Kaisar Dewa

Pembunuh Dewa



Pembunuh Dewa

1Whoosh.     

Prinsip di langit dan bumi bermunculan dan saling terhubung satu sama lain, sebelum akhirnya melingkupi Lord Pluto sepenuhnya.     

Meski mereka sedang berada di kejauhan, mereka masih bisa merasakan tekanan besar.     

Dalam situasi normal, begitu seseorang hendak menembus ke Alam Dewa, mereka harus melewati Divine Tribulation.     

Divine Tribulation yang dilalui oleh para dewa bakal tergantung pada individunya masing-masing. Ujian yang mereka hadapi bisa berkaitan dengan cinta, nafsu, perasaan yang belum tuntas, sampai perasaan-perasaan yang masih menggantung. Bentuknya bisa seperti petir, kematian yang tidak wajar, dan sebagainya. Karena pengalaman kultivasi setiap orang berbeda-beda, hal yang sama juga terjadi pada ujian yang harus dilewati oleh mereka.     

Tingkat kesulitan ujiannya pun juga berbeda-beda.     

Pada umumnya, ujian mereka tergantung pada apa yang mereka takutkan.     

Semakin mereka takut dengan sesuatu, ujiannya pun akan semakin sulit.     

Sebagaimana misal, Permaisuri Chi Yao pernah menjalani Love Tribulation di masa silam. Dia harus mengandalkan Zhang Ruochen untuk menyempurnakan dirinya dan menjadi dewa.     

Sekarang ini, Lord Pluto sedang menjalani Heart Tribulation. Itu adalah ujian yang harus dilaluinya.     

Lord Pluto menyimpan dendam selama 10 ribu tahun. Ada dendam tersendiri di dalam hatinya.     

"Bahkan aku bisa menaklukkan kehendak dewa Ancestral Swordmaster. Takdirku adalah menjadi elit yang dapat mengguncang semesta. Memangnya apa yang bisa dilakukan oleh Heart Tribulation kepadaku?"     

Lord Pluto terlihat sangat percaya diri.     

Hati dewanya sekeras batu dan tidak mudah goyah.     

Setelah menempa diri di Nether Dungeon selama beribu-ribu tahun, mentalnya pun menjadi semakin kuat. Bisa dibilang, Heart Tribulation bukan berarti apa-apa baginya.     

Kelihatannya dia bisa menembus ke alam baru dalam satu kali percobaan.      

Whoosh.     

Tidak lama kemudian, cahaya dewa memancar dari tubuh Lord Pluto. Cahaya itu mirip seperti sinar matahari yang menyinari langit gelap.     

 Di waktu yang sama, energi dewa memancar dari tubuh Lord Pluto. Energinya melingkupi langit dan bumi, sebelum akhirnya menyebar ke segala penjuru. Riak-riak energi pun mulai bermunculan di sekitarnya.     

Prinsip di langit dan bumi merasuk ke dalam tubuhnya dan berubah menjadi energi dewa.     

"Dia baru saja melewati Heart Tribulation," kata Permaisuri Darah.     

Zhang Ruochen berkata, "Apa menjadi dewa itu mudah?"     

"Itu karena tidak banyak hal yang bisa mendistraksi kultivasinya. Sedangkan untuk dendam dan kebencian di dalam hatinya, dia sudah melewatinya di Nether Dungeon. Keduanya tidak akan bisa mengguncang mentalnya. Bahkan, dia yakin bisa menjadi dewa sejak ribuan tahun silam. Setelah berlatih selama ribuan tahun, dia pasti bisa melewati Heart Tribulation dengan mudah," kata Permaisuri Darah.     

Zhang Ruochen tidak tahu apapun mengenai Divine Tribulation.     

Bila diamati dari luar, Lord Pluto memang terlihat tenang, tapi tidak ada seorangpun yang tahu dengan perasaannya.     

Boom.     

Chi Darah membumbung ke angkasa dan mengguncang sembilan langit.     

Lord Pluto bangkit dan mendarat di planet tersebut. Tubuhnya membesar dengan cepat.     

Setelah menembus ke alam dewa, maka perubahan besar akan terjadi kepadanya. Dia akan berubah menjadi raksasa dengan sendirinya.     

Semakin kuat Chi Darah-nya, maka semakin hebat pula fisik yang dapat dibentuk olehnya.     

Tubuh Lord Pluto masih memancarkan Chi Darah kental, yang membantunya untuk membentuk fisik dewa, seolah tidak ada batasnya.     

Pada akhirnya, dia membesar hingga 90 ribu mil, sebelum akhirnya berhenti.     

Boom.     

Planet berwarna kuning dan berdiameter 30 ribu mil tidak lagi mampu menahan tubuh Lord Pluto. Seketika itu juga, planetnya hancur dan berubah menjadi kepingan asteroid.     

Hiss.     

Xue Tu, Xuemo, Qi Sheng, dan Ying Huo menatap fisik dewa Lord Pluto dan merasa tercengang.     

Bahkan Zhang Ruochen juga demikian.     

Meski dia sudah menjadi elit Supreme Saint dan punya fisik semi dewa, tapi kekuatannya masih sangat berbeda dengan dewa sungguhan.     

"Aku bertanya-tanya, sekuat apa fisik setinggi 90 ribu mil dan berapa banyak Planet Dewa yang bisa dibentuk olehnya?" pikir Zhang Ruochen.     

Jumlah planetnya berkaitan dengan akumulasi kultivasinya.     

Semakin banyak akumulasinya, maka semakin banyak pula Planet Dewa yang bisa dibentuk olehnya.     

Untuk menjadi dewa, seseorang perlu mempunyai satu kekuatan bintang, yang nantinya akan diubah menjadi Planet Dewa.     

Kekuatan bintang sangat mengerikan. Bahkan fluktuasi energinya dapat membunuh makhluk hidup yang ada di dekat planet tersebut.     

Jika sebuah bintang meledak, maka langit berbintang di sekitarnya bakal hancur lebur.     

Karena itulah, di mata para dewa, para kultivator yang gagal menembus alam dewa adalah orang-orang lemah.     

Dalam situasi normal, para kultivator akan berusaha untuk mengakumulasi kultivasinya sebelum mereka menembus ke alam dewa. Maka dari itu, begitu mereka menembus ke alam dewa, minimal mereka bisa menciptakan dua Planet Dewa.     

Hanya para dewa yang mengandalkan Divine Source untuk menembus alam dewa yang cuma bisa menciptakan satu Planet Dewa.     

Ada beberapa dewa yang seperti itu, dan mereka tidak terkenal. Mereka cenderung dianggap sebagai dewa semu.     

Dewa semu tidak akan bisa melewati Yuanhui Tribulation. Umur mereka hanya di kisaran satu Yuanhui Tribulation.     

Selain itu, pencapaian para dewa di kemudian hari juga tergantung pada banyaknya Planet Dewa yang dapat dibentuk olehnya. Semakin banyak malah semakin baik.     

Saat Permaisuri Chi Yao menjadi dewa, dia berhasil membentuk 33 Planet Dewa. Dalam kata lain, dia memiliki 33 kekuatan bintang. Kekuatannya setara dengan dewa yang sudah pernah melewati satu Yuanhui Tribulation.     

Crash.     

Di atas kepala Lord Pluto, di sana terdapat langit berbintang.     

Langitnya terlihat demonic. Jutaan bintang berubah menjadi sungai yang memanjang di semesta. Karena sangat panjang, tidak ada seorangpun yang bisa melihat ujungnya. Itu sangat menakjubkan.     

Langitnya memancarkan cahaya kuning. Sungai "Styx" pun mengalir di semesta.     

"Apa itu adalah langit Dunia Neraka?" gumam Zhang Ruochen.     

Dia sangat familier dengan bentuk Styx. Dia pernah melihatnya dua kali di Gerbang Kematian.     

Zhang Ruochen paham bahwa sungai Styx berada di tempat yang sangat jauh. Dalam situasi normal, dia tidak akan bisa melihatnya.     

Karena Lord Pluto baru saja menjadi dewa, dia pun memancarkan cahaya di langit dan bumi, hingga membuat sungainya terlihat jelas.     

Itu adalah keajaiban.     

Sekarang ini, Lord Pluto sedang membentuk fisik dewanya. Langkah selanjutnya adalah membentuk Stellar Soul Constellation.     

Ada dua metode untuk membentuk Planet Dewa.     

Salah satunya adalah menyerap planet di semesta dan menyuntikkan prinsip dewa ke dalamnya.     

Sedangkan cara lainnya adalah mengkombinasikan prinsip dewanya dengan prinsip di langit dan bumi.     

Bila dibandingkan, Planet Dewa yang diciptakan dengan metode kedua bakal lebih kompatibel dan bisa menyimpan lebih banyak energi dewa.     

Namun, sulit sekali untuk membentuk Planet Dewa dengan metode kedua. Hanya segelintir orang yang berhasil melakukannya.     

Secara natural, kalau menilai dari kekuatan Lord Pluto, tampaknya dia ingin membentuk Planet Dewa yang kompatibel dengannya.     

Jutaan prinsip dewa menyeruak dari tubuh Lord Pluto, dan bergerak ke arah sungai Styx. Prinsip dewanya menarik prinsip di langit dan bumi Dunia Neraka, sebelum akhirnya saling terhubung satu sama lain.     

Proses Lord Pluto saat menembus alam dewa mengguncang banyak planet di sekitarnya.     

...     

Di langit berbintang nun jauh, di sana terdapat Planet Dewa mati. Di atas gunung tertingginya, di sana ada dewa raksasa berarmor emas yang sedang duduk bersila.     

Planet Dewa ini dulunya adalah milik Great God Jinque dari Daratan Kunlun.     

Great God Jinque tewas pada pertempuran dewa di Abad Pertengahan. Biksu Suci Xumi menggunakan teknik ruang dan waktu untuk menyembunyikan Planet Dewa-nya. Namun, dewa berarmor emas berhasil menemukannya.     

Pada saat ini, dewa berarmor emas sedang menempa kekuatan Planet Dewa tersebut dan membuatnya semakin kuat.     

Tiba-tiba, dewa berarmor emasnya merasakan fluktuasi energi dewa di dekatnya, hingga membuatnya menoleh ke langit berbintang di kejauhan.     

"Kuat sekali fluktuasi energinya. Energinya bukan berasal dari Dunia Langit. Apa ada dewa baru dari Dunia Neraka?" pikirnya.     

Dewa berarmor emas berdiri dan melambaikan tangannya. Setelah itu, dia mencengkram udara dan menyimpan Planet Dewa-nya, sama halnya seperti menyimpan bola.     

Seberat apapun planetnya, tapi bagi dewa, itu sama ringannya seperti kapas.     

Swoosh.     

Langit berbintang yang terbentuk dari energi dewa muncul di bawah dewa berarmor emas. Langitnya terhubung ke langit berbintang lainnya.     

Hanya dewa yang bisa melihat jalur sungainya.     

Sambil berjalan menyusuri sungai tersebut, dia menjangkau jarak sejauh 129.600 mil dalam setiap langkahnya.     

Tidak lama kemudian, dewa berarmor emas tiba di dekat tempat Lord Pluto menembus ke alam dewa.     

Dia menatap Lord Pluto dan terkejut dengan fisik 90 ribu milnya.     

"Aura pedang yang memancar dari tubuhnya sangat kuat. Auranya mirip seperti salah satu senjata dewa di Daratan Kunlun. Apa senjata itu ada padanya?" pikirnya.     

Sebelum-sebelumnya, kelahiran Stellar Sword sempat mengguncang Wilayah Pusat, dan menarik perhatian para dewa.     

Banyak dewa di Dunia Langit maupun Dunia Neraka yang sempat merasakan fenomena tersebut. Mereka merasakan aura Stellar Sword. Sayang sekali, begitu Lord Pluto masuk ke Bottomless Abyss, auranya mendadak hilang.     

Dewa berarmor emas menatap Permaisuri Darah. Seketika itu juga, sorot matanya terlihat murung.     

Sebab, meski dia adalah dewa, dia tidak bisa memindai wanita tersebut. Bahkan wanita itu membuatnya merasa kewalahan. Dia hanya tahu kalau wanita itu adalah Immortal Vampir.     

Dewa berarmor emas mengernyitkan dahinya. Lantas, dia membatin, "Siapa dia? Kenapa aku tidak pernah mendengar dewa sekuat itu di Immortal Vampir? Apapun itu, aku harus menghentikan mereka. Jangan sampai mereka melahirkan dewa lainnya."     

Setelah itu, dewa berarmor emas mengaktifkan energi dewanya dan melemparkan tombaknya ke arah Lord Pluto.     

Serangannya mirip seperti komet emas yang membelah langit.     

Begitu proses pembentukan Planet Dewa dimulai, tidak ada seorangpun yang bisa menghentikannya. Tapi, apabila sampai dihentikan, maka dewa itu tidak akan bisa melanjutkannya. Parahnya, Planet Dewa-nya juga bisa hancur.     

Jika Planet Dewa-nya hancur, artinya dia akan terjatuh dari alam dewa. Bahkan dia bisa terkena masalah.     

Maka dari itu, saat seseorang menembus alam dewa, biasanya mereka akan meminta perlindungan dari orang lain demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.     

Sebenarnya, sudah lama Permaisuri Darah merasakan aura dewa berarmor emas tersebut. Begitu melihatnya melancarkan serangan, dia pun mendengus dingin. Lantas, dia mengangkat tangannya dan mendorongnya ke depan.     

Setelah itu, sebuah monumen dewa muncul di langit berbintang setinggi puluhan ribu mil.     

Rumble.     

Begitu berbenturan dengan monumen dewanya, tombak emas milik dewa berarmor emas – yang mirip seperti cahaya emas – hancur seperti telur yang membentur batu. Cahayanya pun berangsur meredup.     

Permaisuri Darah mendorong tangannya ke angkasa.     

Setelah itu, monumen dewanya bergerak menuju ke arah dewa berarmor emas.     

"Gawat, ternyata dia benar-benar dewa."     

Ekspresi dewa berarmor emas sontak berubah drastis. Seketika itu juga, dia buru-buru mundur dari sana.     

Dalam sekejap, dewa berarmor emas memperlihatkan wujud aslinya. Tubuhnya setinggi 90 meter, tapi dia masih terlihat lebih kecil di hadapan monumen dewa tersebut, yang tingginya mencapai puluhan ribu mil.     

Boom.     

Pada akhirnya, dewa berarmor emas gagal menahan serangan lawannya. Akibatnya, fisik dewanya pun terkena serangan tersebut.     

Monumen dewanya memancarkan cahaya brilian merah darah, yang melingkupi dewa berarmor emas. Setelah itu, monumennya terguncang dan melepaskan energi dahsyat.     

"Tidak!"     

Dewa berarmor emas berteriak putus asa. Dia berusaha terbebas dari sana.     

Pada saat ini, dia merasa sangat terancam.     

"Berani-beraninya dewa semu mengganggu urusan kami?" kata Permaisuri Darah dengan tampang datar.     

Permaisuri Darah sama sekali tidak takut dengan para dewa semu, yang menembus alam dewa dengan hanya mengandalkan Divine Source.     

Sebagian besar dewa yang dikirimkan untuk berpatroli di Medan Pertempuran Merit – baik dari Dunia Langit maupun Dunia Neraka – adalah para dewa semu. Potensi mereka sangat terbatas. Bila mereka mati, itu tidak akan berpengaruh banyak.     

Tiba-tiba, Permaisuri Darah mengangkat kepalanya dan menatap kejauhan. Lantas, dia bergumam, "Dewa lain bergerak kemari."     

Sebelum dia sempat menyelesaikan perkataan, pita lima warna sudah lebih dulu menebas langit berbintang dan bergerak mendekatinya.     

Bola api selebar ratusan mil muncul di atas pita lima warnanya.     

Crash.     

Bola apinya meledak dan berubah menjadi lingkaran api raksasa.     

Dewa raksasa dengan armor tiga warna berjalan keluar dari lingkaran api tersebut. Tubuhnya memancarkan hawa panas, hingga membuat area di sekitarnya terdistorsi.     

Begitu Zhang Ruochen melihatnya, dia pun merasa terkejut.     

Dia sangat familier dengan dewa ini. Dia pernah ingin membunuhnya. Dewa itu adalah Dewa Api dari Istana Dewa Merit.     

Dewa Api pernah terluka di Gunung Dewi Bulan, yang membuat Istana Dewa Merit kehilangan muka. Saat dia kembali, dia sempat mendapatkan hukuman dan disuruh untuk mengumpulkan Kekuatan Merit di Medan Pertempuran Merit Daratan Kunlun.     

Istana Dewa Merit memiliki status yang tinggi di Dunia Langit. Mereka punya banyak dewa. Jika mereka tidak berkultivasi, mereka akan memperhatikan Medan Pertempuran Merit.     

Dewa Api pernah punya posisi yang tinggi di Istana Dewa Merit. Bisa dibilang, dia adalah orang kepercayaannya Lord Istana Dewa Merit.     

"Selamatkan... selamatkan aku..."     

Sebagai dewa semu, baik mental dan vitalitasnya sama-sama berada jauh di bawah para dewa sejati.     

"Hentikan!"     

Dewa Api berteriak dan mengatupkan tangannya. Api dewa memancar dari tubuhnya.     

Api dewanya sangat intens dan melingkupi sekujur tubuhnya, hingga membuatnya terlihat seperti matahari, seakan dia ingin melelehkan langit berbintang di dekat sana.     

Api tiga warna saling terhubung satu sama lain hingga berubah menjadi pusaran. Bagaikan seekor naga api raksasa, dia melesat ke angkasa dan bergerak menuju monumen dewa setinggi puluhan ribu mil.     

Meski Dewa Api belum memahami Canon, dan bukan tergolong salah satu dewa tua yang pernah melewati Yuanhui Tribulation, tapi dia menguasai Teknik Tiga Mayat, yang termasuk ke dalam Taiyi Divine Technique Rank. Oleh karena itu, kekuatannya sangat hebat, sampai-sampai berada jauh di atas dewa rata-rata.     

Permaisuri Darah masih sangat tenang. Dia membentuk segel dengan tangannya dan melepaskan prinsip dewa dalam jumlah besar. Setelah itu, dia menyuntikkannya ke dalam monumen dan menyerang Dewa Api.     

Boom.     

Monumen dewanya sangat kuat. Monumennya dapat menghancurkan pusaran api dan mengubahnya menjadi hujan api di angkasa, yang terlihat sangat menakjubkan.     

Dewa Api pun merasa terkejut. Setelah itu, dia langsung mengaktifkan Kekuatan Merit. Itu membuat kekuatannya meningkat pesat.     

Dewa Api mendorong kedua tangannya ke depan. Kekuatan Merit menyatu dengan segel dewa lima warna sebesar bintang.     

Bang.     

Namun, segel dewa lima warnanya tidak mampu menangkis monumen dewa. Begitu keduanya bertemu di satu titik, segelnya langsung berubah menjadi asap.     

Setelah itu, monumen dewanya langsung menerjang Dewa Api.     

Pfft.     

Dewa Api terhempas ke belakang hingga 4 ribu mil jauhnya. Darah mengalir di sudut bibirnya. Dadanya terluka parah.     

"Dia punya Canon."     

Dewa Api membelalakkan matanya. Di waktu yang sama, dia merasa syok sekaligus marah.     

Pada pertempuran di Gunung Dewi Bulan, saat itu dia sempat kehilangan Canon. Separuh tubuhnya dipotong oleh Dewi Bulan, bahkan sampai sekarang pun, luka-lukanya masih belum sembuh. Itu adalah penghinaan besar baginya.     

Hanya ada beberapa dewa yang mempunyai Canon di dunia ini. Setiap mereka adalah para dewa terkenal.     

Tapi Dewa Api sama sekali tidak merasakan hal tersebut pada Permaisuri Darah. Rasanya aneh sekali.     

Ketika berhadapan dengan dewa yang punya Canon, Dewa Api pun tidak berani mengambil resiko dengan menyelamatkan dewa berarmor emas. Dia tidak ingin terlibat ke dalam urusan mereka. Perlu diketahui, mereka tidak sedang berada di Dunia Langit, dan musuhnya juga bukan dewa dari Dunia Langit.     

Di Dunia Langit, bahkan Dewi Bulan tidak berani membunuhnya.     

Tapi dewa dari Dunia Neraka tidak terikat dengan aturan mereka.     

"Dia... Zhang Ruochen. Dia masih hidup."     

Dewa Api merasakan fluktuasi energi yang familier. Dia menatapnya dan melihat Zhang Ruochen berdiri di samping Permaisuri Darah.     

Pada akhirnya, tatapan matanya terjatuh pada kaki Zhang Ruochen.     

Dia tahu bahwa Dewi Bulan pernah memberikan kakinya kepada salah satu kultivator di Alam Saint King. Sejak saat itu, dia selalu dijadikan sebagai bahan tertawaan oleh para dewa. Sekarang, begitu dia melihat kaki Zhang Ruochen, dia pun terbakar amarah. Dia menggertakkan giginya dengan kesal.     

"Kenapa si bangsat ini masih hidup?"     

Kabar mengenai kematian Zhang Ruochen di Daratan Kunlun sudah tersebar luas di seluruh dunia. Dewa Api juga sempat mendengarnya.     

Di tempat lain, suara teriakannya berangsur hilang. Rupanya, monumen dewa telah menghancurkan kehendak dewa dan vitalitas dewa berarmor emas, dan hanya menyisakan tempurungnya belaka.     

Selain dunia asal dewa berarmor emas, satu-satunya Divine Planet-nya mulai meredup dan kehilangan vitalitasnya.     

Satu dewa lainnya baru saja tumbang.     

Permaisuri Darah merentangkan tangannya dan menyimpan tubuh dewa semu tersebut. Dia menggenggamnya dan melirik Dewa Api. "Aku bisa merasakan kemarahan di hatimu. Kalau begitu, tunjukkan kemampuanmu. Aku akan menghancurkan dewa sejati dengan menggunakan kekuatanku."     

Membunuh dewa semu sama sekali bukan pencapaian bagi Permaisuri Darah.     

Setelah bertempur di Gunung Dewi Bulan, Dewa Api sudah mendapatkan hikmahnya. Dia sadar kalau dirinya bukan Wargod yang pantas menjaga Medan Pertempuran Merit sepanjang tahun. Jadi, dia tidak perlu bertempur melawan dewa sejati dari Dunia Neraka.     

Ketika itu, dia berkata pelan, "Dia hanya dewa baru. Jangan terlalu arogan. Para dewa dari Dunia Langit akan segera tiba. Kau akan membayar perbuatanmu setelah membunuh dewa dari Dunia Langit."     

Xue Tu berbisik ke telinga Zhang Ruochen dan berkata, "Lihat betapa munafiknya para dewa dari Dunia Langit? Seandainya dia berjuang keras, mungkin dia masih bisa menyelamatkan dewa semu itu, tapi dia memilih untuk mundur.'     

Xuemo, Qi Sheng, dan Ying Huo tertawa secara bersamaan.     

Mereka sama sekali tidak takut dengan apapun selama Permaisuri Darah berada di dekat mereka, meskipun mereka sedang menghina dewa.     

Mendengar itu, sorot mata Dewa Api sontak berubah dingin. Jika dia masih punya Canon, dia pasti akan membunuh mereka semua. Orang-orang yang berani menghina dewa harus dibunuh.     

Di sisi lain, terdapat beberapa Planet Dewa yang terbentuk dari Sungai Styx.     

Sebelum menjadi dewa, Lord Pluto sudah punya kekuatan bintang. Kemampuannya setara dengan dewa semu dengan satu planet.     

Jadi, setelah dia menembus ke alam baru, maka kekuatannya lebih hebat dibandingkan dengan dewa-dewa lainnya.     

Lord Pluto sama sekali tidak ingin menyembunyikan kekuatannya. Dia melepaskan prinsip dewa untuk membentuk Stellar Soul Constellations dalam waktu singkat.     

28 bintang cerah muncul di sungai Styx. Mereka terhubung bersama dan mirip seperti figur Lord Pluto.     

Sekilas, 28 bintangnya terlihat sangat cerah. Cahayanya dapat menerangi seluruh Sungai Styx, bahkan membuatnya lebih cerah.     

Bagi para dewa, semakin cerah Planet Dewa-nya, maka itu akan semakin baik. Sebab, itu melambangkan akumulasi kekuatannya. Kadang kala, para kultivator akan menilai kemampuan seorang dewa dari sinar yang memancar di Planet Dewanya.     

Dulu, saat Dewi Bulan terluka parah dan sedang berada di ambang kematian, saat itu Planet Dewa-nya juga meredup. Akibatnya, Wargod Bian Zhuang sempat menganggapnya sudah tewas. Hal itu membuatnya merasa geram, hingga dia sampai meninggalkan Sungai Celestial dan pergi ke Dunia Neraka sendirian.     

"28 Planet Dewa. Ternyata kultivasi yang dijalani oleh adik keenam di Nether Dungeon tidak main-main." Permaisuri Darah memancarkan sinar aneh di matanya.     

Planet Dewa bukan hanya melambangkan kekuatan dewa itu sendiri, tapi juga potensinya di kemudian hari.     

Sedangkan bagi para dewa yang punya Canon, mereka bisa membentuk banyak Planet Dewa.     

Zhang Ruochen menatap 28 Planet Dewa di Sungai Styx. Ternyata ucapan Lord Pluto memang tidak berlebihan. Ketika dia menjadi dewa, maka dia akan menjadi elit di antara para dewa.     

"Stellar Soul Constellation-nya sangat kuat. Dengan Stellar Sword di tangannya, mungkin Lord Pluto setara dengan dewa kuno yang pernah melewati satu Yuanhui Tribulation." Pikir Zhang Ruochen.     

Dia baru saja menjadi dewa, tapi dia sudah sangat kuat. Entah sekuat apa dia setelah melewati Yuanhui Tribulation.     

Qi Sheng pun merasa senang dan mengidolakan Lord Pluto. Sejak lahir, dia pernah mendengar banyak legenda mengenai Lord Pluto.     

Itulah kenapa dia ingin menyelamatkannya.     

Tak disangka, ternyata dia akan menjadi saksi bagaimana Lord Pluto menembus ke alam dewa.     

Rumble.     

Pada saat ini, langit berbintang terguncang hebat. Pilar-pilar cahaya dewa bermunculan satu sama lain. Pertempuran dewa telah menarik perhatian para dewa lainnya. Para dewa dari Dunia Langit dan Dunia Neraka pun mulai bergerak ke sana.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.