Kaisar Dewa

Pertempuran Dewa



Pertempuran Dewa

2Di luar Daratan Kunlun, itu adalah ruang hampa yang luas.     

Biasanya, itu adalah tempat yang gelap, tapi sekarang, cahaya dewa sedang menyinari tempat tersebut, bagaikan sebuah ombak.     

Para dewa dari Dunia Langit dan Dunia Neraka saling bertempur satu sama lain. Energi dewa mereka menyebar ke segala penjuru.     

BANG!     

Heavenly Mugwort Bell – yang mengandung energi besar – melesat cepat dan membelah ruang hampa, hingga membuat salah satu dewa Rakshasa terpental ke belakang. Akibatnya, darah dewa dalam jumlah besar menyembur dari tubuhnya.     

Bahkan seorang dewa tidak mampu bertahan dari serangannya. Alhasil, retakan-retakan mulai bermunculan di tubuh dewa tersebut, seakan tubuhnya nyaris hancur berkeping-keping.     

Roar!     

Dewa dari Ras Rakshasa mengaum kencang dan melepaskan energi dewanya, yang berubah menjadi Lingkaran Chaotic sebesar planet. Di waktu yang sama, tubuh dewanya sontak membesar, sedangkan retakan-retakan di tubuhnya mendadak hilang.     

Dalam satu kedipan mata, dewa Rakshasa menjadi lebih tinggi dibandingkan sebelumnya. Ukurannya mencapai separuhnya Lingkaran Chaos, sembari melepaskan energi dewa.     

Saat seseorang sudah berada di Alam Dewa, maka mereka akan mengalami perubahan besar pada fisiknya. Bukan hanya Chi Darah mereka yang meningkat pesat, tapi mereka juga bisa menembus batasan ruang. Saat hal itu terjadi, meski mereka tidak bisa menciptakan alam dewa legendaris, tapi setidaknya mereka masih bisa berubah menjadi dewa raksasa.     

Biasanya, para dewa akan menggunakan energi dewanya agar mereka berada dalam ukuran normal.     

Dan ketika mereka berada dalam pertempuran hidup dan mati, mereka akan memperlihatkan wujud sejatinya dan tidak sungkan-sungkan menunjukkan kekuatannya.     

Ternyata, dewa Rakshasa ini sedang merasa terancam. Maka dari itu, dia mulai mengerahkan segenap kekuatannya.     

"Berani-beraninya kau mengaum di depanku?" kata Wargod Bian Zhuang dengan nada serius.     

Sambil bicara, Heavenly Mugwort Bell-nya menjadi semakin besar. Bagaikan dunia besar yang berputar-putar, loncengnya membentuk Lingkaran Chaos, tempat dewa Rakshasa itu bersembunyi.     

Pada saat ini, dewa Rakshasa lain bergegas mendekat. Tingginya mencapai seribu kaki, dan mirip seperti gunung. Dia mengenakan armor merah gelap, dengan aura dewa yang kuat. Setelah itu, dia mengaktifkan Segel Dewa dan mulai menyerang Heavenly Mugwort Bell.     

"Dia sudah ditakdirkan untuk mati dan kau tidak akan bisa menghentikanku, Rayan!"     

Kata Wargod Bian Zhuang dengan sangat dominan, seakan sedang meremehkan Rayan.     

Sungai Celestial di bawah kakinya membumbung tinggi, hingga tingginya mencapai ribuan mil. Sungainya mengandung energi dewa, dan menerjang segel dewa Rayan.     

Tanpa menyia-nyiakan peluang tersebut, Heavenly Mugwort Bell langsung menekannya dan menembus Lingkaran Chaotic. Loncengnya menghancurkan tubuh dewa Rakshasa, hingga membuatnya meledak.     

Namun, para dewa tidak akan bisa dibunuh dengan sangat mudah.     

Mereka memiliki vitalitas dewa. Bahkan meski tubuh mereka hancur, mereka bisa kembali membentuknya. Setiap inci tubuhnya mengandung esensi dewa, hingga membuat mereka dapat membentuk kembali tubuh dewanya hanya dengan setetes darah dewa.     

Untuk membunuh seorang dewa, seseorang harus menghancurkan Holy Divinity dan menghancurkan jiwa dewanya.     

Namun, esensi dewa tidak sepenuhnya bisa dihapuskan.     

Sebab, seorang dewa pasti pernah meninggalkan sedikit jiwa dewanya ke prinsip di langit dan bumi. Jiwa sucinya akan berpetualang di luar sana.     

Meski begitu, seorang dewa masih bisa dihancurkan, tapi diperlukan energi yang besar untuk melakukannya.     

Dalam situasi normal, hanya segelintir orang yang mampu melakukannya.     

Beberapa jiwa suci yang berpetualang itu punya sedikit peluang untuk hidup kembali.     

Dewa Rakshasa buru-buru membentuk tubuhnya kembali. Akan tetapi, setelah terperangkap di dalam Heavenly Mugwort Bell, dia tidak bisa keluar.     

Cahaya dewa berwarna hijau dan ungu memancar dari loncengnya dan menyingkirkan vitalitas dewa Rakshasa.     

Terdapat energi mengerikan yang merasuk ke dalam tubuh dewa Rakshasa, yang langsung mengincar jiwa dewanya.     

Yang jelas, dia akan dibunuh dengan paksa.     

Bagi dewa lainnya, membunuh dewa adalah proses yang sangat sulit. Namun, bagi Wargod Bian Zhuang, dia sudah biasa, bahkan dia pernah melakukannya beberapa kali, dan senjatanya – Heavenly Mugwort Bell – memang didesain untuk membunuh dewa.     

Rayan terlihat murung karena dia sedang ditekan oleh Sungai Celestial milik Wargod Bian Zhuang. Dia hanya bisa mengamati rekannya yang menjadi semakin melemah.     

"Meski dulu Bian Zhuang sangat kuat, tapi tidak seperti ini, dan sekarang, kekuatannya telah berkembang pesat. Kurasa dia memang merupakan sumber masalah," gumam Rayan.     

Selama pertempuran Dewa di Abad Pertengahan, Rayan pernah bertempur melawannya. Ketika itu, Wargod Bian Zhuang memang sangat kuat. Namun, bila dibandingkan dengan masa lalu, Bian Zhuang yang sekarang jauh lebih tangguh.     

Seiring berjalannya waktu, dewa Rakshasa pun semakin lemah. Baik vitalitas, spirit, dan esensi tubuhnya perlahan menurun.     

Pada akhirnya, jiwa sucinya dihancurkan oleh Heavenly Mugwort Bell, dan hanya tersisa fisiknya saja.     

Di atas langit berbintang Dunia Neraka, tiga planet dewa – yang melambangkan eksistensi seorang dewa – mendadak redup dan tak lagi memancarkan cahaya.     

Pada saat ini, para kultivator mulai mendongak dan mengamatinya. Mereka pun merasa ketakutan.     

Redupnya bintang dewa berarti bahwa dewa itu sudah mati.     

Pertempuran itu mengguncang Dunia Langit maupun Dunia Neraka.     

Di ruang angkasa, para dewa dari Dunia Neraka berteriak geram. Teriakan mereka sampai mengguncang langit dan bumi.     

Ekspresi Rayan menjadi semakin murung. Wargod Bian Zhuang baru saja membunuh dewa Rakshasa di depannya. "Wargod ini memang sangat keterlaluan!"     

"Bian Zhuang, kau sudah keterlaluan! Sebaiknya kau berhati-hati!"     

Wargod Bian Zhuang tertawa dan berkata, "Rayan, kaulah yang harusnya berhati-hati. Aku bisa membunuhmu kapanpun!"     

Sambil bicara, Wargod Bian Zhuang menyingkirkan mayat dewa Rakshasa dan menggunakan loncengnya untuk menyerang Rayan.     

Wargod Bian Zhuang tidak bercanda. Dia selalu menepati ucapannya.     

Di sisi lain, Dewi Bulan sedang bertempur melawan dewa cantik dari Dunia Neraka.     

Tidak diragukan lagi, dewa itu adalah Asurendra Samay.     

Tubuhnya memancarkan Chi demonic yang kental. Bahkan terdapat Sungai Waktu di sekitar tubuhnya, dengan banyak tanda waktu di dekatnya.     

Meski sedang bertempur, dewa dari Dunia Neraka ini masih terlihat sangat elegan. Setiap tindakannya memancarkan kecantikan, seolah dia sedang berdansa dengan anggun.     

Penampilan Asurendra Samay mirip seperti manusia, dan temperamennya mampu menggetarkan hati dewa lainnya.     

Dari sisi luar, Asurendra Samay tidak berbeda dari dewa-dewa lainnya.     

Tapi faktanya, kondisinya ini sangat spesial. Dia tidak mempunyai tubuh dewa maupun Holy Divinity. Satu-satunya yang tersisa darinya adalah jiwa dewa.     

Wujud aslinya adalah sebuah permata, yakni Permata Waktu. Selama pertempuran dewa di Abad Pertengahan, saat itu dia pernah dilukai oleh Biksu Suci Xumi. Akibatnya, dia berubah menjadi debu, bahkan jiwa dewanya sampai berada di ambang kehancuran. Namun, saat itu jiwa dewanya masih berhasil lolos.     

Asurendra Samay mirip seperti Dewi Bulan. Mereka berdua pernah tertidur selama ratusan ribu tahun dan baru-baru ini kembali bangkit.     

Hal itu membuat jiwa dewanya menjadi semakin kuat.     

Belum lama ini, Asurendra Samay baru saja melewati Yuanhui Tribulation.     

Setelah tertidur selama ratusan ribu tahun dan kehilangan tubuh dewa serta Holy Divinity-nya, maka sekuat apapun jiwa sucinya, sulit baginya untuk bisa bertahan.     

Maka dari itu, Asurendra Samay ingin mendapatkan tubuh baru.     

Karena berbekal jiwa dewanya yang kuat, dan selama dia bisa menemukan tubuh yang sesuai, maka dia bisa langsung mengubahnya menjadi tubuh dewa.     

Namun, dibutuhkan waktu selama seribu tahun agar dia bisa kembali ke kondisi primanya.     

Itulah kenapa dia buru-buru datang ke Daratan Kunlun dan ingin mendapatkan tubuh baru.     

Lagipula, Asurendra Samay adalah seorang dewa tangguh yang pernah berhadapan dengan Biksu Suci Xumi. Meski hanya tersisa jiwa dewanya, tapi kekuatannya masih sangat hebat.     

Dewi Bulan hanya mampu mengimbangi Asurendra Samay setelah mengaktifkan Kuali Rusa Kaiyuan – yang dipinjamnya dari Zhang Ruochen. Dari situ, bisa dinilai betapa kuatnya Asurendra Samay, apalagi kalau dia sudah berada dalam kondisi prima. Hanya sosok semacam itulah yang pantas bertempur melawan Biksu Suci Xumi.     

...     

Boom!     

Energi dewa dahsyat menyapu ruang angkasa.     

Huang Tian setinggi 30 ribu kaki, dengan tangan besar yang memegang kapak pertempuran, yang diselimuti oleh Chi Chaotic di sekujur tubuhnya. Dia mirip seperti dewa raksasa yang seakan dapat membelah langit. Dia menatap para dewa di bawahnya dengan jijik.     

Bang!     

Empat dewa dari Istana Dewa Kebenaran yang menyerang Huang Tian pun terpental ke belakang, karena mereka tidak mampu menahan serangannya.     

Beberapa dewa pun menjadi geram, karena darah baru saja menyembur dari mulut mereka.     

Melihat itu, banyak dewa yang hadir merasa syok.     

"Berapa lama Huang Tian menjadi dewa? Kenapa dia sudah mampu melawan empat dewa sekaligus dari Istana Dewa Kebenaran? Bahkan mereka sama sekali tidak mampu bertahan dari kapaknya."     

"Dalam 129.600 tahun terakhir, dia memang pantas disebut sebagai salah satu di antara 2 legendaris, selain Wargod Bloodximius. Kekuatan bertempurnya sangat hebat, bahkan setara dengan para dewa yang sudah melewati beberapa Yuanhui Tribulation."     

"Baik Huang Tian maupun Wargod Bloodximius telah menjadi penjaga baru bagi Dunia Neraka. Wargod Bloodximius memimpin Klan Bloodysky, sedangkan Huang Tian membangun pasukannya."     

"Seribu tahun silam, Huang Tian pernah memasang perangkap untuk memancing Ancient Buddha Yuan Xu dari Daratan Buddha Barat. Setelah itu, dia membunuhnya dan membuat Daratan Buddha Barat merasa geram dengannya. Namun, saat itu mereka tidak bisa berbuat banyak."     

...     

Para dewa sedang membicarakan hal-hal yang pernah dilakukan oleh Huang Tian di masa silam. Bahkan mereka rela berhenti sebentar untuk mengamati pertempuran tersebut.     

Lord Istana Dewa Kebenaran melangkah keluar dan muncul di depan empat dewa dari Istana Dewa Kebenaran. Setelah itu, dia bergerak mendekati Huang Tian.     

"Tak kusangka, ternyata Lord Istana Dewa Kebenaran akan datang secara langsung... hal ini benar-benar mengejutkanku," kata Huang Tian.     

Lord Istana Dewa Kebenaran menatap Huang Tian, sambil berkata dengan sorot mata kecewa, "Huang Tian, kau benar-benar telah mengecewakanku. Tak kusangka, ternyata kau malah membunuh mastermu sendiri."     

"Padahal dulu kau sangat hebat. Dan setelah banyak mendengar ceramah Ancient Buddha Yuan Xu, kau menjadi hebat. Sejak saat itu pula, Ancient Buddha Yuan Xu rela mengajarimu, bahkan memberimu Stone Terra agar kau bisa memahami misteri kehidupan."     

"Karena Ancient Buddha Yuan Xu-lah, Istana Dewa Kebenaran juga mau menerimamu, hingga akhirnya kau menjadi Envoy of Truth."     

"Tapi tak kusangka, kau malah bergabung dengan musuh-musuhnya Dunia Neraka. Kau berangkat dari mengejar nilai-nilai kehidupan dan berubah menjadi nilai-nilai kehancuran. Bahkan kau sampai membunuh mastermu sendiri. Bagaimana mungkin aku bisa memaafkan perbuatanmu?"     

Di akhir kalimatnya, Lord Istana Dewa Kebenaran sudah tidak bisa lagi menyembunyikan kemarahannya.     

Pada mulanya, Huang Tian adalah kultivator dari Dunia Neraka. Dia dilahirkan di Daratan Buddha Barat dan mempelajari Stone Terra, sebelum akhirnya berkultivasi di Istana Dewa Kebenaran.     

Klan Batu adalah salah satu klan besar di Dunia Neraka, tapi mereka tidak terlalu eksklusif. Lagipula, di seluruh dunia ini, di sana selalu ada batu.     

Di Dunia Langit, terdapat Stone Terra, tempat tinggal para kultivator dari Klan Batu.     

Bedanya, Klan Batu dari Dunia Neraka mempelajari Ilmu Kematian untuk menghancurkan seluruh makhluk hidup, sedangkan Klan Batu dari Stone Terra lebih cenderung mempelajari Ilmu Kehidupan. Mereka ingin mengeksplorasi makna-makna kehidupan. Kedua klan itu memiliki motif yang berbeda.     

Ada perbedaan yang fundamental dari cara berpikir mereka.     

Klan Batu di Stone Terra percaya bahwa mereka telah mendapatkan hadiah kehidupan dari semesta. Maka dari itu, mereka selalu menghargai kehidupan.     

Sebaliknya, Klan Batu dari Dunia Neraka hanya ingin menghancurkan semua makhluk hidup, hingga seluruh semesta berubah menjadi anggota Klan Batu. Sebab, semua yang mati akan berubah menjadi debu.     

Huang Tian dan Wargod Bloodximius adalah kultivator yang paling bertalenta dari kedua belah pihak. Dulunya, mereka juga bermusuhan, sama halnya seperti Zhang Ruochen dan Yan Wushen sekarang ini.     

Mereka berdua adalah para jenius bertalenta di masanya. Mereka sudah bertempur selama bertahun-tahun.     

Sayangnya, Huang Tian dirayu oleh Master Batu, hingga membuat kepercayaannya luntur dan bergabung dengan Dunia Neraka.     

Master Batu itu adalah pemimpin Klan Batu, salah satu di antara tiga klan di Dunia Neraka. Dia adalah pemimpin tua yang sangat hebat dan berumur panjang.     

Selama bencana di Abad Pertengahan, banyak dewa dari Dunia Neraka yang tumbang di tangannya.     

Lord Istana Dewa Kebenaran pernah menaruh harapan besar kepada Huang Tian, bahkan menganggapnya dapat mengimbangi Master Batu.     

Namun, tak disangka, ternyata Huang Tian malah menghianati Istana Dewa Kebenaran, Dunia Langit, bahkan dia sampai menebang Pohon Suci Utama di Daratan Kunlun. Hal itu benar-benar membuat mereka malu.     

Sampai sekarang pun, Lord Istana Dewa Kebenaran masih merasa patah hati.     

"Kau sama sekali tidak akan bisa memahaminya. Apa yang dikatakan oleh Master Batu memang benar. Seluruh semesta harus berada di bawah kendali klan batu." Kata Huang Tian dengan ekspresi datar. "Para kultivator dari Stone Terra berada di bawah Dunia Langit. Padahal mereka dilahirkan sebagai batu, tapi mereka masih ingin mencari makna kehidupan. Konyol sekali."     

"Yuan Xu memang memperlakukanku dengan baik. Pada mulanya, aku juga tidak ingin membunuhnya, tapi diriku sudah banyak terpengaruh olehnya. Baik kesadaran maupun pikiranku selalu menurutinya. Bila aku tidak membunuhnya, maka kultivasiku tidak akan pernah berkembang."     

"Saat aku ingin membunuhnya, Yuan Xu masih berusaha membujukku untuk mengurungkan niat. Bahkan dia rela mati untukku. Tapi bukankah dia paham kalau hatiku sedingin batu?"     

Huang Tian bicara santai, seolah dia sedang membicarakan masalah yang tidak penting.     

Dia sama sekali tidak menyesal setelah membunuh masternya.     

Hatinya memang sedingin batu.     

"Dasar keras kepala. Hari ini, aku akan menghukum seorang penghianat dan mengambil kembali Kebenaran Misterius." Lord Istana Dewa Kebenaran memancarkan intensitas membunuh.     

BOOM!     

Sambil bicara, Gunung Dewa Hitam muncul di belakangnya, yang mirip seperti Gunung Kebenaran di Lautan Kebenaran.     

Jutaan tanda dewa bermunculan di permukaan gunung hitam tersebut. Energi dewanya seluas samudera, hingga membuat ruang angkasanya terguncang hebat.     

"Jika kau menyerangku dengan gunung itu, maka aku akan membelahnya."     

Huang Tian sama sekali tidak gentar. Kapak batu di tangannya mendadak aktif, dan melepaskan energi chaotic.     

Kapaknya terlahir bersama dengan dirinya. Itu adalah senjata magis yang mengandung banyak misteri. Setelah dimurnikan selama bertahun-tahun, senjatanya pun menjadi semakin hebat.     

Dia mengayunkan kapak batunya dan mulai menghadapi gunung hitam lawannya.     

Bang!     

Ketika itu, kedua senjata mereka bertemu di satu titik dan memicu gelombang energi.     

Lord Istana Dewa Kebenaran masih berdiri di tempatnya, tapi tangan Huang Tian sempat terkilir dan nyaris menjatuhkan kapaknya. Dia terpental sejauh ratusan mil, dan cahaya dewa di tubuhnya meredup.     

Seketika itu juga, ekspresi Huang Tian berubah murung.     

Sebagai pemimpin salah satu istana tua, Lord Istana Dewa Kebenaran memang sangat kuat.     

Bahkan sosok sepertinya tidak mampu menandingi wanita tersebut.     

Lord Istana Dewa Kebenaran juga sempat merasa syok. Tak disangka, ternyata kekuatan bertempur Huang Tian telah berada di level itu setelah 129.600 tahun lamanya. Bahkan dia merasa kesulitan untuk menghancurkannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.