Kaisar Dewa

Wargod Bloodximius Bergerak



Wargod Bloodximius Bergerak

1Setelah ditarik oleh kekuatan Sundial, Zhang Ruochen kini memasuki sebuah ruang khusus di dalam dirinya.     

Area ini tidak terlalu luas, terlihat seperti sebuah gua tanpa pintu masuk dan dikelilingi oleh dinding-dinding batu dengan permukaan yang kasar.     

Zhang Ruochen telah mendapatkan Sundial untuk waktu yang lama. Dia sudah sering berkultivasi dengan Sundial, tetapi dia tidak tahu bahwa ada sebuah area tersendiri di dalamnya, apalagi kemungkinan untuk memasukinya.     

Saat mengamati sekelilingnya, Zhang Ruochen mendapati bahwa segala sesuatu di area ini tampak sangat primitif dan kuno. Beberapa peralatan batu terlihat di salah satu sudut, yang terdiri dari toples batu, pisau batu, dan kapak batu. Semuanya masih berupa bentuk kasar, dan setiap bagian ujungnya terlihat tidak rapi.     

Sementara itu di bagian tengah, terdapat bekas kobaran api yang sudah lama padam. Banyak tulang binatang berserakan, dan sebagian besar dari mereka sudah membusuk.     

Saat ini, Zhang Ruochen merasa seolah-olah dia telah melakukan perjalanan menembus waktu dan memasuki sebuah gua tempat orang-orang primitif tinggal.     

"Sundial muncul di awal peradaban manusia. Benda itu telah diwariskan sejak zaman kuno. Semua yang ada di sini pasti menjadi penggambaran paling realistis dari zaman itu," Zhang Ruochen menebak-nebak.     

Namun, dia tidak mengerti kenapa Sundial menariknya ke ruang di dalamnya di momen seperti ini?     

Zhang Ruochen telah mengamati dengan cermat sebelumnya. Tanpa adanya energi di dalamnya, Sundial tidak akan menunjukkan reaksi. Tidak ada pergolakan kekuatan yang terjadi, dan sepertinya tidak ada jiwa senjata di dalamnya.     

Menurut Dewi Bulan, jika Sundial berada dalam kondisi utuh, Sundial akan memiliki bentuk yang berbeda. Sundial akan mampu memancarkan sebuah kekuatan mengerikan yang akan mengganggu jalannya waktu di dunia besar.     

Secara logis, harta karun berlemen waktu seperti ini seharusnya memiliki jiwa senjata di dalamnya.     

Alasan kenapa dia tidak bisa mendeteksinya adalah, karena jiwa senjatanya telah meninggalkan bentuk aslinya, atau dia tertidur lelap dan menyegel dirinya sendiri di Abad Pertengahan.     

*Whoosh*     

Ketika Zhang Ruochen sedang kebingungan, dinding batu itu tiba-tiba bergerak.     

Titik-titik cahaya penanda waktu yang tak terhitung jumlahnya melesat keluar seperti kunang-kunang. Dinding batu yang mengelilingi area tersebut tiba-tiba menjadi sehalus batu giok, mencerminkan pemandangan di bagian luar.     

Pada saat ini, Sundial terus menerus melahap Sungai Waktu yang telah dibentuk oleh Asurendra Samay.     

Bahkan dengan adanya Stellar Soul Constellation yang memancarkan kekuatan dewa, Formasi Waktu masih sangat tertekan dan menunjukkan tanda-tanda kehancuran.     

Dengan bantuan Sundial, tekanan yang menimpa Permaisuri Darah dan Lord Ming telah berkurang secara drastis. Sehingga, mereka perlahan-lahan beralih dari mode bertahan ke mode menyerang.     

Melalui dinding batu kristal itu, tatapan Zhang Ruochen terpaku pada Chi Kongyue. Hatinya dipenuhi oleh kesedihan yang mendalam, dan kedua matanya dihiasi dengan rasa sakit.     

"Asurendra Samay, kau harus mati."     

Saat ini, tubuh Zhang Ruochen memancarkan keinginan membunuh yang mengerikan.     

Pada saat berikutnya, Zhang Ruochen berusaha semaksimal mungkin untuk mengeluarkan kekuatannya. Pada saat yang bersamaan, dia mengaktifkan semua Hukum Waktu dan menggabungkannya ke dalam dinding batu kristal tersebut.     

Dia tidak tahu bagaimana caranya mengaktifkan Sundial dari bagian dalam, tapi setidaknya, dia harus mencobanya.     

Tidak mudah mendapatkan kesempatan untuk berurusan dengan Asurendra Samay secara langsung. Karena itulah, dia tidak akan melewatkan kesempatan ini begitu saja.     

Dinding batu kristal itu menyerap kekuatan Zhang Ruochen dan mengeluarkan energi yang lebih kuat dari sebelumnya. Dinding itu bahkan semakin cepat dalam melahap Sungai Waktu.     

Mungkin karena Sundial telah menyerap Kekuatan Waktu dalam jumlah yang besar, Sundial mulai mengalami beberapa perubahan yang aneh.     

Zhang Ruochen bisa merasakan dengan jelas bahwa area di tempatnya berdiri sekarang menjadi semakin terang. Kobaran api yang telah lama padam kini menunjukkan tanda-tanda akan menyala kembali.     

Tidak hanya itu saja, pola-pola misterius juga muncul di dinding batu tersebut. Mereka mengalir seperti sebuah sungai dan menunjukkan suatu ritme khusus.     

Melihat Sundial mengeluarkan kekuatannya, kedua mata 'Chi Kongyue' berubah menjadi muram. Sepasang mata itu tidak terlihat seperti mata seorang gadis imut dan polos seperti sebelumnya, melainkan seperti satu sosok iblis yang jahat.     

"Biksu Suci Xumi telah binasa. Namun, sebuah senjata yang rusak masih ingin berurusan denganku? Kala itu, kau telah menghancurkan tubuh dewaku. Hari ini, aku akan menghanguskanmu hingga tak bersisa."     

Kedua matanya dipenuhi dengan keinginan membunuh.     

Jika Sundial tidak menghancurkan tubuh dewanya kala itu, apakah dia akan nekad menguasai tubuh orang lain?     

Tidak peduli sekuat apa pun tubuh orang lain, bagaimana mungkin hal itu bisa dibandingkan dengan tubuh aslinya?     

"Dia membentuk sebuah segel dan mengubah lintasan dari Formasi Waktu."     

*Whoosh*     

Sebuah celah muncul di Formasi Waktu, dan sebuah kekuatan yang dahsyat terpancar keluar, memaksa Permaisuri Darah dan Lord Ming untuk mundur.     

Tujuannya sudah bisa ditebak. Dia ingin memusatkan kekuatannya dan melenyapkan Sundial dengan seluruh kekuatannya.     

Kedua mata Permaisuri Darah kini berubah menjadi gelap. Tanpa ada keraguan sedikit pun, dia mengaktifkan 24 tugu dewa dan menyerang Formasi Waktu. Dia tahu bahwa Zhang Ruochen saat ini berada di dalam Sundial. Jika Chi Kongyue berhasil menghancurkan Sundial, maka konsekuensinya benar-benar tak terbayangkan.     

"Hancurkan."     

Lord Ming juga memantapkan tekadnya. Tubuhnya kini berubah menjadi setinggi 90.000 mil, dan dia melancarkan sebuah serangan pedang ke bagian bawah.     

Dengan bantuan dari kekuatan dewa, Stellar Sword memanjang hingga puluhan ribu mil jauhnya. Saat pedang itu diayunkan, seberkas cahaya pedang melesat menembus langit dan bumi, menyinari segala arah.     

*Boom*     

Formasi Waktu pun bergetar hebat, namun tidak mengalami kerusakan.     

Bagaimanapun juga, Formasi Waktu dibentuk dari 'Laut waktu' dalam jumlah yang sangat besar sebagai fondasinya serta didukung oleh kekuatan dewa dari Stellar Soul Constellation milik Asurendra Samay. Kekuatannya yang tidak terbatas bahkan membuat dewa-dewa kuno sekalipun tidak bisa menghancurkannya.     

Dahi Permaisuri Darah bersinar, dan sebuah cermin yang terbungkus dalam Chi Darah dalam jumlah besar melesat keluar. Itu adalah Cermin Darah yang setenar Cermin Iblis Zangshan.     

Namun tentu saja, Cermin Iblis Zangshan di kondisinya saat ini tidak dapat dibandingkan dengan Cermin Darah.     

Cermin Darah adalah sebuah Pusaka Tertinggi yang sangat kuno dan kuat yang pernah membunuh para dewa.     

Di tingkat kedua dari Bottomless Abyss, Permaisuri Darah telah menggabungkan darah dewa dalam jumlah besar dan berbagai macam bahan dewa yang berharga menjadi Cermin Darah. Hal ini membuat nilainya jadi meningkat pesat.     

24 tugu dewa itu membentuk sebuah formasi khusus, sehingga terlihat seperti 24 bintang yang melayang di atas langit, dimana semuanya memancarkan sebuah aura yang menyebar hingga ke kejauhan.     

Kekuatan Dewa yang dikeluarkan oleh tugu-tugu dewa itu saling bertumpuk dan menyatu ke dalam Cermin Darah.     

Dalam sekejap, lebih dari satu juta Inskripsi Supreme muncul di permukaan Cermin Darah. Chi Darah yang tidak ada habisnya mengalir keluar dari cermin tersebut dan berubah menjadi lautan darah yang menutupi langit dan menghalangi matahari, menyelimuti seluruh bagian dari Laut Waktu.     

*Boom*     

Untuk beberapa saat, Hukum langit dan bumi bergetar seolah-olah seluruh penjuru alam semesta akan hancur.     

Di dalam Formasi Waktu, Sundial benar-benar dibatasi olehnya. Kecepatan melahapnya melambat, dan Sungai Waktu malah menyelimutinya.     

Karena hal inilah, kebangkitan Sundial berhasil meraih kemajuan. Sundial kini memancarkan sebuah aura kuno.     

Sebuah tanda dari Sungai Waktu muncul dengan jelas di permukaan Sundial. Sementara itu di atas langit, gambaran Sungai Waktu yang luar biasa megah terpantul di sana.     

Sungguh menakjubkan saat mengetahui bahwa bayangan Sungai Waktu ini mampu memotong Sungai Waktu lainnya yang dibentuk oleh Formasi Waktu itu menjadi beberapa bagian.     

Pada saat yang bersamaan, sebuah pusaka terbang keluar dari dunia di dalam diri Zhang Ruochen ke dunia luar.     

Itu adalah sebuah lempengan batu setinggi 30 kaki dan panjangnya mencapai 330 kaki. Dilihat dari bahannya, panggung itu hampir sama dengan Sundial.     

Lempengan batu ini adalah benda yang digunakan untuk membawa Sundial ketika mereka menemukannya di Sarang Phoenix.     

Meskipun dia tahu bahwa lepengan batu itu adalah benda yang luar biasa, Zhang Ruochen tidak pernah menggunakannya karena dia tidak dapat mengungkap misteri di dalamnya.     

Begitu lempengan batu tersebut bergabung dengan Sundial, sebuah fenomena aneh muncul di atas lempengan tersebut. Cahaya Buddha bersinar terang dan menerangi area di sekitarnya.     

Untuk beberapa saat, beberapa teratai emas bermunculan dari permukaan tanah dan bunga-bunga pun bermekaran di udara. Itu adalah sebuah pemandangan yang menenangkan, seolah-olah sang Buddha telah turun ke dunia ini.     

Akan tetapi, memang ada bayangan seorang Buddha yang berjalan keluar dari lempengan batu itu. Meskipun penampilannya tidak bisa dilihat dengan jelas, namun sosoknya itu terkesan serius.     

Begitu sosok itu muncul, sebuah rapalan yang sakral terdengar di antara langit dan bumi. Suara itu terlihat seperti gelombang pasang yang langsung menerobos masuk ke dalam jiwa seseorang dan sulit untuk dihentikan.     

Setelah melihat kemunculan sang Buddha, tatapan mata 'Chi Kongyue' langsung menjadi dingin. Kemudian dia berkata, "Xumi, kau benar-benar menjadi roh penasaran sekarang. Karena kau sudah mati, seharusnya kau tidak usah meninggalkan jejak di dunia ini."     

'Chi Kongyue' sudah menyadari bahwa sosok itu tidak lain adalah ilusi dari Biksu Suci Xumi. Karena suatu alasan, ilusinya terukir di permukaan lempengan batu itu dan diaktifkan pada saat ini.     

*Whoosh*     

Di dalam istana dari Asurendra Samay, Chi Petarung Asura yang dahsyat terpancar keluar, menyerupai sebuah gelombang pasang—besar dan kuat—yang menghubungkan antara langit dan bumi.     

Pada detik berikutnya, sebuah bola berwarna hitam terbang keluar dari dalam istana dan melayang di atas kepala Chi Kongyue.     

Saat bola itu muncul, sebuah tekanan yang menakutkan terpancar keluar, sehingga membuat area di Laut Waktu yang luas itu membeku.     

Di luar Laut Waktu, Wargod Bloodximius tampak terkejut. "Secara mengejutkan, dia ternyata mampu memaksa Asurendra Samay untuk menggunakan Bola Supreme Asuran."     

Beberapa periode Yuanhui yang lalu, Asurendra Samay telah menemukan sebuah dunia primordial. Dunia tersebut memiliki kemampuan penyerap yang menakjubkan dan akhirnya bergabung ke dalam dirinya.     

Setelah itu, Asurendra Samay menaruh pusaka-pusaka langka yang berukuran sangat besar di dalamnya dan menghabiskan banyak upaya untuk menempa dunia ini. Secara perlahan-lahan, dunia tersebut berubah menjadi Bola Supreme Asuran.     

Bola Supreme Asuran berisi Chi Petarung Asura dan Asuran Divine Warsoul yang dikembangkan secara khusus oleh Asurendra Samay. Itu adalah salah satu senjata rahasia yang dimiliki oleh Asurendra Samay.     

Sepanjang hidupnya, Asurendra Samay telah membunuh banyak dewa. Sebagian kecil dari apa yang diperolehnya telah digunakan untuk mengelola Laut Waktu, sedangkan sebagian besar di antaranya digunakan pada Bola Supreme Asuran.     

Selama Perang Dewa yang berlangsung 100.000 tahun lalu, tubuh dewa dan Divinity Source milik Asurendra Samay telah dihancurkan. Bahkan jiwa spiritualnya juga ikut hancur.     

Berkat Bola Supreme Asuran-lah Asurendra Samay dapat melarikan diri.     

Jiwa spiritualnya telah tertidur di dalam Bola Supreme Asuran selama 100.000 tahun. Hanya dengan cara itulah dia dapat memulihkan diri.     

Karena dia baru saja merasuki Chi Kongyue, maka kekuatannya sangatlah terbatas. Jika tidak, maka Lord Ming, Permaisuri Darah, dan Zhang Ruochen tidak akan bisa memaksanya untuk menggunakan senjata rahasia ini.     

*Aaaaarrggh*     

Diikuti dengan suara teriakan yang menakutkan, seorang prajurit Asura berlengan delapan yang mengenakan baju zirah berjalan keluar dari dalam Bola Supreme Asuran.     

Prajurit Asura berlengan delapan itu memiliki tubuh setinggi 30.000 kaki, dan tubuhnya dikelilingi oleh Chi Petarung Asura yang tak terbatas. Sosoknya memancarkan keinginan membunuh yang mengerikan dan sangat agresif, seolah-olah dia dilahirkan untuk melakukan pembantaian.     

Itu adalah Asuran Divine Warsoul. Jiwa yang telah dikultivasikan dengan jiwa-jiwa dewa dan pemikiran-pemikiran dewa dari berbagai macam dewa oleh Asurendra Samay. Jiwa tersebut sangat kuat dan dikabarkan tidak bisa dihancurkan.     

Kala itu, pertempuran berlangsung sangat tragis. Galaksi telah dihancurkan, dan Asuran Divine Warsoul juga mengalami kerusakan berat. Namun, jiwa itu tidak dihancurkan seutuhnya.     

Enam dari delapan lengan prajurit Asura itu membawa senjata dalam berbagai bentuk. Mereka semua sangat luar biasa. Itu adalah pusaka-pusaka tertinggi atau pusaka kuno dewa.     

Di bawah komando dari Asurendra Samay, prajurit Asura berlengan delapan itu langsung menyerang ke arah ilusi dari Biksu Suci Xumi.     

Pada saat yang bersamaan, Bola Supreme Asuran semakin membesar dengan cepat. Bola tersebut mengeluarkan sebuah kekuatan yang sangat besar dan menerjang ke segala arah.     

*Brak*     

Lautan darah yang menyelimuti langit menanggung beban dari kekuatan tersebut, dan pada akhirnya runtuh di antara getaran yang dihasilkan.     

Tubuh Permaisuri Darah bergetar. Jejak-jejak darah mengalir dari sudut mulutnya saat dia mundur secara refleks.     

Lord Ming juga terpengaruh oleh dampak serangan tersebut. Meskipun dia sudah menggunakan Stellar Sword untuk menangkisnya, namun dia tetap terluka dan terhempas ribuan mil jauhnya.     

"Karena kalian tidak ingin pergi, maka tetaplah tinggal di sini,"     

Itu adalah suara sedingin es yang diucapkan oleh 'Chi Kongyue'.     

Pada saat berikutnya, Formasi Waktu meluas dengan cepat dan melingkupi Permaisuri Darah dan Lord Ming di dalamnya.     

Karena Bola Supreme Asuran telah digunakan, maka tidak ada gunanya untuk membiarkan siapa pun yang memprovokasinya pergi dari sini. Jika dia bisa membunuh Permaisuri Darah dan Lord Ming, maka dia bisa mengembalikan prajurit Asura berlengan delapan itu ke kondisi terkuatnya.     

Setelah kembali terjebak di dalam Formasi Waktu, ekspresi di wajah Permaisuri Darah dan Lord Ming berubah.     

Dewa kuno seperti Asurendra Samay, yang pernah bertarung melawan Biksu Suci Xumi memang lawan yang sangat sulit untuk dihadapi. Tidak ada yang tahu berapa banyak senjata rahasia yang dia miliki.     

Di sisi lain, bayangan Biksu Suci Xumi terus menerus didorong mundur ketika dia menghadapi serangan-serangan agresif dari prajurit Asuran berlengan delapan itu. Cahaya Buddha di tubuhnya meredup dengan cepat.     

Bagaimanapun juga, ini hanyalah ilusi dari Biksu Suci Xumi. Itu bukan tubuh aslinya, jadi kekuatan yang terkandung di dalamnya sangatlah terbatas.     

Setelah menghadapi ratusan serangan, bayangan Biksu Suci Xumi akhirnya kembali ke dalam lempengan batu itu dan berubah menjadi sebuah tanda yang buram.     

Prajurit Asura berlengan delapan itu mengulurkan tangannya untuk meraih Sundial dan lempengan batu itu, tetapi pergerakannya tiba-tiba berhenti.     

Penyebabnya adalah, tanda burung Walet di dahi Chi Kongyue saat ini bersinar terang. Bayangan seekor burung walet berukuran besar muncul dari tubuh Chi Kongyue dan menyelimutinya.     

Tidak hanya itu saja, bayangan dari satu sosok yang buram dapat terlihat di bagian belakang dari Walet tersebut. Sosok itu tampak persis seperti Chi Kongyue, namun ekspresinya seperti menahan rasa sakit yang luar biasa.     

Begitu Zhang Ruochen melihat bayangan Kongyue, tatapan matanya membeku.     

"Kongyue belum dirasuki seutuhnya. Jade Swallow Pendant telah melindungi Kongyue. Ya, pasti itu yang terjadi," Zhang Ruochen jadi bersemangat.     

Jade Swallow Pendant adalah pusaka dari Klan Zhang Shengming. Dikabarkan bahwa liontin itu diwariskan oleh leluhur dari Keluarga Zhang, yaitu Immovable Wisdom King. Itu adalah pusaka yang misterius, jadi ada kemungkinan bahwa Jade Swallow Pendant selama ini telah melindungi Kongyue.     

Namun, bayangan Walet dan Chi Kongyue menghilang setelah beberapa saat, masuk kembali ke dalam tubuh 'Chi Kongyue'.     

'Chi Kongyue' mengerutkan keningnya. Dia tidak suka dibatasi oleh kekuatan aneh itu. Setelah dia selesai menangani masalah ini, hal pertama yang akan dia lakukan adalah mengatasi kekuatan aneh itu dan mengambil kendali penuh atas tubuh ini.     

Makhluk kuno itu memang kuat, tapi itu hanya sisa-sisa kekuatannya. Bagaimana mungkin hal tersebut bisa menandinginya?     

Bola Supreme Asuran berputar dengan cepat, menyerap kekuatan langit dan bumi serta menekan Permaisuri Darah dan Lord Ming.     

Pada saat yang bersamaan, prajurit Asura itu kembali mengulurkan tangannya dan berusaha meraih Sundial dan lempengan batu tersebut.     

Meskipun Zhang Ruochen telah mengerahkan semua kekuatan di dalam tubuhnya, dia masih tidak bisa menahannya. Dia hanya bisa menyaksikan prajurit Asura bertangan delapan itu menangkap mereka.     

Dia akhirnya bisa melihat titik balik setelah mengetahui bahwa Chi Kongyue belum sepenuhnya dirasuki, tetapi dia tidak dapat mengubah apa pun.     

Pada akhirnya, tingkat kultivasinya tidak cukup tinggi. Dia bahkan tidak bisa mengalahkan Asurendra Samay dengan mengandalkan bantuan eksternal.     

'Kenapa lelaki tua itu belum bergerak? Mengingat temperamennya, dia jelas tidak akan tinggal diam!' Lord Ming berpikir dalam hati.     

Saat dia memikirkan hal ini, sebuah tombak berwarna merah darah melesat mendekat. Dengan membawa kekuatan dewa yang tak tertandingi di dalamnya, tombak tersebut melesat dari atas langit. Tombak itu memancarkan sebuah aura berwarna merah darah yang mengerikan. Penampilannya terlihat seperti seekor monster yang baru saja terbangun. Pergerakan tombak itu tidak bisa dihentikan.     

*Boom*     

Formasi Waktu mampu menangkis serangan dari Permaisuri Darah dan Lord Ming, tetapi tidak dapat menghentikan serangan dari tombak berwarna merah darah itu. Dalam sekejap, sebuah lubang pun terbentuk di sana.     

*Krak*     

Tidak peduli sekuat apa pun gunung putih itu, pertahanannya tetaplah ditembus oleh tombak berwarna merah darah itu.     

Ujung tombak itu tertancap di gunung putih dan memancarkan Kekuatan Dewa Darah saat menyerang Bola Supreme Asuran dan prajurit Asura bertangan delapan itu.     

*Aaaaarghh*     

Prajurit Asura bertangan delapan itu mengeluarkan suara teriakan yang mengguncang bumi, namun dia tetap dihempaskan oleh Kekuatan Dewa Darah. Dia benar-benar tidak mampu menghentikannya.     

Serangan dari Bola Supreme Asuran juga berhasil dihentikan dan kini melayang di udara. Bola itu tidak bisa menekan mereka.     

Melihat pemandangan ini, Lord Ming pun tersenyum. Seperti yang dia harapkan, Wargod Bloodximius tidak akan berdiam diri di momen-momen kritis seperti ini.     

Ketika lelaki tua itu masih muda, dia tidak takut pada apa pun. Dia hanya takut bahwa tidak akan ada lawan yang bisa dia hadapi.     

Dia pasti sudah sangat lama merindukan munculnya lawan seperti Asurendra Samay.     

Namun, Lord Ming tidak tahu apakah lelaki tua ini akan tertarik pada Asurendra Samay yang berada dalam kondisi seperti sekarang.     

'Chi Kongyue' mengangkat kepalanya dan menatap ke kejauhan. Dia menatap puncak gunung di luar Laut Waktu hingga tatapannya terpaku pada sosok yang menjulang tinggi di sana.     

"Wargod Bloodximius! "     

Dia sudah cukup lama merasakan aura dari Wargod Bloodximius.     

Pada awalnya dia berpikir bahwa mengingat identitas dari Wargod Bloodximius, tidak mungkin baginya untuk mengambil tindakan.     

Namun, hasil akhirnya ternyata di luar dugaannya. Wargod Bloodximius tidak mengizinkannya untuk menekan dua Immortal Vampir muda itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.