Kaisar Dewa

Memangnya Siapa yang Bakal Masuk ke Neraka Jika Bukan Diriku?



Memangnya Siapa yang Bakal Masuk ke Neraka Jika Bukan Diriku?

3Sambil menatap Luo Xu, Great Prince Bloodwing berkata pada Zhang Ruochen, "Zhang Ruochen, jangan lama-lama. Cepat lepaskan Yang Mulia!"     

"Baiklah," Zhang Ruochen berjalan menghampiri wanita tersebut.     

Melihat itu, Luo Xu langsung mengikutinya. Light Myriad Scroll sedang melayang-layang di atas kepalanya. Ketika itu, dia siap bertempur kapanpun.     

Great Prince Bloodwing memfokuskan perhatiannya kepada Putri Luosha. Dia benar-benar ingin membawanya pulang.     

Zhang Ruochen berhenti di jarak 30 meter dari Great Prince Bloodwing. Saint Ancient Tea Tree sudah berada dalam jangkauannya.     

Namun, samar-samar Zhang Ruochen merasa bahwa kotak kuning Great Prince Bloodwing masih menahan pohon tersebut. Sehingga, dia tidak bisa mengambilnya dengan mudah.     

Mereka berdua saling berpandangan dan saling memahami satu sama lain.     

Zhang Ruochen mendorong Putri Luosha, sedangkan Great Prince Bloodwing mendekatkan kotak kuningnya.     

Beberapa saat kemudian, suasana di sekitarnya menjadi semakin serius.     

Pada akhirnya, Putri Luosha telah berada di dekat Great Prince Bloodwing, sedangkan pohonnya sudah tidak lagi terikat dengan kotak tersebut.     

Swoosh.     

Zhang Ruochen dan Great Prince Bloodwing bergerak bersamaan. Salah satu dari mereka melingkupi Saint Ancient Tea Tree dengan kekuatannya, sedangkan sisanya melingkupi Putri Luosha dengan kekuatannya.     

Sebuah pusaran ruang terbentuk dan melepaskan daya hisap yang kuat. Pohonnya terserap ke dalam pusaran ruang tersebut.     

Setelah itu, Saint Ancient Tea Tree berpindah ke dalam hutan. Dia segera menancapkan akar-akarnya di tanah subur.     

"Zhang Ruochen, selama ini, belum pernah ada yang berani mengancam Rakshasa. Oleh karena itu, hari ini kau harus mati."     

Pada saat ini, Great Prince Bloodwing berteriak kencang dan meminta anak buahnya untuk menyerang, "Serang!"     

Whoosh.     

Awan-awan yang melingkupi Gunung Purple Cloud mendadak hilang. Pusaran udara berwarna hitam kemerahan pun mulai bermunculan. Mereka melingkupi separuh langit dan berubah menjadi cakar mengerikan, yang menerjang Zhang Ruochen.     

Cakarnya melepaskan aura yang mengerikan. Serangan itu setara dengan binatang buas Supreme Saint. Yang jelas, seorang Saint King tidak akan mampu menahannya.     

Meski begitu, Zhang Ruochen masih bersikap tenang. Dia sama sekali tidak panik. Di belakangnya, terdapat gelombang energi yang muncul.     

Formasi taktis level sembilan muncul dan melepaskan cahaya saint brilian. Cahayanya mirip seperti matahari dewa di angkasa. Saking cerahnya, mereka sampai tidak bisa membuka mat.     

Boom.     

Cahaya saint berbenturan dengan cakar binatang buas dan memicu gelombang energi besar.     

Energi destruktif menyebar ke segala penjuru. Gelombang energi itu menghancurkan apapun yang dilewatinya.     

Bahkan Saint King di level sembilan tidak akan mampu bertahan dari gelombang energinya.     

Karena benturan serangan tersebut, maka pegunungan di sekitarnya mulai mengalami keruntuhan secara konstan. Debu-debu beterbangan, hingga membuat langitnya penuh dengan asap tebal. Lambat laun, area di sekitarnya berubah menjadi gelap.     

Light Myriad Scroll melayang-layang di atas Zhang Ruochen dan Luo Xu. Lantas, scrollnya berubah menjadi peta raksasa yang melindungi mereka dari gelombang energi tersebut.     

Di sisi lain, banyak elit Rakshasa yang mulai bermunculan, selain Great Prince Bloodwing dan Putri Luosha.     

Di sana ada 81 elit Rakshasa. Kekuatan mereka berada di atas Saint King level sembilan. Merekalah yang melancarkan serangan dengan formasi gabungan.     

Zhang Ruochen sama sekali tidak terkejut dengan hal serangan tersebut. Kalau menilai dari reputasinya sekarang ini, Rakshasa tidak mungkin mengirimkan Great Prince Bloodwing sendirian.     

81 Saint King itu adalah para kultivator elit. Karena mereka telah mengirimkan banyak elitnya, artinya mereka ingin membunuh Zhang Ruochen.     

Blackie keluar dari sana dan terkekeh. "Zhang Ruochen, bagaimana kalau aku mengaktifkan Extermination Array? Formasi itu dapat dengan mudah menghancurkan mereka."     

Mendengar perkataan Blackie, wajah Great Prince Bloodwing mendadak murung.     

Tadinya, Great Prince Bloodwing mengira kalau semua persiapannya telah matang. Menurutnya, meski Zhang Ruochen selalu berhati-hati, tapi mereka bakal bisa mengalahkannya. Tak disangka, ternyata hasilnya akan seperti ini.     

Dari benturan serangan barusan, Great Prince Bloodwing paham kalau mereka tidak akan bisa menang melawan Blackie, yakni salah satu Master Array.     

Untungnya, dia telah menyelamatkan Putri Luosha dan menyelesaikan misinya.     

"Zhang Ruochen, kau boleh menyimpan Saint Ancient Tea Tree untuk sementara waktu. Tapi di kemudian hari, semuanya harus kembali ke tangan Rakshasa," kata Great Prince Bloodwing.     

Setelah itu, dia bergegas pergi dari sana bersama anak buahnya. Dia tidak ingin lagi berhadapan dengan Zhang Ruochen.     

Lagipula, mereka sedang berada di Kota Suci Wilayah Timur. Jika beberapa elit datang ke sana, maka situasi mereka akan semakin buruk.     

"Kau tidak akan bisa pergi dengan mudah."     

Kening Zhang Ruochen bersinar. Pedang Kuno Abyss terbang dan mendarat di tangannya.     

Seketika itu juga, Zhang Ruochen langsung mengaktifkan satu juta Prinsip Pedang-nya. Pedang Kuno Abyss lantas mempengaruhi prinsip di langit dan bumi dalam radius 10 ribu mil. Di waktu yang sama, kehendak pedang misterius terlepas darinya.     

Lalu, kehendak pedangnya langsung menebas ke tempat di mana Great Prince Bloodwing sebelumnya, hingga membuat ruangan di sekitarnya terisolasi dari dunia luar, seakan sedang berada dalam ruang dan waktu yang asing.     

Itu adalah gerakan keenam Sepuluh Pedang, yang sudah bertransformasi menjadi Dunia Pedang.     

Melihat serangan Zhang Ruochen, 81 elit Rakshasa langsung mengaktifkan formasi pertempurannya. Mereka berubah menjadi gunung demonic merah yang menerjang musuhnya.     

"Hei Rakshasa, hadapi aku. Biar kutunjukkan padamu kekuatan formasi taktis level sembilan!" teriak Blackie.     

Blackie mengaktifkan formasi taktis level sembilan. Lantas, formasinya berubah menjadi belasan naga raksasa, yang seolah dapat menghancurkan apapun.     

Formasi taktisnya berasal dari 36 formasi bendera. Tapi sekarang, jumlah benderanya meningkat dua kali lipat, yakni 72 bendera. Secara natural, kekuatan formasinya menjadi semakin kuat dan mengalami banyak perubahan.     

Boom.     

Belasan naga itu mirip seperti naga-naga sungguhan. Mereka berusaha menghancurkan gunung demonic merahnya.     

Great Prince Bloodwing terlihat murung. Sambil melindungi Putri Luosha, dia mengeluarkan tombak pertempuran hitam kemerahan dan menyuntikkan energi jahatnya.     

Ratusan ribu prinsip supreme bermunculan pada tombaknya dan melepaskan energi supreme.     

Zappp—     

Great Prince Bloodwing melancarkan serangan secepat kilat.     

Cahaya merah darah terlepas dari tombaknya, yang seolah dapat menembus apapun, termasuk dunia pedang milik Zhang Ruochen.     

"Enam Arah: Bunuh!"     

Gumam Zhang Ruochen.     

Dalam sekejap, enam cahaya pedang mulai bermunculan dari enam arah yang berbeda-beda; langit, tanah, timur, selatan, barat, dan utara. Keenam cahaya pedangnya menerjang Great Prince Bloodwing dan menutup arah pelariannya.     

Great Prince Bloodwing mulai memicingkan matanya. Pada saat ini, dia merasa sangat terancam. Lantas, dia buru-buru mengubah taktiknya – dari yang semula menyerang secara ofensif menjadi bertahan secara pasif – demi menangkal enam cahaya pedang tersebut.     

Boom.     

Ruangan dalam radius ribuan mil hancur lebur. Jutaan pedang Chi tajam menerjang Great Prince Bloodwing.     

Roar.     

Great Prince Bloodwing berteriak kencang dan mengerahkan segenap kekuatannya.     

Setelah menguras energinya, akhirnya dia bisa terbebas dari ruangan tersebut. Meski begitu, tubuhnya masih bersimbah darah. Kondisinya sangat menyedihkan.     

"Kenapa Zhang Ruochen sangat kuat?"     

Great Prince Bloodwing merasa terkejut.     

Tentu saja, dia telah mendengar bahwa Zhang Ruochen baru saja mengalahkan Yan Wushen. Tapi dia tak menyangka bila Zhang Ruochen bakal sekuat itu.     

Lagipula, sebagai salah satu elit terkuat di bawah Alam Supreme Saint, kemampuannya pun dapat disejajarkan dengan Nether Demon dan Nether Buddha. Tapi ternyata, dia gagal bertahan dari satu serangan Zhang Ruochen. Hal itu membuatnya merasa semakin putus asa.     

Di bawah perlindungan Great Prince Bloodwing, kondisi Putri Luosha masih baik-baik saja. Namun, wanita itu juga merasa terkejut.     

Dia pernah melihat sendiri pertempuran di antara Zhang Ruochen dan Yan Wushen. Melalui pertempuran tersebut, dia bisa menilai bahwa Zhang Ruochen tidak sekuat sekarang ini. Yang jelas, kekuatannya telah berkembang pesat.     

"Ilmu Pedang di level Great Perfection memang sangat kuat," gumam Putri Luosha.     

Sejak dulu, seseorang yang berhasil mencapai level Great Perfection di Alam Saint King sangat langka.     

Great Prince Bloodwing sama sekali tidak ragu. Dia langsung membawa Putri Luosha menuju ke dalam formasi taktis.     

Swoosh—     

Formasi pertempurannya telah berubah menjadi secercah cahaya merah, dan melarikan diri dari sana.     

Zhang Ruochen tidak mengejar mereka. Toh mereka sudah mempersiapkannya dengan baik dan kelihatannya dia tidak akan mampu mengejar mereka. Maka dari itu, dia tidak perlu membuang-buang tenaga.     

"Aku baru saja menguasai gerakan keenam Sepuluh Pedang. Ternyata teknikku masih belum sempurna, hingga Great Prince Bloodwing masih bisa melarikan diri," pikir Zhang Ruochen.     

Bukan perkara mudah untuk menciptakan gerakan keenam Sepuluh Pedang. Bahkan dia tidak akan bisa melakukannya dalam satu percobaan. Oleh karena itu, dia masih perlu menggabungkan Prinsip Ruang dan Prinsip Pedang-nya dengan lebih baik.     

Meski begitu, Zhang Ruochen masih sangat puas dengan teknikya.     

Lagipula, dia mampu melukai sosok elit papan atas seperti Great Prince Bloodwing hanya dalam satu kali serangan. Itu adalah sesuatu yang luar biasa.     

"Ayo pergi."     

Zhang Ruochen segera pergi dari sana. Dia menggunakan Pergerakan Ruang dan bergerak menuju ke Kota Suci Wilayah Timur bersama Luo Xu dan Blackie.     

Tidak lama kemudian, beberapa orang muncul di sudut Gunung Purple Cloud.     

Sambil mengamati pegunungan yang hancur di sekitarnya, mereka pun merasa terkejut. Mereka membelalakkan matanya lebar-lebar.     

"Zhang Ruochen sangat kuat. Dia mampu melukai Great Prince Bloodwing dengan satu teknik pedang. Siapa yang mampu menandinginya?"     

"Kelihatannya tidak ada seorangpun yang mampu mengalahkan Zhang Ruochen di bawah Alam Supreme Saint. Dia telah menggantikan kedudukan Yan Wushen. Selama dia masih berada di Kota Suci Wilayah Timur, maka kita tidak boleh memprovokasinya."     

"Kekuatannya memang sangat mengerikan."     

...     

Kabar mengenai pertempuran di Gunung Purple Cloud menyebar dengan sangat cepat. Semua orang merasa terkejut dan menjadi semakin takut dengan Zhang Ruochen.     

Beberapa waktu kemudian, para kultivator asing di Kota Suci Wilayah Timur tidak berani macam-macam. Sedangkan mata-mata dari Dunia Neraka juga menghilang dari sana, karena mereka takut diincar oleh Zhang Ruochen.     

Di sisi lain, Zhang Ruochen masih bersikap tenang, seolah tidak ada apapun yang terjadi. Dia kembali ke Istana Saint.     

Sambil membalikkan tangannya, Zhang Ruochen mengeluarkan Bola Ruang dan menyerahkannya kepada Luo Xu. "Saint Ancient Tea Tree berada di dalamnya. Tolong serahkan ini kepada Lady Saint."     

Luo Xu merentangkan tangannya dan menerima Bola Ruang tersebut. Sorot matanya penuh dengan emosi. Dia sedang merasa senang sekaligus sedih.     

Saint Ancient Tea Tree telah kembali, tapi dia kehilangan Chu Siyuan untuk selamanya.     

"Baiklah, aku akan segera berangkat." Kata Luo Xu sambil berusaha menata emosinya.     

Bagi Sekte Confucianism, maka Saint Ancient Tea Tree merupakan sesuatu yang sangat signifikan. Mereka harus mendiskusikannya.     

Setelah mengamati kepergian Lup Xu, Zhang Ruochen kembali ke aula istana, karena Lei Jing sedang menunggunya.     

Aula istana adalah tempat yang cocok untuk berkultivasi. Prinsip di langit dan buminya sangat aktif, hingga membuatnya kaya dengan Energi Chi.     

Bagi Lei Jing – yang baru saja menembus Alam Biksu – maka berkultivasi di tempat itu akan sangat bermanfaat.     

"Apa urusanmu sudah selesai?" tanya Lei Jing.     

Zhang Ruochen berkata, "Ya. Kita sudah bisa minum-minum."     

Sambil bicara, Zhang Ruochen mengeluarkan satu guci wine dari dalam dimensi ruang.     

Penggila Alkohol sangat mahir meracik minuman. Zhang Ruochen menyimpannya di dalam dimensi ruang. Sekarang ini, dia bisa menikmatinya bersama Lei Jing.     

Sambil menikmati minuman, mereka bicara tentang situasi terkini.     

Sejak kembali ke Daratan Kunlun, meski itu belum lama, tapi selama itu, banyak hal yang telah terjadi. Sesuatu yang membuat Zhang Ruochen berada di tengah pusaran badai.     

Meski Lei Jing pernah mendengar kabar itu sebelumnya, tapi dia masih terkejut setelah mendengarnya langsung dari Zhang Ruochen. Dia pun merasa kasihan dengan muridnya.     

Lei Jing merasa kalau dirinya terlalu lemah. Seumur hidupnya, dia hanya bisa berada di Alam Biksu, hingga dia tidak bisa membantu Zhang Ruochen.     

Setelah menenggak beberapa gelas wine, Lei Jing pun menjadi agak mabuk. Dia menghela nafasnya dan berkata, "Waktu berjalan dengan cepat. Empat hari ke depan, itu adalah perayaan kematian keluarga kerajaan Qianshui Commandery. Kau dan Yanchen... Sigh."     

Lei Jing tidak ingin bicara terlalu banyak mengenai Zhang Ruochen dan Huang Yanchen. Dia merasa kasihan dengan mereka.     

Perkataan Lei Jing membuat Zhang Ruochen merasa terkejut. Karena ulahnya, Immortal Vampir mengincar keluarga Huang Yanchen. Selain orang tua Yanchen, hampir semua keluarganya dibunuh. Hal itu membuatnya merasa sangat bersalah.     

Setelah itu, orang tua Huang Yanchen mati di tangan salah satu elit dari Klan Ghost. Kemudian, Zhang Ruochen meminta Le untuk membunuh Ghost King tersebut.     

Selama ini, dia mengira bahwa Huang Yanchen telah mati, hingga pria itu pun berusaha melupakannya.     

Tak disangka, dia bertemu dengan seseoang di Gunung Xianji di Wilayah Utara. Pada saat itu, Huang Yanchen muncul dengan identitas baru, yakni kandidat Putri Istana Takdir.     

Zhang Ruochen memiliki banyak pertanyaan di benaknya, namun dia tidak tahu harus menanyakannya kepada siapa.     

"Master, katamu waktu itu, kau pernah bertemu dengannya. Apa kau bisa menceritakannya kepadaku?" tanya Zhang Ruochen dengan ekspresi serius.     

Terakhir kalinya, saat Lei Jing menyebut nama Huang Yanchen, mereka berdua sedang mabuk. Zhang Ruochen hanya mengingat beberapa hal setelah dia tersadar.     

Lei Jing berkata, "Entahlah. Sebelum Huang Yanchen menghilang, saat itu dia sempat kembali ke Qianshui Commandery dan berkunjung ke Yunwu Commandery. Bahkan dia juga sempat berkunjung ke Kampus Barat. Pada saat itu, kelihatannya dia sedang merindukan masa lalu."     

"Aku memang sempat bertemu dengannya. Saat itu kelihatannya dia sedang menangis sendirian. Katanya, dia akan masuk ke Pintu Kematian demi mengubah takdirnya sendiri.     

"Katanya... setelah dia masuk ke sana, artinya dia bakal menjalani kehidupan keduanya. Dia harus melupakan masa lalu, memutus relasinya dengan orang-orang yang pernah dikenalnya, dan melupakan segala kenangan di masa lalu.     

"Katanya, "Memangnya siapa yang bakal masuk ke neraka jika bukan diriku?". Menurutku, perkataannya memang masuk akal. Sejak saat itu, aku tidak pernah melihatnya lagi."     

"Memangnya siapa yang bakal masuk ke neraka jika bukan diriku?"     

Mendengar itu, Zhang Ruochen mengernyitkan dahinya. Jauh di dalam hatinya, dia merasa terkejut. Lantas, dia bergumam pada dirinya sendiri, "Pintu Kematian. Apa itu adalah pintu yang berada di atas planet putih?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.