Kaisar Dewa

Permaisuri Seribu Tulang



Permaisuri Seribu Tulang

3Planet putih adalah planet besar yang penuh dengan pasir putih dan bebatuan putih. Lokasinya sangat jauh dari Daratan Kunlun, dan berada di dekat Milky Way demonic bernama Styx.     

Ketika itu, formasi teleportasinya tiba-tiba melepaskan cahaya brilian berwarna putih. Setelah itu, dua kultivator muncul dari balik cahaya tersebut.     

Setelah melewati banyak formasi teleportasi, Zhang Ruochen dan Blackie akhirnya tiba di planet putih.     

Mereka tiba saat siang hari. Begitu mereka mendongak, saat itu mereka bisa melihat pintu cahaya yang memancarkan sinar brilian.     

Zhang Ruochen mendongak dan menatap pintu cahaya tersebut. Sekarang ini, dia sudah jauh lebih kuat dibandingkan sebelumnya, hingga dia bisa menemukan hal-hal aneh di dekatnya.     

Pada umumnya, begitu pintu cahayanya bersinar, maka siapapun dari Daratan Kunlun pasti bisa melihatnya.     

Akan tetapi, jutaan kultivator dari Dunia Langit maupun Dunia Neraka telah berbondong-bondong mendatangi Daratan Kunlun, namun mereka tidak pernah bisa menemukan tempat ini. Artinya, ada yang aneh dengan tempat tersebut.     

Bisa dibilang, tempat itu pasti disembunyikan di dalam ruangan tertentu, hingga para dewa tidak mampu menemukannya. Itu adalah satu-satunya penjelasan yang paling rasional.     

Dan kelihatannya, orang yang menyembunyikan tempat tersebut adalah Biksu Suci Xumi.     

Yang jelas, pasti ada cerita misterius di balik sosok Biksu Suci Xumi, karena dia mampu menyembunyikan tempat semacam ini. Mungkin hal itu berkaitan dengan pertempuran besar di masa seratus ribu tahun silam.     

Kemudian, Zhang Ruochen mulai menentukan koordinat formasi taktis dan mengaktifkannya.     

Riak-riak ruang muncul di jarak 20 ribu mil dari pintu cahaya.     

Zhang Ruochen dan Blackie berjalan di tengah riak-riak ruangnya. Mereka berdiri di sana dan menatap ke arah depan.     

Meski dia pernah melihatnya, tapi Zhang Ruochen masih merasa terkejut begitu melihat pintunya tertutup. Lebih tepatnya, saat itu dia merasa takjub.     

"Besar sekali pintunya. Bahkan bintang-bintang di sekitar sini terlihat seperti debu. Tempat ini benar-benar merupakan sebuah keajaiban." Blackie berteriak kagum.     

Di zaman dahulu, kultivasi Blackie nyaris menembus alam dewa. Padahal dia adalah salah satu figur tangguh di zamannya, tapi dia masih merasa terkesan.     

Pintunya sangat besar dan entah berapa lama pintunya berdiri di sana.     

Zhang Ruochen dan Blackie sama-sama merasakan aura mengerikan yang memancar dari pintu tersebut, meski pintunya masih tertutup. Aura semacam itu seolah dapat menghancurkan tubuh dan jiwa suci seseorang.     

"Struktur ruangnya sangat kompleks. Ada banyak ruangan tersembunyi di dekat pintu itu. Semua fenomena itu berasal dari aura yang dipancarkan oleh Pintu Kematian. Apa Biksu Suci Xumi yang membuat pintu ini?" gumam Zhang Ruochen.     

Kultivasi Biksu Suci Xumi sangat hebat. Dia adalah sosok yang membuat Grafik Kayu Yin Yang dan Lotus Chaotic Ruang dan Waktu. Maka dari itu, bukan mustahil bila dia mampu membuat pintu semacam ini.     

Lagipula, formasi teleportasi mereka juga diciptakan oleh Biksu Suci Xumi. Maka dari itu, semuanya terasa sangat masuk akal.     

"Kurasa bukan," Blackie menggelengkan kepalanya. "Menurutku, aura yang memancar dari Pintu Kematian ini sangat kuno dan setara dengan Light Myriad Scroll. Kelihatannya, pintu ini termasuk salah satu produk di zaman kuno. Ketika itu, Biksu Suci Xumi masih belum lahir."     

"Aku baru saja mengaktifkan Supreme Saint Eyes dan melihat beberapa pola pada pintunya. Pola-pola itu sangat familier bagiku. Kurasa aku pernah melihatnya di tempat lain. Biar kuingat-ingat dulu."     

Blackie mulai berpikir serius.     

Mendengar itu, Zhang Ruochen tidak mengganggu Blackie. Sebaliknya, dia membuka Mata Langit – yang terletak di keningnya – lantas mengamati Pintu Kematian dengan lebih teliti. Dia ingin mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya.     

Meski dia benar-benar ingin masuk ke dalam sana, setidaknya dia perlu mempelajarinya terlebih dahulu.     

Ternyata benar, terdapat banyak pola misterius pada Pintu Kematian-nya. Pola-polanya sangat kompleks dan mengandung banyak prinsip di langit dan bumi.     

Tidak diragukan lagi, sosok yang membuat pintu itu pasti sangat kuat. Dia bukan kultivator sembarangan.     

Bahkan dengan kultivasi Zhang Ruochen sekarang ini, dia masih belum bisa memahami pola-polanya.     

"Aku mengingatnya," Blackie tiba-tiba berseru. "Kurasa pola-polanya mirip seperti pola-pola yang ada di Netherworld dan Paviliun Pedang. Apa pembuatnya adalah orang yang sama?'     

Mendengar itu, Zhang Ruochen pun merasa terkejut. Lantas, dia kembali mengingat hal-hal yang pernah terjadi di Netherworld dan Paviliun Pedang.     

Sebelum-sebelumnya, dia tidak terlalu memperhatikannya, tapi setelah Blackie mengucapkannya, ternyata memang benar. Baik Netherworld maupun Paviliun Pedang memang memiliki pola yang sama.     

Zhang Ruochen menatap Pintu Kematian dan berkata, "Di dalam pintu ini tersimpan 18 lantai. Hal yang sama juga terjadi pada Netherworld. Kabarnya, Paviliun Pedang juga memiliki 18 lantai. Apa ada koneksi khusus di antara ketiganya?"     

Hanya ada satu Pintu Kematian di depan mereka, tapi si penjaga gerbang misterius itu pernah memberitahu mereka bahwa ada 18 lantai di dalam sana. Mereka harus melaluinya, sebelum akhirnya tiba di Dunia Neraka.     

Netherworld dan Paviliun Pedang sama-sama misterius. Tidak ada seorangpun yang tahu dari masa asalnya.     

Kabarnya, bahkan seorang dewa juga pernah hilang di Netherworld.     

Lagipula, sosok elit seperti Lord Ming – dengan kekuatan yang nyaris menembus level dewa – hanya dipenjara di lantai 15.     

Di sisi lain, Paviliun Pedang adalah tempat yang digunakan untuk menyimpan Wordless Sword Manual. Tempat itu merupakan sebuah kuil suci bagi para kultivator pedang.     

Selain jumlah level atau lantainya yang sangat mirip, Netherworld dan Paviliun Pedang juga masih memiliki kemiripan lainnya, yakni sama-sama merupakan harta karun ruang. Paviliun Pedang mengandung kekuatan waktu. Semakin tinggi lantainya, maka semakin tinggi pula rasio waktunya.     

"Hanya Master Ruang dan Waktu yang dapat mengkombinasikan kekuatan ruang dan waktu." Pikir Zhang Ruochen.     

Sejak zaman dahulu, Daratan Kunlun hanya pernah memproduksi tiga Master Ruang dan Waktu, termasuk salah satunya adalah Zhang Ruochen.     

Kata Blackie, Biksu Suci Xumi tidak terlalu mahir dalam memurnikan senjata. Maka dari itu, sosok yang menciptakan Paviliun Pedang pasti merupakan Master Ruang dan Waktu yang pertama.     

Bahkan Zhang Ruochen masih belum tahu siapa sosok Master Ruang dan Waktu yang pertama.     

Satu-satunya hal yang diketahui olehnya adalah sosok itu merupakan leluhur ruang dan waktu. Dia adalah sosok yang paling tua, sekaligus sosok terkuat di Daratan Kunlun.     

Setelah memikirkannya sejenak, Zhang Ruochen menggunakan Pergerakan Ruang Besar dan mendekati Pintu Kematian tersebut.     

Ketika itu, Zhang Ruochen dan Blackie sudah berada di jarak kurang dari seribu mil dari Pintu Kematian.     

Saat mereka sudah semakin dekat dengan pintunya, saat itu tekanannya menjadi semakin besar.     

"Eh? Ternyata ada istana di sini. Zhang Ruochen, apa penjaga gerbang misterius itu tinggal di dalam sana?"     

Tiba-tiba, Blackie menemukan istana kecil di samping kanan Pintu Kematian.     

Tentu saja, kecil yang dimaksud masih terbilang relatif. Sebab, bila berada di suatu dunia tertentu, maka istana itu pasti sangat besar. Tingginya mencapai ribuan kaki, bagaikan dewa binatang buas yang sedang berdiri di ruang angkasa.     

Zhang Ruochen menatap istana tersebut. Terakhir kalinya, saat dia hendak memasuki pintu tersebut, saat itu tangan raksasa sepanjang ribuan mil terbang dari istana dan menamparnya, hingga membuatnya terjatuh ke planet putih.     

Karena Zhang Ruochen sampai terpental jauh, artinya pemilik tangan itu merupakan sosok tangguh.     

"Anak muda, ternyata kau kembali ke sini lagi."     

Saat Zhang Ruochen sedang melamun, tiba-tiba ada gelombang kekuatan batin yang menyeruak dari istana.     

Zhang Ruochen pun tersenyum, sambil menerima gelombang kekuatan batin tersebut. "Setelah bertahun-tahun, tak kusangka, ternyata Anda masih mengingat saya."     

Saat pertama kalinya dia berkunjung ke sana, Zhang Ruochen bahkan belum menembus Alam Biksu. Tentu saja, saat itu dia masih sangat lemah. Maka dari itu, dia pun merasa terkejut, karena ternyata, si penjaga masih mengingatnya.     

"Meski aku hidup sangat lama, tapi ingatanku masih sangat baik. Anak muda, ternyata kau memang hebat. Kau sudah berada di puncak Saint King dalam kurun waktu yang singkat. Apa kau ingin masuk ke Pintu Kematian?" katanya dengan gelombang kekuatan batin.     

Sebelum Zhang Ruochen menjawabnya, Blackie sudah lebih dulu bergerak maju dan bertanya, "Siapa kau? Kenapa kau berada di sini?"     

"Aku adalah sosok yang terlupakan. Percuma saja aku memberitahumu. Apa kalian ingin masuk ke Pintu Kematian?" si penjaga kembali bertanya.     

Zhang Ruochen memikirkannya sebentar, sebelum akhirnya berkata, "Karena saya sudah lebih kuat dibandingkan sebelumnya, apa saya sudah pantas masuk ke dalam sana? Tolong jelaskan kepada saya."     

Terakhir kalinya, Zhang Ruochen juga menanyakan banyak hal, tapi si penjaga menolak menjawabnya, mungkin karena saat itu, dia masih terlampau lemah.     

Meski dia telah memiliki gambaran mengenai tempat tersebut, tapi dia masih ingin mendengarkannya langsung dari sang penjaga.     

"Cepat katakan, dari mana asal pintu ini? Siapa yang membuatnya? Bahkan aku tidak pernah mendengar tentang pintu ini di Abad Pertengahan," kata Blackie dengan gelisah.     

Blackie memang mengetahui banyak hal, tapi dia sama sekali tidak pernah mendengar tentang Pintu Kematian.     

Si penjaga berpikir sebentar dan berkata, "Daratan Kunlun kembali kacau. Toh cepat atau lambat, banyak rahasia yang akan segera terbongkar. Baiklah, aku akan memberitahu kalian."     

"Apa kalian lihat galaksi di belakang Pintu Kematian? Itu adalah Dunia Neraka, sebuah peradaban kuno yang hanya punya satu tujuan, yakni memicu kehancuran. Seratus ribu tahun silam, Daratan Kunlun nyaris dihancurkan oleh mereka.     

"Dulu, para dewa dari Dunia Neraka hanya perlu melepaskan kekuatan dewa mereka untuk menghancurkan langit Daratan Kunlun. Jika bukan karena senjata milik kultivator tangguh – yang kini berubah menjadi Pintu Kematian dan menyegel semesta – mungkin Daratan Kunlun dan dunia-dunia besar lainnya sudah hancur sejak dulu."     

Mendengar itu, Zhang Ruochen pun merasa terkejut, sekaligus takjub. Bagaimana tidak, ternyata orang-orang di zaman dahulu bertempur hanya dengan mengandalkan pikiran.     

Jadi, siapa kultivator tangguh yang menyegel semesta? Apa itu adalah Lord Wention of Ten Tribulation? Lord of Nephilim Island? Dragon Lord Jiwang? Atau orang lain?"     

"Di antara 10 Senjata Dewa Terkuat di Daratan Kunlun, senjata mana yang akhirnya berubah menjadi Pintu Kematian? Siapa sang kultivator tangguh itu?" tanya Zhang Ruochen.     

Meski Zhang Ruochen juga tidak terlalu paham dengan 10 Senjata Dewa Terkuat di Daratan Kunlun, tapi setidaknya dia tahu kalau Pintu Kematian-nya terbuat dari senjata dewa.     

Di waktu yang sama, dia juga penasaran dengan sosok yang mampu menyegel semesta. Sebab, sosok ini pasti sangat kuat dan memiliki reputasi yang tinggi.     

Sialnya, semua hal yang berkaitan dengan peristiwa di masa 100 ribu tahun silam telah dihapus oleh sejarah. Bahkan para generasi muda di Daratan Kunlun sudah tidak mengenal dewa-dewa mereka.     

Meski sudah menunggu lama, tetap saja tidak ada jawaban dari istana.     

Karena dia tidak mendapatkan jawaban apapun, Zhang Ruochen tidak kembali bertanya. Lagipula, dia juga tidak ingin membuat si penjaga marah.     

Setelah berpikir sebentar, Zhang Ruochen mengetuk ruang dengan telunjuknya. Tiba-tiba, bayangan Huang Yanchen muncul di ujung jarinya. Lantas, dia bertanya, "Senior, apa wanita ini pernah berkunjung ke sini sebelumnya?"     

"Ya, setelah masuk ke Pintu Kematian, dia tidak pernah kembali," kata si penjaga.     

Zhang Ruochen merasa agak terkejut. Rasa-rasanya, dugaannya memang benar. Perubahan Huang Yanchen memang disebabkan oleh Pintu Kematian.     

Namun, Zhang Ruochen juga sadar bahwa prosesnya pasti tidak sesederhana itu. Huang Yanchen tidak akan pernah bisa masuk ke Dunia Neraka dengan cara yang sangat sederhana. Lebih jauh, bagaimana mungkin dia bisa melewati 18 lantai Pintu Kematian hanya dengan mengandalkan kultivasinya di masa itu?     

Lagipula, kata si penjaga pintu, setidaknya orang itu harus sudah menjadi Saint King bila dia ingin melewati Pintu Kematian.     

"Setelah melempar banyak pertanyaan, apa kalian ingin masuk ke Pintu Kematian?" tanya si penjaga.     

Zhang Ruochen kembali tersadar dari lamunannya dan menatap istana tersebut. Terdapat cahaya aneh yang memancar di matanya. Siapa penjaga ini? Kenapa dia menjaga Pintu Kematian? Apa semua perkataannya benar?     

Sambil memikirkannya, Zhang Ruochen pun bertanya, "Sebenarnya, saya lebih tertarik dengan Anda dibandingkan Pintu Kematian. Saya ingin menanyakan sesuatu yang agak pribadi."     

Setelah itu, Zhang Ruochen langsung berbuat nekat. Dia melesat dan berubah menjadi secercah cahaya dan berusaha masuk ke istana tersebut.     

Bang.     

Begitu dia sudah berada di jarak 500 mil jauhnya dari istana, Zhang Ruochen membentur dinding tak kasat mata, hingga membuatnya berhenti.     

"Anak muda, kau tidak boleh masuk ke istana ini. Jika kau tidak ingin masuk ke Pintu Kematian, cepat pergi dari tempat ini," kata si penjaga gerbang.     

Blackie juga melesat dan mengerucutkan bibirnya. "Kenapa kau bersikap sangat misterius? Aku benar-benar ingin bertemu denganmu. Siapa kau sebenarnya?"     

Swish.     

72 bendera berhamburan dan berubah menjadi formasi taktis level sembilan yang sangat misterius.     

Formasi taktis level sembilannya pun berubah menjadi sebuah Pedang Dewa sepanjang seribu kaki. Pedangnya memancarkan sinar brilian dan melesat ke istana secepat kilat.     

Crack.     

Sebuah energi mengerikan menyeruak dari istana dan menghancurkan Pedang Dewa tersebut. Akibatnya, Pedang Dewa-nya berubah menjadi berkas-berkas Chi Pedang.     

Bahkan formasi taktis level sembilan dapat dihancurkan dalam waktu singkat. Di waktu yang sama, Blackie juga terhempas ke belakang.     

Akan tetapi, Blackie tidak terlalu mempedulikannya. Dia menatap istana dengan tampang terkejut, seolah dia baru saja menemukan sesuatu.     

"Ada apa?" tanya Zhang Ruochen sambil kebingungan.     

Blackie berkata dengan emosional, "Dia baru saja menggunakan teknik God's Fall. Hanya mereka yang pernah mempelajari God's Fall yang dapat melepaskan teknik semacam itu."     

God's Fall merupakan salah satu di antara enam kitab terkuat di Daratan Kunlun. Itu adalah kitab misterius yang berasal dari Nephilim Island. Biasanya, hanya para anggota Klan Nephilim yang dapat mempelajarinya.     

Di Abad Pertengahan, Klan Nephilim adalah kelompok yang sangat kuat. Mereka punya kultivator yang dikenal sebagai Lord of Nephilim Island, salah satu kultivator yang paling kuat di Daratan Kunlun. Selain itu, Permaisuri Seribu Tulang juga berasal dari Klan Nephilim.     

Karena Lord of Nephilim Island adalah sosok yang sangat kuat, maka dia setara dengan Lord Wentian of Ten Tribulation, Biksu Suci Xumi, dan Dragon Lord Jiwang. Dia telah menguasai Canon dan mampu membunuh dewa lainnya.     

Sialnya, setelah Abad Pertengahan, Klan Nephilim mengalami kemunduran, hingga mereka menghilang dan bersembunyi di Nephilim Island. Sejak saat itu pula, orang-orang yang berasal dari Nephilim Island telah menjadi orang-orang yang terlupakan.     

Hanya Blackie yang masih familier dengan mereka. Blackie adalah satu-satunya orang yang bisa menemukan keberadaan mereka di tengah lautan yang luas. Oleh karena itu, dia pernah membawa Han Xue ke pulau tersebut untuk mempelajari God's Fall.     

"Siapa kau? Bagaimana kau bisa mempelajari God's Fall? Apa kau punya relasi khusus dengan Klan Nephilim?" tanya Blackie dengan tampang gelisah.     

Sekarang ini, Blackie benar-benar ingin menerobos ke dalam istana, bahkan keinginannya melebihi Zhang Ruochen. Dia benar-benar ingin mencari tahu identitas si penjaga istana. Sebab, Blackie memang sangat peduli dengan orang-orang dari Klan Nephilim.     

"Apa Lord of Nephilim Island yang menjaga Pintu Kematian ini?" gumam Zhang Ruochen.     

Si penjaga berkata, "Siapapun aku, itu sama sekali tidak penting. Jangan mencari masalah di tempat ini. Cepat pergi dari sini."     

Yang jelas, mereka berdua telah membuatnya marah.     

Zhang Ruochen ingin mengucapkan sesuatu, namun tiba-tiba dia merasakan hal lain. Ketika itu, dia menoleh ke semesta nun jauh.     

"Apa itu? Apa itu adalah seseorang?"     

Sosok blur muncul di depan Zhang Ruochen.     

Dia membawa pedang di punggungnya dan berjalan keluar dari ruang hampa. Rasa-rasanya, dia sedang berjalan lambat, tapi dalam setiap langkahnya, dia mampu menjangkau jarak hingga puluhan ribu mil jauhnya.     

Selama itu, dia selalu berjalan lurus, seolah dia telah memecahkan misteri Canon.     

Selama prosesnya, saat itu ada salah satu bintang raksasa yang berusaha menghalangi jalannya. Namun, sebelum bintangnya sempat mendekati sosok tersebut, bintangnya sudah lebih dulu hancur berkeping-keping. Yang jelas, bintang itu sama sekali tidak bisa menghalangi pergerakannya.     

Melihat itu, Zhang Ruochen pun merasa agak ketakutan. Sebab, samar-samar dia bisa merasakan bahwa sesuatu yang menghancurkan bintangnya barusan adalah... Chi Pedang. Namun, ketika dia mencoba memindainya, dia tidak menemukan bekas Chi Pedang apapun, seolah segalanya mirip seperti ilusi.     

Di Alam Saint King, Zhang Ruochen telah menguasai Ilmu Pedang sampai di level Great Perfection. Menurutnya, pemahamannya terhadap Ilmu Pedang sudah sangat dalam.     

Tapi sekarang, dia merasa seperti bocah yang baru belajar bermain pedang. Mungkin dia belum benar-benar berhasil memahami esensi Ilmu Pedang.     

Ketika itu, satu-satunya hal yang ada di benak Zhang Ruochen adalah... sosok ini pasti pernah mempelajari Wordless Sword Manual, tapi levelnya berada jauh di atas dirinya.     

Dalam satu kedipan mata, sosok itu telah melintasi jarak yang sangat jauh dan masuk ke dalam istana milik si penjaga.     

ROAR!     

Pada saat itu, tiba-tiba Blackie mengaum kencang. Tanpa pikir panjang, dia langsung melesat ke dalam istana dengan sangat gembira.     

Anehnya, pada saat itu, dinding tak kasat matanya sudah hilang.     

"Permaisuri, apa itu dirimu? Aku Tu Tian, apa kau masih ingat denganku?" kata Blackie.     

Zhang Ruochen langsung mengikuti Blackie. Dia mengikuti Blackie sambil memasang ekspresi aneh. "Blackie, akhirnya aku tahu, ternyata nama aslimu adalah Tu Tian. Ha ha... tunggu, Permaisuri? Apa kau pikir beliau adalah Permaisuri Seribu Tulang?"     

Tiba-tiba, Zhang Ruochen menyadari sesuatu.     

"Meski aku tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas, tapi aku masih bisa merasakan auranya. Dia pasti Permaisuri. Aku tahu. Aku tahu. Dia pasti masih hidup!" Blackie menjadi semakin girang.     

Zhang Ruochen mengernyitkan dahinya. Apa sosok itu benar-benar Permaisuri Seribu Tulang? Dia masih meragukannya.     

Permaisuri Seribu Tulang telah menghilang sejak ratusan ribu tahun silam. Selama ini, wanita itu selalu berada di Netherworld. Meskipun dia masih hidup, tapi kenapa dia bisa berada di sini?"     

Jika hanya mengandalkan auranya, sebenarnya itu adalah dugaan yang sembrono.     

Lagipula, bila menilai dari relasi di antara Blackie dan Permaisuri Seribu Tulang, maka seharusnya sosok itu tidak akan pernah mengacuhkan Blackie.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.