Kaisar Dewa

Wargod Bloodximius Xue Jue



Wargod Bloodximius Xue Jue

0Di langit berbintang, di sana terdapat beberapa awan dewa dan cahaya warna-warni. Energi dewa menyelimuti area di sekitarnya.     

Kalau bukan karena perlindungan dari Permaisuri Darah, mungkin Xuemo dan yang lainnya akan berlutut di hadapan para dewa tersebut.     

Bahkan Zhang Ruochen sekalipun – sebagai seorang Supreme Saint yang mentalnya di atas kultivator rata-rata – masih merasa sangat tertekan di depan aura para dewa. Meski dia sanggup bertahan, sebenarnya dia sangat kewalahan.     

Whoosh.     

Langit berbintang terguncang hebat, dan cahaya bulan muncul di balik ruang hampa. Cahayanya menerangi langit berbintang dan membuatnya berwarna keperakan. Pemandangan itu terlihat indah.     

Di bawah cahaya bulan, sosok cantik berjalan pelan ke arah langit berbintang.     

Dari kejauhan, sosok cantik itu terlihat elegan, anggun, dan suci, seolah dia bukan berasal dari dunia mortal.     

Kecantikannya jauh melampaui apapun. Bahkan para dewa sejati pasti akan mengaguminya.     

Zhang Ruochen sangat familier dengannya. Dia adalah dewa tercantik di Dunia Langit, Dewi Bulan.     

Zhang Ruochen tahu kalau Dewi Bulan bergegas kemari karena dia baru saja merasakan auranya.     

Kabar mengenai kematiannya di Celah Ruang pasti sudah tersebar luas di seantero dunia. Tapi sekarang, tiba-tiba saja auranya muncul kembali. Justru bakal aneh bila Dewi Bulan tidak muncul di sana.     

Empat dewa sejati datang dari Dunia Langit. Dengan Dewi Bulan sebagai pemimpin mereka, mereka memancarkan aura dewa tangguh.     

Empat dewa sejati juga datang dari Dunia Neraka. Dua berasal dari Immortal Vampir dan dua lainnya berasal dari Rakshasa.     

Setelah melihat para dewa dari Dunia Langit, Dewa Api pun merasa sangat percaya diri, karena Dewi Bulan termasuk salah satu dewa kuno. Seketika itu juga, dia memancarkan cahaya dewa di tubuhnya dan berkata bangga, "Semuanya, Dunia Neraka ingin memicu perang dewa dengan kita, dan mereka baru saja membunuh beberapa dewa dari Dunia Langit. Sayangnya, aku sedikit terlambat dan tidak sempat menyelamatkannya."     

Ucapannya terdengar sangat heroik. Dia benar-benar mengesampingkan proses kematian dewa semu dari Dunia Langit tersebut. Dia juga tidak bilang kalau dia kalah dalam pertempuran barusan.     

Motifnya jelas. Dia ingin membakar amarah keempat dewa lainnya, termasuk Dewi Bulan, agar mereka bertempur melawan para dewa dari Dunia Neraka.     

Begitu melihat tingkah Dewa Api, Lord Pluto pun tertawa dan berkata, "Dewa Api dari Istana Dewa Merit, kan? Majulah dan rasakan pedangku. Biar kujajal kemampuanmu."     

Meski dia baru saja menjadi dewa, dia sama sekali tidak takut melawan Dewa Api.     

Mendengar itu, tentu saja Dewa Api merasa geram, tapi dia tidak buru-buru menyerang.     

Tidak ada seorangpun yang berani meremehkan dewa baru yang berhasil membentuk 28 Planet Dewa. Apalagi, Lord Pluto juga mendapatkan senjata dewa dari Daratan Kunlun. Kekuatannya pasti sangat hebat.     

Dewa Api mendengus dan berkata, "Meski kau sudah menjadi dewa, tapi kau harus tetap rendah hati. Mereka yang arogan bakal membusuk lebih cepat."     

Lord Pluto tidak ingin banyak bicara dengannya. Seketika itu juga, dia mengeluarkan Stellar Sword dan menebaskannya.     

Whoosh.     

Jutaan tanda dewa bermunculan pada bilah Stellar Sword. Mereka saling terhubung satu sama lain dan berubah menjadi cahaya pedang.     

"Apa itu adalah... Stellar Sword?"     

Pupil mata Dewa Api mulai berkontraksi. Ketika itu, dia merasa sangat terancam.     

Kabarnya, Stellar Sword adalah salah satu senjata yang sudah hilang selamanya, tapi reputasinya masih sangat diperhitungkan di berbagai belahan dunia. Dulu, saat pedangnya masih berada di tangan Ancestral Swordmaster, entah berapa banyak dewa yang pernah dibunuh olehnya.     

Tanpa ragu, Dewa Api mengeluarkan Tugu Merit Lima Warna dan mengerahkan segenap kemampuannya.     

Tugu Merit Lima Warna-nya membesar dengan cepat, sebelum akhirnya berubah menjadi tugu setinggi ratusan ribu kaki. Tugunya berselimutkan cahaya dewa lima warna, dan menerangi area di sekitarnya.     

Bang.     

Cahaya pedangnya menebas Tugu Merit Lima Warna dan membuatnya terpental ke belakang.     

Tugu Merit Lima Warna meredup dan kehilangan sinarnya. Kekuatan Merit yang tersimpan di dalamnya juga terkuras habis.     

Dewa Api pun bereaksi cepat. Dia menarik Tugu Merit Lima Warna dan bergegas mundur menuju para dewa dari Dunia Langit.     

"Dia baru saja menjadi dewa, tapi serangannya sangat mematikan. Mengerikan sekali." Dewa Api menggerutu kesal.     

Apapun itu, Dewa Api masih merupakan dewa dari Istana Dewa Merit. Dia sudah menjadi dewa selama lebih dari ribuan tahun. Tak disangka, ternyata dia bakal kewalahan menghadapi dua dewa baru. Namun, itu terjadi karena luka-lukanya di Gunung Dewi Bulan masih belum sembuh, jadi kekuatannya masih belum maksimal.     

Dalam pertempuran itu, dia terluka sangat parah. Sehingga, dia tidak akan bisa sembuh dalam waktu singkat.     

"Ternyata dewa dari Istana Dewa Merit hanya seperti ini."     

Lord Pluto melirik Dewa Api dengan tatapan penuh makna. Setelah itu, dia menyimpan Stellar Sword dan tidak kembali menyerangnya.     

Sedari awal, Dewi Bulan selalu mengamati Zhang Ruochen.     

Dia bisa melihat perubahan pada diri Zhang Ruochen.     

Chi Yao pernah memberitahu Dewi Bulan mengenai hubungan di antara Zhang Ruochen dan Immortal Vampir ketika mereka bertemu di Gunung Dewi Bulan. Sekarang ini, setelah melihatnya berdiri di samping Permaisuri Darah, semuanya pun terasa masuk akal.     

"Dewi Bulan, Zhang Ruochen adalah Divine Envoy-mu. Tapi sekarang, dia malah bekerja sama dengan Immortal Vampir, bagaimana menurutmu?" tanya Dewa Api.     

Dewi Bulan mengacuhkannya dan berkata, "Apa kau sudah memikirkannya matang-matang? Bola kau menyesalinya sekarang, mungkin kau masih punya kesempatan."     

Meski Dewi Bulan tahu mengenai alasan di balik bergabungnya Zhang Ruochen dengan Dunia Neraka, tapi dia masih ingin menyelamatkan pria tersebut.     

"Terima kasih atas semua bantuan Anda selama ini, Dewi Bulan. Saya sudah memikirkannya matang-matang. Entah apa yang akan terjadi nantinya, saya tidak akan pernah menyesal," kata Zhang Ruochen dengan sorot mata tegas.     

Beruntung Zhang Ruochen sempat bertemu dengan Dewi Bulan sebelum dia pergi ke Dunia Neraka. Dia ingin menyelesaikan semua urusannya tanpa melibatkan siapapun.     

Dewi Bulan menggelengkan kepalanya pelan dan berkata, "Sekali kau berada di jalur ini, semua orang di Dunia Langit akan menganggapmu sebagai musuh. Kau tidak akan punya tempat lagi di sini. Apa semua ini layak untuk dilakukan?"     

Zhang Ruochen sempat terdiam sejenak, sebelum akhirnya berkata, "Semua ini layak."     

Dia sudah memikirkan semua konsekuensinya dan siap menanggung resikonya.     

Dewi Bulan menatap Zhang Ruochen lekat-lekat. Tidak ada seorangpun yang bisa mengubah keputusannya. Setelah itu, dia berkata lantang, "Mulai sekarang..."     

Setelah terdiam sejenak, dia menambahkan, "Zhang Ruochen sudah bukan lagi Divine Envoy-ku dan dia tidak ada urusannya dengan Daratan Guanghan."     

Ada rasa putus asa dalam ucapannya. Pada akhirnya, dia masih tidak rela berpisah dengan jenius tangguh seperti Zhang Ruochen.     

Namun, dia tidak bisa menghentikan keputusan pria tersebut.     

Artinya, Zhang Ruochen sudah tidak bisa lagi meminjam kekuatan Dewi Bulan. Jika dia sampai terkena masalah, maka dia tidak punya pelindung.     

Mendengar itu, Zhang Ruochen sempat merasa terkejut. Mulai sekarang, dia bukan lagi bagian dari Dunia Langit.     

Begitu dia masuk ke medan pertempuran, mungkin dia akan bertarung melawan kawan-kawan lamanya.     

Sebenarnya dia juga tidak menginginkan hal ini terjadi.     

Tapi apapun itu, dia tidak akan menyesali keputusannya.     

"Kenapa keturunanku harus menjadi Divine Envoy orang lain?"     

Tiba-tiba, terdengar suara yang mendominasi.     

Kemudian, lautan darah yang luas mendadak muncul dan menyapu seluruh langit berbintang. Energi dewanya membuat para dewa merasa tertekan.     

Hanya Dewi Bulan yang masih terlihat tenang.     

Whoosh.     

Pusaran kencang muncul di lautan darah, dan figur tangguh melangkah keluar darinya.     

Dalam setiap langkahnya, dia mengguncang langit berbintang. Jutaan prinsip di langit dan bumi bermunculan di bawah kakinya.     

Sosok yang baru saja keluar dari pusaran adalah seorang pria berambut merah darah. Dia adalah sosok yang luar biasa. Tingginya mencapai 270 sentimeter dan cukup tampan. Dia memancarkan aura bangsawan.     

Pria berambut merah memiliki alis seperti pedang dan mata yang bercahaya. Sorot matanya seperti kilat. Hidungnya mancung dan nafasnya mirip seperti naga. Dia mengenakan armor yang meneteskan darah. Intensitas membunuhnya membumbung tinggi ke langit. Di belakangnya, di sana terdapat lautan darah dan jutaan mayat yang tergeletak di tanah.     

"Wargod Bloodximius."     

Selain Dewi Bulan, para dewa lain merasa syok.     

Wargod Bloodximius Xue Jue dan Huang Tian dikenal sebagai dua jenius Yuanhui Tribulation di Dunia Neraka. Mereka belum berkultivasi cukup lama, tapi mereka sudah menjadi figur hebat. Banyak yang takut kepada mereka.     

Sekarang ini, kemunculan Wargod Bloodximius membuat para dewa dari Dunia Langit merasa sangat tertekan.     

Jika bukan karena kehadiran Dewi Bulan, mungkin mereka akan mundur dari sana.     

Permaisuri Darah menatap Wargod Bloodximius dengan ekspresi kompleks.     

Di matanya, Wargod Bloodximius adalah sosok yang familier sekaligus asing.     

Ribuan tahun silam, Permaisuri Darah pernah dikirim ke Daratan Kunlun ketika usianya masih 14 tahun.     

Selama itu, Wargod Bloodximius sedang berkultivasi. Maka dari itu, sejak Permaisuri Darah dilahirkan sampai dia meninggalkan Keluarga Xue Jue, dia tidak pernah bertemu dengannya.     

Wargod Bloodximius adalah pilar utama Keluarga Xue Jue. Demi kejayaan keluarga, dia bekerja dengan sangat keras untuk meningkatkan kekuatannya.     

Itulah kenapa Wargod Bloodximius bisa berada di titik ini, semua itu karena kerja kerasnya di masa silam.     

Wargod Bloodximius memiliki pengaruh yang signifikan di Keluarga Xue Jue. Dia adalah jiwa dan takdir keluarga tersebut.     

Seingat Permaisuri Darah, dia pernah mendengar beberapa legenda mengenai Wargod Bloodximius dari ibunya. Ibunya sering menceritakannya. Sejak saat itu pula, Permaisuri Darah selalu mengidolakannya.     

Bagi Permaisuri Darah, Wargod Bloodximius adalah sosok yang sangat penting di hatinya.     

Namun, Permaisuri Darah hanya mengingat lukisan Wargod Bloodximius atau ayahnya.     

Permaisuri Darah menatap mata, hidung, mulut, dan tangan Wargod Bloodximius... sambil mengingat lukisan yang ada di kepalanya.     

Sosok ayah yang ada di dalam imajinasinya pun akhirnya muncul di depannya.     

Rasanya cukup familier sekaligus asing.     

Permaisuri Darah menghembuskan nafasnya, "Apa Wargod Bloodximius masih ingat kalau putrinya masih hidup?"     

Dalam satu kedipan mata, Wargod Bloodximius mendekati mereka. Ketika itu, bukannya menatap Zhang Ruochen dan Dewi Bulan, dia malah menatap Permaisuri Darah.     

Sorot matanya sangat cerah dan dalam. Rasa bersalah muncul di matanya. Pada akhirnya, dia menyapanya. "Si kecil nomor 14? Kau adalah Qingyin, kan? Kupikir benar. Aku yang memberimu nama. Kenapa kau berada di Daratan Kunlun selama ini?"     

"Ceritanya panjang," kata Permaisuri Darah.     

Wargod Bloodximius tidak lagi bicara. Dia menatapnya cukup lama, lantas berkata, "Lupakan saja. Aku senang kau kembali."     

Mungkin itu hanya ilusi, tapi para dewa yang hadir menyadari keberadaan Wargod Bloodximius, yang sangat terkenal dan mengerikan. Tapi saat berada di depan Permaisuri Darah, dia terlihat sangat lembut dan berbeda.     

Xue Qingyin adalah nama asli Permaisuri Darah. Hanya segelintir orang yang mengetahuinya. Sudah lama tidak ada yang memanggilnya seperti itu.     

Wargod Bloodximius mengira kalau putrinya sudah mati. Lagipula, para dewa tidak akan bisa merasakan auranya di Bottomless Abyss.     

Tak disangka, setelah 800 tahun lamanya, Permaisuri Darah bukan hanya keluar dari Bottomless Abyss hidup-hidup, tapi juga menjadi dewa. Bahkan itu membuat hati dewanya berdegup kencang.     

Dia merasa senang sekaligus terkejut.     

Wargod Bloodximius menatap Zhang Ruochen, yang sedang berdiri di samping Permaisuri Darah.     

Sejak Daratan Kunlun menjadi Medan Pertempuran Merit, Zhang Ruochen sudah mengharumkan namanya di seluruh dunia. Bahkan Wargod Bloodximius juga pernah mendengar tentangnya.     

Namun, Wargod Bloodximius tidak pernah menyangka bila pria jenius ini – yang setara dengan Yan Wushen – adalah keturunan Keluarga Xue Jue.     

Meski Zhang Ruochen bukan Immortal Vampir murni, tapi dia lahir dari rahim Permaisuri Darah.     

Karena dia adalah putranya Permaisuri Darah, artinya dia juga merupakan anggota Keluarga Xue Jue.     

Dua dewa Immortal Vampir yang baru saja tiba pun merasa terkejut. Dengan dua dewa baru, keluarga Xue Jue – yang sudah berada di puncak kejayaan – pasti akan semakin berjaya.     

Jangankan Permaisuri Darah, bahkan potensi yang baru saja diperlihatkan oleh Lord Pluto telah membuat mereka berdua merasa tertekan.     

Dia adalah dewa yang berhasil membentuk 28 Planet Dewa.     

Kelihatannya akan terjadi perubahan pada 10 Klan Terkuat di Dunia Neraka.     

Lord Pluto menarik semua prinsip dewanya.     

Setelah itu, fisik setinggi 90 ribu mil mengecil dengan drastis.     

Dalam satu kedipan mata, wujudnya kembali normal.     

Setelah menjadi dewa, temperamen Lord Pluto menjadi semakin elegan. Tidak ada aura jahat di tubuhnya. Sebaliknya, dia terlihat suci, bagaikan dewa yang baru saja turun ke dunia mortal.     

Ketika berhadapan dengan Lord Pluto, Xue Tu, Qi Sheng, dan yang lainnya pun merasa inferior.     

Zhang Ruochen sempat ragu sejenak, sebelum akhirnya berkata, "Dewi Bulan, aku bukan lagi Divine Envoy-mu, dan bukan lagi anggota dari Daratan Guanghan. Jadi, kau harus mengembalikan Kuali Rusa Kaiyuan, Herbal Dewa, dan satu juta Holy Source."     

Dewi Bulan mengangkat alisnya. Lantas, dia melambaikan tangannya dan berkata pelan, "Dunia Neraka dan Dunia Langit ditakdirkan untuk bermusuhan. Jadi, semua barang itu akan menjadi milikku. Jika kau menginginkannya, rebutlah dariku."     

Mendengar itu, Zhang Ruochen pun merasa tercengang.     

Tak disangka, ternyata dewa anggun seperti Dewi Bulan malah berbuat seperti itu.     

Dia bukan hanya menjanjikan Herbal Dewa, tapi juga tidak ingin mengembalikan Kuali Rusa Kaiyuan dan satu juta Holy Source.     

Wargod Bloodximius menatap Dewi Bulan dan berkata geram, "Dewi Bulan, Zhang Ruochen adalah cucuku. Harta karunnya milik Keluarga Xue Jue. Kurasa kau tidak akan bisa menyimpannya dengan mudah."     

Sambil bicara, Wargod Bloodximius melepaskan aura yang mengerikan. Dia mengunci Dewi Bulan dengan intensitas membunuhnya. Energi dewanya mengguncang ruang di sekitarnya.     

Begitu merasakan intensitas membunuhnya, para dewa, termasuk Dewa Api, pun merasa terkejut.     

Ada pepatah yang berbunyi, "orang-orang meninggalkan nama, tumbuhan meninggalkan bayangan".     

Kekuatannya mengguncang langit. Bahkan para dewa sampai ketakutan.     

"Tidak ada seorangpun yang bisa menghentikanku. Meski Zhang Ruochen tidak memintanya, aku masih akan menyimpannya."     

Dewi Bulan paham dengan kekuatan Wargod Bloodximius, tapi dia sama sekali tidak peduli. Tubuhnya memancarkan cahaya dewa dan melepaskan cahaya bulan.     

Setelah itu, Dewi Bulan mengeluarkan Kuali Rusa Kaiyuan dan menggenggamnya. Dia mengaktifkan energi dewanya.     

Pupil mata Dewa Api berkontraksi setelah melihat Kuali Rusa Kaiyuan. Dia pernah dikalahkan oleh senjata itu sebelumnya.     

"Xue Jue, apa kau ingin mati? Aku akan menjadi lawanmu!"     

Sekarang ini, terdengar suara geram.     

Di tempat nun jauh, di luar Dunia Langit, di sana terdapat Sungai Celestial yang membumbung tinggi.     

Wargod Bian Zhuang berdiri di atas Sungai Celestial dan menatap Wargod Bloodximius dari kejauhan. Wargod Bloodximius dan Wargod Bian Zhuang memang terpisahkan jarak yang sangat jauh, tapi rasanya mereka seperti sedang berhadap-hadapan.     

Meski kapalnya tidak bergerak, Heavenly Mugwort Bell masih terbang di udara dan melayang-layang di atas kepala Dewi Bulan dan Wargod Bloodximius. Loncengnya mengeluarkan suara yang mengerikan.     

Wargod Bian Zhuang ditugaskan untuk menjaga Sungai Celestial. Dia tidak boleh meninggalkan tempatnya tanpa izin.     

Namun, Wargod Bian Zhuang selalu memperhatikan pergerakan Dewi Bulan. Dia tidak akan membiarkan siapapun melukai wanita tersebut.     

"Dia benar-benar bisa diandalkan," kata Dewi Bulan.     

Wargod Bloodximius berkata, "Bian Zhuang, jangan arogan. Sembilan Great Wargod dari Dunia Langit juga pernah mati. Selanjutnya adalah dirimu."     

"Memangnya kenapa bila aku arogan? Jika tidak terima, ayo lawan aku," kata Wargod Bian Zhuang, sambil mengangkat kepalanya tinggi-tinggi.     

Sambil bicara, Wargod Bian Zhuang melepaskan intensitas membunuh yang kental. Sungai Celestial membumbung tinggi dan energi dewa menyeruak di udara.     

Heavenly Mugwort Bell terguncang dan membesar cepat. Bagaikan sebuah dunia, loncengnya memancarkan cahaya emas brilian.     

Energi dewa menyeruak dari Heavenly Mugwort Bell, dan menyegel langit berbintang di sekitarnya.     

Wargod Bloodximius mengeluarkan tombak merah darah. Jubah di punggungnya terbang dan intensitas membunuhnya semakin menguat. Bintang-bintang di sekitarnya pun terguncang hebat.     

Meski lawannya adalah pemimpin Sembilan Great Wargod dari Istana Langit, tapi Wargod Bloodximius sama sekali tidak takut dengannya. Sebaliknya, dia malah tidak sabar ingin menghadapinya. Karena bila dia berhasil mengalahkan pemimpin Sembilan Great Wargod dari Istana Langit, maka itu akan menjatuhkan mental Dunia Langit.     

Permaisuri Darah melindungi Zhang Ruochen dan yang lainnya. Dia mengeluarkan Cermin Darah dan bersiap untuk menyerang.     

Para dewa dari Dunia Langit dan Dunia Neraka pun demikian. Sebuah pertempuran dewa akan segera pecah.     

Zhang Ruochen mengernyitkan dahinya. Dia menoleh kepada Permaisuri Darah dan berkata, "Lupakan saja, ibu. Mulai sekarang, aku akan mengambil sendiri barang-barangku. Kita masih punya hal penting yang perlu dilakukan. Kita tidak bisa menundanya."     

Mendengar itu, Permaisuri Darah paham dengan maksud anaknya. Tidak ada yang lebih penting selain menyelamatkan Chi Kongyue.     

Dia harus pergi ke planet Ashura secepatnya untuk menghentikan Asurendra Samay.     

"Paman, saatnya pergi. Jangan lupakan janjimu kepadaku," kata Zhang Ruochen.     

Lord Pluto menyimpan Stellar Sword dan berkata, "Baiklah."     

Secara natural, dia tidak akan mengingkari janjinya.     

Setelah itu, Permaisuri Darah dan Zhang Ruochen berubah menjadi pilar cahaya darah dan terbang ke langit berbintang. Lord Pluto mengikuti di belakang mereka.     

"Huh?"     

Para dewa dari Dunia Neraka pun merasa terkejut dengan aksi Permaisuri Darah dan Lord Pluto.     

Wargod Bloodximius tampak menimbang-nimbang. Dia menggunakan Kekuatan Batin-nya untuk melihat masa depan. Tidak lama kemudian, dia mendapatkan jawabannya. Di waktu yang sama, dia mengernyitkan dahinya.     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.