Kaisar Dewa

Penegak Hukum Istana Langit



Penegak Hukum Istana Langit

2Sekarang ini, Zhou Zhen sedang merasa dilema. Dia sedang mencari cara untuk menangani situasi yang sedang dihadapinya.     

Bagaimanapun juga, ada beberapa hal yang tidak bisa dikatakan olehnya, tapi sekarang, dia tidak punya pilihan lain, selain mengatakannya.     

Kalau menilai dari kecerdasan dan kebijaksanaan Zhang Ruochen, maka pria itu bukan orang yang mudah dibodohi. Jika dia ingin terbebas dari cengkraman pria tersebut, maka dia harus mengungkapkan sesuatu yang memiliki "nilai" lebih.     

Setelah memikirkannya sejenak, Zhou Zhen pun berkata, "Gu Xin'ao sempat berkata kepadaku mengenai hubungan di antara ketujuh Ahli Waris dan takdir Pusat Kota. Sebab, ketujuh Ahli Waris dapat mengendalikan ribuan Holy Meridian yang mengalir ke Pusat Kota. Artinya, mereka bisa melindungi kota dengan Holy Meridian tersebut."     

"Namun, bila salah satu Ahli Waris mati, maka pasti ada celah pada pertahanan kota."     

Mendengar itu, Zhang Ruochen pun merasa terkejut. Sekarang ini, situasi di Pusat Kota sedang sangat kritis, dan ketujuh Ahli Waris sedang berkumpul bersama. Mungkin karena itulah mereka berada di sana.     

Bila seorang dewa sampai harus menghabiskan banyak sumber dayanya demi mengembangkan para Ahli Waris-nya, artinya mereka memang memegang peranan yang signifikan. Meski mereka belum berkembang sempurna, namun mereka masih bisa berperan penting.     

Akan tetapi, para kultivator dari fraksi Daratan Heaven ingin membunuh mereka. Artinya, para kultivator itu memang memiliki motif lain.     

"Apa yang kalian rencanakan di Welkin Lounge?" tanya Zhang Ruochen.     

Zhou Zhen berkata, "Gu Xin'ao menghargai posisiku di Sekte Formasi dan ingin berteman denganku. Maka dari itu, dia ingin menyambutku dan mengadakan pesta di Welkin Lounge. Bahkan dunia besar seperti Saber Empryan masih ingin meminta bantuan kami."     

Pada akhirnya, sorot mata Zhou Zhen terlihat bangga. Dia merasa sangat superior.     

Lagipula, Sekte Formasi adalah dunia independen yang punya status tinggi di Dunia Langit. Bahkan dunia-dunia besar di luar sana masih ingin bekerja sama dengan mereka.     

Zhang Ruochen mengangguk. Entah dia bisa mempercayai perkataannya atau tidak.     

"Kami adalah para Penegak Hukum. Kami datang kemari untuk mencari Zhang Ruochen. Di mana dia?'     

Pada saat ini, tiba-tiba terdengar suara dengan nada dingin.     

Meski suaranya tidak menyebar luas di seantero Pusat Kota - seperti Ruh Jahat - tapi seluruh Distrik Pertama bisa mendengarnya. Jutaan kultivator bisa mendengar suara tersebut.     

"Karena Penegak Hukum sudah tiba, mari kita lihat reaksi Zhang Ruochen."     

"Bukankah dia sudah bersikap kurang ajar? Meski dia adalah keturunan naga asli, tapi jangan sampai bersikap arogan di depan para Penegak Hukum. Memangnya siapa yang berani memprovokasi Istana Langit?     

"Kita lihat saja. Aku bertanya-tanya, bagaimana Zhang Ruochen bisa terbebas dari masalah ini?"     

…     

Seketika itu juga, semua kultivator di distrik pertama mulai memfokuskan perhatiannya ke arah Istana Ziwei.     

Meski semua orang paham dengan kemampuan Zhang Ruochen, namun mereka tidak yakin bila Zhang Ruochen berani menantang Istana langit.     

Sorot mata Zhou Zhen tampak gembira. Setelah para Penegak Hukum terlibat ke dalam urusan teresbut, maka Zhang Ruochen tidak akan berani macam-macam kepadanya.     

"Alangkah lebih baik bila mereka bisa menangkap Zhang Ruochen," pikir Zhou Zhen.     

Zhang Ruochen melirik Zhou Zhen dan berkata, "Gu Xin'ao sudah terbunuh, tapi para Penegak Hukum tidak bisa melakukan apapun. Sebaliknya, setelah kau tertangkap, mereka langsung datang kemari. Kurasa kau memang spesial."     

"Namun, apa kau pikir aku akan melepaskanmu begitu saja begitu mereka tiba di tempat ini?"     

Mendengar itu, Zhou Zhen pun merasa terkejut. Dia merasa bahwa segalanya tidak sesederhana itu.     

Di luar Istana Ziwei, enam Penegak Hukum sedang mengendarai enam pegasus. Mereka berbaris bersama dan memancarkan aura membunuh. Bahkan aura mereka sampai berubah menjadi bayangan demonic. Bahkan, aura mereka mampu membuat orang lain mrsa ketakutan. Bisa dibilang, mereka datang bukan dengan intensitas yang baik.     

"Zhang Ruochen, keluar dari sana," teriak salah satu Penegak Hukum dengan nada dingin.     

Setelah berteriak, gerbang istana terbuka. Seorang pelayan cantik berpakaian hijau keluar dari sana.     

Pelayan istana berdiri di jarak 9 meter jauhnya dari keenam Penegak Hukum. Lantas, dia berkata gugup, "Pangeran Wilayah Timur sedang sibuk. Beliau tidak bisa menemui siapapun."     

Meski pelayan istana sudah berada di level Biksu, tapi kultivasinya jauh lebih inferior dibandingkan dengan mereka berenam, terutama setelah mereka melepaskan auranya, hingga membuat pelayan itu merasa sangat tertekan.     

"Dasar tidak sopan! Padahal kami adalah perwakilan Istana Langit, tapi Zhang Ruochen malah mengutus pelayan kecilnya untuk mengusir kami. Apa kalian ingin menghina kami? Zhang Ruochen, apa kau sama sekali tidak menghargai Istana Langit?" teriak salah satu lainnya.     

Selama menjadi Penegak Hukum, dia tidak pernah ditolak masuk seperti itu.     

Aura dahsyat memancar dari tubuhnya.     

Bang!     

Si pelayan istana terlalu lemah. Begitu terkena ledakan energi tersebut, dia pun terpental ke belakang dan memuntahkan darah.     

Pelayan istana tampak ketakutan, hingga tubuhnya nyaris meledak.     

Tak disangka, ternyata Penegak Hukum itu sangat kuat.     

Setelah dia terpental ke belakang, tiba-tiba energi lembut mulai menyelimuti tubuhnya. Seketika itu juga, dia kembali menstabilkan dirinya. Aura destruktif itu tidak lagi menyerangnya.     

Lantas, setetes Sumber Kehidupan - sebening kristal - terbang dari Istana Ziwei dan masuk ke dalam tubuh pelayan tersebut.     

"Menakjubkan sekali. Sebagai Penegak Hukum Istana Langit, berani-beraninya kau melanggar aturanku dan melukai kultivator dari Daratan Kunlun?"     

Terdengar suara ingin dari dalam Istana Ziwei.     

Penegak Hukum itu langsung memajukan pegasus putihnya dan berteriak kencang, "Zhang Ruochen, kau memang brengsek. Kau berani membunuh pemimpin Saber Empryan tanpa alasan yang jelas. Sekarang, kau menculik Master Array yang dikirim oleh Istana Langit. Kau telah melanggar aturan istana. Cepat menyerah dan lepaskan Zhou Zhen sekarang juga. Kau harus ikut dengan kami untuk menjalani hukuman.'     

Pihak lain mungkin bakal ketakutan mendengar nama Zhang Ruochen, tapi sebagai Penegak Hukum, dia sama sekali tidak takut dengan pria tersebut.     

"Apa kau ingin menangkapku? Apa kau membawa Dekrit Heavenly dari Istana Langit?" tanya Zhang Ruochen.     

Si Penegak Hukum mendengus. "Apa kau pikir dirimu adalah dewa atau Supreme Saint? Kenapa kami perlu membawa Dekrit Heavenly hanya untuk menangkapmu?"     

"Bahkan kau tidak membawa Dekrit Heavenly, tapi kau berani menangkapku. Apa kau pikir aku mudah digertak begitu saja?" intonasi Zhang Ruochen masih cukup tenang. Namun, perkataannya sangat tegas.     

Penegak Hukum lainnya berkata, "Zhang Ruochen, apa kau ingin melawan kami? Pikirkan baik-baik konsekuensinya."     

Siapapun paham dengan nada ancaman tersebut.     

Sorot mata mereka terlihat dingin. Keenam Penegak Hukum telah bersiap untuk mendobrak Istana Ziwei.     

Mereka datang ke sana untuk menangkap Zhang Ruochen. Bahkan Permaisuri Chi Yao tidak akan bisa menghentikannya.     

"Kalian tidak membawa Dekrit Heavenly. Bahkan kalian datang kemari tanpa komandan kalian. Tapi kalian berenam memaksaku untuk menyerah? Dari mana kalian mendapatkan keberanian semacam itu?"     

"Aku tidak peduli siapa dirimu. Jika kau berani melukai kultivator dari Daratan Kunlun dan melanggar aturanku, maka kau harus dihukum." kata Zhang Ruochen.     

Salah satu Penegak Hukum berkata, "Aturanmu? Zhang Ruochen, sejak kapan kau berani membuat aturan semacam itu? Kau ingin menghukum kami? Kau boleh mencobanya."     

Dia sama sekali tidak peduli dengan perkataan Zhang Ruochen. Sedari dulu, mereka selalu menghukum orang lain. Hal itu tidak pernah berlaku sebaliknya.     

Kadangkala, suara mereka sama seperti aturan istana, hingga tidak ada seorangpun yang berani menyangkalnya.     

Akan tetapi, sebelum mereka sempat menyelesaikan perkataannya, Energi Chi di langit dan bumi sudah lebih dulu terguncang hebat. Dalam sekejap, energinya berubah menjadi tangan raksasa sepanjang 300 meter dan menekan mereka.     

Begitu mereka melihatnya, ekspresi mereka mendadak berubah.     

Tanpa ragu, mereka berenam langsung menyerang dan menggunakan teknik saintly untuk menangkis tangan raksasa tersebut.     

Di waktu yang sama, enam rantai terlepas dari tubuh mereka. Rantai-rantainya melepaskan cahaya brilian. Banyak pola misterius yang muncul di permukaannya. Bagaikan enam naga dewa, rantai-rantainya terbang di angkasa.     

Rantai-rantainya diproduksi oleh Istana Langit dengan menggunakan teknik khusus. Sehingga, rantai-rantainya dapat meredam segala jenis kekuatan. Bahkan Saint King di level sembilan dan Supreme Saint Netherwilt masih akan kesulitan untuk menahannya.     

Akan tetapi, sehebat apapun teknik yang mereka lepaskan, semua itu sia-sia belaka.     

Begitu tangan 300 meternya menekan mereka, maka ruangan dalam radius ribuan kaki mendadak kaku.     

Keenam Penegak Hukum baru saja melepaskan tekniknya masing-masing, namun mereka masih tidak bisa bergerak.     

"Zhang Ruochen, berani-beraninya kau menyerang para Penegak Hukum? Apa kau pikir dirimu kebal terhadap hukum?" teriak salah satu Penegak Hukum.     

Zhang Ruochen tidak menanggapinya. Sebab, tindakannya telah mencerminkan sikapnya.     

Tangan 300 meter kembali menekan mereka.     

Bang.     

Seketika itu juga, keenam Penegak Hukum terjungkal ke tanah. Tubuh mereka ambles, bahkan hanya tersisa kepalanya.     

"Zhang Ruochen, kau akan menyesalinya."     

Keenam Penegak Hukum mendadak geram. Mereka tidak pernah diperlakukan seperti itu sebelumnya.     

Ratusan mil jauhnya, Jin Hong dan beberapa Penegak Hukum lainnya sedang berdiri di sebuah bukit. Mereka sedang mengamati apa yang terjadi di Istana Ziwei.     

"Komandan, apa kita perlu menyelamatkan mereka?"     

Tanya salah satu Penegak Hukum.     

Jin Hong melipat tangannya di belakang pinggul dan berkata, "Mereka tidak mematuhiku dan ingin mencelakai Zhang Ruochen. Biarkan saja mereka."     

Mendengar itu, para Penegak Hukum lainnya langsung bungkam. Mereka tidak ingin membuat Jin Hong marah.     

Pada saat ini, Jin Hong sedang mengamati Istana Ziwei.     

Jin Hong paham bahwa Zhang Ruochen sedang menatapnya. Dia sama sekali tidak terkejut, karena dia tidak menyembunyikan auranya.     

Begitu melihat tatapan Zhang Ruochen, Jin Hong pun tersenyum. Dia sama sekali tidak takut dengan aura pria tersebut. Akan tetapi, para Penegak Hukum di sekitarnya mulai merasa gelisah. Mereka seperti sedang memikul gunung, hingga membuat mereka tidak bisa bergerak.     

"Aku adalah Jin Hong, sang Reaper."     

Meski Zhang Ruochen tidak pernah bertemu dengan Jin Hong sebelumnya, tapi dia bisa menerka-nerka wujudnya melalui Kekuatan Batin.     

Setiap helai rambut, kulit, Chi Suci, dan prinsip saintlynya… semua mengandung pengetahuan. Semua orang bakal memahaminya meski cuma melihatnya sekilas.     

Lagipula, Kekuatan Batin bukan hanya digunakan untuk bertempur.     

Karena Jin Hong memilih untuk berdiri di sana, Zhang Ruochen pun tidak terlalu mempedulikannya. Lagipula, dia tidak ingin menambah musuh baru.     

Setelah saling menatap sebentar, Zhang Ruochen langsung mengalihkan pandangannya.     

"Phew."     

Para Penegak Hukum menghembuskan nafas lega. Mereka tidak pernah merasa selega itu sebelumnya.     

"Zhang Ruochen sangat mengerikan. Wajar saja bila para elit pertama di bawah Alam Supreme Saint bisa ditaklukkan olehnya. Karena bila mereka berani memprovokasinya, artinya mereka sedang mencari masalah."     

"Keputusan Komandan memang bijak. Kalau menilai dari perangai Zhang Ruochen, maka kita tidak akan bisa menghentikannya tanpa Dekrit Heavenly."     

Pada saat ini, para Penegak Hukum itu semakin yakin dengan keputusan Jin Hong.     

Jin Hong tidak bicara apapun. Dia langsung membalikkan badannya dan pergi dari sana.     

Melihat itu, para Penegak Hukum lainnya pun bergegas mengikutinya.     

Sedangkan untuk enam Penegak Hukum lainnya, mereka harus berjuang sendiri.     

Begitu melihat enam Penegak Hukum dikalahkan oleh Zhang Ruochen, para kultivator yang mengamati pertempuran tersebut merasa terkejut.     

"Zhang Ruochen memang sudah gila. Bahkan dia berani menekan para Penegak Hukum. Apa dia tidak takut dihukum dengan lebih berat?"     

"Sayang sekali, Komandan Jin Hong tidak berada di sana. Kalau sampai beliau berada di sana, Zhang Ruochen tidak akan berani bersikap arogan."     

"Meski Komandan Jin Hong berada di sana, kurasa hasilnya akan tetap sama. Tidak ada seorangpun yang mampu menandingi Zhang Ruochen di bawah Alam Supreme Saint."     

"Kelihatannya kita harus menunggu kabar dari Istana Langit. Sebentar lagi kita akan mendengarnya."     

…     

Banyak kultivator merasa sangat kecewa, namun mereka tidak bisa berbuat banyak.     

Kalau menilai dari situasinya sekarang ini, maka bila mereka datang tanpa membawa Dekrit Heavenly, tidak ada seorangpun yang bisa menghentikan Zhang Ruochen, meski itu adalah Supreme Saint ataupun dewa.     

Aturan itu akan tetap berlaku selama Zhang Ruochen masih berada di Daratan Kunlun. Aturan itu bakal menjadi pagar buat semua orang.     

Di Istana Ziwei, Zhang Ruochen masih terlihat sangat tenang, seolah tidak terjadi apa-apa.     

Di sisi lain, Zhou Zhen, merasa agak ketakutan. Meski dia tidak tahu mengenai apa yang terjadi di luar istana, tapi dia sempat mendengar teriakan enam Penegak Hukum.     

Sulit membayangkan bagaimana Zhang Ruochen berani memprovokasi mereka.     

Kalau begitu, artinya dia tidak akan bisa melarikan diri.     

Zhang Ruochen melirik Zhou Zhen dan merenung sejenak. Kemudian, dia tersenyum dan berkata, "Jangan gugup. Karena Master Zhou bisa diajak berkompromi, maka aku akan menepati janjiku dan melepaskanmu."     

Zhou Zhen tampak terkejut dan berkata, "Apa kau akan melepaskanku."     

"Tentu saja. Mari, aku akan mengantarmu keluar."     

Sambil bicara, Zhang Ruochen melepaskan Chi Suci dan melingkupi Zhou Zhen. Setelah itu, dia mengaktifkan Pergerakan Ruang Besar.     

Selanjutnya, mereka berdua muncul di gerbang Istana Ziwei.     

Zhang Ruochen tersenyum dan menepuk pundak Zhou Zhen. Dia sangat ramah, seperti kawan lama yang sudah lama tidak bertemu.     

"Tolong maafkan aku. Tindakanku telah melukai harga dirimu. Jika kau membutuhkan bantuanku, kau boleh menemuiku. Selama berada di Daratan Kunlun, aku hampir bisa melakukan apapun," kata Zhang Ruochen.     

Pada saat ini, ekspresi keenam Penegak Hukum terlihat dingin. Mereka semua menatap Zhou Zhen.     

Padahal, mereka adalah para figur tangguh dari Daratan Heaven. Kalau menilai dari status mereka, maka mereka pasti mengetahui banyak rahasia.     

Kalau bukan karena itu, mereka tidak akan berani menerobos Istana Ziwei dan ingin menyelamatkan Zhou Zhen. Bahkan mereka sampai berani melanggar perintah Jin Hong.     

Akan tetapi, bila melihat dari situasinya sekarang ini, mungkin Zhou Zhen bakal mendapatkan masalah besar. Sebab, dia baru saja membongkar rahasia besar kepada Zhang Ruochen.     

Kalau tidak, kenapa Zhou Zhen bisa keluar dari Istana Ziwei hidup-hidup, sedangkan Gu Xin'ao harus meregang nyawa di luar sana? Di samping itu, Zhang Ruochen juga mengantarnya keluar.     

Ketika itu, Zhou Zhen masih merasa agak pusing dan belum bisa memahami situasinya.     

Akan tetapi, karena Zhang Ruochen telah melepaskannya, kenapa dia masih ragu-ragu?     

Setelah melihat kepergian Zhou Zhen, Zhang Ruochen mengirimkan Kekautan Batin kepada Yin Yuanchen. Ketika itu, dia berkata, "Saudara Yin, aku perlu meminta bantuanmu."     

"Saudara Zhang, katakan saja," balas Yin Yuanchen.     

Zhang Ruochen berkata dengan pesan telepati. "Tolong ikuti dia. Lihat siapa saja yang berhubungan dengannya."     

"Karena kau mempercayakan ini kepadaku, maka aku akan melakukannya dengan baik," kata Yin Yuanchen.     

Setelah tiu, Yin Yuanchen langsung menyamar dan keluar dari Istana Ziwei. Diam-diam, dia mengikuti Zhou Zhen.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.