ruochen. Dia sedang menatap Demonic Sound dan Azure Dragon di atasnya.     

Sebagai seorang Putri Luosha, maka dia memiliki status yang luar biasa. Dia mampu memimpin pasukan untuk menyerang dunia besar. Bahkan para Supreme Saint akan menghargainya. Kenapa dia harus diperlakukan seperti itu?     

Kondisi Great Prince Mara malah jauh lebih memprihatinkan. Akar Demonic Sound menusuk tubuhnya dan menyerap sebagian besar esensinya. Maka dari itu, kondisinya sangat lemah. Dia bakal mati secara perlahan.     

Luosha sama cantiknya seperti Peri Tianchu, Ji Fanxin, dan yang lainnya. Dia memiliki aura bangsawan dan setinggi 1.8 meter. Bentuk tubuhnya sempurna. Setiap lekukan tubuhnya memancarkan keindahan. Leher putih dan pinggul rampingnya, serta sepasang kaki permatanya bakal membuat Demonic Sound merasa iri. Rasa-rasanya, wanita itu seperti mendapatkan berkat langsung dari langit, hingga tidak ada seorang pria pun yang layak untuk menyandingnya.     

Putri Luosha berkata, "Sebaiknya kalian segera melepaskanku. Kalau tidak, maka kalian akan terkena bencana besar."     

Demonic Sound sangat iri dengan kecantikan Putri Luosha. Dia berdiri dan berjalan menghampirinya. Lantas, dia merentangkan kelima jarinya dan mengusap wajah bening Luosha. Di waktu yang sama, dia tersenyum dan berkata, "Saya takut. Yang mulia, tolong jangan membuat saya takut."     

Putri Luosha menatapnya dingin.     

Demonic Sound mendengus. "Masterku telah mengalahkan Yan Wushen, Nether Demon, dan Nether Buddha. Berani-beraninya kau mengancamku, Putri? Jangan kira aku tidak berani menyerap esensimu dan mengubahmu menjadi monster mengerikan!"     

Putri Luosha sama sekali tidak takut dengannya. Sebaliknya, dia mendengus. "Bahkan Zhang Ruochen tidak berani bersikap arogan di depanku. Bodoh sekali dirimu."     

"Kenapa kau..."     

Putri Luosha menambahkan, "Yan Wushen, Nether Demon dan Nether Buddha memang kuat, tapi mereka hanya satu orang. Dalam pertempuran satu lawan satu, Yan Wushen adalah sosok yang tak tertandingi, kecuali bila bertempur melawan Zhang Ruochen. Tapi, bukankah dia sedang dikejar oleh Empat Heavenly King selama berada di Daratan Kunlun? Sekuat apapun Zhang Ruochen, maka dia akan mati bila bertemu dengan 10 elit Saint King di level pertama. Dunia Neraka tidak akan kesulitan untuk mengirimkan kultivatornya dan memburu Zhang Ruochen."     

Demonic Sound terdiam sejenak dan berkata, "Apa kau pikir di Dunia Langit tidak ada kultivator tangguh? Apa kau pikir mereka bakal tinggal diam begitu saja?"     

Putri Luosha memicingkan matanya dan tersenyum. "Bukankah kalian juga diserang oleh para kultivator dari Dunia Langit? Beberapa kelompok di Dunia Langit tidak akan pernah membiarkan Daratan Kunlun berjaya. Setelah Zhang Ruochen mengalahkan Yan Wushen, maka mereka akan bertindak semakin kejam."     

"Kenapa kalian masih ingin bermusuhan denganku? Kenapa kalian tidak ingin mencari jalan keluar dari permasalahan itu? Jika Dunia Langit dan Daratan Kunlun tidak menerima kalian, maka aku rela menampung kalian."     

Azure Dragon berkata, "Jangan terpedaya oleh omong kosongnya. Tinggalkan dia sekarang juga. Mari kita urus Great Prince Mara terlebih dahulu."     

Demonic Sound mendengus. Dia menarik gaunnya dan berjalan menuju belasan Saint King Rakshasa.     

Mereka adalah anak buahnya Great Prince Mara.     

Demonic Sound melepaskan aura dahsyat, yang mengejutkan mereka semua. "Kudengar kalian suka makan daging, terutama daging manusia. Pada mulanya, Master ingin membunuh kalian semua. Tapi sekarang, beliau ingin memberi kesempatan untuk kalian."     

Belasan Saint King Rakshasa paham bahwa Dunia Langit dan Dunia Neraka tidak akan pernah bisa menyatu. Maka dari itu, mereka telah siap untuk mati. Memangnya siapa yang masih ingin hidup dalam kondisi seperti itu?     

Mendengar itu, beberapa Saint King terlihat gembira.     

Demonic Sound berkata, "Great Prince Mara adalah seorang elit di bawah Alam Supreme Saint. Seharusnya dia membawa banyak kultivator elit, kan? Jika kalian memakan dagingnya, maka kultivasi kalian bakal meningkat pesat."     

"Apa? Kau ingin meminta kami untuk memakan Great Prince? Mustahil. Kami tidak bisa melakukannya. Kenapa kau tidak membunuh kami saja?" salah satu Saint King – yang sangat setia kepada Great Prince Mara – berteriak kencang.     

"Baiklah, aku akan mengabulkan permintaanmu."     

Demonic Sound merentangkan tangannya - yang berubah menjadi akar pohon – dan menusuk kepala Saint King tersebut.     

Setelah itu, Demonic Sound mulai menghisap esensinya, hingga Saint King itu berteriak kesakitan.     

Angin berhembus dan menerbangkan mayatnya, yang sudah berubah menjadi debu.     

Melihat itu, Saint King lainnya pun merasa ketakutan.     

Demonic Sound menarik akarnya dan kembali mengubahnya menjadi tangan sebening kristal. Dia menjilat telunjuknya dan berkat, "Aku akan menunggu kalian memakan Great Prince Mara. Kalau tidak, maka aku sendiri yang akan memangsa kalian. Pikiran baik-baik."     

Para Saint King itu menatap Great Prince Mara. Mata mereka berwarna merah.     

"Berani-beraninya kau! Apa yang ingin kau lakukan?" Great Prince Mara berteriak kencang dan merasa gelisah.     

Pada akhirnya, Putri Luosha tidak tahan dengan hal tersebut, hingga dia berkata, "Bukankah ini terlalu berlebihan?"     

Demonic Sound berkata, "Berlebihan? Ingat, apa saja yang sudah kalian lakukan di Daratan Kunlun? Kami ingin agar kalian juga merasakannya. Yang Mulia, jika kau berani mencicipinya, maka aku akan melepaskanmu. Apa kau tidak ingin mencicipinya?"     

Meski Putri Luosha berasal dari Raksahsa, tapi dia tidak pernah memakan saudara sebangsanya. Sebaliknya, dia sangat membenci kanibalisme, karena sebenarnya manusia dan Raksasa memang tidak jauh berbeda.     

Bagi mereka, kanibalisme sama halnya seperti memakan saudaranya sendiri.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.