Kaisar Dewa

Membawanya Kembali dengan Segala Resiko



Membawanya Kembali dengan Segala Resiko

1Lord Pluto merentangkan tangannya dan menggenggam bilah pedang. Ketika itu, dia hendak menyimpannya.     

"Eh?"     

Namun, dia sempat merasa terkejut, karena meski ukurannya sangat kecil, tapi ternyata pedangnya sangat berat. Dan meski dia sudah mengerahkan segenap kekuatannya, namun dia masih tidak bisa memindahkannya.     

"Konon, Stellar Sword terbuat dari bintang. Beratnya pun sama seperti bintang," gumam Lord Pluto. Sorot matanya mendadak berbinar dan semakin bersemangat.     

Sebuah bintang di semesta bisa sangat besar dan berat, bahkan setara dengan jutaan planet.     

Bahkan dewa memerlukan banyak tenaga untuk mengguncang bintang.     

Setelah mencapai Alam Dewa, seorang kultivator akan membentuk sebuah Planet Dewa. Setelah Planet Dewa-nya berkembang sempurna, maka ukurannya bisa sebesar bintang. Setelah dewa itu tumbang, Planet Dewa-nya akan kembali ke ukuran normal.     

Mempunyai kekuatan bintang merupakan dasar persyaratan untuk mencapai Alam Dewa.     

Lord Pluto merentangkan tangan lainnya dan menggenggam pedangnya dengan kedua tangan.     

Setelah itu, dia melepaskan kekuatannya dan melingkupi pedang tersebut.     

Boom!     

Energi dahsyat menyeruak dari pedangnya. Seluruh Dismemberment Prison Realm hancur lebur.     

Inskripsi-inskripsi dewa berwarna ungu mulai bermunculan pada bilah pedangnya, yang seolah dapat melelehkan apapun.     

Dalam satu kedipan mata, Dismemberment Prison Realm berubah menjadi lautan lava. Temperaturnya sangat tinggi.     

Begitu masuk ke sana, bahkan seorang Biksu akan langsung berubah menjadi abu.     

Yang jelas, Lord Pluto ingin mengaktifkan Stellar Sword dan kekuatan yang tersimpan di dalamnya.     

Swoosh!     

Pada akhirnya, dia berhasil mengeluarkan Stellar Sword dari lava tersebut.     

Dalam sekejap, Stellar Sword melepaskan energi yang lebih besar dan memancarkan sinar brilian. Pedangnya mirip seperti matahari panas yang sangat menyilaukan.     

Rumble—     

Di waktu yang sama, tanah di bawah Pemakaman Pedang mulai mengalami keretakan. Karena rasanya seperti gempa bumi, jutaan makhluk hidup yang berada di sekitar sana pun mendadak panik.     

Getaran itu menyebar dari 3.000 mil, 30 ribu mil, 300 mil, hingga 3 juta mil jauhnya...     

Pada akhirnya, di Pusat Kota, yang berjuta-juta mil jauhnya, juga mulai mengalami guncangan, seolah sebuah bintang baru saja menghantam Wilayah Pusat.     

Jika Nether Dungeon tidak meredam energi tersebut, mungkin energi kebangkitkan Stellar Sword bakal jauh lebih mengerikan lagi.     

Setelah beberapa lama, akhirnya pedangnya pun kembali tenang. Pedangnya kembali menarik cahaya dan suhu panas yang baru saja dikeluarkan, sebelum akhirnya kembali ke wujudnya yang semula.     

Setelah menaklukkan Stellar Sword, Lord Pluto merasa bahwa pedangnya menjadi sangat ringan.     

Senyuman puas muncul di wajah Lord Pluto. Meski dia dipenjara di sana selama puluhan ribu tahun, tapi karena pada akhirnya dia berhasil mendapatkan pedang tersebut, maka semua itu memang layak untuk dilalui.     

Yang jauh lebih penting, Stellar Sword mengandung Canon of Swordmanship milik Ancestral Swordmaster. Karena Lord Pluto berhasil mengendalikannya, maka dia akan mendapatkan banyak manfaat.     

Meski dia belum menjadi dewa, tapi kekuatannya sudah setara dengan dewa.     

Kalau tidak, dia tidak akan bisa mengangkat Stellar Sword.     

Lord Pluto menyabetkan Stellar Sword ke depan.     

Clang!     

Seketika itu juga, sebuah celah muncul di langit malam.     

Sambil menggenggam Stellar Sword, Lord Pluto melesat ke angkasa.     

Melihat itu, Permaisuri Darah buru-buru mengikutinya.     

Dalam satu kedipan mata, Lord Pluto keluar dari Nether Dungeon dan muncul di Pemakaman Pedang.     

Sekarang ini, terjadi fenomena yang mengejutkan di Pemakaman Pedang. Puluhan ribu pedang mengeluarkan suara dan membungkuk ke arah Stellar Sword, seolah mereka sedang menyembahnya.     

Swoosh—     

Fragmen-fragmen Stellar Sword – di seluruh Pemakaman Pedang – mendadak terbang dan kembali menyatu dengan pedang tersebut.     

Pemakaman Pedang adalah tempat yang didesain khusus untuk memperbaiki dan menempa pedang.     

Sehingga, setelah bertahun-tahun lamanya, fragmen-fragmen Stellar Sword malah menjadi semakin kuat.     

Karena ada semakin banyak fragmen yang masuk ke dalam Stellar Sword, pedangnya pun menjadi semakin berat. Pedangnya memancarkan cahaya brilian, yang menghangatkan area di sekitarnya.     

Wilayah Pusat Kota, Paviliun Rainbow.     

Ekspresi Sembilan Dewi Empryan mendadak berubah. Pedangnya mulai bergerak dan terbang di luar kendalinya.     

Martial Saint Canglan adalah pemilik Pedang Heaven-burier. Meski kualitas pedangnya tidak terlalu tinggi, tapi eksistensinya cukup signifikan. Sebab, pedangnya bisa digunakan untuk melindungi Nether Dungeon.     

"Kembalilah!"     

Ketika itu, Sembilan Dewi Empryan hendak menarik kembali pedangnya.     

Namun, Pedang Heaven-burier malah terguncang hebat dan benar-benar terlepas dari kendalinya. Bahkan Kitab Saint Ruzu tidak bisa menghentikannya.     

Swoosh—     

Pedang Heaven-burier berubah menjadi cahaya pedang dan melesat ke angkasa.     

"Apa terjadi sesuatu dengan Pemakaman Pedang?" Sembilan Dewi Empryan mulai memikirkannya sejenak.     

Jika bukan karena situasi yang sedang terjadi di Pusat Kota, maka dia pasti akan langsung pergi ke Pemakaman Pedang.     

Sekte Bulan Penyembah Setan.     

Ling Feiyu sedang berkultivasi. Dia sedang berada di tengah kultivasinya, tapi saat itu, dia juga merasakan perubahan yang sama.     

Pedang Heaven yang melayang-layang di depan dadanya tiba-tiba melepaskan cahaya pedang, sebelum akhirnya berubah menjadi pedang sepanjang tiga inci dan mengitari tubuhnya beberapa kali.     

Begitu Ling Feiyu hendak mengambilnya, tiba-tiba Pedang Heaven melesat ke langit dan terbang ke angkasa.     

"Ada apa?"     

Ling Feiyu pun merasa kebingungan.     

Sejak dia menjadi Penjaga Pedang Heaven, dia tidak pernah mengalami hal ini sebelumnya.     

Di waktu yang sama, para Penjaga Pedang lainnya juga mengalami hal serupa. Mereka semua merasa kebingungan dan tidak nyaman.     

Tidak lama kemudian, lima Pedang Saint, termasuk Pedang Heaven-burier dan Pedang Heaven, terbang dari arah yang berbeda-beda.     

Kelima pedangnya memiliki hubungan yang erat dengan Pemakaman Pedang. Jadi, pedang-pedang itu langsung terbang menuju ke Pemakaman Pedang tanpa bisa dihentikan oleh formasi dewanya.     

Satu-satunya pedang yang hilang adalah Pedang Taotian.     

Setelah itu, kelima fragmen pedang saintnya menyatu dengan Stellar Sword.     

"Ada apa? Kenapa terjadi fenomena aneh di Pemakaman Pedang?"     

"Kuat sekali auranya. Bahkan jiwa suciku hampir meleleh."     

"Kenapa koneksiku dengan Pedang Heaven-burier tiba-tiba terputus? Sebenarnya ada apa ini?"     

...     

Tiba-tiba, jiwa suci milik para leluhur Pemakaman Pedang juga menyadari perubahan tersebut.     

Mereka bisa merasakan perubahan besar yang sedang terjadi pada Pemakaman Pedang, tapi mereka tidak bisa menginvestigasinya lebih lanjut, apalagi sampai meninggalkan tempatnya masing-masing.     

Sebab, tidak ada lima Penjaga Pedang yang bisa meminjam kekuatan mereka.     

Artinya, itu bukan kondisi yang bagus.     

Tidak lama kemudian, bilah pedang Stellar Sword hampir utuh sempurna, hanya beberapa bagian kecil saja yang masih hilang.     

"Kurasa gagang pedangnya berada di lokasi yang unik. Sebab aku tidak bisa memanggilnya kesini. Satu fragmen pedang sisanya juga berada di lokasi yang sama dengan gagang pedang tersebut." Lord Pluto menutup matanya, sambil berusaha merasakan keberadaan keduanya.     

Swoosh!     

Elder Kong muncul.     

Begitu melihat Stellar Sword berada di tangan Lord Pluto, tiba-tiba sorot matanya terlihat kompleks. Yang jelas, dia tidak ingin pedang Ancestral Swordmaster sampai jatuh ke tangan kultivator dari Dunia Neraka.     

Sambil menggelengkan kepalanya, Elder Kong menghembuskan nafas dan berkata, "Kau bisa mendapatkan banyak manfaat setelah berhasil menaklukkan Stellar Sword, tapi di waktu yang sama, kau juga akan mendapatkan hambatan besar. Saat Ancestral Swordmaster menciptakan pedang ini, pedangnya ditugaskan untuk melindungi Daratan Kunlun.     

"Itulah misi pedangnya!"     

"Oleh karena itu, Stellar Sword tidak akan membunuh para kultivator dari Daratan Kunlun."     

Mendengar itu, Lord Pluto menatap Stellar Sword dan merasa terkejut. "Benarkah? Aku tak percaya."     

Tiba-tiba dia melangkah maju dan menebaskan pedangnya ke arah Elder Kong.     

Elder Kong masih terlihat sangat tenang. Dia berdiri di sana sambil melipat tangannya di belakang pinggul. Dia sama sekali tidak menghindar atau menangkis serangan tersebut. Dia membiarkan pedang itu bergerak ke arahnya.     

Namun, Stellar Sword malah memancarkan cahaya dewa dan tiba-tiba berhenti di udara. Pedangnya tidak menebas Elder Kong.     

Clang!     

Bilah pedangnya pun terguncang hebat dan fenomena itu terjadi bukan karena dikendalikan oleh Lord Pluto.     

Meski begitu, Lord Pluto masih belum menyerah. Seketika itu juga, dia menyuntikkan kekuatan yang lebih besar ke dalam pedangnya.     

BANG!!!     

Pedangnya melepaskan energi besar dan malah terlepas dari genggaman Lord Pluto.     

Lord Pluto menatap tangannya – yang terasa sakit – lalu melihat Stellar Sword yang melayang-layang di udara. Ketika itu, dia pun mulai memicingkan matanya. Dia merasa seperti baru saja dipermainkan.     

Ternyata perkataan Elder Kong memang benar.     

Dia bisa menyerang siapapun dengan pedang tersebut, sekalipun itu adalah dewa.     

Namun, dia tidak akan bisa melukai makhluk hidup dari Daratan Kunlun.     

Sebab, Ancestral Swordmaster telah lama meninggalkan kehendaknya di dalam Stellar Sword.     

Tak disangka, ternyata kehendak pedang itu bakal menghambat dan menghentikan keinginan Lord Pluto. Dia pun benar-benar merasa tidak puas.     

Karena selama ini, ambisi Lord Pluto adalah untuk menaklukkan Daratan Kunlun. Meski sudah 10 ribu tahun lamanya, ambisinya tidak pernah berubah.     

Karena sekarang dia sudah bebas, tentu saja dia akan melanjutkan misinya.     

Tapi sekarang, dia malah ditekan oleh Stellar Sword. Lantas bagaimana dia bisa menyelesaikan misinya?     

Ekspresi Lord Pluto berubah secara konstan. Entah apa yang sedang dipikirkan olehnya.     

Tidak lama kemudian, Lord Pluto kembali tersadar. Sorot matanya terlihat tegas.     

"Ternyata benar, masih ada kehendak pedang Ancestral Swordmaster yang tersimpan di dalam pedang ini. Tapi memangnya kenapa? Toh di kemudian hari, aku akan menjadi semakin kuat. bila itu terjadi, aku pasti bisa menaklukkan Stellar Sword. Jadi, mustahil pedang ini bisa menaklukkanku."     

Baginya, bertarung melawan kehendak Ancestral Swordmaster adalah salah satu cara untuk menempa kultivasinya. Dengan begitu, maka dia bisa segera mencapai puncaknya.     

Lord Pluto pun kembali menyimpan intensitas membunuhnya dan menarik pedang tersebut. Stellar Sword pun melepaskan cahaya pedang tajam, yang sangat kuat dan tak terhentikan.     

Beberapa saat kemudian, Pemakaman Pedang dipenuhi dengan inskripsi-inskripsi dewa. Mereka mirip seperti rantai, yang saling terhubung satu sama lain dan melingkupi ruangan di sekitarnya.     

Karena formasi taktis dewa itulah para dewa dari Dunia Neraka tidak bisa membuka Celah Ruang menuju ke Pemakaman Pedang. Mereka hanya bisa mengirimkan pasukannya untuk menyerang Pemakaman Pedang dari luar.     

Namun, Stellar Sword adalah pedang yang tak terkalahkan. Bahkan formasi dewa ini tidak sanggup untuk menghentikannya.     

Dalam sekejap, formasi dewanya meredup dan tidak lagi melindungi area tersebut.      

CRASH!     

Setelah itu, Celah Ruang sepanjang 30 ribu meter muncul di ruang hampa.     

Itu adalah lorong yang baru saja dibuka oleh Lord Ming, yang terhubung ke tempat lain di Daratan Kunlun.     

Di ujung lorong tersebut, dia merasakan keberadaan Pedang Taotian dan gagang pedangnya.     

Di dalam Celah Ruang-nya adalah ruangan yang sangat gelap. Terdapat energi korosi yang dapat menghancurkan segalanya.     

Rupanya, di ujung lorong tersebut adalah Bottomless Abyss. Bila diamati dari kejauhan, Celah Ruang-nya mirip seperti mulut iblis, yang hendak menelan apapun di sekitarnya.     

"Bottomless Abyss."     

Pantas saja dia tidak bisa memanggil gagang pedang dan Pedang Taotian. Ternyata, pedangnya berada di tempat misterius bernama Bottomless Abyss.     

Prinsip di langit dan bumi – yang ada di Bottomless Abyss – sangat berbeda dengan Daratan Kunlun. Tempat itu seperti dunia lain.     

Sambil menatap Bottomless Abyss di ujung lorongnya, tiba-tiba Permaisuri Darah teringat mengenai sesuatu.     

Sambil melangkah maju, Lord Pluto masuk ke dalam lorong dan tiba di Bottomless Abyss.     

Permaisuri Darah melirik Elder Kong, lalu mengikuti Lord Pluto.     

Setelah melihat keduanya pergi dari sana, Elder Kong pun mulai menggelengkan kepalanya dan menghilang di balik gunung hitam.     

Menjaga Nether Dungeon adalah misinya. Apapun itu, dia tidak bisa meninggalkan tugasnya.     

Padahal kultivasi Lord Pluto sudah dekat dengan alam dewa, tapi dia hanya dipenjara di lantai 15. Jadi, bisa dibayangkan sosok semacam apa yang dipenjara di tiga lantai terbawah.     

Namun, selain Elder Kong itu sendiri, tidak ada yang tahu identitas mereka.     

Begitu keluar dari Celah Ruang, Lord Pluto dan Permaisuri Darah berdiri di perbatasan Bottomless Abyss. Angin dingin berhembus dan menerpa wajah mereka.     

"Gagang pedang Stellar Sword dan Pedang Taotian memang berada di bawah kita," kata Lord Pluto.     

Setelah tiba di tempat ini, koneksi antara bilah pedang dan gagangnya terasa semakin kuat. Cahaya-cahaya mulai mengerlip pada bilah pedangnya.     

Sambil dipandu oleh Permaisuri Darah, mereka berdua memasuki Bottomless Abyss lantai dua.     

"Ini adalah tempat yang sangat spesial!"     

Lord Pluto mengamati situasi di sekitarnya, sambil bergerak maju.     

Tiba-tiba, dia berhenti dan menatap gunung merah darah di kejauhan. Ketika itu, dia melihat sebuah fenomena di gunung tersebut.     

"Jadi, gagang pedang dan Pedang Taotian sama-saa berada di tangan Zhang Ruochen. Bocah itu... Eh, apa yang terjadi dengannya? Kenapa kau memanggil jiwa untuknya?"     

Sambil bicara, Lord Pluto pun mulai merentangkan tangannya. Gagang pedang dan Pedang Taotian terbang secara bersamaan.     

Keduanya pun langsung bergabung dengan Stellar Sword.     

Gagang pedang kuno berputar-putar di sekitar Stellar Sword. Inskripsi-inskripsi dewa menyeruak dari keduanya, sebelum akhirnya saling terhubung dan melengkapi.     

Pada akhirnya, Stellar Sword kembali utuh.     

Buzz.     

Stellar Sword terguncang hebat dan memancarkan aura pedang tajam. Ratusan celah ruang hitam pun mulai bermunculan di sekitarnya.     

Kobaran api membumbung tinggi dan membuat lantai dua Bottomless Abyss menjadi semakin panas.     

Dengan Stellar Sword sebagai titik pusatnya, maka area dalam radius ratusan mil di sekitarnya langsung terbakar hebat, hingga berubah menjadi lubang hitam raksasa.     

Meski Lord Pluto sudah berusaha untuk menekan aura pedangnya, tapi fenomena itu masih tetap terjadi. Seandainya dia tidak menekan auranya, entah kerusakan macam apa yang bakal disebabkan oleh pedang tersebut.     

"Stellar Sword adalah senjata dewa yang sangat hebat dari Daratan Kunlun. Bilah pedangnya akan menjadi milikmu, tapi gagang pedangnya milik Chen'er. Kakak, kau adalah pamannya Chen'er. Tapi kau malah mengambil sesuatu dari keponakanmu sendiri. Apa kau benar-benar tega melakukan ini kepadanya?" kata Permaisuri Darah.     

Mendengar itu, Lord Pluto pun sontak tertawa. Dia merasa kalau adiknya terlalu berlebihan.     

Tidak ada kehendak pedang Ancestral Swordmaster pada gagang pedang yang disimpan oleh Zhang Ruochen. Itu hanya benda biasa.     

Dia sudah menghabiskan waktu selama 10 ribu tahun untuk menaklukkan pedang tersebut. Bahkan berulang kali dia harus melalui situasi hidup dan mati untuk menjinakkan Stellar Sword. Jadi, apapun alasannya, dia harus menjadi master Stellar Sword.     

Namun, saat Permaisuri Darah berkata demikian, kelihatannya dai harus membagi Stellar Sword untuk mereka berdua.     

Mana mungkin!     

Namun, karena Lord Pluto sudah mendapatkan Stellar Sword, dia pun merasa senang dan tidak ingin berdebat dengan adiknya, "Jika orang yang membawa gagang pedang ini bukan putramu, maka aku pasti sudah mengambilnya secara paksa," katanya. "Aku pun tidak ingin dijadikan sebagai bahan lelucon di Dunia Neraka, karena aku baru saja mengambil barang milik keponakanku sendiri. Aku, kakakmu, masih punya reputasi yang harus dijaga. Jadi, kau tidak perlu khawatir."     

Setelah itu, Lord Pluto merentangkan tangannya dan menekan udara.     

Kekuatan Batin terlepas darinya dan merasuk ke gunung darah. Dia membantu Permaisuri Darah untuk memanggil jiwa Zhang Ruochen.     

Kultivasinya sudah mendekati Alam Dewa, tapi mentalnya sudah setara dengan para dewa. Oleh karena itu, dia punya kemampuan untuk membantu Permaisuri Darah.     

Apalagi, Lord Pluto juga paham dengan resiko mengaktifkan teknik pemanggil jiwa. Dia tidak ingin terjadi sesuatu pada Permaisuri Darah.     

Di dalam gua gunung merah darah. Permaisuri Darah sedang berdiri di atas formasi pemanggil jiwa. Dia tetap menumpahkan darah dewanya untuk menstabilkan lorong jiwa.     

Seiring berjalannya waktu, jiwa dewa Permaisuri Darah berhasil mengumpulkan fragmen-fragmen jiwa Zhang Ruochen.     

Fragmen-fragmen jiwanya pun mulai terhubung dengan jiwa suci Zhang Ruochen dan membuatnya semakin kuat.     

Selama prosesnya, jiwa dewa Permaisuri Darah terkena getahnya akibat melanggar hukum di langit dan bumi.     

Bahkan dewa tidak akan mampu melawan hukum di langit dan bumi.     

Bukan hanya jiwa dewanya, tapi Kekuatan Batin-nya juga dilemahkan oleh hukum di langit dan bumi.     

Bahkan sosok dewa seperti Permaisuri Darah juga sampai terlihat pucat. Lambat laun, kondisinya juga semakin melemah.     

Terdengar suara retakan di tubuh Permaisuri Darah.     

Sebuah retakan muncul di Lautan Dewa-nya.     

Tubuh Permaisuri Darah terguncang. Darah dewa mengalir dari sudut bibirnya. Tubuhnya juga mengalami keretakan dan berada di ambang kehancuran, hingga membuatnya mirip seperti keramik.     

Lautan Dewa adalah bagian yang paling penting bagi para dewa. Itu adalah pondasi kultivasi mereka. Jiwa dewa mereka tersimpan di dalam sana.     

Inilah resikonya bila berani melanggar hukum di langit dan bumi. Hal itu akan langsung mempengaruhi jiwa suci dan Lautan Dewa-nya. Dia sama sekali tidak bisa berbuat apa-apa.     

Meski dewa sangat kuat, mereka tidak akan bisa melawan alam.     

Jika Supreme Saint Kekuatan Batin yang melakukan hal tersebut, maka jiwa sucinya pasti akan hancur.     

Seiring berjalannya waktu, retakan yang muncul di tubuh Permaisuri Darah semakin memburuk, begitu pula dengan retakan yang terjadi di Lautan Dewa-nya. Sekarang ini, kondisinya sangat buruk. Darah dewa mengalir dari sela-sela retakan tubuhnya.     

Meski begitu, keinginannya tidak pernah goyah. Dia masih berusaha untuk mengendalikan formasi pemanggil jiwa dan menstabilkannya.     

Sampai pada akhirnya, tekanan itu menjadi semakin besar, hingga formasi pemanggil jiwanya juga mengalami kehancuran.     

Bila ini tetap berlanjut, proses pemanggilan jiwanya akan gagal. Bahkan fragmen dewa yang sudah dikumpulkan bakal kembali hilang.     

"Chen'er akan baik-baik saja!"     

Permaisuri Darah sedang menatap putranya – yang sedang berselimutkan darah merah – dengan sorot mata lembut.     

Setelah itu, Permaisuri Darah melepaskan jiwanya untuk menstabilkan formasi pemanggil jiwa. Di waktu yang sama, dia menggunakan jiwanya untuk membimbing fragmen-fragmen jiwa Zhang Ruochen.     

Zhang Ruochen adalah putranya. Jiwanya sama seperti ibunya. Mereka berdua mempunyai asal usul yang sama dan memiliki koneksi yang spesial.     

Namun, bila melakukan hal tersebut, Permaisuri Darah akan berada dalam bahaya.     

Tekanan dari langit dan bumi telah mempengaruhi jiwa suci Permaisuri Darah.     

Meski jiwa sucinya sangat kuat, tapi lambat laun, tekanan itu bisa melemahkannya. Retakan-retakan bermunculan di tubuhnya dan menghancurkannya secara perlahan.     

Ptui.     

Permaisuri Darah memuntahkan darah dewa dalam jumlah besar. Auranya pun menjadi semakin melemah.     

Pada akhirnya, fragmen jiwa terakhir Zhang Ruochen terbang dari lorong dan menyatu dengan jiwa suci utamanya.     

Di atas tubuh Zhang Ruochen, di sana terdapat jiwa suci yang utuh dan mirip seperti Zhang Ruochen. Meski dia masih belum siuman, tapi jiwa sucinya sudah memancarkan aura dahsyat.     

Mungkin karena jiwa sucinya sempat hancur sebelumnya dan kembali menyatu, ada aura aneh yang memancar darinya.     

"Kembalilah jiwa suci. Bangkitlah orang mati!"     

Teriak Permaisuri Darah, sambil mengaktifkan segel khusus dari tangannya.     

Ini adalah momen-momen kritis. Entah prosesnya bakal berhasil atau tidak, semua tergantung pada tahap ini.     

KABOOM!     

Lorongnya hancur dan melepaskan energi destruktif.     

Energi itu mengarah menuju Zhang Ruochen, seolah tidak menghendakinya melawan hukum di langit dan bumi.     

Permaisuri Darah langsung bereaksi. Dengan tubuh dewanya, dia menghalau energi tersebut, dan sama sekali tidak membiarkan energinya menyentuh Zhang Ruochen.     

Akibatnya, luka-luka yang dialami Permaisuri Darah menjadi semakin memburuk. Tubuh ewanya babak belur dan nyaris hancur.     

Lautan Dewa dan jiwa dewanya sama-sama terluka parah. Banyak retakan yang muncul seperti jaring laba-laba, hingga membuatnya berada di ambang kehancuran.     

Jika hal ini tetap berlanjut, meski Permaisuri Darah tidak mati, kelihatannya dia akan kehilangan pondasi kultivasinya. Itu adalah harga yang sangat mahal.     

Meski Lord Pluto bisa merasakan situasi Permaisuri Darah, dia tidak bicara apa-apa ataupun menghentikannya. Bagaimana mungkin seorang dewa menyerah begitu saja?     

Akan tetapi, dia juga sempat merasa terkejut. Tak disangka, ternyata adiknya itu sangat menyayangi keluarganya. Itu adalah hal yang sangat aneh di Keluarga Xue Jue.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.