Kaisar Dewa

Malah Dipermalukan



Malah Dipermalukan

0Dalam satu kedipan mata, Bolan berjalan menghampiri Chi Kongyue sambil mengamati gadis tersebut.     

Chi Kongyue masih duduk diam di sana. Dia sedang menikmati tehnya, dan mengacuhkan keberadaan Bolan.     

"Lancang sekali. Berani-beraninya kau tidak menyambut Bolan saat dia bergerak menghampirimu. Dasar tidak punya sopan santun," kata kultivator di belakang Bolan.     

Bolan mengibaskan tangannya dan berkata, "Santai saja. Toh orang-orang brengsek memang tidak mengenal sopan santun."     

"Siapa yang kau panggil sebagai orang brengsek?"     

Chi Kongyue berdiri dan menatap Bolan.     

Bolan sama sekali tidak gentar. "Siapa yang tidak tahu bila kau adalah putrinya Zhang Ruochen dan Permaisuri Chi Yao?" cibirnya. "Ternyata kau memang mirip dengan Zhang Ruochen."     

"Bukan hanya wajahnya yang mirip dengan Zhang Ruochen, tapi juga fisiknya. Fisik Chaotic Lima Elemen sangat langka. Sayang sekali, dia adalah putrinya si brengsek." Pallas, sosok raksasa di belakang Bolan, mengangguk.     

Mendengar itu, Chi Kongyue pun merasa geram. Garis-garis Chi Chaotic Lima Elemen menyeruak dari tubuhnya. Masing-masing garisnya sangat kuat, seolah dapat meruntuhkan ruang di sekitarnya.     

Begitu melihat reaksi gadis tersebut, Bolan langsung mengambil tempat duduk dan tersenyum tipis. "Kenapa sosok dewa tangguh sampai rela tidur dengan Biksu di level rendah dan melahirkan seorang bajingan? Lawak."     

"Aku benar-benar 'mengagumi' keberanian Permaisuri Chi Yao. Apa seluruh pria di Daratan Kunlun telah mati?"     

Sebenarnya, Bolan tidak akan pernah berani bicara seperti itu, tapi sekarang, karena Daratan Kunlun telah menjadi Medan Pertempuran Merit, maka para dewa dilarang ikut campur ke dalam pertempuran mereka.     

Di samping itu, Permaisuri Chi Yao juga memiliki banyak urusan yang harus diselesaikan. Yang jelas, dia tidak punya waktu untuk mengurus hal-hal remeh semacam itu.     

"Hahaha."     

Tiba-tiba, para jenius di belakang Bolan tertawa terbahak-bahak.     

Mendengar itu, tubuh Chi Kongyue langsung gemetar hebat. Dia benar-benar geram.     

Dia sama sekali tidak terima disebut sebagai putri dari seorang pria brengsek. Itu sama seperti menghina ayah dan ibunya.     

Sejak bertemu dengan Zhang Ruochen di Wilayah Dewa Kebenaran, sejak saat itu pula Chi Kongyue selalu berusaha mencari asal usulnya. Kini, dia sudah hampir yakin kalau ibu kandungnya adalah Permaisuri Chi Yao, yang notabene merupakan Master-nya. Akan tetapi, dia tidak berani menanyakannya langsung kepada ibunya.     

Atau sebaliknya, Permaisuri Chi Yao tidak ingin mengakuinya.     

"Diam."     

Chi Kongyue berteriak kencang. Dia mengumpulkan Chi Chaotic Lima Elemen dan melancarkan pukulan ke arah Bolan.     

Melihat itu, Bolan mengangkat alisnya. "Kau ingin bertempur? Heran, kenapa brengsek sepertimu berani melawanku? Bahkan aku bisa mengalahkan ayahmu di level yang sama," dengusnya.     

Sambil bicara, Bolan memobilisasi Chi Suci di tubuhnya dan menyambut serangan lawannya.     

Para jenius di belakang Bolan langsung bergerak mundur.     

BANG!     

Chi Chaotic Lima Elemen berbenturan dengan serangan lawannya, hingga membuat gelombang energi menyebar ke segala penjuru.     

Untungnya, formasi taktis di Danau Spiritual sangat kuat. Bahkan Saint King di level sembilan tidak akan mudah menghancurkannya.     

Meski gelombang energinya sangat besar, tapi serangan mereka tidak sampai menghancurkan bangunan. Akan tetapi, baik meja maupun kursi di dalam paviliun hancur lebur.     

Swoosh!     

Chi Kongyue dan Bolan keluar dari paviliun dan kembali muncul di Danau Spiritual. Mereka saling berhadapan dan memancarkan aura yang kuat.     

Pada saat ini, Chi Kongyue berdiri di atas Danau Spiritual. Pakaian ungunya terkena angin, sementara Jade Swallow Pendant di lehernya memancarkan sinar aneh. Gadis itu memiliki temperamen yang dingin seperti Chi Yao. Auranya mirip seperti seorang pemimpin.     

Chi Chaotic Lima Elemen menyeruak dari tubuh Chi Kongyue, seolah dia ingin menyatu dengan lima elemen dunia sepenuhnya.     

Sementara itu, kekuatan Cahaya memancar dari tubuh Bolan. Dia merentangkan dua pasang sayap platinumnya, yang memancarkan cahaya suci.     

"Bolan, beri dia pelajaran. Supaya dia paham bagaimana menghargai kita, para kultivator dari Daratan Heaven. Walaupun dia adalah Permaisuri Chi Yao, tapi dia masih harus menghormati Daratan Heaven," kata si raksasa bernama Pallas.     

Bolan menatap Chi Kongyue. Lantas, dia berkata, "Daratan Kunlun sedang berada di ambang kehancuran. Kalian harus mengandalkan Daratan Heaven demi bertahan hidup. Dasar tidak tahu diri. Cepat berlutut sekarang juga. Minimal, meski Daratan Kunlun hancur, kalian masih bisa hidup."     

Banyak kultivator di paviliun yang merasa senang dengan pertikaian tersebut. Hanya segelintir yang tetap diam dan menggelengkan kepalanya.     

Siapapun bisa menilai bahwa Bolan memang sengaja mencari masalah dengan Chi Kongyue. Dia ingin memprovokasi dan melecehkannya.     

Bagaimanapun juga, Zhang Ruochen memang telah mencoreng muka Daratan Heaven dan membuat mereka mengalami kerugian besar. Begitu juga dengan Permaisuri Chi Yao, yang menolak tunduk kepada mereka.     

Untuk sementara waktu, mereka tidak bisa melakukan apapun kepada Zhang Ruochen dan Permaisuri Chi Yao. Maka dari itu, mereka hanya bisa melampiaskan amarahnya kepada Chi Kongyue.     

Meski beberapa kultivator merasa kasihan dengan Chi Kongyue, tapi mereka tidak berani bicara apapun. Jika itu berhubungan dengan Daratan Heaven, mereka sama sekali tidak berkutik.     

Karena Bolan menyerangnya, mungkin Chi Kongyue akan berada pada posisi yang tidak menguntungkan.     

Lagipula, Bolan sudah berada di Alam Saint King level lima. Dia memiliki fisik yang kuat. Bahkan, dia memiliki Fisik Dewa Murni dan Fisik Supreme sekaligus. Di samping itu, dia adalah seorang kultivator Ilmu Cahaya.     

Belum lama ini, Chi Kongyue baru saja menembus Alam Saint King level empat. Meski dia memiliki Fisik Supreme, tapi basis kultivasinya jauh berada di bawah Bolan.     

Selama bertempur melawan kultivator di level yang sama, Bolan tidak pernah kalah, apalagi melawan Chi Kongyue, yang notabene lebih lemah.     

Oleh karena itu, Chi Kongyue pasti akan kalah dalam pertempuran ini. Meski Bolan tidak akan membunuhnya, tapi dia pasti akan membuatnya menderita.     

Aura yang memancar dari tubuh Chi Kongyue terasa semakin mengintimidasi. "Daratan Kunlun tidak akan pernah hancur. Kalian sama sekali tidak layak disejajarkan dengan kami. Bahkan ayahku bisa membuat kalian menderita kerugian besar. Kau harus mempertanggungjawabkan ucapanmu," Katanya dengan nada dingin.     

Setelah itu, dia melambaikan tangannya dan melepaskan Chi Chaotic Lima Elemen, hingga membuatnya berubah menjadi gunung lima warna yang menerjang Bolan.     

"Dasar teknik murahan."     

Bolan menyeringai. Lantas, dia menebas gunung lima warna dengan pedang cahaya.     

Crack!     

Pedang Cahaya-nya sangat kuat, hingga dapat membelah gunung lima warna dengan mudah.     

Pada saat ini, riak-riak energi muncul di danau yang tenang. Sebuah pusaran raksasa muncul di bawah Bolan, yang mengandung daya hisap kuat.     

Di waktu yang sama, Divine Fire Jingmie berwarna hijau dan putih terlepas dari tubuh Chi Kongyue. Lantas, apinya berubah menjadi seekor naga api yang menerjang Bolan.     

Begitu melihat teknik yang dilepaskan oleh Chi Kongyue, Zhang Ruochen pun menganggukkan kepalanya. Dia sangat bangga terhadap putrinya.     

Bila seorang kultivator memiliki Fisik Chaotic Lima Elemen, maka dia bisa melepaskan teknik saint dengan memanfaatkan kekuatan lima elemen.     

Chi Kongyue mampu menguasai Divine Fire Jingmie sampai di level Envoy dalam waktu singkat. Talentanya bisa disejajarkan dengan Zhang Ruochen.     

Saat itu, Zhang Ruochen tidak ingin membantunya. Lagipula, Bolan hanyalah salah satu putra dewa dari Klan Angel. Dia yakin kalau putrinya dapat mengalahkan Bolan.     

Setelah menukar ratusan serangan, akhirnya Chi Kongyue berada pada posisi yang lebih unggul. Bahkan, gadis itu hanya mengandalkan fisiknya, dan belum melepaskan kekuatan waktu.     

Tiba-tiba, bayangan dunia muncul di belakang Chi Kongyue. Dunia itu terbentuk dari Chi Chaotic Lima Elemen.     

Seketika itu juga, seluruh area di Danau Spiritual mendadak tersegel.     

Chi Kongyue memobilisasi Chi Suci-nya dan melepaskan pukulan lima elemen, seakan dia sedang mengendalikan lima elemen dengan satu tangannya.     

Melihat itu, ekspresi Bolan mendadak berubah. Dia langsung menangkupkan sayap platinumnya untuk melindungi diri.     

BANG!     

Pukulan lima elemen menghantam sayapnya dan membuatnya terpental beberapa langkah. Sayapnya gagal bertahan dari serangan tersebut.     

Saat Bolan hendak mendesah lega, tiba-tiba pukulan lawannya meningkat beberapa kali lipat.     

"Prinsip Kebenaran." Bolan merasa terkejut.     

Whack!     

Sayap platinumnya mendadak hancur, hingga Bolan memuntahkan darah. Bulu-bulunya beterbangan di angkasa.     

"Ahhhhhhhh—"     

Bolan berteriak kesakitan. Bagaikan layang-layang yang terputus dari senarnya, dia terpental jauh.     

Pada akhirnya, Bolan membentur dinding pavilun, sebelum akhirnya dapat menyeimbangkan diri.     

Bolan sedang bersimbah darah. Sayapnya patah, lengannya remuk, dan dadanya hancur. Darah menyembur dari mulutnya, yang tercampur dengan beberapa potong organ dalamnya.     

"Kenapa kau bisa sangat kuat?" Bolan menatap Chi Kongyue. Sorot matanya terlihat marah dan ketakutan.     

Sejak lahir, dia tidak pernah kalah. Bisa dibilang, belum pernah ada yang mampu menandinginya di level yang sama. Tak disangka, ternyata dia bakal dikalahkan oleh sosok brengsek yang sempat diremehkan olehnya.     

Bolan sama sekali tidak bisa menerima hal tersebut. Dia benar-benar marah.     

Padahal, awalnya dia ingin mempermalukan Chi Kongyue, tapi dia malah kalah dalam pertempuran tersebut. Apapun itu, akhirnya malah dia yang dipermalukan.     

"Bagaimana mungkin? Bolan kalah!"     

"Itu adalah Prinsip Kebenaran. Dia bisa melepaskan enam kali lipat. Apa dia akan menjadi penerus Zhang Ruochen?"     

Para jenius yang menonton pertempuran itu merasa terkejut.     

Setelah dipikir-pikir lagi – bagaimana mereka sempat menghina Chi Kongyue sebelumnya – mereka pun mendadak ketakutan.     

Di manapun mereka berada, kekuatan tetaplah merupakan pondasi utama. Fakta itu tidak akan pernah berubah.     

Swoosh—     

Pallas dan Yan Wu – si elf di level Saint King – muncul di belakang Bolan.     

"Kau sudah keterlaluan!"     

Teriak Pallas si raksasa. Lantas, dia mengeluarkan kapak raksasa sepanjang 30 meter dan langsung menebaskannya.     

Yan Yu membawa tongkat giok dan mulai merapalkan mantra. Dia memobilisasi kekuatan es dan membuat Danau Spiritual membeku dalam waktu singkat.     

Saat itu, ribuan pedang es mulai bermunculan. Masing-masing pedang esnya sangat tajam, yang mampu memotong apapun. Pedang-pedang itu menggempur Chi Kongyue dari segala penjuru.     

Akan tetapi, Chi Kongyue sama sekali tidak takut dengan serangan mereka berdua. Dia mengangkat tangannya dan melepaskan Divine Fire Jingmie.     

Kapak raksasanya berbenturan dengan Divine Fire Jingmie. Karena saking panasnya, Pallas pun melepaskannya.     

Di waktu yang sama, pedang-pedang es yang beterbangan di angkasa langsung meleleh dan menguap.     

Divine Fire Jingmie berubah menjadi dua pilar api, lantas menerjang mereka berdua sekaligus.     

Bang!     

Pallas dan Yan Yu terhempas secara bersamaan. Tubuh mereka terbakar oleh Divine Fire Jingmie. Luka-luka mereka lebih parah dibandingkan Bolan.     

Begitu melihat Chi Kongyue berjalan mendekati mereka, Bolan dan kedua rekannya mendadak ketakutan.     

"Apa yang ingin kau lakukan? Jika kau berani menyentuh kami, maka tidak ada seorangpun yang bisa melindungimu," kata Bolan dengan tampang tegas, padahal hatinya ketakutan.     

Para jenius lain juga merasa sangat gugup. Seandainya Chi Kongyue benar-benar membunuh Bolan dan kedua rekannya, maka mereka semua pasti akan terlibat.     

Kekuatan besar muncul dan melingkupi mereka bertiga. Kekuatan itu membuat mereka tak berdaya.     

Slap! Slap! Slap!     

Begitu dia mendekatinya, maka Chi Kongyue langsung menampar mereka bertiga tepat di wajahnya.     

"Memangnya kenapa bila kalian adalah para jenius dari Daratan Heaven? Ayahku bisa mengalahkan kalian dengan mudah, begitu pula denganku. Kalian tidak akan bisa berbuat semena-mena di Daratan Kunlun."     

Chi Kongyue menampar mereka dan berteriak dingin.     

Dalam satu kedipan mata, Bolan dan kedua rekannya babak belur, hingga gigi mereka rontok dan muntah darah. Wajah mereka membengkak seperti babi.     

Bolan dan kedua rekannya benar-benar geram. Namun, mereka sama sekali tidak mampu melawan balik.     

Pada akhirnya, Chi Kongyue berhenti menampar mereka. Tapi sebagai gantinya, Pedang Saint muncul di tangannya.     

Swing!     

Sorot mata Chi Kongyue terlihat dingin. Tiba-tiba, dia menyabetkan pedangnya dan melepaskan ribuan Pedang Chi.     

Snikt!     

Tubuh Pallas hancur lebur dan berubah menjadi hujan darah.     

"Itulah akibatnya bila kau berani menghina dewa," kata Chi Kongyue dengan nada dingin.     

Lantas, Chi Kongyue menghunuskan Pedang Saint-nya ke arah Bolan dan Yan Yu. Seketika itu juga, dia memancarkan intensitas membunuh. Kali ini, temperamennya benar-benar mirip seperti Chi Yao.     

"Minta maaf dan berlututlah sekarang juga. Kalau tidak, maka kalian akan mati." Chi Kongyue menatap Bolan dan Yan Yu. Wajahnya sangat dingin.     

Bolan berani meremehkannya dan orang tuanya di depan umum. Perbuatannya benar-benar tidak bisa dimaafkan meski dia adalah dewa dari Daratan Heaven, apalagi cuma anak dewa.     

Di paviliun, semua orang merasa tercengang. Mereka tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Gadis itu baru saja membunuh salah satu jenius dari Daratan Heaven. Dan sekarang ini, dia meminta mereka untuk berlutut di depannya. Gila.     

"Tidak diragukan lagi, dia adalah putrinya Zhang Ruochen."     

Kata banyak orang di benak masing-masing.     

Zhang Ruochen dan Chi Kongyue sama-sama dingin dan kejam. Maka dari itu, semua percaya kalau mereka adalah ayah dan putrinya.     

Bolan dan Yan Yu pun merasa terkejut, sekaligus geram. Tak disangka, bila Chi Kongyue berani membunuh mereka. Hal itu benar-benar membuat mereka merasa tercengang.     

Akan tetapi, mustahil untuk meminta mereka berlutut di depan publik dan meminta maaf kepada Chi Kongyue. Sebab, itu akan melukai harga diri Daratan Heaven.     

"Eh?" tiba-tiba Chi Kongyue merasakan sesuatu dan menghindar.     

Pada saat itu, aura dahsyat memancar di sebelah Bolan dan Yan Yu.     

Dia adalah seorang pria paruh baya. Dia sangat tinggi dan berotot. Dia memiliki dua pasang sayap seputih salju di punggungnya dan sedang mengenakan armor silver. Kelihatannya dia lumayan kuat.     

Begitu melihat Bolan dan Yan Yu terluka parah, si pria paruh baya mengernyitkan dahinya. Lantas, dia langsung mengeluarkan pil penyembuhan dan memberikannya kepada mereka.     

"Yang Mulia, ada apa?" tanya si pria paruh baya.     

Bolan berusaha bangkit berdiri dan berkata datar, "Aku datang ke Pusat Kota untuk membantu Daratan Kunlun melawan Dunia Neraka. Tadinya, padahal aku ingin bicara dengan para jenius dari berbagai dunia. Tak disangka, Chi Kongyue malah menyerangku. Dia melukaiku dan Peri Yan Yu. Bahkan dia berani membunuh Pallas."     

"Baru saja, Chi Kongyue meminta kami untuk berlutut. Setelah membunuh banyak musuh di medan pertempuran, tak disangka, ternyata aku malah diperlakukan seperti ini. Aku benar-benar kecewa dengannya. Daratan Kunlun sama sekali tidak pantas mendapatkan pertolongan."     

Ketika Bolan mengarang cerita, dia terlihat sangat emosional, seolah dia adalah korban.     

Si pria paruh baya berdiri dan menatap Chi Kongyue. Sorot matanya bersinar dingin. "Chi Kongyue, berani-beraninya kau melanggar aturan Dunia Neraka dan membunuh aliansimu? Apa kau pikir tidak ada seorangpun yang berani menyentuhmu hanya gara-gara kau adalah putrinya Permaisuri Chi Yao?" intonasinya sangat dingin.     

Sambil bicara, si pria paruh baya melepaskan aura yang mengintimidasi. Ternyata, dia adalah seorang Saint King di level sembilan dengan kultivasi yang dalam.     

Chi Kongyue berusaha bertahan dari aura intimidasi lawannya. Namun, tubuh mungilnya bagaikan sehelai daun yang dihempaskan oleh angin. Rasa-rasanya, dia bisa hancur kapanpun. Akan tetapi, dia sama sekali tidak memperlihatkannya. "Padahal kau tahu kebenarannya. Percuma saja kau berpura-pura bersikap seperti itu hanya demi membuli mereka yang lemah. Meski kau sudah menjadi Saint King di level sembilan, jangan kira aku takut kepadamu." suaranya sangat lantas dan jelas.     

"Dasar tidak sopan. Hari ini, aku harus memberimu pelajaran." si pria paruh baya merentangkan sayapnya dan terbang ke udara.     

Sebelum dia sempat menyelesaikan kalimatnya, dia sudah lebih dulu merentangkan tangannya. Cahaya suci menyeruak darinya. Tangannya menjadi sepanjang 300 meter, dan berusaha mencengkram Chi Kongyue.     

Sebagai Saint King di level sembilan, maka Chi Kongyue sama sekali bukan tandingannya.     

Dia beranggapan bahwa meski Zhang Ruochen dan Chi Kongyue berada di level yang sama, namun mereka bukan tandingannya.     

Chi Kongyue sama sekali tidak takut dengannya. Dia menggerakkan jarinya dan menggambar inskripsi-inskripsi kompleks di Jade Shallow Pendant-nya.     

Swoosh!     

Jade Swallow Pendant memancarkan cahaya kuno brilian. Auranya mirip seperti dewa kuno yang baru saja dibangkitkan. Energinya menyebar ke segala penjuru.     

Bayangan dewa raksasa muncul di belakang Chi Kongyue, dan menatap bawah.     

Pola-pola aneh bermunculan dari Jade Swallow Pendant, yang berubah menjadi tameng pertahanan yang melingkupi tubuh Chi Kongyue.     

BANG!!!     

Tamengnya berhasil menangkal tangan raksasa si pria paruh baya. Tangannya sama sekali tidak mampu menyentuh Chi Kongyue.     

Sebaliknya, energi dewa dalam jumlah besar menyeruak dari kalung tersebut dan menghempaskan si pria paruh baya, hingga membuatnya mundur beberapa langkah.     

Si pria paruh baya pun merasa terkejut. Padahal, dia pernah melihat lebih dari satu dewa di Daratan Heaven, namun dia tidak pernah berhadapan dengan energi dewa sekuat itu.     

Bisa dibilang, Jade Swallow Pendant di leher Chi Kongyue adalah harta karun spesial. Asal-usulnya pasti istimewa.     

Dilihat dari sisi luar, si pria paruh baya masih sangat tenang. Ketika itu, dia mendengus dingin. "Itu cuma segaris energi dewa. Apa kau pikir aku tidak bisa melukaimu? Lagipula, itu bukan kekuatanmu sendiri. Berapa lama kau bisa menggunakannya?" kata si pria paruh baya.     

Chi Kongyue tidak bicara apapun. Sebaliknya, diam-diam dia melepaskan Kekuatan Batin-nya untuk mengendalikan energi Jade Swallow Pendant.      

Swoosh!     

Dengan pendar cahaya putih, Chi Kongyue menghilang dari sana.     

Dalam sekejap, dia kembali muncul di samping si pria paruh baya, sambil membawa Pedang Saint di tangannya. Dia menyerangnya secepat kilat.     

"Cepat sekali." si pria paruh baya merasa agak terkejut.     

Kecepatan Chi Kongyue hampir mampu menandingi Saint King di level sembilan.     

Lebih jauh, serangan Chi Kongyue membuat si pria tua merasa terintimidasi.     

Sebab, Chi Kongyue menggunakan kekuatan waktu pada teknik pedangnya.     

Waktu di sekitar pedangnya berubah menjadi kacau.     

Si pria paruh baya tidak sempat memikirkannya. Seketika itu juga, dia melepaskan Chi Suci untuk membentuk tameng pertahanan.      

Crack!     

Pedang Saint Chi Kongyue menembus belasan cahaya suci, sebelum akhirnya berhenti.     

Tanpa menyia-nyiakan peluang tersebut, si pria paruh baya merentangkan tangannya dan menuding Chi Kongyue.     

Cahaya brilian memancar terlepas dari ujung jari si pria paruh baya. Cahayanya mengandung aura destruktif, yang membuat ruangan di sekitarnya mengalami keretakan.     

Serangan jarinya adalah teknik suci level menengah. Tapi begitu dilepaskan oleh Saint King di level sembilan, maka kekuatannya sangat menggemparkan.     

Di jarak yang sangat dekat seperti itu, Chi Kongyue tidak akan sempat menghindarinya. Dia hanya bisa memobilisasi Prinsip Waktu dan melepaskan Pedang Waktu terkuatnya.     

Banyak tanda waktu bermunculan dan membuat arus waktu dalam radius ratusan kaki berubah menjadi kacau.     

Creak.     

 Seketika itu juga, serangan jari yang dilepaskan oleh si pria paruh baya hancur lebur. Lantas, tanda waktu mulai bergerak dan melingkupi si pria paruh baya.     

Si pria paruh baya mengeram kesakitan. Tubuhnya terjatuh dari angkasa.     

Belasan luka muncul di tubuhnya. Darah segar mengalir dari luka-luka tersebut.     

Yang jauh lebih penting, si pria paruh baya merasa lemas. Ternyata, dia baru saja kehilangan dua ratus tahun umurnya.     

Melihat itu, mereka yang menonton merasa tercengang.     

"Hong Kun adalah Saint King di puncak level sembilan. Dia tinggal satu langkah lagi untuk menjadi elit di bawah Alam Supreme Saint. Tapi bagaimana mungkin Chi Kongyue dapat melukainya dalam satu serangan?"     

"Chi Kongyue baru saja melepaskan Pedang Waktu, yang mirip seperti teknik Zhang Ruochen. Apa Pedang Waktu-nya sangat mengerikan?"     

"Mustahil. Meski itu adalah Ilmu Kuno, seharusnya tidak semengerikan itu. Chi Kongyue pasti telah menggunakan teknik khusus. Jangan lupa, dia juga putri dewa."     

"Chi Kongyue sangat mengerikan. Semoga dia tidak melampiaskan amarahnya kepada kita."     

...     

Para jenius muda itu sedang berbisik satu sama lain. Begitu melihat hasil pertempurannya, mereka pun merasa gelisah, sekaligus takjub kepada Chi Kongyue.     

Sedangkan Chi Kongyue sendiri, dia juga merasa kebingungan. Tak disangka, ternyata Pedang Waktu-nya sangat kuat. Rasa-rasanya, kekuatan itu tidak berasal darinya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.