Kaisar Dewa

Membunuh Wan Xin



Membunuh Wan Xin

1Di ujung Sungai Styx di dekat Tianchu Civilization, di sana ada dunia besar yang dikenal sebagai Planet Ashura. Itu adalah markas utama para Asura.     

Planet Ashura sudah ada sejak ribuan tahun silam. Para kultivator yang ingin mempelajari ilmu Ashura, entah dari manapun mereka berasal, mereka bisa berlatih di sana dan menjadi anggota Ashura.     

Mereka tidak punya ras yang spesifik. Bahkan kultivator dari klan yang berbeda di Dunia Neraka juga bisa menjadi anggota Asura.     

Di Planet Ashura, di sana terdapat wilayah lautan yang disebut sebagai Lautan Waktu. Itu adalah tempat terlarang, bahkan para dewa tidak berani memasukinya.     

Di Lautan Waktu, di sana terdapat banyak tanda waktu, yang wujudnya mirip berkas-berkas cahaya di udara. Meski mereka terlihat cantik, namun mereka sangat berbahaya. Sebab, setiap berkas cahayanya dapat membuat seorang Biksu menua dalam waktu singkat.     

Di tengah Lautan Waktu, di sana terdapat pegunungan tulang raksasa. Gunungnya terbentuk dari jutaan tulang makhluk hidup, bahkan juga ada beberapa tulang dewa di antaranya.     

Di puncak gunung tulangnya, di sana terdapat lima tengkorak raksasa milik para dewa. Setiap tengkorak kepalanya sebesar bintang. Mereka berubah menjadi pilar yang menopang sebuah istana berwarna merah dan hitam. Terdapat bercak-bercak darah pada bangunannya, seolah bangunan itu dicat dengan darah. Yang pasti, istananya terlihat sangat mengerikan.     

Itu adalah kediaman Asurendra Samay, yang sudah hidup sejak lama, bahkan tidak ada seorangpun yang berani memasukinya.     

Setelah pertempuran Dewa berakhir, Asurendra Samay pun kembali ke Lautan Waktu.     

Pada saat ini, Asurendra Samay sedang duduk di kursi tengkorak yang dipenuhi dengan inskripsi dewa. Kursi tengkoraknya memiliki latar belakang yang luar biasa, yang ditempa dari tulang-tulang dewa.     

Pada saat itu, sebuah bola cahaya terpisah dari jiwa Asurendra Samay. Bola cahayanya diselimuti dengan energi dewa.     

Asurendra Samay membuka matanya. Lantas, dia memicingkan matanya dan menatap cahaya dewa.     

Saat bertempur melawan Dewi Bulan, Asurendra Samay sempat menderita luka-luka. Karena dia diserang oleh Kuali Rusa Kaiyuan, maka garis-garis cahaya dewa mulai menggerogoti jiwa sucinya. Meski cahayanya redup, tapi cahayanya sulit dihancurkan.     

Cahaya dewanya sangat mengerikan, apalagi saat mengincar jiwa dewa seseorang.     

Bahkan untuk sosok sekuat Asurendra Samay, dia masih kesulitan untuk menyingkirkannya.     

"Kualinya dapat menggerogoti jiwa dewa seseorang. Senjatanya sangat mirip dengan kuali dewa legendaris. Namun, kuali dewa legendaris sudah hilang sejak zaman dahulu. Tapi kenapa kuali semacam itu bisa muncul lagi di tangan Dewi Bulan?" pikir Asurendra Samay.     

Sekarang ini, dia berharap ingin segera mendapatkan Divine Source secepat mungkin. Kalau tidak, maka eksistensinya bisa terancam.     

Setelah itu, Asurendra Samay mulai memprediksi masa depan dengan menggunakan jiwa dewanya.     

"Ternyata dia gagal membawakan tubuh Zhang Ruochen? Hmm, tapi tubuh Chi Kongyue juga layak digunakan," Asurendra Samay bergumam pelan.     

Dia benar-benar membutuhkan tubuh dan Divine Source baru. Karena dengan begitu, maka dia punya peluang untuk melewati Yuanhui Tribulation. Bila dia tidak bisa mendapatkan yang terbaik, setidaknya dia masih bisa mendapatkan gantinya.     

Tidak lama kemudian, Wan Xin bergegas kembali ke Lautan Waktu.     

"Salam, Master. Misinya berjalan tidak sesuai harapan. Murid Anda gagal membawakan tubuh Zhang Ruochen. Tolong hukum saya, Master." Wan Xin berlutut di tanah dan merasa sangat bersalah.     

Lagipula, Asurendra Samay benar-benar ingin mendapatkan tubuh Zhang Ruochen. Karena itulah, dia sampai harus menghadiahkan Yin-Yang Equinox Flower kepada Yan Wushen.     

Asurendra Samay berkata pelan, "Aku sudah tahu apa yang terjadi di Daratan Kunlun. Kau sudah melakukan yang terbaik dengan membawakan Chi Kongyue kepadaku. Bangkitlah."     

Wan Xin pun merasa lega. Dia benar-benar takut bila Master-nya akan marah.     

Di waktu yang sama, diam-diam dia merasa lega, karena dia telah membuat keputusan yang tepat.     

Wan Xin berdiri dan melambaikan tangannya, sambil melepaskan Chi Kongyue.     

Asurendra Samay meninggalkan kursi tengkoraknya dan berjalan mendekati wanita tersebut. Diam-diam, dia mulai mempelajarinya.     

Dalam hal kultivasi dan kekuatan, Chi Kongyue setara dengan Zhang Ruochen. Namun, dia terlahir dengan Fisik Chaotic Lima Elemen. Terdapat darah dewa yang mengalir di otot-ototnya. Di samping itu, dia juga merupakan Master Waktu. Faktanya, dia jauh lebih kompatibel dibandingkan Asurendra Samay. Sehingga, tubuhnya sangat cocok untuk dijadikan tubuh baru.     

Asurendra Samay beranggapan bahwa garis keturunan dewa Chi Kongyue hanya bisa ditaklukkan dalam kurun waktu 300 tahun, sebelum akhirnya dia bisa menguasai tubuhnya. Tapi setelah dia berhasil melakukannya, maka kekuatannya akan kembali ke puncaknya.     

Asurendra Samay adalah seorang dewa yang mempelajari Ilmu Waktu. Dia sangat terampil dalam memasang formasi waktu, hingga dia juga bisa memangkas waktu untuk berkultivasi.     

Begitu melihat Asurendra Samay, Chi Kongyue pun merasa terkejut.     

Lagipula, dia hanya Saint King di level empat. Perbedaan kekuatan mereka sangat signifikan. Perbedaannya terasa sangat nyata.     

Setelah mempelajari tubuh Chi Kongyue sebentar, Asurendra Samay berkata kepada Wan Xin, "Kau boleh pergi."     

"Baik, Master."     

Wan Xin membungkuk dan pergi dari sana.     

Dia paham kalau Masternya akan segera mengambil alih tubuh Chi Kongyue.     

Setelah Asurendra Samay keluar dari proses kultivasinya, maka kekuatannya akan kembali prima. Setelah masternya melakukannya, maka statusnya di Klan Asura pasti akan meningkat pesat.     

Sambil memikirkan hal tersebut, Wan Xin pun merasa sangat bersemangat. Hanya para murid inti Asurendra Samay, yang bisa mendapatkan manfaat besar.     

"Meski tubuhnya tidak sesempurna Zhang Ruochen, tapi tubuhmu masih bagus. Jadilah gadis yang baik dan menyatulah denganku," kata Asurendra Samay.     

Pada mulanya, Chi Kongyue sempat merasa ketakutan, tapi sekarang dia merasa lega.     

Sebab, pengorbanannya memang layak diperjuangkan. Setidaknya Zhang Ruochen masih aman.     

Asurendra Samay melepaskan cahaya dewa yang melingkupi tubuh Chi Kongyue. Dia pun memulai proses pertamanya.     

Swoosh!     

Di leher Chi Kongyue, Jade Swallow Pendant-nya tiba-tiba bergerak. Inskripsi-inskripsi merah darah mulai bermunculan di permukaannya. Dia mengepakkan sayapnya dan terbang seperti burung.     

Sebuah aura kuno memancar dari kalung tersebut, bagaikan sosok dewa kuno yang sedang menghancurkan cahaya dewa di sekitarnya.     

Setelah itu, energi dewa menyeruak dari Jade Swallow Pendant dan berubah menjadi figur raksasa.     

Melihat itu, ekspresi Asurendra Samay mendadak berubah. Dia buru-buru melepaskan segel dengan tangannya dan melepaskan kekuatan waktu untuk menahan energi dewa tersebut.     

BANG!     

Energi dewa yang dilepaskan oleh Jade Swallow Pendant sangat mengerikan. Meski Asurendra Samay sudah berusaha menangkisnya, tapi dia masih gagal melakukannya. Hal itu membuatnya mundur beberapa langkah.     

Asurendra Samay mulai menstabilkan posturnya. Sorot matanya berbinar. Dia menatap Jade Swallow Pendant yang melayang-layang di depan Chi Kongyue.     

Padahal dia sudah menjadi dewa, bagaimana mungkin energi dewa yang memancar dari kalung tersebut bisa membuatnya mundur belasan langkah?     

"Ada apa?"     

Chi Kongyue juga merasa terkejut. Meski dia selalu membawa Jade Swallow Pendant sejak muda, tapi dia tidak terlalu memahaminya. Zhang Ruochen hanya pernah mengajarkan bagaimana cara menggunakannya. Zhang Ruochen tidak pernah menjelaskan apapun mengenai latar belakang kalung tersebut.     

Saat Zhang Ruochen dan Chi Yao masih menjadi pasangan, Chi Yao pernah memberikan Pedang Kuno Abyss kepada Zhang Ruochen.     

Sebaliknya, Zhang Ruochen memberikan harta karun kuno milik Keluarga Zhang, yakni Jade Swallow Pendant sebagai hadiah kepada Chi Yao.     

Asurendra Samay tampak menimbang-nimbang dan berkata, "Energinya terasa familier."     

Bagaimanapun juga, dia adalah sosok yang sangat spesial. Sebab, wujud aslinya adalah Divine Jade of Time. Sebelum dia mendapatkan kesadarannya, dia sudah eksis di dunia sejak lama.     

Sama halnya seperti Ji Fanxin – yang wujud aslinya adalah Divine Lotus Reflection – dia sudah hidup sejak zaman dahulu.     

Di zaman dahulu, Asurendra Samay sempat mendapatkan kesadaran. Dia mampu merasakan apapun yang terjadi di dunia. Bisa dibilang, itu adalah pondasi awal untuk proses kultivasinya.     

Setidaknya belasan Yuanhui yang lalu, Asurendra Samay pernah merasakan aura seperti ini di sebuah langit berbintang nun jauh di semesta.     

Sampai sekarang pun, energi itu masih menjadi misteri di benaknya.     

Figur raksasa berdiri di langit berbintang. Di atas kepalanya, di sana terdapat 27 langit. Sebuah kuali kuno melayang-layang di sekitarnya, dan menetralisir energi dewa.     

Meski Asurendra Samay telah menjadi figur hebat di antara para dewa lainnya, tapi begitu melihat fenomena tersebut, dia masih merasa syok.     

"Apa ini adalah senjata peninggalan orang itu?" pikir Asurendra Samay.     

Dia yakin kalau dewa hebat itu sudah mati sejak zaman dahulu.     

Waktu adalah hal yang sangat kejam. Meski seseorang pernah menjadi sosok yang tak tertandingi di masanya, tapi pada akhirnya, dia akan mati. Semua sosok legendaris pasti akan mati.     

Swoosh!     

Begitu Asurendra Samay hendak mempelajari kalungnya, tiba-tiba dia menarik kembali cahaya dewanya. Sebab, cahaya dewanya berubah menjadi cairan yang masuk ke dalam kening Chi Kongyue.     

Semuanya terjadi dalam waktu singkat. Bahkan Asurendra Samay tidak sempat menghentikannya.     

Setelah itu, tanda waktu muncul di kening Chi Kongyue.     

"Eh?"     

Ekspresi aneh muncul di mata Asurendra Samay. Pada mulanya, dia ingin mempelajari Jade Swallow Pendant. Tak disangka, ternyata hal itu malah terjadi.     

Asurendra Samay melepaskan Kekuatan Batin-nya untuk memindai kening Chi Kongyue.     

Namun, setelah memeriksanya cukup lama, dia tidak menemukan apapun di dalam sana. Tanda waktu di kening Chi Kongyue tak ubahnya sama seperti sebuah tanda biasa. Tidak ada yang spesial darinya.     

"Apa karena kalungnya sudah tidak berfungsi?" Asurendra Samay mencoba menyimpulkannya.     

Karena Asuendra Samay tidak menemukan hal yang aneh darinya, maka dia kembali melepaskan cahaya dewanya dan ingin merasuki tubuh Chi Kongyue.     

Dia yakin kalau Jade Swallow Pendant tidak akan bisa menghentikannya, meski kalungnya berasal dari dewa.     

Toh itu cuma objek peninggalan salah satu dewa hebat di masa silam, bukan tubuh aslinya. Di samping itu, meski sang dewa masih hidup sekalipun, tapi kalau menilai dari kultivasinya, Asurendra Samay tidak akan takut kepadanya.     

Hanya ada segelintir dewa yang dapat mengancamnya di Dunia Langit dan 10 Klan Terkuat di Dunia Neraka.     

Tidak lama kemudian, Asurendra Samay telah menyelesaikan tahapan pertama untuk merasuki tubuh Chi Kongyue. Tidak ada kesulitan selama prosesnya.     

Pada akhirnya, jiwa Asurendra Samay masuk ke dalam tubuh Chi Kongyue dan mulai merasukinya.     

Sebagai dewa kuno, Asurendra Samay dapat merasuki Saint King di level empat dengan sangat mudah.     

...     

Di bawah arahan Permaisuri Darah dan Lord Pluto, Zhang Ruochen tiba di Sungai Styx, lokasi dimana Dunia Neraka berada.     

Rasanya sangat berbeda dengan terakhir kalinya dia berkunjung ke sana.     

Dunia Neraka tidak memasang pertahanan apapun. Jadi, semua orang bisa masuk ke sana.     

Namun, hanya segelintir kultivator dari Dunia Langit yang berani memasuki wilayah Dunia Neraka. Karena bila mereka berani melakukannya, mungkin mereka akan mati tanpa tanah pemakaman.     

Zhang Ruochen merasa bahwa Milky Way of Styx-nya jauh lebih besar dan agresif dibandingkan sebelumnya.     

Pemandangan itu mengingatkan Zhang Ruochen dengan Pintu Kematian, dimana dia juga bisa melihat Milky Way of Styx dari sana.     

Bukankah itu berarti bahwa bila Pintu Kematian tidak diletakkan di sana, maka Milky Way of Styx dapat memanjang hingga ke Daratan Kunlun?     

Karena setelah Milky Way of Styx berada di dekat dunia besar, maka dunia itu pasti akan rentan dijajah oleh Dunia Neraka.     

Tanpa berlama-lama, Zhang Ruochen, Permaisuri Darah, dan Lord Pluto sama-sama masuk ke dalam Milky Way of Styx, sebelum akhirnya mereka mendarat di Planet Ashura.     

Meski tanpa dikendalikan oleh Asurendra Samay, Lautan Waktu-nya masih sangat berbahaya, tapi itu tidak mampu menghentikan Permaisuri Darah dan Lord Pluto.     

Setelah melewati Sungai Waktu, mereka bertiga tiba di gunung tulang.     

"Si brengsek mana yang berani menyusup ke Istana Samay?"     

Beberapa elit dari Istana Samay langsung waspada.     

Swoosh—     

Beberapa figur melesat dari Istana Samay dan muncul di lapangan.     

Meski Asurendra Samay menyukai tempat yang sunyi dan tenang, tapi masih ada beberapa kultivator Asura di Istana Samay. Namun, jumlahnya tidak banyak. Rata-rata mereka masih berada di Alam Biksu.     

Sekarang ini, belasan kultviator melesat keluar dari istana, termasuk lima Supreme Saint. Mereka sangat waspada.     

Mereka keluar untuk menghentikan rombongan Zhang Ruochen. Apalagi, Permaisuri Darah dan Lord Pluto sama-sama memancarkan aura yang dominan.     

Jka Istana Samay tidak melepaskan cahaya dewa – yang dapat menekan aura dewa mereka – maka selain lima Supreme Saint, semua orang pasti akan berlutut di depannya.     

"Salam. Apa saya boleh tahu kenapa dua dewa sejati datang kemari?" kata salah satu Supreme Saint sambil membungkuk.     

Di hadapan dewa sejati, bahkan Supreme Saint harus bersikap sopan.     

Lord Pluto berkata datar, "Kau hanya seorang Supreme Saint. Cepat pergi dari sini dan suruh Asurendra Samay keluar dari markasnya."     

Begitu mendengar ucapan Lord Pluto, ekspresinya mendadak berubah.     

Ternyata kedua dewa sejati ini datang dengan maksud jahat.     

Pada saat ini, sosok lain keluar dari bangunan istana. Dia adalah Wan Xin, salah satu yang menculik Chi Kongyue.     

Tidak seperti kultivator Ashura lainnya, Wan Xin tidak bisa melepaskan pandangannya dari Zhang Ruochen. Ekspresinya benar-benar tidak percaya.     

"Mustahil. Bagaimana dia bisa datang kemari?"     

Padahal, dia sudah melihat dengan mata kepalanya sendiri, bagaimana Zhang Ruochen mati di dekat Celah Ruang. Bahkan tubuh Zhang Ruochen sudah berubah menjadi tulang-belulang. Tapi kenapa Zhang Ruochen masih hidup?     

Di samping itu, meski Zhang Ruochen masih bisa selamat, tapi bagaimana mungkin dia bisa masuk ke Dunia Neraka? Bagaimana mungkin dia datang ke Planet Ashura?     

Wan Xin pun merasa cemas.     

Zhang Ruochen juga menatap Wan Xin. Sorot matanya terlihat dingin.     

Meski dia sudah lebih tenang dibandingkan sebelumnya, tapi dia masih ingin menghabisi Wan Xin.     

Zhang Ruochen bisa merasakan aura Chi Kongyue. Dia yakin kalau putrinya sedang berada di dalam Istana Samay.     

"Wan Xin, seperti yang kau minta, aku datang ke Dunia Neraka. Apa kau sudah memikirkan cara yang tepat untuk mati?" kata Zhang Ruochen dengan nada dingin, sembari melangkah maju.     

Mendengar itu, Wan Xin pun bergegas mundur.     

Dia merasa bahwa Zhang Ruochen bukan hanya kembali hidup, tapi juga telah menjadi Immortal Vampir di Alam Supreme Saint.     

Setelah melihat dua dewa Immortal Vampir di belakang Zhang Ruochen, dia pun beranggapan bahwa pria tersebut ada kaitannya dengan Immortal Vampir.     

Tapi kenapa Immortal Vampir melakukan hal ini?     

Kalau menilai dari pancaran aura Zhang Ruochen, Wan Xin bisa menilai bahwa Zhang Ruochen bukan hanya sekedar Supreme Saint Netherwilt. Malahan, kekuatannya meningkat beberapa kali lipat.     

Entah apa yang terjadi pada Zhang Ruochen. Tapi yang jelas, itu adalah kabar buruk untuknya.     

Begitu melihat Zhang Ruochen mendekatinya, Wan Xin pun menjadi semakin gelisah. Dia bergerak menuju ke bangunan istana.     

"Ini adalah Istana Samay. Tidak ada seorangpun yang boleh masuk ke tempat ini."     

Supreme Saint berambut perak muncul dan menghentikan Zhang Ruochen.     

Meski dua dewa Immortal Vampir datang bersama Zhang Ruochen, tapi mereka sedang berada di wilayahnya Asurendra Samay. Bahkan sejak beberapa Yuanhui silam, tidak ada seorangpun yang berani berbuat semena-mena di istana mereka. Aturan yang sama juga berlaku untuk para dewa.     

BANG!     

Zhang Ruochen menghentakkan kakinya dan melepaskan energi dewa, hingga membuat gunung putihnya bergetar hebat.     

Gunung putihnya berselimutkan inskripsi-inskripsi dewa. Gunungnya sangat kokoh dan sulit dihancurkan.     

"Siapapun yang berani menghalangi jalanku bakal mati," kata Zhang Ruochen.     

Begitu merasakan intensitas membunuh dan tekanan yang memancar dari tubuh Zhang Ruochen, para kultivator Asura pun merasa tertekan. Bahkan Saint King yang lebih lemah nyaris berlutut di tanah.     

Hanya lima Supreme Saint yang masih bisa bersikap tenang.     

Tapi bila mereka ketakutan dan membiarkan Zhang Ruochen masuk ke dalam istana, mereka akan dijadikan sebagai bahan lelucon.     

Wan Xin pernah melihat bagaimana Zhang Ruochen membantai rekan-rekannya di luar Pusat Kota. Seketika itu juga, Wan Xin langsung bergegas menuju kedalaman istana dan mencari perlindungan Asurendra Samay.     

Zhang Ruochen tidak datang sendirian. Ada dua dewa Immortal Vampir yang datang bersamanya. Hanya Asurendra Samay yang bisa menghentikan mereka.     

Meski Asurendra Samay sedang berusaha merasuki tubuh seseorang dan tidak ingin diganggu, tapi Wan Xin tidak terlalu mempedulikannya.     

Begitu melihat Wan Xin hendak melarikan diri, Zhang Ruochen langsung bergegas mengejarnya.     

"Berhenti!"     

Teriak Supreme Saint berambut perak. Kelima jarinya menggenggam tombak perak sepanjang 12 kaki.     

Supreme Saint berambut perak mengayunkan tombak perak berpola darahnya, dan membuat prinsip di langit dan bumi mendadak aktif. Prinsip-prinsipnya mengikuti pergerakannya.     

Sebuah kehendak tombak muncul darinya, yang sangat tajam dan seolah bisa menembus apapun di dunia.     

Tombak peraknya bergetar hebat dan bergerak seperti naga. Di waktu yang sama, bayangan-bayangan tombak bermunculan. Setiap bayangan tombaknya terdiri dari prinsip yang berbeda-beda. Setiap prinsipnya mencapai jutaan.     

Zhang Ruochen tidak menghindarinya. Ketika itu, sorot matanya terlihat dingin. Tanpa ragu-ragu, dia langsung melepaskan kekuatan semi dewanya.     

Gunung putihnya sangat kokoh dan mampu menahan serangan mereka. Oleh karena itu, dia tidak perlu khawatir bila area di sekitarnya bakal hancur.      

Crack!     

Bayangan-bayangan tombaknya hancur dan menghilang.     

Saat Supreme Saint berambut perak menyadarinya, saat itu dia menemukan bahwa Zhang Ruochen sedang menahan ujung tombaknya.     

"Zhang Ruochen menangkapnya dengan tangan telanjang?"     

"Break!"     

Supreme Saint berambut perak berteriak dan melepaskan 17 pilar cahaya dari tubuhnya. Itu mirip seperti 17 belenggu di tubuhnya. Setiap belenggunya mengandung kekuatan yang mengerikan.     

Tombaknya terguncang hebat dan melepaskan pilar cahaya tajam. Kehendak tombaknya pun menyatu dengannya.     

Senjata supreme tidak akan mampu menahan fisik semi dewa. Maka dari itu, tombaknya tidak mampu melukai tubuh Zhang Ruochen.     

Namun, energi yang terkandung pada pilar cahayanya juga sangat kuat, hingga membuat tangan Zhang Ruochen mati rasa.     

Tanpa menyia-nyiakan peluang tersebut, Supreme Saint berambut perak mengeluarkan tombak darahnya dan mengaktifkan teknik tombak terkuatnya.     

"Sekuat apapun Zhang Ruochen, dia hanya Supreme Saint Netherwilt. Aku sudah berada di level Hundred-shackle dan jauh lebih kuat. Mana mungkin dia bisa mengalahkanku."     

"Bangkitlah naga demonic!"     

Tiba-tiba, Supreme Saint berambut perak menghunuskan tombak peraknya.     

Jutaan prinsip saling terhubung satu sama lain.     

Di waktu yang sama, prinsip di langit dan bumi mulai berkumpul pada ujung tombaknya.     

Energi di langit dan bumi saling terhubung satu sama lain dan berubah menjadi naga demonic. Naganya terlihat nyata dan menakutkan, sembari terbang menuju Zhang Ruochen.     

Zhang Ruochen bergerak maju tanpa kenal takut.     

Cahaya demonic muncul di tangannya. Lubang-lubang di tangannya terbuka dan mengeluarkan energi dewa.     

Energi dewanya sangat kuat hingga membuat ruangan di sekitarnya terdistorsi.     

Di waktu yang sama, prinsip di langit dan bumi juga berubah menjadi chaos.     

Fisik semi dewa memang sangat kompatibel dengan prinsip di langit dan bumi.     

Bila Zhang Ruochen bisa mengendalikan kekuatan di tubuhnya, maka dia bisa memobilisasi prinsip di langit dan bumi dalam radius 100 ribu mil. Sebaliknya, musuhnya akan kesulitan untuk memobilisasi prinsip di langit dan bumi dalam radius tersebut.     

Dia menciptakan segel pukulan merah darah dan menyerang naga demonic.     

BOOM!     

Seketika itu juga, naga demonicnya meledak.     

Zhang Ruochen bergerak maju dan mengenggam tombak lawannya, sambil berusaha mendekati Supreme Saint berambut perak.     

Energi dewa terlepas dari tinju Zhang Ruochen, yang berubah menjadi awan api dan menerjang Supreme Saint berambut perak.     

Setelah menangkap tombak peraknya, Supreme Saint berambut perak pun tidak bisa menyerang dalam jarak dekat. Dia harus memobilisasi Fisik Netherwilt dan melancarkan pukulan dengan segenap kekuatannya.     

Intensitas membunuhnya berubah menjadi sebuah tugu yang berbenturan dengan tinju Zhang Ruochen.     

BOOM!     

Namun, awan apinya seolah mampu menghancurkan apapun. Seketika itu juga, tubuhnya meledak dan berubah menjadi debu.     

Kemudian, tinju Zhang Ruochen mendarat di dada lawannya.     

CRACK!     

Armor yang dikenakan oleh Supreme Saint berambut perak berhamburan ke segala penjuru.     

Dia terpental ke belakang dan membentur bangunan istana.     

Ptui!     

Supreme Saint berambut perak memuntahkan darah. Rasa sakit yang dahsyat menjalar di dadanya, seolah organ-organnya terluka parah.     

Begitu melihat Supreme Saint berambut perak terluka, Supreme Saint dengan tanduk di kepalanya pun langsung berteriak dan melancarkan serangan, "Rasakan senjataku!"     

Sebuah pagoda platinum terbang dari tubuhnya. Meski tingginya hanya satu kaki, tapi terdapat banyak inskripsi Asura di permukaannya. Itu adalah senjata khas Asura yang setara dengan Senjata King.     

Di bawah kendali Supreme Saint bertanduk, pagodanya mendadak aktif. Intensitas membunuh memancar darinya.     

Bang!     

Pagoda itu membentur punggung Zhang Ruochen.     

Tubuh Zhang Ruochen bergetar. Bahunya terasa sakit, tapi cuma seperti itu. Dia tidak terluka parah.     

Tentu saja, bila Supreme Saint lain sampai terkena serangan tersebut, mungkin tulang punggungnya bisa remuk.     

"Padahal dia cuma Supreme Saint Netherwilt biasa. Tapi kenapa Fisik Netherwilt bisa sekuat itu?" Supreme Saint bertanduk merasa syok.     

Dia benar-benar paham dengan kekuatannya sendiri. Seandainya dia mendapatkan serangan seperti itu, dia pasti sudah terluka parah.     

Tapi Zhang Ruochen masih baik-baik saja.     

Energi api menyeruak dan membuat suhu di sekitarnya meningkat drastis.     

Ekspresi Supreme Saint bertanduk agak berubah. Seketika itu juga, dia kembali mengeluarkan pagodanya.     

Jutaan prinsip bermunculan di tubuhnya, sebelum akhirnya disuntikkan ke dalam pagoda. Hal itu membuat inskripsi-inskripsinya terlihat semakin jelas.     

Kemudian, pagodanya membesar hingga 3 ribu kaki. Samar-samar, pagodanya mulai menyatu dengan gunung putih.     

Beberapa saat kemudian, gunung putihnya bergetar dan melepaskan pilar cahaya dewa yang merasuk ke dalam pagoda.     

BOOM!     

Pagodanya terguncang dan berhasil meredam awan api yang dilepaskan oleh Zhang Ruochen.     

Kemudian, pagodanya berputar dan mulai menekan Zhang Ruochen.     

Prinsip di langit dan bumi merasuk ke dalam pagodanya. Hal itu membuatnya semakin membesar dan dinamis.     

Sorot mata Zhang Ruochen terlihat murung. 144 lubang di tubuhnya melepaskan cahaya brilian. Tanpa ragu-ragu, dia memaksimalkan kekuatannya.     

Lantas, dia melancarkan pukulan ke arah depan.     

RAWWWRR!     

Pukulannya berubah menjadi bayangan naga darah raksasa. Naganya terbang ke langit dengan aura yang mengerikan.     

BANG!!!     

Naga itu melilit pagoda dan menghentikan pergerakannya.     

Kemudian, naga darahnya menyerap prinsip di langit dan bumi, yang sebelumnya sempat diserap oleh pagoda tersebut.     

Akibatnya, pagoda itu semakin melemah, hingga akhirnya terpental jauh.     

Crack!     

Pagodanya mengalami keretakan, yang terlihat jelas di permukaannya.     

Supreme Saint bertanduk menggerutu. Darah mengalir dari sudut bibirnya. Tanpa disadari, dia mulai bergerak mundur.     

Ternyata benar, Zhang Ruochen masih belum bisa mengendalikan fisik semi dewanya dengan baik. Namun, dia masih bisa mengalahkan Supreme Saint di level Hundred-shackle.     

Melihat itu, para kultivator Asura lainnya merasa ketakutan. Mereka langsung bergerak mundur. Bahkan tidak ada seorangpun yang berani maju.     

Zhang Ruochen tidak mempedulikan mereka. Ketika itu, dia bergerak memasuki istana dan kembali mengejar Wan Xin.     

Dia benar-benar ingin membunuhnya.     

Wan Xin beranggapan kalau 5 Supreme Saint di luar sana mampu menghentikan Zhang Ruochen sejenak. Tak disangka, dalam satu kedipan mata, dua di antara mereka terluka parah. Mereka sama sekali tidak mampu menghentikan pria tersebut.     

Begitu melihat Zhang Ruochen mengejarnya, Wan Xin pun mendadak panik.     

Saat Wan Xin sudah berada di dekat istana Asurendra Samay, saat itu Zhang Ruochen berhasil menyusulnya.     

Sebenarnya Wan Xin merasa ketakutan, tapi dia masih berpura-pura tenang dan berkata, "Zhang Ruochen, sebaiknya kau tidak bertindak ceroboh. Masterku sudah mengambil alih tubuh Chi Kongyue. Kau tidak akan bisa mengubahnya."     

"Pergi sekarang juga. Karena bila masterku menyadari keberadaanmu, maka kau akan mati. Para dewa Immortal Vampir itu tidak akan bisa menjagamu."     

Sekarang ini, Wan Xin hanya bisa mengandalkan reputasi Asurendra Samay. Semoga itu bisa mengintimidasi Zhang Ruochen. Dengan begitu, maka dia punya peluang untuk hidup.     

Bagaimanapun juga, dia tidak akan mampu menandingi Zhang Ruochen, yang sedang marah dan menyimpan dendam kepadanya. Meski ada 10 orang yang mirip dengannya, mereka bukan tandingan Zhang Ruochen.     

Tapi sebenarnya lebih baik dia diam. Karena setelah mendengarnya berbicara seperti itu, Zhang Ruochen malah semakin marah. Pria itu merentangkan tangannya dan mencengkram leher Wan Xin, lalu mengangkatnya ke atas.     

"Kau memang pantas mati!"     

Sambil berkata demikian, mata Zhang Ruochen terlihat merah.     

Pada saat ini, Wan Xin merasa kalau dirinya akan segera mati, hingg membuatnya berteriak, "Master, selamatkan…"     

Sayangnya, sebelum dia sempat menyelesaikan kalimatnya, Zhang Ruochen sudah lebih dulu menghancurkan lehernya. Energi mengerikan merasuk ke dalam tubuhnya dan menghancurkan jiwa sucinya.     

Beberapa waktu lalu, saat berada di Celah Ruang, dia sempat memprovokasi Zhang Ruochen agar pria tersebut mengejarnya sampai ke Dunia Neraka. Tak disangka, ternyata pria itu benar-benar akan membunuhnya di sana.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.