Kaisar Dewa

Musuh Publik Bagi Istana Neraka



Musuh Publik Bagi Istana Neraka

3Para kultivator dari Istana Neraka yang mengelilingi Arena Hidup dan Mati semuanya tampak tercengang. Mereka sangat terkejut sehingga bola mata mereka seperti hampir keluar. Mereka mengira bahwa mereka sedang berhalusinasi.     

Warlord dari Keluarga Mara, sekaligus Pemimpin Dhisan, telah dihantam ke permukaan tanah oleh seorang Supreme Saint di Alam Neverwilt. Dia dikalahkan oleh sebuah labu.     

"Tidak, ini mustahil. Bagaimana mungkin Warlord Mara kalah?"     

"Siapa dia sebenarnya? Bahkan Yan Wusheng, yang juga merupakan Supreme Saint di Alam Neverwither, akan kesulitan untuk mengalahkan Warlord Mara."     

Seorang wanita yang mengenakan topeng emas dan pakaian berwarna-warni berjalan mendekati Arena Hidup dan Mati di bawah pengawalan dua kelompok penjaga di tingkat Saint. Dia tersenyum ketika dia berkata, "Apa yang tidak bisa dilakukan Yan Wusheng, bukan berarti Zhang Ruochen tidak bisa melakukannya. Bagaimanapun juga, dia pernah mengalahkan Yan Wusheng di tingkat yang sama."     

Kulit wanita itu terlihat seperti Batu Giok Dewa. Sekujur tubuhnya diselimuti oleh lapisan kabut dan sosoknya yang anggun terlihat buram. Topeng di wajahnya terbuat dari untaian benang emas yang menutupi wajahnya. Di bawah topeng emas tersebut, ada rangkaian liontin berenda yang saling berdentangan.     

Wanita itu menampilkan keanggunan yang luar biasa. Bahkan seorang Saint King dengan tingkat kultivasi tertinggi sekalipun akan merasa tidak berdaya ketika berdiri di hadapannya.     

"Bagaimana dia bisa mengalahkan Yan Wushen di tingkat yang sama?" seorang Supreme Saint dari Klan Nether yang mengenakan jubah hitam tidak bisa mempercayai kata-kata wanita itu.     

Semua orang di Medan Pertempuran Merit di Kunlun tahu bahwa Zhang Ruochen telah mengalahkan Yan Wushen.     

Namun, Istana Neraka terlalu luas. Banyak kultivator berada di pengasingan sepanjang tahun. Mereka tidak peduli dengan dunia luar dan belum pernah mendengar tentang hal tersebut.     

Banyak dari mereka bahkan tidak mengenal Zhang Ruochen.     

"Namanya adalah Zhang Ruochen," ujar wanita berpakaian warna-warni itu. "Supreme Saint Han Xi, jika kau tidak percaya padaku, kau dapat mengirim seseorang untuk menyelidikinya. Kita pasti akan segera mendapatkan hasilnya."     

Supreme Saint Han Xi dari Klan Nether mengayunkan tangannya dan mengirim salah satu bawahannya untuk menyelidiki hal tersebut.     

Tidak lama kemudian, sebuah dokumen muncul di tangan Supreme Saint Han Xi. Dokumen itu berisi semua informasi tentang Zhang Ruochen.     

"Hah?"     

Ketika Supreme Saint Han Xi melihat salah satu isinya, hawa dingin terpancar dari matanya. "Ada begitu banyak musuh tak tertandingi dari klan kita yang tewas terbunuh di tangannya. Bahkan Putra Kegelapan dibunuh olehnya."     

Sama seperti Supreme Saint Han Xi, banyak kultivator yang tidak mengetahui identitas Zhang Ruochen juga melakukan penyelidikan.     

Namun, setelah melihat hasil investigasi yang mereka terima, mereka dipenuhi oleh amarah. Mereka merasa bahwa Zhang Ruochen adalah musuh publik bagi Istana Neraka dan harus dibunuh sesegera mungkin.     

"Tangannya dibasuh oleh darah para kultivator dari Istana Neraka. Berani sekali dia datang ke Wilayah Takdir Dewa?"     

"Meskipun Warlord Mara telah kalah, masih ada banyak kultivator kuat lainnya di Istana Neraka. Pasti ada seorang Supreme Saint tak tertandingi yang bisa membunuhnya."     

..     

Zhang Ruochen mengabaikan para kultivator dari Istana Neraka yang berada di bawah Arena Hidup dan Mati. Dia mengulurkan telapak tangannya, lalu menekannya di kepala Warlord Mara dan memasukkan kekuatan spiritualnya, mencoba memeriksa ingatan dari Warlord Mara.     

Namun, begitu kekuatan spiritualnya memasuki kepala Warlord Mara, kekuatan tersebut dihancurkan oleh sebuah kekuatan dewa.     

Sebuah kekuatan spiritual yang lebih kuat melancarkan serangan balasan, sehingga memaksa Zhang Ruochen mundur puluhan langkah ke belakang ketika darah dewa mengalir dari sudut mulutnya.     

"Itu adalah Kekuatan Dewa. Kekuatan tersebut melindungi ingatan dan Jiwa Suci milik Warlord Mara."     

Zhang Ruochen menyeka darah dewa dari sudut mulutnya dan dengan tenang memikirkan cara untuk membuat Warlord Mara berbicara. Setelah beberapa saat, dia bergumam, "Arena Hidup dan Mati adalah tempat yang luar biasa."     

Di bawah Arena Hidup dan Mati, Zhang Ruochen melihat sosok Xue Tu. Dia menunjuk ke arahnya dan berkata, "Kemarilah."     

"Kakak senior, Arena Hidup dan Mati tidak bisa dimasuki secara sembarangan," Xue Tu menggelengkan kepalanya, takut bahwa dia akan dipermainkan oleh Zhang Ruochen.     

Begitu berada di atas Arena Hidup dan Mati, maka nyawa seseorang akan berada di luar kendali mereka.     

Xue Tu adalah orang yang mementingkan nyawanya di atas segalanya. Bagaimana mungkin dia tidak bersikap waspada?     

Zhang Ruochen menatapnya dan berkata, "Apakah kau yakin bahwa kau menolak untuk naik kemari?"     

Xue Tu dikejutkan oleh tatapan mata Zhang Ruochen. Dia menjilat bibirnya dan akhirnya, dia menguatkan dirinya dan berjalan selangkah demi selangkah ke bagian tepi dari Arena Hidup dan Mati. Dia tidak berani melangkah ke dalamnya.     

"Kakak senior, ada yang bisa kubantu?" dia berkata.     

"Lepaskan baju zirahnya dan ikat dia," ujar Zhang Ruochen sambil menunjuk ke arah Warlord Mara yang terbaring di permukaan tanah.     

Xue Tu menelan ludah dan mengingatkannya, "Dia adalah Warlord Mara, sosok yang sangat luar biasa. Jika kau mengikatnya, kau akan menyinggung seluruh anggota Keluarga Mara."     

"Kenapa kau masih berdiri di luar? Apakah kau ingin aku membawamu masuk secara paksa?" Zhang Ruochen bertanya dengan nada dingin.     

Xue Tu benar-benar takut pada Zhang Ruochen. Akhirnya, dia berjalan memasuki Arena Hidup dan Mati dengan kakinya yang kaku.     

Pada saat ini, Xue Tu bisa merasakan tatapan mata yang tak terhitung jumlahnya tertuju padanya dari segala arah. Dia merasa sedih dan tak berdaya. 'Aku hanya sekedar lewat untuk menonton jalannya pertunjukan. Kenapa sekarang aku malah menjadi pusat perhatian? Jika aku tahu bahwa situasinya akan menjadi seperti ini, aku tidak akan datang kemari. Jika aku bertindak gegabah terhadap Zhang Ruochen, aku pasti akan dicap sebagai musuh publik bagi Istana Neraka.'     

Xue Tu mengetahui reputasi yang dimiliki oleh Warlord Mara. Dia tampak ragu-ragu dan berkata, "Apakah kita benar-benar harus melakukan hal ini? Seorang Supreme Saint tidak bisa diikat begitu saja. Begitu dia terbangun, bahkan sepuluh kunci suci yang mengikatnya dapat dihancurkan dengan mudah."     

Zhang Ruochen melempar sebuah cambuk kerangka kepada Xue Tu dan berkata, "Gunakan ini."     

"Ini… Ini adalah Artefak Quasi-Supreme yang digunakan oleh Dark Skeletal Lord sebelumnya…"     

Xue Tu memegang cambuk kerangka itu dengan kedua tangannya dan menghela napas. 'Zhang Ruochen bahkan lebih kaya dari para dewa. Benda-benda yang dia ambil semuanya adalah pusaka supreme.'     

'Sayangnya, menjadi kaya tidak membuatnya menjadi baik hati.'     

Dengan begitu banyak harta karun berada di tangannya, Zhang Ruochen memaksanya untuk menjual wilayah kekuasaannya, darah suci dan tubuh Saint miliknya.     

Xue Tu terus berpikir, tapi tangannya tidak berhenti bergerak. Dia melepaskan baju zirah hitam dari tubuh Warlord Mara, dan Warlord Mara kini berubah menjadi pria telanjang dengan tubuh kekar yang kuat.     

Pemandangan itu…benar-benar menarik perhatian.     

Xue Tu memegang baju zirah hitam itu di tangannya dan memeriksanya. Baju zirah tersebut adalah sebuah Artefak King yang mampu membuat Xue Tu merasa semakin goyah.     

Mereka sama-sama Supreme Saint dan putra dewa. Kalau begitu, kenapa Zhang Ruochen memiliki Artefak Supreme yang melimpah dan tubuh Warlord Mara dilindungi oleh Artefak King? Sedangkan Xue Tu berada dalam kondisi yang menyedihkan. Dia tidak punya apa-apa. Dia bahkan tidak memiliki senjata saint yang layak, ataupun wilayah kekuasaan. Kini dia juga tidak memiliki kebebasan.     

"Aku adalah Supreme Saint yang paling menyedihkan."     

Xue Tu menatap Warlord Mara, yang kini telanjang dan terbaring di Arena Hidup dan Mati. Dia menggelengkan kepalanya lagi dan berkata, "Tidak, ada seseorang yang bernasib lebih buruk dariku. Setidaknya aku masih memiliki harga diri."     

Ketika Warlord Mara terbangun, dia merasa lega ketika mengetahui bahwa dia masih hidup.     

Bagaimanapun juga, dikalahkan di Arena Hidup dan Mati menunjukkan bahwa dia pasti akan mati.     

Tetapi tidak lama kemudian, dia merasa bahwa mampu bertahan hidup lebih buruk daripada kematian, karena dia mendapati bahwa dia masih berada di Arena Hidup dan Mati, ditelanjangi, dan ditatap oleh kultivator yang tak terhitung jumlahnya.     

Warlord Mara adalah sosok dengan status yang tinggi. Dia sangat menjunjung tinggi harga dirinya. Setelah mengalami penghinaan yang begitu besar, kemarahan di dalam dirinya seolah-olah telah membakar seluruh penjuru Istana Neraka.     

"Zhang Ruochen, aku tidak akan pernah hidup di bawah langit yang sama denganmu."     

Warlord Mara mengerahkan kekuatan di kedua lengannya, dan dalam sekejap, cahaya suci yang menyilaukan bersinar terang. Dia ingin mematahkan cambuk kerangka yang menjerat tubuhnya.     

Namun, saat dia mengerahkan kekuatannya, Inskripsi Supreme dalam jumlah besar bermunculan di cambuk kerangka tersebut. Kekuatan yang dahsyat pun meledak dan mendarat di tubuhnya, membuat semua kekuatannya memudar.     

Zhang Ruochen tampak duduk di sebuah kursi suci berwarna emas di tengah-tengah Arena Hidup dan Mati. Dia memegang cambuk kerangka di tangannya dan berkata, "Jangan sia-siakan kekuatanmu. Kau tidak akan bisa menghancurkan sebuah Artefak Quasi-Supreme."     

Cambuk kerangka itu terbuat dari tulang punggung seekor naga dewa. Cambuk tersebut telah melewati tujuh King Calamities dan memiliki banyak Inskripsi Supreme di dalamnya.     

Oleh sebab itulah, cambuk tersebut bisa disebut sebagai salah satu dari Artefak King Tujuh Elemen dan Artefak Quasi-Supreme.     

Warlord Mara tidak terpengaruh oleh ucapan Zhang Ruochen. Dia terus berusaha membebaskan diri, tetapi Zhang Ruochen kembali membanting tubuhnya hingga sekarat.     

"Bunuh saja aku!" Warlord Mara berteriak.     

Dia merasa tidak punya harga diri untuk melanjutkan hidup.     

Zhang Ruochen mengejeknya, "Kau sudah tidak mampu menahannya lagi? Aku mendengar kabar bahwa kau memiliki potensi untuk menjadi seorang dewa. Kau adalah salah satu sosok penting di Keluarga Mara dan Dhisan. Sekarang, tampaknya apa yang disebut sebagai potensi menjadi dewa itu hanyalah lelucon belaka."     

Wajah Warlord Mara kini terlihat sangat mengerikan. "Jangan terus menerus mempermalukanku," ujarnya.     

Zhang Ruochen berbicara dengan penuh percaya diri dan melanjutkan kata-katanya, "Hati dari seorang dewa sangatlah kokoh. Penghinaan yang kau alami tidak begitu parah, dan kau sudah mencari kematianmu sendiri. Bagaimana mungkin kau bisa memiliki hati dari seorang dewa?"     

Warlord Mara benar-benar dibuat tercengang setelah mendengar kata-kata tersebut, seolah-olah dia telah menerima pukulan di kepalanya.     

Perlahan-lahan dia bisa menenangkan diri dan berkata, "Kau memang benar. Mereka yang memiliki hati dari seorang dewa harus pantang menyerah. Memangnya kenapa dengan penghinaan ini? Selama aku masih hidup, aku akan melenyapkanmu suatu hari nanti."     

"Karena kau tidak ingin mati, katakan padaku sekarang. Dari mana kau mendapatkan gelang ini?" Zhang Ruochen memegang Gelang Dimensi di tangannya dan berjalan ke arah Warlord Mara. Kedua matanya terlihat dingin.     

Warlord Mara tertawa terbahak-bahak sambil berkata, "Hahaha! Jika kau ingin mengetahui jawabannya, bebaskan aku sekarang juga. Berlutut dan memohonlah di hadapanku. Hanya itu cara yang bisa kau lakukan."     

Zhang Ruochen langsung meninju wajah Warlord Mara. Wajahnya tampak berlumuran darah.     

"Percuma saja. Bahkan jika kau membunuhku, jangan berharap aku akan mengatakan sesuatu. Kau tahu sendiri sekuat apakah tekad dari seorang Supreme Saint." Warlord Mara tidak menyerah dan terus tertawa terbahak-bahak.     

Zhang Ruochen berdiri dari tempatnya dan melemparkan Parashu kepada Xue Tu. "Apakah kau tahu apa yang harus kau lakukan?"     

Xue Tu tampak tercengang, "Apa?"     

"Tubuh dari seorang Supreme Saint sangatlah berharga. Potong setiap bagian tubuhnya untuk dijual. Mulailah dengan menjual darah dari Supreme Saint, lalu kakinya. Sedangkan jantung Supreme Saint… Kemampuan regenerasi dan penyembuhan diri dari seorang Supreme Saint sangat kuat. Kau harus berhati-hati untuk tidak membunuhnya. Jantung seorang Supreme Saint bisa dijual setidaknya sepuluh kali. Benar begitu?" Zhang Ruochen berkata dengan tenang, dari awal hingga akhir penjelasannya.     

Namun, ketika Warlord Mara mendengar kata-kata itu, dia seperti disambar petir. Dia sangat ketakutan.     

Dia berharap dia bisa mati sesegera mungkin.     

'Aku tidak boleh mati secepat ini. Aku ingin menjalani kehidupan yang kuat. Aku memiliki potensi untuk menjadi seorang dewa, tetapi aku juga harus memiliki hati untuk menjadi dewa. Aku tidak boleh mudah menyerah…' Warlord Mara berpikir dalam hati.     

Lengan Xue Tu yang memegang Parashu terasa sedikit lemas karena dia pernah mendengar kata-kata yang sama sebelumnya.     

"Kenapa aku harus melakukan hal seperti ini? Tidak bisakah kau yang melakukannya sendiri?"     

Xue Tu merasa tertekan. Dia semakin menyesal karena datang kemari untuk menyaksikan jalannya pertunjukan.     

Ketika Zhang Ruochen bertarung dengan Warlord Mara, diam-diam dia merasa bahagia. Dia mengira bahwa Warlord Mara dapat membunuh Zhang Ruochen, sosok iblis itu.     

Namun sayangnya…     

"Kakak senior, apakah kau...apakah kau serius?" Xue Tu bertanya.     

"Apakah kau pikir aku sedang bercanda? Jika kau tidak bisa melakukannya, bagaimana kalau kau juga pergi ke sana dan aku akan menjualmu juga?" Zhang Ruochen berkata dengan nada dingin.     

"Bagaimana mungkin aku tidak bisa melakukannya? Aku, Xue Tu, adalah seorang pembunuh massal. Aku tidak memiliki belas kasihan."     

Xue Tu kini berjalan menuju Warlord Mara dengan membawa Parashu di tangannya.     

Warlord Mara tidak takut mati, tetapi pada saat ini, setiap bagian tubuhnya bergetar pelan.     

Para kultivator yang berada di sekitar Arena Hidup dan Mati tampak tercengang. Mereka tidak menyangka Zhang Ruochen dan Xue Tu akan melakukan hal ini.     

Beberapa Saint dan Saint King yang hadir bahkan ikut tergoda.     

Jika mereka benar-benar bisa mendapatkan darah Supreme Saint dari Warlord Mara, Tulang Supreme Saint, jantung Supreme Saint, dan paru-paru Supreme Saint, semua itu pasti akan membantu mereka meningkatkan kultivasi masing-masing dan mencapai tingkat Supreme Saint.     

"Zhang Ruochen, beraninya kau mempermalukan Warlord Mara? Majulah dan hadapi kematianmu!"     

Lima Supreme Saint dari Keluarga Mara menerjang mendekat. Salah satu dari mereka berada di Alam Hundred-Shackle, sementara empat orang lainnya berada di Alam Neverwilt. Usia mereka tidak lebih dari 1.000 tahun. Sudah jelas, mereka semua adalah tamu di Festival Perburuan Langit.     

"Warlord Mara telah memancingku ke Arena Hidup dan Mati untuk membunuhku. Apakah aku tidak boleh melawan balik? Jika kalian ingin menyelamatkannya, naiklah ke Arena Hidup dan Mati, lalu bertarunglah denganku. Apa gunanya berteriak di antara para penonton?" ujar Zhang Ruochen.     

Twarita Mara adalah satu-satunya kultivator di bawah Alam Hundred-Shackle di antara lima Supreme Saint tersebut. Dia telah mematahkan tujuh belenggu dan kini berkata dengan dingin, "Kau telah mengalahkan Warlord Mara. Kalau begitu, bunuh saja dia. Kenapa kau mempermalukannya?"     

"Kenapa kau malah memaksaku untuk membunuhnya? Apakah karena setelah dia tewas terbunuh, kau bisa menjadi Warlord baru dari Keluarga Mara?" Zhang Ruochen bertanya.     

Twarita Mara tidak bisa berkata-kata. Dia sangat marah dan tidak tahu harus menjawab apa.     

Seorang Supreme Saint di Alam Neverwither dari Keluarga Mara berkata, "Kau sama saja telah mempermalukan Keluarga Mara dengan mempermalukan Warlord Mara. Mulai sekarang, kita adalah musuh."     

"Supreme Saint dari Keluarga Mara, apakah kau hanya bisa mengoceh? Jika kau memang memiliki kemampuan yang mumpuni, bertarunglah melawanku di Arena Hidup dan Mati," ujar Zhang Ruochen.     

"Kalau begitu, mari kita bertarung. Aku tidak takut padamu."     

Supreme Saint di Alam Neverwither lainnya dari Keluarga Mara tersulut amarah karena Zhang Ruochen. Dia memegang Tombak Saint di tangannya dan hendak menerjang ke atas Arena Hidup dan Mati.     

Twarita Mara dengan cepat menghentikannya dan berkata secara telepati, 'Zhang Ruochen bukanlah lawan yang mudah untuk dihadapi. Bahkan Warlord Mara kalah darinya. Apakah kau ingin menjemput ajalmu sendiri?'     

Zhang Ruochen membuka mulutnya lagi, "Rupanya para Supreme Saint dari Keluarga Mara adalah sekelompok pengecut. Kalau begitu, bisa dibayangkan bahwa mereka yang berada di bawah Supreme Saint Tertinggi pasti jauh lebih menyedihkan. Jika kalian takut mati, kalian bisa menyerangku secara bersamaan. Aku akan menghadapi kalian semua sekaligus."     

Supreme Saint di Alam Neverwither yang memegang Tombak Saint itu tidak bisa menahan emosinya lebih lama lagi. Dia merasa Zhang Ruochen pantas mati. "Bahkan jika kita tewas terbunuh, kita tidak bisa membiarkan orang lain berpikir bahwa Supreme Saint dari Keluarga Mara adalah sekumpulan pengecut hanya karena kita takut akan kematian!" dia berteriak.     

"Ayo bertarung!"     

Setelah membebaskan diri dari tekanan Twarita Mara, dia menerjang ke arah Arena Hidup dan Mati.     

Aura dari Supreme Saint itu menyebar di langit dan bumi. Sedangkan Tombak Saint di tangannya berubah menjadi seekor naga perak yang menerjang ke arah Zhang Ruochen.     

"Berlutut."     

Zhang Ruochen berdiri tak bergeming di tempatnya. Dia mengeluarkan kekuatan dari tiga Ilmu Kuno— Wilayah Kebenaran, Domain Spasial, dan Domain Waktu—pada saat yang bersamaan.     

Dalam sekejap, Supreme Saint di Alam Neverwither itu berhenti akibat tekanan yang menimpanya. Tulang-tulangnya retak. Dia berdiri tegak dan tidak bisa bergerak dari tempatnya. Kakinya tampak gemetar.     

Dia mengertakkan giginya dan tidak sampai jatuh berlutut.     

"Tekad dan kekuatan Supreme Saint memang luar biasa."     

Zhang Ruochen menjentikkan jarinya. Dalam sekejap, sebuah Tanda Waktu terbang keluar dan mengenai dada Supreme Saint tersebut.     

Pada saat itu juga, Supreme Saint di Alam Neverwither itu kehilangan seratus tahun masa hidupnya. Tubuhnya menjadi lemah. Dia tidak bisa menahan kekuatan dari tiga Ilmu Kuno itu lagi. Dia akhirnya berlutut disertai dengan suara yang pelan.     

"Zhang Ruochen... Kau... Kau pantas mati..."     

Supreme Saint di Alam Neverwither itu berteriak kesal. Tatapan matanya dipenuhi dengan rasa malu.     

Ketika dia berlutut, banyak kilatan petir dikeluarkan dari tubuhnya. Dalam sekejap, seluruh bagian dari Arena Hidup dan Mati berubah menjadi sebuah dunia petir.     

Sementara itu di bawah Arena Hidup dan Mati—     

Empat Supreme Saint lainnya dari Keluarga Mara semuanya terlihat sangat marah. Mereka menerjang ke arah Arena Hidup dan Mati tanpa mempedulikan apa pun. "Serang! Kepung Zhang Ruochen dan bertarung demi kehormatan Keluarga Mara!" mereka berseru.     

"Bunuh dia!"     

"Kepung Zhang Ruochen dan bunuh Xue Tu."     

…     

Xue Tu, yang hendak mengambil darah dari Warlord Mara, merasa sangat tertekan. Dia merasa bahwa dia tidak bersalah dalam konflik ini. "Musuh kalian jelas-jelas adalah Zhang Ruochen. Kenapa kalian ingin membunuhku? Aku juga dipaksa untuk melakukan apa yang dia inginkan."     

Alasan di balik Zhang Ruochen yang berurusan dengan Warlord Mara dan menyulut amarah lima Supreme Saint dari Keluarga Mara itu adalah, karena dia ingin menanyakan keberadaan Mu Lingxi. Selain itu, dia juga ingin menghancurkan Keluarga Mara, membangun fondasinya di Istana Neraka, dan mengintimidasi musuh-musuh dari pasukan besar lainnya.     

Dia ingin mereka memahami bahwa menjadi musuhnya akan jauh lebih buruk daripada menghadapi kematian.     

Kalau tidak, akan sangat merepotkan baginya jika mereka terus menerus mengincarnya.     

TSL Note: Setelah beberapa pertimbangan, translator memutuskan untuk mengubah terjemahan Senjata/Pusaka (Artifact dalam terjemah bahasa Inggrisnya) menjadi Artefak. Contoh dalam terjemahan sebelumnya: Senjata Quasi-Supreme = Artefak Quasi-Supreme, Senjata King = Artefak King.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.