Kaisar Dewa

Altar Saint Melawan Altar Istana



Altar Saint Melawan Altar Istana

1Di Istana Yuanchu, para elit dari Istana Kekaisaran sedang berkumpul bersama. Meski mereka sedang menghadapi para elit dari Daratan Heaven, mereka sama sekali tidak gentar.     

Jubah Sembilan Dewi Empryan bersimbah darah, sebagaimana dia berdiri di barisan depan dengan gagah. Sebelum-sebelumnya, dia sempat bertarung melawan Saint King Wu Xin. Pertarungan itu membuatnya terluka parah, sekaligus menguras banyak energinya. Sekarang ini, dia hanya bisa mengandalkan mentalnya yang tahan banting.     

"Akhirnya, hari ini telah tiba. Sekarang adalah waktu yang tepat untuk mempersembahkan nyawa dan darah kita demi Daratan Kunlun," kata Sembilan Dewi Empryan dengan sorot mata tegas.     

Lantas, dia mengangkat pedang saint-nya tinggi-tinggi. "Mari kita membakar darah masing-masing. Kita harus bertempur demi melindungi Daratan Heaven. Tunjukkan kemampuan kita kepada mereka!" suaranya lantang dan sangat jelas.     

Kata-katanya menyadarkan para kultivator di dekatnya. Setelah itu, darah saint mereka mulai mendidih, sebagaimana intensitas bertempur mereka sontak meningkat pesat.     

"Kalian ingin menghancurkan Daratan Kunlun, kan? Langkahi dulu mayat kami!"     

"Sebagai penduduk Daratan Kunlun, lebih baik kami bersimbah darah daripada harus mengeluarkan air mata."     

"Kami bisa mati, tapi Daratan Kunlun akan tetap berjaya selamanya. Suatu hari nanti, Daratan Kunlun pasti akan kembali berjaya. Saat hari itu tiba, dunia kalian pasti akan mendapatkan ganjarannya."     

"Mari kita bertempur demi Daratan Kunlun. Mati tanpa pernah menyesal!"     

...     

Para elit dari Daratan Kunlun berteriak kencang. Mereka siap mempertaruhkan nyawanya untuk membela kampung halaman masing-masing.     

Hampir di waktu yang bersamaan, dengan dipimpin oleh Sembilan Dewi Empryan dan enam Ahli Waris, para elit istana mulai membakar darah masing-masing untuk memaksimalkan kekuatannya.     

Whoosh!     

Tiba-tiba, energi mereka berubah menjadi cahaya brilian yang mampu menembus ruang dan waktu, bagaikan cahaya langit yang menerangi semesta.     

"Bunuh mereka semua."     

Beberapa pemimpin fraksi Daratan Heaven, termasuk Akash, mulai melancarkan serangan masing-masing. Mereka mengaktifkan teknik saintly masing-masing.     

Boom!     

Serangan mereka bertemu di satu titik, hingga membuat Istana Yuanchu terguncang hebat.     

Seandainya Istana Yuanchu tidak dilindungi oleh energi dewa Permaisuri Chi Yao, mungkin istananya sudah hancur berkeping-keping.     

Karena para elit dari Istana Kekaisaran telah membakar darah mereka masing-masing, maka rambut mereka langsung berubah menjadi abu-abu. Kulit mereka juga langsung keriput, seolah mereka menua seribu tahun dalam sekejap.     

Meski begitu, mereka masih sempat menahannya sejenak, sebelum benar-benar menjadi kelelahan.     

Bang!     

Para elit dari Istana Kekaisaran pun terhempas ke belakang.     

Tidak ada seorangpun yang memuntahkan darah, karena darah mereka memang sudah habis.     

Dengan wajah yang sangat pucat, mereka tergeletak di tanah. Bahkan mereka sudah tidak punya tenaga lagi untuk berdiri, apalagi melawan.     

Bagaimanapun juga, perbedaan kekuatannya terlampau lebar. Meski mereka sudah mengerahkan segenap kekuatannya masing-masing, mereka tidak bisa mengubah apapun.     

Akash menghembuskan nafasnya dan berkata, "Kenapa kau harus melakukan ini? Padahal, kau bisa selamat jika memilih dengan bijak, tapi kau malah mencari mati. Kalian memang bodoh. Semua yang kalian lakukan sia-sia belaka."     

"Kami berbeda denganmu. Kau adalah seekor anjing dari Daratan Heaven. Sebaliknya, kami tetap membela Daratan Kunlun dan menjaga harga diri masing-masing. Megrez benar-benar sial punya pemimpin sepertimu," kata Sembilan Dewi Empryan.     

Pada saat ini, dia adalah satu-satunya elit dari Istana Kekaisaran yang masih punya tenaga untuk menghadapi para elit dari fraksi Daratan Heaven.     

Sorot mata Akash terlihat dingin, seraya berkata, "Percuma saja. Lagipula, pada akhirnya, kau akan menjadi milikku."     

Begitu Sembilan Dewi Empryan hendak mengatakan sesuatu, tiba-tiba terjadi perubahan besar di tubuhnya. Sembilan pilar cahaya menyeruak dari tubuhnya, lantas berubah menjadi sembilan figur samar di dekatnya. Penampilan mereka mirip seperti Sembilan Dewi Empryan.     

Di setiap figur samar tersebut, di sana terdapat satu tetes air mata. Setiap tetes air matanya memancarkan cahaya suci.     

"Navagraha's Tears!"     

Tiba-tiba, sorot mata Akash berbinar.     

Itu adalah alasan utamanya datang ke Daratan Kunlun.     

Pada saat ini, cahaya suci yang memancar dari sembilan tetes air matanya menjadi semakin cerah. Mereka beresonansi dengan bola cahaya di tengah tubuh Sembilan Dewi Empryan.     

Seketika itu juga, kulit keriputnya kembali kencang. Setiap inci kulitnya bahkan memancarkan cahaya dewa.     

"Tak kusangka, ternyata ini akan terjadi. Akhirnya, aku bisa menembus alam kultivasi yang pernah disebutkan oleh Yang Mulia," kata Sembilan Dewi Empryan.     

Di antara Sembilan Dewi Empryan – Lady Saint Nalan Danqing, Martial Saint Canglan, Qing Mo, Xian Feizy – adalah para dewi yang sangat hebat. Setiap mereka punya talenta tinggi.     

Namun, dulunya, ketika mereka menyatukan diri, mereka sempat gagal untuk menembus alam rahasia.     

Oleh karena itu, mereka sempat bertanya kepada Permaisuri Chi Yao mengenai alasannya.     

Permaisuri Chi Yao menjelaskan secara detil mengenai permasalahan mereka. Menurut Permaisuri, mereka bersembilan adalah individu yang berbeda-beda dan punya keinginan yang berbeda-beda pula. Dengan begitu, sulit sekali bagi mereka untuk saling terhubung satu sama lain. Di samping itu, karena perbedaan kekuatan mereka juga berbeda-beda, hingga mereka akan selalu menegasikan diri antar satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu, mereka kesulitan untuk menggabungkan diri sepenuhnya.     

Untuk mengatasi ini, Sembilan Dewi Empryan membutuhkan lebih banyak waktu agar mereka bisa menjadi semakin kompak. Mereka harus melewati berbagai macam rintangan, sebelum akhirnya benar-benar bisa menyatukan diri. Dan setelah mereka menyatu, maka mereka dapat memaksimalkan setiap potensi kekuatan individunya.     

Setelah menjadi Sembilan Dewi Empryan yang sesungguhnya, masa depan mereka akan jauh lebih cerah, bahkan dibandingkan dengan Permaisuri itu sendiri.     

Karena itulah, selama ini, mereka bersembilan berusaha menggabungkan dirinya untuk waktu yang lama. Dengan begitu, mereka bisa mempercepat proses penggabungan individunya. Dan sekarang ini, saat mereka sedang mengalami tekanan besar, pikiran dan keinginan mereka pun akhirnya menyatu.     

Whoosh!     

Pada akhirnya, sembilan figur itu kembali menyatu dengan Sembilan Dewi Empryan.     

Tanpa ragu-ragu, Sembilan Dewi Empryan langsung memobilisasi sisa-sisa kekuatanya dan menyuntikkannya ke dalam Kitab Saint Ruzu. Dengan segenap kekuatannya, dia menyerang dengan kitab tersebut.     

"Sampai sekarang pun, kau masih bersikeras untuk melawan? Dasar keras kepala!"     

Akash menggelengkan kepalanya. Sambil mengayunkan tangannya, dia melepaskan Diagram Taiji.     

Diagram Taiji berotasi pelan dan melepaskan energi Yin Yang, lantas melingkupi Kitab Saint Ruzu.     

Rumble.     

Kitab Saint Ruzu terbuka. Bayangan ilusi seorang leluhur keluar dari kitab tersebut. Jenggotnya yang berwarna putih mirip seperti pedang.     

Serangan itu mengandung daya destruktif yang besar. Serangannya menebas Diagram Taiji dan mendarat di tubuh Akash.     

Shink!     

Separuh tubuh Akash terbelah. Tanda dewa di tubuhnya hancur, hingga darah saint-nya menyembur ke segala penjuru. Di waktu yang sama, tulang-tulang saint dan organ-organ intinya mulai terlihat. Akash pun berteriak kesakitan.     

"Mustahil! Mestinya kau sudah tidak punya tenaga. Tapi kenapa kau masih bisa melukaiku?" Akash menelan pil penyembuhan, sambil mengambil jarak dari wanita tersebut.     

Sembilan Dewi Empryan yang sekarang jauh lebih mengerikan, seolah Akash sudah bukan lagi tandingannya.     

"Apa karena dia sudah memaksimalkan kekuatan Navagraha's Tears?"      

Ptui!     

Sembilan Dewi Empryan terhuyung-huyung dan memuntahkan darah. Dia sudah berada di titik darah penghabisan.     

"Gawat. Mari kita lumpuhkan dia bersama-sama. Bunuh kalau memang perlu."     

Kelima pemimpin dari dunia besar mulai melancarkan serangan sekaligus. Setiap mereka mengeluarkan senjata king untuk menghancurkan bayangan leluhur Kitab Saint Ruzu.     

Bila Sembilan Dewi Empryan berada di kondisi optimalnya, dia tidak akan takut dengan serangan mereka.     

Tapi sekarang, kondisinya terlalu lemah. Akibatnya, dia terkena lima senjata king dan tidak bisa lagi membuka Kitab Saint Ruzu. Meski begitu, dia masih belum tumbang. Dia menopang tubuhnya dengan pedang saint.     

"Karena Zhang Ruochen adalah tulang punggung Daratan Kunlun, maka aku adalah nafas terakhir Daratan Kunlun! Aku tidak akan pernah tunduk. Aku tidak akan pernah menyerah. Aku akan mati tanpa membawa penyesalan." Kesembilan Dewi Empryan menggenggam pedang di salah satu tangannya, dan Kitab Saint Ruzu di tangan lainnya. Cahaya sucinya semakin meredup. Setiap inci tubuhnya mengalami keretakan.     

Saat para elit Istana Kekaisaran melihat hal tersebut, mereka terlihat putus asa.     

Pada akhirnya, mereka tidak bisa lolos dari takdir pembantaian tersebut. Mulai sekarang, Istana Kekaisaran sudah hancur.     

Tentu saja, mereka sedih melihat hasilnya. Tanpa kekuatan yang memadai, mereka hanya menjadi bulan-bulanan orang lain.     

Kelinci Rakus telah kembali ke wujudnya yang semula. Tubuhnya dipenuhi dengan retakan-retakan. Dia meronta dan berteriak, "Master Zhang, kami sudah tidak kuat lagi. Bila Anda tidak membantu kami, maka kami pasti akan mati."     

"Saya tidak ingin mati... banyak hal di dunia ini yang belum saya cicipi. Tapi sebelum mati, setidaknya saya harus mencicipi sayap Supreme Saint dari Ras Angel..."     

Rumble.     

Pertempuran di luar Istana Yuanchu menjadi semakin intens.     

Zhang Ruochen menatap Istana Yuanchu.     

Begitu dia melihat Chi Kongyue, Sembilan Dewi Empryan, dan yang lainnya – yang sedang terluka parah dan dalam kondisi lemah – maka seketika itu pula intensitas membunuh semakin menguar dari tubuhnya.     

Dia mengaktifkan Formasi Pedang Yin Yang dan melancarkan serangan yang dahsyat.     

Boom!     

Cahaya pedangnya mengenai Archangel Michael dan membuatnya terhempas ke belakang, hingga meninggalkan luka berdarah di tubuhnya.     

"Kau ingin pergi kemana!"     

Sebelum Zhang Ruochen sempat bergerak menuju Istana Yuanchu, salah satu Master Array sudah lebih dulu melancarkan serangan dan melepaskan gelombang serangan untuk menghentikan arah pergerakannya.     

Selanjutnya, Archangel Michael terbang dan tertawa. "Zhang Ruochen, akhirnya kau terdistraksi. Kau akan segera bertemu dengan ajalmu."     

Sorot mata Zhang Ruochen terlihat dingin. Tekanan ruang dan waktu memang sangat mengganggunya.     

Whoosh!     

Dia kembali melancarkan serangan pedang. Untuk ke 74 kalinya, Archangel Michael terhempas ke belakang. Hal itu membuat tubuhnya dipenuhi darah dan luka-luka pedang.     

Namun, Archangel Michael berusaha menahan luka-lukanya dengan mentalnya yang kuat. Meski dia kembali terpental dan mulutnya penuh darah, dia masih sempat berkata, "Ayo bertarung lagi. Mentalku juga tidak lemah. Mari kita lihat, siapa yang bakal mati duluan."     

Yin Yuanchen, Saint King Pravus, dan kedua Master Array lainnya juga sama-sama menyerang Zhang Ruochen. Mereka mempertaruhkan nyawanya untuk menahan pria tersebut.     

Wajah Yin Yuanchen terlihat sangat kesal. "Kau pasti merasa sangat menderita, karena orang yang kau sayangi sedang bersimbah darah, tapi kau tidak bisa berbuat apa-apa. Itulah akibatnya bila kau berani menjadi musuh Daratan Heaven!"     

"Tapi kau tidak perlu khawatir. Mereka akan mati, begitu pula denganmu. Kau akan segera bertemu dengan ajalmu."     

Sambil bicara, Yin Yuanchen menyabetkan pedang dewanya. Dia melepaskan energi kematian dan berusaha menebas Zhang Ruochen.     

Setelah menggunakan mayat dewa, pertahanannya pun menjadi semakin kuat. Dia sama sekali tidak takut kepada Zhang Ruochen.     

Fraksi Daratan Heaven berada di posisi yang jauh lebih unggul. Meski mereka belum bisa mengalahkan Zhang Ruochen, tapi mereka terus menguras energinya.     

Bagaimanapun juga, energinya pasti memiliki batasan. Zhang Ruochen tidak akan bisa berada dalam kondisi terbaiknya selamanya.     

Saat dia melemah, mereka pasti bisa membunuhnya.     

Sekarang ini, pikiran Zhang Ruochen telah menjadi tak karuan, terutama karena dia sedang mengkhawatirkan keselamatan Chi Kongyue, Sembilan Dewi Empryan dan yang lainnya. Dengan begitu, lambat laun dia akan memperlihatkan kelemahannya.     

Yang jelas, pikiran Zhang Ruochen sangat tidak stabil. Dia juga tidak bisa tenang.     

Dia sudah menggunakan berbagai macam cara, termasuk senjata-senjatanya, tapi dia masih belum bisa lolos dari kepungan serangan mereka. Hal itu membuatnya terhambat.     

"Apa kau tahu mengenai mangsa yang telah disudutkan? Sekarang ini, kau adalah mangsanya," kata Saint King Pravus sambil tersenyum.     

"Istana Ruang dan Istana Waktu, seandainya aku selamat dari pertempuran ini, aku akan membuat kalian menanggung akibatnya!" intensitas membunuhnya semakin menguat.     

Sekarang ini, dia benar-benar ingin menghancurkan kedua istana tersebut.     

Bukan. Bukan hanya itu.     

Dia juga ingin membantai semua kultivator dari Daratan Heaven.     

Para elit fraksi Daratan Heaven pun tersenyum. Takdir Zhang Ruochen sudah ditentukan. Dia tidak akan bisa membalikkan keadaan.     

Rumble.     

Pada saat ini, aura mengerikan tiba-tiba muncul di kepala semua orang.     

"Energi macam apa ini? Kuat sekali auranya."     

Para elit Daratan Heaven pun mendongak.     

Langitnya berubah menjadi hitam pekat.     

Sebuah altar raksasa muncul di angkasa, yang memancarkan sinar brilian. Altarnya mirip seperti matahari yang turun dengan kecepatan tinggi.     

Di atas altarnya, di sana ada belasan Biksu. Mereka menatap ke bawah dan berkata bersamaan, "Yang Mulia, Paviliun Penjaga Naga datang kemari untuk membantu Anda mengalahkan musuh-musuh!"     

...     

Altarnya setinggi 990 kaki dan memancarkan cahaya brilian. Terdapat pola-pola rumit di altarnya. Darah saintly mengalir dari pola-pola tersebut.     

Semua anggota Paviliun Penjaga Naga, termasuk Han Qiu dan Shangguan Que, sedang berdiri di posisi yang berbeda-beda.     

Han Qiu berkata, "Para kultivator dari Daratan Heaven, kalian sudah membuat dosa besar saat ingin membunuh Yang Mulia! Hari ini, kalian semua akan mati!"     

Le juga merupakan salah satu anggota Paviliun Penjaga Naga. Begitu dia mendengar tentang pergerakan Daratan Heaven, dia langsung menghubungi mereka. Karena itulah, mereka langsung menggalang kekuatan dan bergerak menuju ke Istana Ziwei.     

Altar Saint-nya merupakan harta karun Pusat Kekaisaran Shengming. Altarnya menyimpan jiwa-jiwa Biksu yang pernah mati di Daratan Kunlun.     

Pada saat ini, jiwa-jiwa suci mereka berhamburan. Bahkan jiwa-jiwanya terlihat solid dan tak ada bedanya dengan Biksu pada umumnya.     

Namun, wujud mereka mirip seperti Ghost King.     

Mereka juga berada pada kondisi yang sangat unik. Mereka bukan manusia, tapi juga bukan hantu.     

Paviliun Penjaga Naga memanggil mereka sebagai "Biksu Rogue."     

Biksu Rogue mempelajari teknik-teknik bela diri peninggalan Kaisar Ming. Meski tekniknya berbeda dari teknik saintly biasa, tapi di kemudian hari, mereka masih bisa menjadi Supreme Saint atau bahkan dewa.     

Teknik ini dikenal sebagai "Teknik Azure", yang diciptakan oleh Bi Luozu, salah satu elit hebat di Daratan Kunlun pada Abad Pertengahan.     

Lebih tepatnya, Bi Luozi yang menguasai teknik itu, sampai akhirnya dia menjadi dewa tangguh, yang sejajar dengan Biksu Suci Xumi dan Lord Wentian. Dia sangat populer di seluruh dunia.     

Entah bagaimana Kaisar Ming bisa mempelajari Teknik Azure tersebut.     

Jumlah Biksu Rogue-nya sangat banyak. Mereka memenuhi altar tersebut.     

Altar Saint mendarat dan menimbulkan ledakan kencang.     

Boom!     

Istana Ruang dan Istana Waktu yang melayang-layang di angkasa telah dihancurkan oleh altar tersebut.     

Murid-murid dari kedua istana – yang sedang duduk bersila – langsung hancur begitu saja tanpa sempat bereaksi. Mereka tewas dengan sangat brutal.     

"Arghhhh..."     

Dongfang Qingyu sempat berteriak kesakitan sebelum tubuhnya meledak dan berubah menjadi kabut darah.     

"Kalian datang tepat waktu. Cepat bunuh para kultivator dari Daratan Heaven. Jangan ampuni mereka!"     

Tanpa tekanan dari kedua istana tersebut, intensitas bertempurnya pun semakin menguat. Pada akhirnya, Zhang Ruochen bisa kembali menggunakan kekuatan ruang dan waktunya.     

Dia mengaktifkan Prinsip Ruang dan Waktu sekaligus. Lantas, dia menyuntikkan keduanya ke dalam gagang pedang, sebelum akhirnya melancarkan serangan.     

"Gawat."     

Pupil mata Archangel Michael pun mulai berkontraksi.     

Sudah terlambat baginya untuk menghindari serangan tersebut.     

Archangel Michael berusaha menghalau serangan lawannya dengan Sword of Judgment. Di waktu yang sama, dia melepaskan Chi Suci dan berusaha melepaskan tameng pertahanan.     

CLANG!     

Saat keduanya bertemu di satu titik, Sword of Judgment sontak hancur lebur, begitu pula dengan semua pertahanannya. Pertahanannya serapuh kertas.     

Di momen-momen kritis, Archangel Michael masih sempat menahan sebagian besar serangan lawannya dengan menggunakan 12 lingkaran halo milik 12 Angels of Vengeance.     

Akibatnya, 12 lingkaran halonya hancur lebur dan berubah menjadi mayat. Darah mereka pun menyembur ke angkasa.     

12 Angels of Vengeance mati sekaligus.     

Archangel Michael masih selamat, tapi dia terluka parah. Ketika itu, tubuhnya nyaris terbelah menjadi dua. Sayap platinum di punggungnya tampak bersimbah darah.     

Zhang Ruochen mengacuhkan Archangel Michael. Dia berteriak dan melesat menuju Istana Yuanchu.     

Semuanya terjadi dalam waktu singkat. Para kultivator dari Daratan Heaven tidak sempat bereaksi.     

"Ada apa?"     

Begitu mereka melihat kedatangan Zhang Ruochen, mereka pun langsung merasa syok. Di waktu yang sama, mereka ingin segera melarikan diri.     

"Ampuni aku!"     

Akash memohon ampunannya.     

"Matilah kau!"     

Sebelum Akash sempat menyelesaikan kalimatnya, pedang dewa sudah menembus kepalanya.     

Intensitas membunuh Zhang Ruochen merasuk ke dalam tubuh Akash dan langsung menghancurkan jiwa sucinya.     

"Aku adalah keturunan Navagraha. Bagaimana mungkin..."     

Akash mati dengan penuh penyesalan.     

"Navagraha tidak punya keturunan sepertimu."     

Zhang Ruochen menghancurkan kepala Akash dengan pukulannya. Dia benar-benar kesal melihat wajahnya.     

Kelima pemimpin fraksi Daratan Heaven pun merasa ketakutan. Mereka buru-buru menarik senjata king masing-masing – yang digunakan untuk menahan Kitab Saint Ruzu – lantas mengalihkan serangannya kepada Zhang Ruochen.     

Zhang Ruochen membawa dua pedang di tangannya. Pedang Kuno Abyss dan Pedang Darah-nya sangat kuat. Alhasil, kelima senjata king mereka hancur lebur.     

Setelah itu, Zhang Ruochen berjalan langkah demi langkah.     

Di setiap langkahnya, dia selalu menyabetkan pedangnya.     

Begitu dia tinggal lima langkah lagi dari Sembilan Dewi Empryan, kelima pemimpin fraksi Daratan Heaven sudah terpenggal. Tubuh mereka terpental di udara.     

THUD! THUD!     

Sampai akhirnya Zhang Ruochen membantu Sembilan Dewi Empryan berdiri, baru saat itu mayat-mayat mereka berjatuhan di tanah. Kelima mayat berdarahnya terlihat sangat mengerikan.     

"Pulihkan dirimu. Serahkan sisanya kepadaku. Jangan khawatir. Aku akan membunuh mereka semua." Zhang Ruochen menyentuh tangan wanita itu dan memberinya Sumber Kehidupan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.