Kaisar Dewa

Dihancurkan



Dihancurkan

1Wargod Bloodximius melesat di udara dengan meninggalkan jejak-jejak energi dewa darah di belakangnya, yang kemudian berubah menjadi lautan darah yang luas. Dia tidak takut untuk menunjukkan kekuatan dewanya ke tingkat maksimal.     

*Boom*     

*Booom*     

..     

Dengan setiap langkah yang dia ambil, kekuatan hukum di sekitarnya akan berguncang keras dengan irama tertentu.     

Hukum dari berbagai macam Jalur Kultivasi telah menyatu, dan dunia beresonansi dengannya.     

Rasanya seolah-olah semua hukum di antara langit dan bumi kini berada di bawah kendali Wargod Bloodximius. Sulit untuk membayangkan dunia macam apa itu.     

Permaisuri Darah dan Lord Ming tidak menunjukkan keraguan sedikit pun. Mereka membawa Sundial serta lempengan batu itu dan pergi meninggalkan Formasi Waktu.     

Karena Wargod Bloodximius telah bergerak, maka mereka tidak perlu menyerang lagi.     

Gabungan kekuatan mereka masih jauh dari cukup ketika keduanya bertarung melawan monster kuno seperti Asurendra Samay.     

*Brak*     

Tombak berwarna merah darah di kejauhan itu melesat keluar dari Gunung Putih dan kembali ke tangan Wargod Bloodximius yang diulurkan ke depan.     

Dengan membawa tombak di tangannya, dia kini mengeluarkan sebuah aura yang lebih mengerikan dari sebelumnya.     

'Chi Kongyue' memanggil Bola Supreme Asuran untuk melayang di atasnya. Kemudian, dia menatap lurus ke arah Wargod Bloodximius saat dia berkata, "Xue Jue, apakah kau berniat untuk memulai perang denganku?"     

Wargod Bloodximius tampak melayang di udara. Dia tidak marah, tapi dia menunjukkan aura yang sangat mengintimidasi. "Samay, serahkan gadis itu kepadaku. Dia memiliki hubungan dekat denganku. Aku berjanji akan mencarikanmu tubuh lainnya," dia terdengar sangat tenang.     

Meskipun nada bicara Wargod Bloodximius terdengar tenang, namun ada ancaman yang tersirat di dalam kata-katanya itu.     

Setiap kata yang dia ucapkan terdengar mengintimidasi, seperti sambaran petir dewa.     

'Chi Kongyue' pun mengerutkan kening setelah mendengar hal ini.     

Dia telah mendengar penawaran yang sama dari Permaisuri Darah sebelumnya.     

Setelah dua kali mendengar kata-kata yang sama, dia jadi merasa terprovokasi.     

Apalagi, dua dewa muda dari Immortal Vampir dan Wargod Bloodximius dating kemari secara pribadi demi manusia biasa dari Kunlun.     

Apa sebenarnya yang telah dilakukan oleh gadis ini?     

'Chi Kongyue' saat ini mempertimbangkan sebab dan akibat dari masalah ini dengan menggunakan kekuatan spiritual dewa miliknya.     

Setelah beberapa saat, dia pun mengetahui alasannya.     

Ternyata Wargod Bloodximius adalah ayah dari dua dewa muda dari Immortal Vampir tersebut. Hal itu menjelaskan kehadirannya di sini.     

Pada saat yang bersamaan, Asurendra Samay merasa sangat terkejut. Dua keturunan Wargod Bloodximius telah mencapai Alam Dewa. Bahkan selama zaman kejayaan dari Keluarga Xue Jue berlangsung, momen seperti itu jarang sekali terjadi.     

Namun, hal yang lebih menakjubkan lagi adalah, Lord Ming dan Permaisuri Darah bukanlah dewa biasa. Mereka pasti akan bisa selamat dari Yuanhui Tribulation di masa depan.     

'Kenapa ada begitu banyak anggota yang kuat dan kejam di dalam Keluarga Xue Ju ?'     

'Dalam beberapa periode Yuanhui ke depan, bukankah mereka bisa menjadi sosok-sosok terkemuka di antara Immortal Vampir dan bahkan menguasai Istana Neraka?     

"B*jingan Bloodximius itu dikenal sebagai sosok yang tidak masuk akal. Dia terkenal karena membela anggotanya sendiri. Sungguh merepotkan." Asurendra Samay berpikir dengan kesal pada dirinya sendiri.     

Meskipun Wargod Bloodximius dan Huang Tian adalah dewa-dewa yang baru satu kali selamat dari Yuanhui Tribulation, namun tidak ada satu dewa pun di Istana Neraka yang berani meremehkan keduanya.     

Dengan perkembangan mereka yang begitu mengejutkan, sesekali, kultivasi mereka akan mengalami perubahan yang signifikan. Setelah itu, mereka akan menyerang sekeliling mereka, menciptakan sebuah keributan besar.     

Setelah menekan amarahnya, 'Chi Kongyue' berkata, "Aku tidak keberatan untuk beralih ke tubuh lain, tetapi kau sudah terlambat. Wanita ini telah kurasuki. Itu adalah fakta yang tidak dapat diubah."     

Tidak seperti Permaisuri Darah dan Lord Ming, Wargod Bloodximius telah mencapai Alam Dewa lebih dari 100.000 tahun yang lalu. Catatan pertempurannya sangatlah luar biasa dan melihat kondisi Asurendra Samay saat ini, sungguh tidak bijaksana baginya untuk memulai konflik dengan Wargod Bloodximius.     

Membiarkannya pergi akan menjadi tindakan terbaik baginya saat ini.     

Wargod Bloodximius menggelengkan kepalanya dengan kecewa dan berkata, "Samay, bagi seseorang sekuat dirimu, kenapa kau tidak bisa menerima dirimu sendiri? Kau memilih untuk terus berbohong? Apakah kau mulai takut padaku setelah menjalani perang di Abad Pertengahan karena semangat bertarungmu dihancurkan oleh si botak Xumi itu dan kau menjadi pengecut sekarang? Jika kau benar-benar kehilangan kepercayaan dirimu sebagai sosok elit, aku hanya bisa mengatakan bahwa kau bukan lagi lawan yang layak untukku."     

Tatapan mata 'Chi Kongyue' saat ini berubah menjadi serius; amarahnya telah tersulut.     

Jika dia tidak terluka selama pertempuran melawan Dewi Bulan, jika tubuh yang dia dapatkan ini adalah tubuh dewa, dia akan bisa mengeluarkan kekuatannya secara maksimal. Dia adalah Asurendra Samay. Bagaimana mungkin dia takut pada Wargod Bloodximius?     

Jika dia menahan diri untuk tidak bertarung hari ini, maka semua dewa di Istana Neraka mungkin akan berpikir bahwa dia benar-benar takut pada Wargod Bloodximius .     

Wargod Bloodximius pun melanjutkan kata-katanya, "Beberapa saat yang lalu, aku telah melihat Jiwa Suci miliknya. Rupanya, kau belum sepenuhnya merasukinya. Samay, kusarankan kau untuk segera menyerahkannya demi kepentingan semua orang."     

'Chi Kongyue' berbicara dengan suara yang berat, "Tidak ada yang berani memerintahku dengan seenaknya sendiri. Tubuh ini sudah menjadi milikku, dan tidak ada seorang pun yang bisa mengambilnya. Aku juga menyarankanmu untuk pergi meninggalkan Laut Waktu bersama dengan para Immortal Vampir itu. Jika tidak, kau akan menanggung akibatnya."     

"Aku telah memberimu nasihat, namun kau tetap bersikeras bertindak dengan sesuka hatimu. Apakah kita harus menyelesaikan masalah ini dengan menggunakan kekerasan?" Wargod Bloodximius menghela napas.     

Kata-kata ini membuat 'Chi Kongyue' sangat marah, jadi dia tidak bisa menahan diri untuk tidak menjawab dengan nada penuh amarah, " Xue Jue, kau terlalu percaya diri dengan kemampuanmu sendiri. Tempat ini adalah Laut Waktu, yang masih berada di dalam wilayah Asuran. Tempat ini bukanlah wilayah kekuasaan dari Immortal Vampir."     

"Bagaimanapun juga, kau hanya seorang junior bagiku, tanpa memiliki hak untuk bertindak kurang ajar seperti ini kepadaku."     

Ketika Wargod Bloodximius mendengar kata-kata ini, kilatan cahaya dingin terlintas di kedua matanya.     

Tampaknya dalam beberapa tahun terakhir, Wargod Bloodximius sibuk berkultivasi dalam pengasingan. Selama ini Huang Tian yang menjadi pusat perhatian, sehingga membuat para kultivator dari Istana Neraka melupakan kehadirannya.     

Mengingat kekuatan dan statusnya saat ini, siapa yang berani memperlakukannya sebagai seorang junior?     

Di Klan Bloodysky, para petinggi dari generasi sebelumnya telah ditundukkan olehnya.     

"Kau pikir aku masih terlalu muda dan lemah? Kalau begitu, aku ingin melihat seperti apakah kemampuan yang kau miliki."     

Keinginan bertarung terpancar keluar dari sosok Wargod Bloodximius, dan tombak di tangannya memancarkan cahaya berwarna merah darah yang mewarnai seluruh penjuru langit menjadi merah.     

Seperti yang dikatakan oleh Lord Ming, Wargod Bloodximius adalah seorang maniak dalam hal pertempuran. Dia tidak takut menghadapi lawan yang kuat. Satu-satunya hal yang dia takutkan adalah tidak ada lawan yang layak baginya.     

Jika dia lahir beberapa periode Yuanhui sebelumnya, dia mungkin telah bertarung melawan Biksu Suci Xumi, Kong Chengzi, dan sosok-sosok legendaris lainnya selama pertempuran di Abad Pertengahan berlangsung.     

*Brak*     

Planet Dewa yang berada di atas langit kini mengeluarkan seberkas cahaya dewa yang menyelimuti tubuh 'Chi Kongyue', sehingga membuat sosoknya bersinar dengan keagungan mutlak.     

"Kau memang hanya seorang junior, tetapi kau berani bertindak kurang ajar di hadapanku. Jika aku tidak mendisiplinkanmu, orang-orang akan berpikir bahwa aku terlalu baik hati. Hari ini, aku akan membuatmu menyadari statusmu: kau tidak layak untuk bersikap sesombong ini," ujar 'Chi Kongyue' dengan keinginan membunuh terpancar dari sosoknya.     

Mengingat temperamen dari 'Chi Kongyue', bagaimana mungkin dia bisa menahan diri setelah dihina hingga sedemikian rupa?     

Saat ini, dia memang tidak berada dalam kondisi terbaiknya, namun dia jelas tidak selemah itu sehingga siapa pun bisa menindasnya.     

Bahkan jika pemimpin dari Immortal Vampir datang kemari secara pribadi, sang pemimpin mungkin tidak dapat memaksanya untuk mundur, apalagi seorang pemula seperti Wargod Bloodximius.     

Wargod Bloodximius berkata, "Apakah kau pikir ini masih 100.000 tahun yang lalu? Tampaknya kau perlu memahami kenyataan. Ini bukan lagi era dari generasimu.     

"Mulai sekarang, aku ingin menyatakan bahwa, jika ada seseorang atau siapa pun dari Istana Langit atau Neraka, berani membunuh anak-anakku, aku akan membuat mereka menanggung akibatnya."     

Alasan kenapa Wargod Bloodximius memilih untuk melancarkan serangan adalah untuk membalas dendam.     

Dia mengetahui alasan kenapa anak-anaknya, Lord Ming dan Permaisuri Darah menaruh dendam padanya karena harus tinggal di Kunlun. Dia bahkan belum pernah bertemu dengan Permaisuri Darah Qingyin karena sang Permaisuri telah diusir selama masa kecilnya. Sementara itu putra keenamnya, Lord Ming, telah dipenjara di Kunlun selama sepuluh ribu tahun.     

Meskipun dia telah menggunakan berbagai macam cara untuk menghancurkan pertahanan Kunlun, berniat membawa mereka pulang, dia tidak dapat membalikkan kerusakan yang telah dihasilkan.     

Lautan Chi Darah di belakang Wargod Bloodximius bergejolak dengan agresif, dan deretan gelombang raksasa muncul dari permukaannya.     

*Aaarghh*     

Prajurit Asura bertangan delapan itu berteriak ke arah langit, dan dalam sekejap, Chi Petarung Asuran yang tak terbatas terpancar keluar dari tubuhnya.     

Bersamaan dengan teriakan tersebut, pegunungan dan sungai di sekitarnya terbelah, dimana kekuatan hukum di sekitarnya berhasil dipukul mundur.     

Dua dari delapan tangan Prajurit Asura itu bergerak secara bersamaan, dan dua kapak raksasa di tangannya diayunkan ke arah Wargod Bloodximius dari dua sisi yang berbeda.     

Kedua kapak itu adalah pusaka kuno yang diwariskan oleh seorang dewa yang mengkultivasi Ilmu Angin. Ketika mereka diaktifkan, dua kapak itu akan langsung membentuk badai-badai penghancur yang mampu menembus langit dan bumi, serta membelah area yang luas.     

Bahkan tubuh dewa milik seorang dewa mungkin tidak akan mampu menahan kekuatan seperti itu.     

Alih-alih mundur, Wargod Bloodximius justru meningkatkan keinginan bertarung yang muncul dari tubuhnya.     

Dia mengayunkan tombaknya yang berwarna merah darah dan mengeluarkan miliaran sinar cahaya semerah darah ke udara. Sinar-sinar itu terjalin hingga membentuk sebuah jaring dan bergerak untuk menghadapi badai-badai yang dikeluarkan oleh kedua kapak tersebut. Masing-masing sinar cahaya berwarna merah itu sangatlah tajam. Mereka mungkin tampak tipis dan rapuh, namun pada kenyataannya, semua sinar cahaya itu tidak bisa dihancurkan.     

Pada saat yang bersamaan, lautan darah di belakang Wargod Bloodximius mengumpulkan hukum di antara langit dan bumi yang tak terhitung banyaknya, hingga akhirnya membentuk satu tangan raksasa yang menutupi langit. Tangan raksasa itu langsung bergerak menuju Gunung Putih.     

*Whoosh*     

Formasi Waktu tampak berputar, dan titik-titik cahaya penanda waktu yang tak terhitung jumlahnya melesat keluar. Mereka berkumpul di satu tempat dan mendistorsi ruang hampa, kemudian berubah menjadi Pusaran Spasial raksasa.     

Untuk beberapa saat, jalannya waktu di Laut Waktu menjadi semakin cepat dan kacau, dimana ruang dan waktu menunjukkan tanda-tanda akan hancur.     

*Brak*     

Badai-badai yang dibentuk oleh Prajurit Asura bertangan delapan itu tidak mampu menghentikan sinar-sinar cahaya berwarna merah itu dan dihancurkan dalam sekejap.     

Pada saat berikutnya, sinar-sinar cahaya merah itu menembus setiap penghalang dan akhirnya mendarat di tubuh Prajurit Asura bertangan delapan itu.     

Prajurit Asura bertangan delapan itu berhasil dipukul mundur, seolah-olah tubuhnya dihantam oleh bintang-bintang. Sosoknya terhempas ke belakang, hingga mencapai bagian depan dari Istana Asurendra Samay sebelum dia bisa menstabilkan tubuhnya.     

Setelah menerima serangan ini, Chi Petarung Asuran dalam jumlah besar di tubuh Prajurit Asura bertangan delapan itu menghilang.     

Pusaran Spasial tersebut tidak dapat menahan tangan yang menutupi langit itu dan tercabik-cabik secara brutal.     

Setelah melewati pusaran tersebut, tangan yang menutupi langit itu terus bergerak menuju 'Chi Kongyue'.     

Sebelum tangan itu mengenai targetnya, ruang dan waktu sepertinya telah membeku.     

'Chi Kongyue' mengerutkan keningnya dan bergegas mengerahkan Bola Supreme Asuran ke arah tangan raksasa itu. Namun, Bola Supreme Asuran gagal menghancurkan tangan tersebut. Sebaliknya, bola itu dicengkeram dengan erat olehnya.     

*Syuut*     

Bola Supreme Asuran berputar dengan cepat dan mengeluarkan kekuatan yang sangat dahsyat, mengoyak ruang dan waktu di sekitarnya menjadi bagian-bagian kecil.     

Meski begitu, serangan tersebut tetap tidak bisa membebaskan diri dari tangan yang menutupi langit itu.     

*Aaarrggh*     

Kedua mata Prajurit Asura bertangan delapan itu berubah warna menjadi merah saat dia berteriak dengan penuh amarah, dan aura yang dipancarkan dari tubuhnya menjadi lebih agresif dari sebelumnya. Dengan satu ayunan tangannya, dia mengeluarkan berbagai macam senjata dan mengungkapkan wujud aslinya.     

Sebuah kuali kuno berwarna emas kehitaman tampak terbang melintasi langit dan berubah menjadi sebesar planet sambil mengeluarkan kekuatan dewa yang dahsyat.     

Selain itu, satu sosok iblis gunung yang berwarna hitam pekat mengeluarkan Chi Iblis sehitam tinta, hingga menyelimuti langit dan bumi.     

...     

Prajurit Asura bertangan delapan itu tidak lagi menahan diri dan menggunakan semua senjata terkuatnya untuk melancarkan serangan habis-habisan.     

Dia memiliki tubuh yang abadi dan tidak bisa dihancurkan, jadi dia tidak takut untuk bertarung dalam jarak dekat melawan Wargod Bloodximius.     

"Momen yang tepat."     

Wargod Bloodximius tidak berniat untuk mundur, dan dia justru bergerak ke depan. Tombak semerah darah yang dia pegang kini berubah menjadi seekor Naga Darah yang langsung menerkam ke arah Prajurit Asura bertangan delapan itu.     

Tombak ini ditempa secara pribadi oleh Wargod Bloodximius, dan naga iblis yang digunakan sebagai fondasinya memiliki banyak pusaka dewa di dalamnya. Dia telah mengasahnya dengan darah hingga menjadi sebuah senjata yang tak terkalahkan. Tombak itu sudah mendampingi Wargod Bloodximius dalam pertempuran yang tak terhitung jumlahnya, sehingga memungkinkan tombak tersebut untuk menyerap darah dari berbagai macam dewa.     

Kala itu, Wargod Bloodximius tidak membunuh sang naga iblis. Sebagai gantinya, dia menempa tubuh naga itu menjadi sebuah tombak dan menjadikan jiwa dewanya sebagai jiwa senjata.     

Akibatnya, ketika tombak itu ditempa dengan sempurna, bagian dalamnya dipenuhi dengan energi spiritual dan kekuatan yang mampu membelah bumi.     

Selain Wargod Bloodximius, tidak ada seorang pun yang bisa mengendalikannya.     

*Brak*     

Semua senjata itu dihempaskan ke udara oleh Naga Darah yang tidak bisa dihentikan itu, yang merupakan perwujudan dari tombak milik Wargod Bloodximius.     

*Jleb*     

Salah satu cakar dari Naga Darah saat ini menembus dada Prajurit Asura bertangan delapan itu, sehingga meninggalkan sebuah lubang yang menganga di tubuhnya.     

Tubuh Prajurit Asura bertangan delapan itu tidak terbuat dari darah dan daging. Sosoknya hanya terbentuk dari Asuran Divine Warsoul, jadi tidak ada darah dewa yang mengalir dari lukanya tersebut.     

Dalam sekejap mata, tubuh Prajurit Asura bertangan delapan itu dicabik-cabik oleh Naga Darah, dan Chi Petarung Asuran yang agung terpancar keluar.     

Di sisi lain, lautan darah bergejolak semakin agresif saat satu sosok yang menjulang tinggi berjalan keluar darinya. Itu adalah bagian dari tangan raksasa yang menutupi langit sebelumnya.     

Sosok itu adalah duplikat dari Wargod Bloodximius. Namun, sosok itu sepuluh ribu kali lebih tinggi darinya dan mengeluarkan keinginan membunuh dalam jumlah yang cukup besar.     

"Itu adalah...Immortal Blood God!" Asurendra Samay berpikir dalam hati dengan terkejut. "Xue Jue ternyata telah memulihkan teknik yang hilang dan bahkan mengkultivasinya ke tingkat yang lebih tinggi."     

Immortal Blood God adalah sebuah teknik rahasia dari Keluarga Xue Jue yang dijaga ketat. Jika seseorang mengkultivasinya hingga batas maksimal, mereka akan bisa membentuk avatar yang sekuat tubuh mereka sendiri.     

Klan Xue Jue pernah mengalami kemunduran. Karena alasan tertentu, metode kultivasi dari Immortal Blood God menjadi tidak lengkap.     

Sejak saat itu, tidak ada seorang pun yang berhasil mengkultivasinya.     

Faktanya, bahkan di masa lalu, dimana metode kultivasi sangat berlimpah, hanya segelintir orang yang mampu mengkultivasi Immortal Blood God. Fakta bahwa Wargod Bloodximius mampu menyempurnakan teknik ini dan mengkultivasinya ke tingkat tertinggi membuatnya layak memiliki reputasi sebagai seorang jenius yang tak tertandingi.     

Melihat kemunculan dari Teknik Immortal Blood God, 'Chi Kongyue' dengan cepat mengarahkan jarinya ke atas langit.     

Dalam sekejap, Stellar Soul Constellation yang berada di atas langit mengeluarkan seberkas cahaya dewa yang menakjubkan dan berubah menjadi Sungai Waktu yang mengalir ke bawah seperti sebuah Sungai Langit yang jatuh ke dunia fana.     

Asurendra Samay telah mencapai Alam Dewa selama beberapa periode Yuanhui, dan energi dewa yang dikumpulkan oleh Stellar Soul Constellation tidak akan pernah habis. Sehingga dia tidak perlu khawatir bahwa energinya akan dikuras habis.     

Sementara itu, Immortal Blood God mengulurkan tangannya yang lain dan mengepalkannya dengan erat, lalu mengerahkannya ke depan dengan kencang.     

*Boom*     

Sungai Waktu itu tidak dapat menahan satu serangan yang baru saja dikeluarkan dan hancur seketika, berubah menjadi titik cahaya penanda waktu yang tak terhitung jumlahnya, sebelum akhirnya lenyap tak bersisa.     

Bola Supreme Asuran yang dipegang oleh Immortal Blood God saat ini menghasilkan suara gemeretak yang keras, dikarenakan dunia di dalamnya menjadi sangat tidak stabil. Pada saat yang bersamaan, Immortal Blood God mengeluarkan sebuah energi yang sangat mengerikan di momen yang sama saat dia menghentakkan kakinya.     

*Boom*     

Laut Waktu pun bergetar dan hancur berkeping-keping, sedangkan inskripsi yang terukir di permukaannya nyaris hancur.     

Bahkan gunung putih itu ikut terpengaruh oleh dampak yang mengerikan tersebut. Tulang berwarna putih yang tak terhitung jumlahnya kini berubah menjadi bubuk dan tenggelam ke dalam laut secara keseluruhan.     

"Hanya ini kemampuan yang kau miliki, Samay? Cepat gunakan teknik lain yang kau miliki. Cobalah untuk tidak mengecewakanku," ujar Wargod Bloodximius.     

Ekspresi 'Chi Kongyue' berubah menjadi serius saat dia mengayunkan tangannya. Dia memanggil sebuah liontin giok kuno.     

Liontin giok itu bersinar dengan cahaya dewa yang menyilaukan dan mengeluarkan Hukum Waktu yang tak terhitung jumlahnya. Cahaya itu kemudian berubah menjadi untaian rantai tak berbentuk yang tak terhitung jumlahnya dan membungkus diri mereka sendiri di sekitar Wargod Bloodximius.     

Liontin giok ini dibuat dengan susah payah oleh Asurendra Samay, dimana liontin tersebut berisi wawasan dari Ilmu Waktu yang selama ini dikultivasi oleh Asurendra Samay dan bahkan memiliki kekuatan untuk membunuh dewa di dalamnya.     

Namun, Wargod Bloodximius bahkan tidak memandang liontin itu saat dia dengan santai mengulurkan jarinya ke depan.     

Seberkas sinar cahaya berwarna merah darah yang sangat pekat melesat keluar dari ujung jari Wargod Bloodximius.     

*Krak*     

Dalam sekejap mata, liontin giok itu langsung ditembus oleh cahaya berwarna merah darah itu sebelum akhirnya hancur berkeping-keping.     

Cahaya berwarna merah darah itu mendarat di Istana Asurendra Samay dan menembus Tanda-Tanda dewa yang ada di sana dengan mudah.     

Cahaya berwarna merah darah itu tampak sangat kecil, namun kekuatan penghancurnya sangatlah mengejutkan. Serangan itu bahkan membentuk sebuah lubang selebar lebih dari seratus mil di bangunan tersebut. Harta karun yang tak terhitung jumlahnya di dalamnya langsung berubah menjadi abu.     

"Kau..."     

'Chi Kongyue' menggertakkan giginya dengan penuh amarah.     

"Hmph!"     

Wargod Bloodximius mendengus dingin dan mulai mengambil tindakan. Dalam sekejap mata, sosoknya muncul di depan 'Chi Kongyue' dan berkata, "Semua kemampuanmu ini tidak ada yang istimewa."     

'Chi Kongyue' berniat untuk mundur, tapi pergerakannya saat ini terasa lambat. Ada sebuah kekuatan aneh di dalam tubuhnya yang telah mempengaruhi jiwa dewa miliknya.     

*Boom*     

Pada saat ini, telapak tangan Wargod Bloodximius mendarat di tubuh 'Chi Kongyue'.     

Dalam sekejap, serangkaian bayangan roh muncul dari tubuh 'Chi Kongyue'. Bayangan itu berkumpul dan masuk ke dalam punggungnya sebelum akhirnya menyatu kembali.     

"Aku memerintahkanmu untuk keluar."     

Pada detik berikutnya, telapak tangan Wargod Bloodximius menekan kepala 'Chi Kongyue' dengan kecepatan cahaya. Dua jarinya menekan pelipis 'Chi Kongyue' secara bersamaan dan mengeluarkan sebuah kekuatan dewa yang tak terbatas dari ujung jarinya.     

Diikuti dengan teriakan keras dari Wargod Bloodximius, seberkas cahaya dewa memasuki lautan Chi dari 'Chi Kongyue'.     

'Chi Kongyue' tampak berjuang dengan ekspresi menahan rasa sakit di wajahnya, tetapi dia tidak dapat membebaskan diri dari cengkeraman Wargod Bloodximius.     

Ketika tangan Wargod Bloodximius terlepas dari kepala Chi Kongyue, seberkas cahaya dewa mengelilingi jiwa dewanya dan secara paksa mencabut jiwa tersebut dari tubuhnya.     

*Boom*     

Tatapan mata 'Chi Kongyue' tampak kehilangan energi saat dia jatuh pingsan.     

"Semakin tua seseorang, maka dia akan menjadi semakin bijaksana. Aku tidak percaya bahwa ayahku ternyata sangat kuat. Tidak akan mudah bagiku untuk menyamainya," gumam Lord Ming.     

Permaisuri Darah dan Lord Ming muncul di gunung putih dengan membawa Sundial dan lempengan batu Bersama mereka.     

Sundial tampak bersinar dengan cahaya berwarna hijau yang terlihat redup dan membuka sebuah pintu tepat pada pukul empat sore.     

Zhang Ruochen bergegas keluar dari pintu itu dan tiba di samping Chi Kongyue untuk membantunya berdiri.     

Setelah memeriksa kondisinya, dia mendapati bahwa tidak ada yang salah dengan sistem tubuh Chi Kongyue. Energi kehidupannya masih sangat kuat, namun dia tidak memiliki Jiwa Suci.     

Zhang Ruochen jelas secara refleks memandang jiwa dewa yang ada di tangan Wargod Bloodximius.     

Sudah tidak perlu diragukan lagi bahwa Jiwa Suci milik Chi Kongyue berada di dalam jiwa dewa milik Asurendra Samay. Keduanya telah menyatu dengan sempurna.     

Wargod Bloodximius Kembali melancarkan serangan dengan mengeluarkan seberkas cahaya dewa berwarna merah darah yang menyelimuti jiwa dewa Asurendra Samay dalam sekejap.     

Tidak lama kemudian, satu Jiwa Suci yang lemah terpisah dari jiwa dewanya.     

Jiwa dewa Asurendra Samay menunjukkan ekspresi menahan rasa sakit. Apa yang telah dipisahkan oleh Wargod Bloodximius bukan hanya Jiwa Suci milik Kongyue, tetapi juga sebagian dari jiwa dewa Asurendra Samay, dan hal tersebut menimbulkan dampak besar baginya.     

Asurendra Samay menatap tajam ke arah Wargod Bloodximius dengan penuh kebencian. Jika dia tidak terluka dalam pertempuran melawan Dewi Bulan, mustahil baginya untuk dikalahkan dalam pertempuran ini.     

Jika dia tidak dibatasi oleh kekuatan aneh itu, dia pasti mampu melancarkan serangan balasan ketika Wargod Bloodximius mendekatinya.     

Asurendra Samay telah menjelajahi Istana Langit dan Istana Neraka selama beberapa periode Yuanhui dan tidak pernah membayangkan bahwa suatu hari nanti, dia akan berada dalam situasi seperti ini.     

Pada saat ini, langit di atas Laut Waktu yang terkoyak telah dipenuhi dengan jiwa dewa dari berbagai macam dewa.     

Situasi ini sudah tidak bisa dihindari lagi. Ada begitu banyak peristiwa yang terjadi di sini, sehingga sulit untuk tidak menarik perhatian para dewa Asura.     

"Kekuatan yang dimiliki Xue Ju sungguh menakjubkan. Kekuatannya telah mencapai tingkat yang begitu tinggi, sehingga dia mampu memanggil Immortal Blood God."     

"Dua anak Xue Jue bahkan telah mencapai Alam Dewa. Tampaknya Keluarga Xue Jue sedang berbahagia dan merayakan pencapaian ini."     

"Riwayat Samay sudah tamat. Dengan kondisi Bola Supreme Asuran yang setengah hancur dan Asuran Divine Warsoul ditaklukkan, serta situasinya sendiri yang hampir sekarat, dia mungkin tidak akan bisa selamat dari Yuanhui Tribulation berikutnya bahkan jika dia bisa memulihkan diri."     

"Dia bisa memprovokasi siapa pun kecuali Xue Jue, yang sangat menjaga keselamatan keluarganya. Bahkan jika Samay berada pada kondisi terkuatnya, mustahil baginya untuk mengalahkan Xue Jue saat ini. Bagaimanapun juga, Xue Jue telah memperoleh kekuatan besar, jadi akan sulit bagi siapa pun untuk menaklukkannya."     

"Aku jadi ingin tahu siapa yang lebih kuat, Xue Jue atau Huang Tian?"     

...     

Para dewa saling berdiskusi dengan penuh semangat. Mereka menghela napas saat menyaksikan kekuatan dari Wargod Bloodximius dan juga merasa kasihan pada Asurendra Samay.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.