Kaisar Dewa

Kembali ke Pusat Kota



Kembali ke Pusat Kota

1Di luar Pusat Kota, Nie Xiangzi dan Lord Xue Chen sedang berhadap-hadapan. Di waktu yang sama,, pasukan Immortal Vampir langsung bergerak mundur dan memberikan ruang pertempuran untuk mereka.     

"Sudah lama aku menanti murid dewa dari Istana Dewa Kebenaran. Nie Xiangzi, semoga kau tidak mengecewakanku." Sorot mata Lord Xue Chen penuh dengan intensitas membunuh. Tubuhnya memancarkan semangat pertempuran yang kuat.     

Nie Xiangzi tidak terlalu peduli dengan provokasi musuhnya. "Serang," katanya dengan nada datar.     

"Nie Xiangzi memang dikenal sebagai sosok yang dingin. Mari kita lihat, berapa lama kau bisa bersikap seperti itu." Tiba-tiba, aura Lord Xue Chen menguat.     

Begitu Lord Xue Chen mengayunkan tangannya, Chi Darah dalam jumlah besar menyeruak dan berubah menjadi lautan darah yang bergerak menuju Nie Xiangzi.     

Nie Xiangzi tidak mundur. Sebaliknya, dia mengangkat tangannya dan melepaskan bayangan pukulan sepanjang 10 ribu kaki.     

Boom!     

Bayangan pukulan dan lautan darahnya pun sama-sama bertemu di satu titik. Seketika itu juga, fenomena yang menggemparkan muncul di depan mereka. Riak-riak energi menyebar ke segala penjuru.     

Sebagai para elit level pertama di bawah Alam Supreme Saint, mereka berdua memang sama-sama kuat. Pertempuran mereka mirip seperti pertempuran Supreme Saint.     

Pada saat ini, para kultivator dari Dunia Langit dan Dunia Neraka sedang mengamati pertempuran mereka berdua.     

Dalam situasi semacam itu, kemampuan individu memang tidak signifikan.     

Akan tetapi, hasil pertempuran mereka dapat mengangkat moral prajurit masing-masing.     

Sekarang ini, Dunia Langit sedang berada dalam posisi yang tidak menguntungkan. Oleh karena itu, mereka harus segera mendapatkan kemenangan. Alangkah lebih baik bila Nie Xiangzi bisa membunuh para elit dari Dunia Neraka demi meningkatkan moral prajuritnya.     

Di dinding kota, di sana ada banyak murid dari Istana Dewa Kebenaran. Salah satu pemimpin mereka juga merupakan murid dewa.     

Termasuk Nie Xiangzi, setidaknya ada 6 dari 10 murid dewa dari Istana Dewa Kebenaran yang sedang berada di Daratan Kunlun. Sesungguhnya, itu adalah peristiwa yang langka.     

Pertempuran ini benar-benar akan berdampak pada reputasi Istana Dewa Kebenaran. Oleh karena itu, mereka semua merasa tegang.     

Di Cabang Terminal Merit, Zhang Ruochen mulai menatap cermin refleksi lekat-lekat. Dia juga sedang mengamati pertempuran mereka berdua.     

Beberapa tahun yang lalu, dia sempat menganggap Nie Xiangzi sebagai salah satu sosok legendaris. Tapi sekarang, mereka sudah berada di posisi yang sama, atau bahkan Zhang Ruochen telah menduduki posisi yang lebih tinggi.     

10 murid dewa dari Istana Dewa Kebenaran memang sangat hebat. Mereka adalah para elit tangguh yang berasal dari berbagai dunia besar. Bahkan yang paling lemah di antara mereka sudah berada di level tiga di bawah Alam Supreme Saint.     

Nie Xiangzi setara dengan para elit di level pertama di bawah Alam Supreme Saint. Bisa dibilang, dia adalah pemimpin di antara 10 murid dewa lainnya. Basis kultivasinya sangat kuat.     

Di luar Pusat Kota, Nie Xiangzi dan Lord Xue Chen sedang bertempur sengit. Padahal mereka telah menukar ratusan serangan, namun pertempuran mereka masih imbang.     

Tiba-tiba, aura Lord Xue Chen berubah drastis. Tubuhnya memancarkan aura misterius. Sebuah pintu aneh muncul di belakangnya. Pintunnya terbentuk dari ribuan Prinsip Takdir. Tidak diragukan lagi, itu adalah Gerbang Takdir.     

Ekspresi Nie Xiangzi masih terlihat tenang. Sejumlah Prinsip Kebenaran menyeruak dari tubuhnya dan saling terhubung satu sama lain. Prinsip-prinsipnya berubah menjadi sebuah bayangan di punggungnya.     

Jutaan karakter – yang mewakili semua karakter di semesta – seakan sedang menari di sekitarnya. Karakter-karakternya melambangkan nilai-nilai kebenaran dunia.     

"Wilayah Kebenaran." Ekspresi Zhang Ruochen mendadak berubah.     

Di Istana Dewa Kebenaran, hanya para murid dewa yang boleh mempelajari teknik rahasia mereka.     

Setelah mereka membentuk Wilayah Kebenaran, maka mereka bisa memaksimalkan Prinsip Kebenaran-nya masing-masing. Dalam kata lain, mereka bisa meningkatkan kekuatan tekniknya tanpa perlu jeda yang terlalu lama.     

Sebenarnya, pencapaian Zhang Ruochen dalam Ilmu Kebenaran juga sangat tinggi. Bahkan levelnya berada di atas 10 murid dewa dari Istana Dewa Kebenaran. Bahkan sekarang ini, dia bisa melepaskan sembilan kali lipat kekuatan.     

Sialnya, karena dia tidak bergabung dengan Istana Dewa Kebenaran, maka dia tidak bisa mempelajari teknik rahasia mereka.     

Sehingga, bila dia ingin membentuk Wilayah Kebenaran, maka dia harus mengandalkan dirinya sendiri. Oleh karena itu, dia tidak terlalu yakin dapat menguasainya, karena prosesnya pasti sangat sulit.     

Tentu saja, bukan berarti dia tidak mampu menguasainya. Lagipula, pencapaiannya dalam Ilmu Kebenaran sudah tinggi. Setidaknya dia masih bisa melepaskan enam kali lipat kekuatan secara instan.     

"Aku sudah mengumpulkan lebih dari 800 ribu Prinsip Kebenaran. Tapi aku masih belum bisa membentuk Wilayah Kebenaran. Seandainya aku berhasil mengumpulkan sisanya, maka aku bisa melepaskan 10 kali lipat kekuatan. Mungkin aku bisa menguasainya setelah Ilmu Kebenaran-ku berada di level Great Perfection." Pikir Zhang Ruochen.     

Akan tetapi, Zhang Ruochen benar-benar paham bahwa mempelajari Wilayah Kebenaran pasti akan jauh lebih sulit dibandingkan mencapai level Great Perfection.     

Bahkan di dalam sejarah Istana Dewa Kebenaran, hanya segelintir orang yang mampu menguasainya.     

Untungnya, Zhang Ruochen memiliki 0.39 persen Kebenaran Misterius. Dengan begitu, maka dia bisa memaksimalkan Prinsip Kebenaran-nya. Itu adalah salah satu kelebihannya.     

Prinsip Kebenaran adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk melipatgandakan kekuatan seseorang. Sebaliknya, Prinsip Takdir dapat digunakan untuk melemahkan kekuatan musuhnya. Kebetulan, pemilik dari kedua prinsip itu sedang bertempur satu sama lain.     

Yang jelas, hasil pertempuran mereka akan tergantung pada akumulasi kekuatan masing-masing, terutama pada Prinsip Kebenaran dan Prinsip Takdir mereka. Siapa yang lebih unggul, maka dia yang akan menang.     

"Nie Xiangzi memang sangat kuat. Berbekal Prinsip Kebenaran, dia bisa melepaskan sembilan kali lipat kekuatan. Kurasa dia akan menang," kata beberapa kultivator.     

Zhang Ruochen masih terlihat tenang. "Bagaimana mungkin 10 murid dari Istana Dewa Kebenaran itu lemah?"     

Namun, tidak seperti para kultivator kebanyakan, Zhang Ruochen tidak terlalu yakin dengan pertempuran tersebut. "Aku tidak pernah meragukan kemampuan Nie Xiangzi. Dia memang kuat, tapi entah kenapa, aura yang dipancarkan oleh Lord Xue Chen jauh lebih mengerikan."     

"Di antara sembilan Ilmu Kuno, maka Ilmu Takdir adalah ilmu yang paling sulit dipelajari. Namun, Lord Xue Chen mampu menguasainya hingga membuatnya berada di level tinggi. Di Immortal Vampir, kurasa hanya ada segelintir kultivator di bawah Alam Supreme Saint yang dapat menandinginya. Maka dari itu, Nie Xiangzi akan berada pada posisi yang kurang menguntungkan."     

Zhang Ruochen harus mengakui bahwa pamannya – Lord Xue Chen – adalah sosok yang sangat arogan, tapi dia memang memiliki kekuatan yang besar. Pantas saja dia mampu menaklukkan para jenius dari Klan Bloodysky.     

Pada saat ini, Nie Xiangzi dan Lord Xue Chen sudah mengerahkan segenap kemampuan masing-masing, tapi pertempuran mereka tetap imbang. Di antara keduanya, belum ada satupun yang berhasil mengungguli lawannya.     

Setelah menukar hampir 2.000 serangan, Lord Xue Chen berhasil memanfaatkan peluang dan menghempaskan Nie Xiangzi dengan pukulannya.     

"Bagaimana mungkin... Nie Xiangzi baru saja dikalahkan!"     

Banyak kultivator tidak bisa menerima hasilnya.     

Padahal, siapapun bisa menilai kalau mereka berdua memiliki kemampuan yang setara. Oleh karena itu, dibutuhkan peluang khusus untuk dapat memenangkan pertempuran tersebut. Sialnya, Nie Xiangzi gagal memanfaatkan peluang tersebut.     

Pada akhirnya, kekalahan Nie Xiangzi menjadi pukulan telak bagi Dunia Langit.     

Di sisi lain, moral pasukan Dunia Neraka langsung meningkat drastis. Mereka bersorak-sorai untuk Lord Xue Chen.     

"Kita kalah lagi. Kalau begitu, kenapa Empat Heavenly King, Archangel King Michael, dan Ao Xukong masih belum bertempur?"     

"Bagaimana dengan Zhang Ruochen? Apa dia tidak sedang berada di sini? Padahal, kalau menilai dari kekuatannya, siapa yang mampu mengalahkannya dalam pertempuran satu lawan satu?"     

"Apa kau pikir Zhang Ruochen berani bertempur melawan 30 juta pasukan Dunia Neraka sekaligus?"     

"Benar. Lagipula, Dunia Neraka sangat membencinya. Jika dia berani muncul di Pusat Kota, mereka pasti akan menghancurkannya. Malahan, sekarang ini, sebaiknya dia segera bersembunyi. Kalau bisa, dia harus segera pergi dari Daratan Kunlun."     

Cabang Terminal Merit pun mendadak riuh. Sebagian besar dari mereka merasa geram.     

Zhang Ruochen tersenyum. Tak disangka, ternyata dia bakal menjadi bahan perbincangan, terutama sejak dirinya dibenci oleh banyak orang.     

Bila sampai ada sedikit kesalahan, maka saat itu pula para kultivator dari Daratan Heaven akan menghinanya.     

Setelah menunggu beberapa lama, akhirnya Zhang Ruochen mulai memasuki formasi teleportasi.     

Cahaya putih berpendar. Zhang Ruochen dan sekelompok kultivator dari Dunia Langit menghilang dari Cabang Terminal Merit.     

Lantas, begitu mereka mengamati situasi di sekitar, mereka sudah berada di Cabang Terminal Merit di Pusat Kota.     

Untungnya, mereka telah membangun Cabang Terminal Merit di sana. Kalau tidak, maka Pusat Kota bakal terisolasi dari dunia luar.     

"Pusat Kota." Sesampainya di sana, ekspresi Zhang Ruochen mendadak berubah. Emosinya mulai bergejolak.     

Sejak dihidupkan kembali, maka ini adalah kedua kalinya dia menginjakkan kakinya di Pusat Kota. Meski peristiwa itu sudah terjadi beberapa tahun berlalu, tapi semua yang terjadi masih terngiang jelas dibenaknya, seolah baru terjadi kemarin petang.     

Pada saat itu, Chi Yao sempat 'memanfaatkannya' demi menyempurnakan kultivasi dan menembus alam dewa. Setelah itu, akhirnya Chi Yao berhasil melewati Love Tribulation (Ujian Cinta) dan menjadi dewa.     

Setelah dimanfaatkan oleh wanita tersebut, Zhang Ruochen pun bergegas menuju ke Gerbang Istana Ziwei dan melampiaskan amarahnya. Pada saat itu, dia mengalahkan Sembilan Ahli Waris Daratan Kunlun sendirian.     

Pada saat itu pula, dia memutuskan hubungannya dengan Huang Yanchen. Sejak saat itu, akhirnya mereka berdua menjadi orang asing.     

Kini, dia kembali berkunjung ke sana. Hal itu membuatnya merasa emosional. Di waktu yang sama, pikirannya juga agak terguncang. Bagaimanapun juga, ada banyak hal yang memang tidak akan mudah dilupakan begitu saja.     

Setelah keluar dari Cabang Terminal Merit, Zhang Ruochen melihat pemandangan yang menyedihkan.     

Bangunan-bangunan megahnya - yang dulu menghiasi kota - kini sudah hilang. Bahkan atmosfir yang menyelimuti Pusat Kota terasa sangat kelam.     

Pusat Kota adalah tempat yang sangat besar. Selama 800 tahun belakangan, mereka selalu memperluas wilayahnya, lantas membaginya menjadi belasan distrik. Bahkan masing-masing distriknya setara dengan pusat kota commandery, yang dihuni ratusan jutaan penduduk.     

Tapi sekarang, Pusat Kota tak ubahnya sama seperti kota mati. Karena mereka sedang berada dalam kondisi bertempur, maka para kultivator yang belum berada di Alam Biksu telah dievakuasi.     

Lagipula, lebih dari 30 juta pasukan Dunia Neraka sedang mengepung kota. Begitu pasukan mereka berhasil menembus pertahanan kota, maka siapapun yang belum berada di Alam Biksu akan meregang nyawa. Itulah kenapa mereka harus dievakuasi.     

Bagaimanapun juga, Daratan Kunlun hanya memiliki segelintir kultivator di Alam Biksu. Maka dari itu, kebanyakan kultivator yang menduduki Pusat Kota adalah para kultivator asing dari Dunia Langit.     

"Tanaman herbal itu milikku. Jangan sampai ada yang berani mengambilnya."     

Saat Zhang Ruochen melamun, saat itu dia sempat mendengar keributan di tempat lain.     

Zhang Ruochen menoleh dan melihat sekelompok kultivator di Alam Biksu, yang sedang memperebutkan sebuah tanaman herbal.     

Seluruh Holy Meridian di Daratan Kunlun pasti akan berpusat di Pusat Kota. Sehingga, Pusat Kota akan menjadi surga harta karun. Apalagi, sejak Daratan Kunlun bangkit, maka di sana banyak tanaman herbal yang bertumbuh setiap harinya, termasuk beberapa tanaman herbal kuno. Bahkan di sana juga ada tanaman herbal 100 ribu tahun dan tanaman herbal Yuanhui Tribulation.     

Dulunya, Pusat Kota masih berada di bawah kendali istana kekaisaran. Meski banyak kultivator dari Dunia Langit yang berkunjung ke sana, namun sebagian besar harta karunnya masih menjadi milik istana kekaisaran.     

Tapi sekarang, situasinya telah berubah. Di Pusat Kota, jumlah kultivator dari Dunia Langit akan terus meningkat setiap harinya. Lama kelamaan, harta karun mereka pun semakin berkurang.     

Tidak lama kemudian, sosok Saint King di level enam berusaha mencuri tanaman herbal berusia 70 ribu tahun.     

"Setelah aku memurnikannya, maka kultivasiku akan meningkat pesat. Ternyata perjalanan ini memang tidak sia-sia." Setelah mendapatkan tanaman herbalnya, Saint King itu pun tertawa.     

Mendengar itu, Zhang Ruochen menggelengkan kepalanya pelan. "Rata-rata mereka datang kemari untuk mencari harta karun. Sebenarnya, berapa banyak dari mereka yang tulus bertempur melawan Dunia Neraka?"     

Bila mereka mengandalkan para kultivator dari Dunia Langit untuk melindungi Daratan Kunlun, maka itu sama saja seperti mimpi di siang bolong.     

Lebih tepatnya, rata-rata kultivator dari Dunia Langit – sama halnya seperti kultivator dari Dunia Neraka – gemar mengambil harta karun milik dunia lainnya.     

Mereka sama sekali tidak peduli dengan nasib dunia tersebut. Selama ini, mereka senang berada di Medan Pertempuran Merit karena itu berarti bahwa mereka bisa mendapatkan lebih banyak sumber daya.     

Banyak dunia di luar sana yang bergabung dengan Dunia Langit demi mencari perlindungan. Tapi pada akhirnya, mereka hanya menjadi tumbal.     

Misalnya, Ancestral Spirit World, yang telah hancur berkeping-keping, karena dipilih oleh Istana Langit sebagai medan pertempuran. Jutaan nyawa melayang, bahkan dewa mereka juga menjadi korban.     

Di Semesta Barat sendiri, di sana ada 10 medan pertempuran. Begitu satu dunia hancur, maka mereka akan memilih dunia lainnya.     

Setelah beberapa lama, dunia-dunia itu berubah menjadi debu.     

Itu adalah hukum alam. Hukum itu diciptakan oleh mereka yang kuat. Mereka yang lemah sama sekali tidak mampu melawannya.     

Tanpa disadari, Zhang Ruochen tiba di depan Istana Ziwei di Pusat Kota.     

Dia bukan sedang mengenang masa lalu. Namun, dia ingin bertemu dengan Lady Saint agar dia bisa mendapatkan gambaran detil pertempuran.     

Tentu saja, dia datang ke sana juga karena ingin menjenguk Chi Kongyue.     

Kalau memungkinkan, Zhang Ruochen ingin membawanya pergi dan melindunginya.     

Swoosh—     

Pada saat ini, cahaya brilian membelah langit dan melesat cepat di angkasa, sebelum akhirnya mendarat di Istana Ziwei.     

Dalam satu kedipan mata, cahaya itu muncul di depan Istana Ziwei. Cahaya itu berasal dari sebuah kereta kuno warna-warni, yang memancarkan aura suci dan biasa digunakan oleh dewa.     

Lantas, Zhang Ruochen melihat sosok tampan yang keluar dari kereta kuno tersebut. Dia sedang mengenakan jubah brokade – yang terbuat dari sutra alami – dan membawa kipas lipat di tangannya. Auranya mirip sepreti bangsawan. Siapapun yang berada di depannya akan merasa inferior.     

Setelah itu, sosok lain keluar kereta kuno. Dia adalah seorang wanita cantik. Kulitnya mulus, semulus patung kristal. Wanita itu memiliki temperamen yang lembut nan elegan.     

"Sembilan Dewi Empryan."     

Itu bukan pertama kalinya Zhang Ruochen bertemu dengan Sembilan Dewi Empryan. Dia sangat familiar dengan mereka.     

Pusat Kota sedang berada dalam situasi kritis. Oleh karena itu, bukannya menjadi sembilan individu yang berbeda-beda, mereka pun memilih untuk menyatukan diri. Dengan begitu, maka mereka bisa mengatasi situasinya dengan lebih mudah.     

Tentu saja, sekarang ini, sosok yang sedang memimpin Sembilan Dewi Empryan adalah Lady Saint. Sebab, temperamen lembutnya yang membedakan wanita itu dengan delapan dewi lainnya.     

Zhang Ruochen menatap si pria tampan. Yang jelas, dia penasaran dengan identitas dan latar belakangnya, karena pria itu datang bersama Sembilan Dewi Empryan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.