Kaisar Dewa

Enam Supreme Saint



Enam Supreme Saint

2Empat Supreme Saint dari Keluarga Mara itu melangkahkan kaki ke atas Arena Hidup dan Mati pada saat yang bersamaan. Empat gelombang Chi Evil-sha yang dahsyat tiba-tiba menerjang ke arah Zhang Ruochen, dan menampilkan empat fenomena yang berbeda-beda.     

Salah satunya adalah seorang Supreme Saint Rakshasa. Tingginya mencapai ratusan kaki, dan dia memegang Tongkat Shyam yang setebal pilar di tangannya. Dia tampak seperti seorang dewa perang.     

Sementara itu, Supreme Saint lainnya diselimuti oleh rune-rune dewa berwarna hitam. Dia menggunakan semua rune tersebut untuk melawan tekanan dari tiga Ilmu Kuno. Dia menerjang ke arah Supreme Saint di Alam Neverwither yang berlutut di permukaan tanah itu.     

Sedangkan sosok yang lainnya adalah Supreme Saint Rakshasi. Dia memiliki lekuk tubuh yang indah dan sangat cantik. Dia menerjang ke arah Warlord Mara dengan kecepatan cahaya saat dia mencoba menyelamatkannya.     

Twarita Mara, yang memiliki kultivasi terkuat dan telah mencapai Alam Hundred-Shackle, memegang sebuah Pusaka Kuno yang bersinar dengan cahaya perak saat dia menyerang Zhang Ruochen dari bagian depan.     

Empat Supreme Saint dari Keluarga Mara itu memiliki taktik yang mendetail dan pembagian tugas yang jelas.     

Beberapa dari mereka bertanggung jawab untuk menahan pergerakan Zhang Ruochen.     

Sedangkan yang lainnya bertugas menyelamatkan anggota mereka.     

Jika mereka bisa menyelamatkan Warlord Mara dan Supreme Saint di Alam Neverwither itu, bukankah mereka akan mampu menekan Zhang Ruochen dan membunuh Xue Tu dengan kekuatan gabungan dari enam Supreme Saint?     

"Dengan adanya begitu banyak Supreme Saint yang menyerang secara bersamaan, Arena Hidup dan Mati tampaknya terlalu kecil untuk digunakan. Bagaimana kalau aku memperluas medan pertempuran kita di sini?"     

Zhang Ruochen masih duduk di tengah-tengah Arena Hidup dan Mati. Dia menghentakkan kaki kanannya ke permukaan tanah. Dalam sekejap, banyak Prinsip Dimensi terbang keluar dari tubuhnya dan mengubah Arena Hidup dan Mati menjadi sebuah area yang luas.     

Dimensi dari Arena Hidup dan Mati membesar dengan cepat dan terus meluas seiring berjalannya waktu.     

Supreme Saint Rakshasi itu jelas akan mendekati Warlord Mara. Namun, jarak antara dia dan Warlord Mara menjadi semakin jauh dalam sekejap. Pada akhirnya, dia ditarik secara paksa ke jarak lebih dari seratus mil jauhnya.     

Dia terlihat sangat terkejut. Dia mendongak dan menatap ke sekelilingnya.     

Arena Hidup dan Mati pada awalnya hanya memiliki panjang dan lebar sekitar 10.000 meter.     

Tapi sekarang, panjangnya mencapai ribuan mil dan 100 kali lebih lebar dari sebelumnya.     

Para kultivator dari Istana Neraka yang berada di bawah Arena Hidup dan Mati semua berseru karena terkejut.     

"Kenapa sosok Zhang Ruochen, Twarita Mara, dan yang lainnya tiba-tiba menjadi sekecil butiran pasir? Aku bahkan tidak bisa melihat sosok mereka tanpa menggunakan Mata Saint milikku."     

Wanita cantik dan anggun yang mengenakan topeng emas itu berkata, "Bukannya mereka menjadi kecil. Itu karena area di dalam Arena Hidup dan Mati telah membesar dan berubah menjadi sebuah dunia kecil."     

"Apa? Areana itu berubah menjadi sebuah dunia kecil?"     

"Ukuran dari Arena Hidup dan Mati tidak berubah. Bagaimana caranya tempat itu tiba-tiba berubah menjadi sebuah dunia kecil?"     

Banyak kultivator tingkat Saint dari Istana Neraka dibuat tercengang oleh teknik dimensi milik Zhang Ruochen yang begitu menakjubkan. Mereka semua berseru karena terkejut.     

Wanita cantik bertopeng emas itu berkata lagi, "Sekarang, kita seperti membuka sebuah peta dan melihat dunia. Tapi peta ini adalah dunia yang sesungguhnya."     

"Zhang Ruochen benar. Ukuran dari Arena Hidup dan Mati terlalu kecil. Bahkan kultivator-kultivator kuat di tingkat Saint King akan kesulitan bertarung di dalam sana, apalagi kultivator di tingkat Supreme Saint."     

"Sepertinya kita harus melapor ke Istana Takdir dan menempa semua cincin pertempuran di Arena Hidup dan Mati serta Distrik Pertempuran menjadi sebuah dunia kecil yang lebih luas dengan menggunakan Inskripsi Dimensi."     

Para kultivator tingkat Saint di sekitarnya kini menatapnya dengan terkejut.     

Dia memiliki hak untuk mengungkapkan pendapatnya kepada Istana Takdir. Siapa dia sebenarnya?     

..     

Sementara itu di Arena Hidup dan Mati.     

Tiga Ilmu Kuno milik Zhang Ruochen—Wilayah Kebenaran, Domain Spasial, dan Domain Waktu—telah melingkupi jarak sejauh 500 kilometer. Empat Supreme Saint dari Keluarga Mara itu menerima tekanan yang dahsyat begitu mereka memasuki cakupan wilayah tersebut.     

*Brak*     

Zhang Ruochen memegang cambuk kerangka di tangan kirinya untuk menekan Warlord Mara. Dia mengulurkan tangan kanannya ke atas kepalanya. Dia mengerahkan Prinsip Dimensi dari Langit dan Bumi untuk membentuk untaian Rantai Dimensi yang menjerat empat Supreme Saint tersebut.     

*Brak*     

Terkadang, Rantai Dimensi terlihat seperti untaian rantai berwarna putih yang membentuk sebuah jaring.     

Di lain waktu, mereka bergabung dengan ruang hampa dan menjadi tak terlihat.     

Tiga Supreme Saint di Alam Neverwither itu mengerahkan semua kekuatan mereka untuk melawan Rantai Dimensi tersebut. Meskipun mereka berhasil menghentikan rantai itu, namun mereka tidak bisa bergerak lebih jauh.     

Twarita Mara menatap Zhang Ruochen, yang sedang duduk di atas kursi, dengan keinginan membunuh yang dingin di matanya.     

Zhang Ruochen bahkan tidak berdiri dari tempatnya untuk menghadapi serangan keempat Supreme Saint itu. Seolah-olah dia sedang mempermainkan mereka. Apa yang akan dipikirkan oleh para kultivator tingkat Saint lainnya di Istana Neraka tentang Keluarga Mara jika mereka menyaksikan pemandangan ini?     

"Maju!"     

"Tidak usah menahan diri dan mari kita gunakan kekuatan terkuat masing-masing untuk mematahkan tekanan dari tiga Ilmu Kuno milik Zhang Ruochen!"     

Setelah Twarita Mara meneriakkan kata-kata itu, dia mengeluarkan sebuah Pusaka Kuno—Cunning Blade—dengan kedua tangannya dan mengaktifkan 160.000 inskripsi tingkat Saint King di pedang tersebut.     

*Krak, Krak*     

Ribuan sambaran petir perak tiba-tiba menembus langit dan bumi dari pedang itu.     

"Dimensional Split."     

Pada saat itu juga, Twarita Mara mengayunkan pedangnya ke arah Zhang Ruochen, yang berada di tengah-tengah Arena Hidup dan Mati.     

Dimensional Split milik Twarita Mara bukanlah sebuah Kekuatan Dimensi, melainkan Kehendak Saint Pedang, itu adalah Kehendak Saint dari Dimensional Split.     

Jika seseorang berlatih ilmu pedang hingga tingkat tertentu, mereka juga bisa menembus ruang hampa dan dimensi.     

Twarita Mara telah menggabungkan teknik pedang dan Kehendak Saint menjadi satu kesatuan dan mengeluarkan serangan terkuatnya. Dalam sekejap, Rantai Dimensi itu hancur seperti selembar kertas, inci demi inci.     

Tiga Supreme Saint di Alam Neverwither lainnya menyerang dengan sekuat tenaga. Mereka mengerahkan tekanan kepada Zhang Ruochen dari tiga arah berbeda untuk membantu Twarita Mara mematahkan tiga Ilmu Kuno milik Zhang Ruochen     

"Setelah menggabungkan teknik pedang dan Kehendak Saint, serangan yang dihasilkan sangatlah kuat."     

Zhang Ruochen tampak sedikit terkejut. Dia bisa merasakan bahwa serangan pedang milik Twarita Mara telah menghancurkan Wilayah Kebenaran, Domain Spasial, dan Domain Waktu miliknya, kemudian menyebar dengan cepat ke arahnya.     

Pada saat ini, Zhang Ruochen akhirnya memandang ke arah Twarita Mara. Ini adalah pertama kalinya dia menatapnya secara langsung.     

*Whoosh*     

Zhang Ruochen mengayunkan lengan bajunya.     

Dalam sekejap, titik-titik cahaya yang tak terhitung jumlahnya melesat keluar dari lengan bajunya.     

Titik-titik cahaya ini berkumpul menjadi sebuah aliran sungai dan terbang menuju Twarita Mara.     

Hanya Mata Saint yang dapat melihat dengan jelas bahwa titik-titik cahaya ini adalah Tanda Waktu yang kini telah berkumpul menjadi sebuah Sungai Waktu.     

Di bawah pengaruh Sungai Waktu, kecepatan pedang milik Twarita Mara telah berkurang. Pergerakannya menjadi sangat lambat sehingga terlihat seperti seekor siput yang merangkak di udara. Tidak ada yang tahu berapa lama waktu yang dibutuhkan bagi pedang tersebut untuk tiba di dekat Zhang Ruochen.     

Namun, aliran Sungai Waktu menjadi semakin cepat dan tiba di depan Twarita Mara.     

"Hati-hati. Jangan sampai tubuhmu terjebak di dalam Sungai Waktu. Jika tidak, umur akan berkurang drastis dan tubuh suci abadimu akan menjadi lemah."     

Seorang Supreme Saint di Alam Neverwither yang telah memahami Ilmu Waktu bergegas mendekati Twarita Mara. Dia mengeluarkan puluhan jimat giok yang langsung terbang menuju Sungai Waktu.     

Jimat-jimat itu memancarkan sebuah kekuatan yang aneh dan mampu menghentikan pergerakan Sungai Waktu yang berada di atas langit.     

Zhang Ruochen mengayunkan tangannya, dan dalam sekejap, Sungai Waktu itu kembali ke arahnya. Di udara, sungai tersebut berubah bentuk menjadi sebuah jam yang tingginya lebih dari 10 meter.     

"Oh tidak, itu adalah Lonceng Waktu."     

Ekspresi Supreme Saint di Alam Neverwither yang memahami Ilmu Waktu itu berubah seketika. Dia menarik tubuh Twarita Mara dan bersiap untuk melarikan diri. Namun, ketika dia berbalik, dia mendapati sebuah tirai berwarna hitam yang dihiasi dengan Tanda Dewa di permukaannya telah muncul di hadapannya.     

"Oh tidak, aku lupa bahwa tempat ini adalah Arena Hidup dan Mati."     

Ekspresi Supreme Saint di Alam Neverwither itu berubah lagi. Dia dengan cepat menggunakan semua kekuatannya untuk mengumpulkan Chi Evil-sha di tubuhnya dan mengerahkannya menuju puluhan jimat giok yang melayang di udara.     

Jika mereka tidak bisa mengalahkan Zhang Ruochen di dunia luar, mereka setidaknya bisa melarikan diri dengan kultivasi Supreme Saint mereka masing-masing.     

Namun, tidak ada jalan keluar bagi mereka di Arena Hidup dan Mati.     

Sangat mudah untuk naik ke atasnya, tetapi sulit sekali untuk turun.     

Zhang Ruochen menjentikkan jarinya ke udara dan membunyikan Lonceng Waktu miliknya.     

Lonceng Waktu itu bergetar. Lonceng tersebut memang tidak menghasilkan suara yang keras, tetapi muncul gelombang waktu yang menyebar ke segala arah.     

*Boom, Boom*     

Puluhan jimat giok yang melayang di udara itu meledak dan berubah menjadi debu.     

Twarita Mara dan Supreme Saint di Alam Neverwilt yang telah memahami Ilmu Waktu itu adalah orang pertama yang terkena gelombang waktu tersebut. Tubuh mereka bergetar dan mereka kehilangan banyak usia dari masa hidup mereka.     

Sebenarnya mereka ingin menggunakan kekuatan masing-masing untuk melawan gelombang waktu tersebut.     

Namun, kecepatan mereka menjadi sangat lambat. Tindakan tersebut akan memakan waktu lama, bahkan untuk mengangkat tangan mereka sekalipun.     

"S*alan. Apakah aliran waktu menjadi lebih cepat atau lebih lambat sekarang? Apa yang sedang dilakukan oleh Zhang Ruochen?" Twarita Mara merasa sangat tidak nyaman.     

Terlalu sulit untuk berurusan dengan pengendali Ruang dan Waktu.     

Rasanya seolah-olah hanya Zhang Ruochen yang bisa menyerang mereka, tetapi mereka tidak akan pernah bisa menyerang Zhang Ruochen.     

Twarita Mara mendongak dan melihat bahwa serangannya sebelumnya yang diperkuat dengan Kehendak Saint dari Dimensional Split sebenarnya sangat kuat. Namun, lokasinya masih lebih dari 10 meter dari Zhang Ruochen. Tidak ada yang tahu kapan serangan tersebut bisa mengenai Zhang Ruochen.     

*Whoosh*     

Cambuk kerangka di tangan Zhang Ruochen diayunkan ke depan. Cambuk itu melilit Twarita Mara dan sang Supreme Saint di Alam Neverwither yang telah memahami Ilmu Waktu, hingga membentuk sebuah rantai dengan Warlord Mara.     

Seolah-olah dia tidak ingin bermain dengan mereka lagi, Zhang Ruochen berdiri dari kursinya dan memanggil Pedang Kuno Abyss. Dia memegang pedang itu di tangannya dan berjalan menuju Supreme Saint Rakshasi dan Supreme Saint di Alam Neverwither yang memegang Tongkat Shyam di tangannya.     

Begitu dia berdiri, waktu di area sekitarnya kembali seperti sedia kala.     

Serangan Twarita Mara melesat dengan cepat. Chi Pedang itu langsung menyebar menuju Supreme Saint di Alam Neverwither yang berlutut di permukaan tanah.     

Supreme Saint itu terkejut ketika dia melihat Chi Pedang yang diperkuat dengan Kehendak Saint dari Dimensional Split itu terbang ke arahnya . "Tidak..." ujarnya.     

*Jleb*     

Chi Pedang yang kuat itu menembus tubuh Saint Neverwither miliknya dan mengirim sebagian dari tubuhnya ke udara.     

Melihat hal ini, tiga Supreme Saint yang dijerat oleh cambuk kerangka itu mengertakkan gigi dan berteriak dengan penuh amarah.     

Mereka membakar darah suci mereka dalam upaya untuk membebaskan diri dari cambuk kerangka tersebut dan melawan Zhang Ruochen hingga titik darah penghabisan.     

Namun, membakar darah suci mereka tidak akan membuahkan hasil. Saat ini, kekuatan tertinggi dari cambuk kerangka bergejolak dan berubah menjadi kilatan petir berwarna merah darah. Kilatan petir tersebut mengenai mereka semua dan hampir membuat mereka tidak sadarkan diri.     

Pedang Kuno Abyss telah menempa senjata suci dalam jumlah besar. Bilah pedangnya bahkan berisi 250.000 inskripsi tingkat Saint King di dalamnya.     

Pedang tersebut hanya membutuhkan satu langkah lagi untuk melampaui King's Calamity kedua.     

Namun, jiwa senjata dari Pedang Kuno Abyss masih membutuhkan lebih banyak waktu sebelum memiliki kemampuan yang mumpuni dalam mengatasi King's Calamity kedua. Jika tidak, Pedang Kuno Abyss pasti sudah berubah menjadi sebuah Pusaka Kuno Enam Elemen.     

Dua Supreme Saint di Alam Neverwilt dari Keluarga Mara itu menunjukkan ekspresi muram di wajah mereka ketika mereka melihat Zhang Ruochen berjalan ke arah mereka dengan membawa sebilah pedang di tangannya. Mereka langsung menyesal karena telah melangkahkan kaki ke Arena Hidup dan Mati.     

Sekarang setelah mereka terpojok, mereka hanya bisa bertarung sampai mati.     

"Terbakarlah, darah Supreme Saint-ku."     

Saat ini, Supreme Saint di Alam Neverwither yang tingginya ratusan kaki itu membakar darahnya dan berubah menjadi satu sosok raksasa api. Tubuhnya menjadi lebih tinggi. Dia memegang Tongkat Shyam dengan kedua tangannya dan mengayunkannya ke arah Zhang Ruochen.     

Di sisi lain, Zhang Ruochen mengulurkan satu tangan, lalu mengubahnya menjadi sebuah jejak telapak tangan raksasa dan dengan mudah mencengkeram tongkat tersebut.     

"Kekuatan membakar darah Supreme Saint milikmu telah meningkat ke Alam Hundred-Shackle. Sayangnya, itu masih jauh dari cukup."     

Dengan satu cengkeraman, Tongkat Shyam di tangan Supreme Saint Neverwither itu berubah menjadi sebuah jarum hitam yang berada di telapak tangan Zhang Ruochen.     

Sementara Supreme Saint di Alam Neverwither itu masih terlihat linglung, Zhang Ruochen menyerang dengan pedangnya.     

Pedang tersebut menembus ruang hampa, muncul di atas kepala Supreme Saint itu dan akhirnya terjatuh dengan keras.     

*Boom*     

Banyak darah suci terpancar keluar dari kepala Supreme Saint tersebut. Tubuh Saint miliknya yang berukuran besar membungkuk ke depan dan akhirnya jatuh ke tanah.     

Pada saat berikutnya, dia dijerat oleh cambuk kerangka dan dibelenggu di tempatnya.     

Akhirnya, tatapan mata Zhang Ruochen kini tertuju pada Supreme Saint Rakshasi.     

Supreme Saint Rakshasi mendengus dingin. "Bahkan jika aku mati, aku tidak akan jatuh ke tanganmu dan dipermalukan olehmu. Zhang Ruochen, kita akan binasa bersama!"     

Supreme Saint Rakshasi mengumpulkan Chi Evil-sha di dalam tubuhnya dan mengarahkannya menuju lautan Chi.     

Semua kultivator Saint di sekitar Arena Hidup dan Mati tampak ketakutan dan bergegas mundur setelah mereka menyaksikan pemandangan ini. Mereka dapat melihat bahwa Supreme Saint Rakshasi sedang bersiap-siap untuk meledakkan sumber kekuatan Saint miliknya sendiri.     

Bahkan seorang Supreme Saint dari Alam Thousand-Koan mungkin tidak dapat menahan ledakan bunuh diri dari seorang Supreme Saint di Alam Neverwither.     

Bahkan jika ada inskripsi dewa yang mengelilingi Arena Hidup dan Mati, mereka masih mengkhawatirkan keselamatan mereka.     

"Tidak ada gunanya meledakkan sumber kekuatan Saint milikmu di hadapanku."     

Suara Zhang Ruochen terdengar di telinga Supreme Saint Rakshasi.     

Wajah Supreme Saint Rakshasi menjadi pucat. Dia menoleh dan menatap wajah Zhang Ruochen dari jarak dekat. Rupanya Zhang Ruochen telah muncul di sampingnya tanpa dia sadari, berada sangat dekat dengannya.     

*Krak*     

Telapak tangan Zhang Ruochen menyentuh keningnya, membuat Chi Evil-sha di tubuhnya memudar.     

Dia gagal meledakkan sumber kekuatan Saint miliknya sendiri.     

Tidak lama kemudian, Zhang Ruochen duduk kembali di kursinya dan menggunakan cambuk kerangka untuk menjerat enam Supreme Saint dari Keluarga Mara itu. Dia menggunakan kekuatan dari tiga Ilmu Kuno dan menekan para Supreme Saint tersebut untuk berlutut di permukaan tanah.     

"Warlord Mara, jika kau tidak menjawab pertanyaanku, aku akan membuat keenam Supreme Saint dari Keluarga Mara ini tewas di Arena Hidup dan Mati Kematian," ujar Zhang Ruochen.     

Kedua mata Warlord Mara dipenuhi dengan keinginan membunuh. "Para Supreme Saint dapat dibunuh tetapi tidak boleh dipermalukan. Ini adalah peraturan yang dibuat oleh Istana Neraka. Jika kau melanggar peraturan ini, kau akan dihukum oleh seluruh anggota Klan Rakshasa. Memangnya berapa banyak orang yang bisa kau kalahkan?"     

"Peraturan macam apa yang kau maksud? Aku hanya percaya pada hukum rimba," ujar Zhang Ruochen dengan santai.     

Twarita Mara berlutut di permukaan tanah dan berkata dengan menahan rasa sakit, "Jika kau ingin membunuh Supreme Saint dari Keluarga Mara, bunuh saja dia. Aku yakin bahwa kau akan segera mengalami kematian yang lebih buruk."     

"Benarkah begitu?"     

Zhang Ruochen memandang para kultivator dari Istana Neraka yang sedang menonton dan berkata, "Siapa pun dari kalian yang ingin membunuhku, kalian cukup melangkahkan kaki ke Arena Hidup dan Mati. Aku akan memberi kalian kesempatan."     

Ada banyak kultivator dari Istana Neraka yang ingin membunuh Zhang Ruochen di bawah Arena Hidup dan Mati.     

Namun, Zhang Ruochen terlalu kuat. Dia tidak hanya mampu mengalahkan Warlord Mara, tetapi dia juga dengan mudah menekan lima Supreme Saint dari Keluarga Mara sekaligus. Bahkan sosok-sosok terkemuka yang telah mencapai tahap Great Perfection dari Alam Hundred-Shackle tidak berani naik ke atas Arena Hidup dan Mati.     

"Area di Arena Hidup dan Mati sangatlah terbatas. Bagi Zhang Ruochen, keuntungannya menjadi terlalu besar. Bahkan kultivator biasa yang mencapai Great Perfection dari Alam Hundred-Shackle tidak yakin apakah mereka bisa meraih kemenangan," ujar Xu.     

"Kakak Ketujuh, Zhang Ruochen sangat sombol dan lancang. Bagaimana kalau kau kau naik ke atas sana dan berurusan dengannya?" ujar Ming.     

Xu tersenyum dan berkata, "Zhang Ruochen telah mempermalukan enam Supreme Saint dari Klan Rakshasa secara terang-terangan, yang pasti akan menimbulkan ketidakpuasan bagi semua anggota Klan Rakshasa. Bagaimana mungkin beberapa anggota Klan Rakshasa yang telah mencapai tahap Great Perfection dari Alam Hundred-Shackle hanya duduk diam dan tidak berbuat apa pun?"     

Ming tiba-tiba memahami maksudnya dan berkata, "Aku mengerti! Saat ini, kita tidak perlu memaksakan adanya jalan keluar. Kita hanya perlu duduk dan menyaksikan jalannya pertarungan."     

Dia menyilangkan tangannya di depan dadanya dan berkata, "Aku sangat tertarik dengan kekuatan orang-orang dari Klan Rakshasa itu. Mungkin Zhang Ruochen dapat membantuku mengetahui kekuatan dan senjata rahasia mereka."     

Karena dia tidak melihat ada kultivator yang naik ke Arena Hidup dan Mati, Zhang Ruochen kembali berbicara, "Apakah ada yang tertarik dengan darah dari enam Supreme Saint? Belum lagi jantung Supreme Saint, tulang-tulang Supreme Saint, daging Supreme Saint… Semuanya bisa dibeli dengan harga tertentu. Aku akan memberikan potongan apa pun yang kalian inginkan. Aku akan memotong sebanyak mungkin."     

Beberapa kultivator tampak tergoda, tetapi tidak ada seorang pun yang berani berbicara.     

Tiba-tiba, terdengar suara tertawa yang tidak asing, "Zhang Ruochen, rupanya bisnismu berjalan dengan baik. Arena Hidup dan Mati bahkan telah menjadi rumah jagal bagimu. Karena tidak ada yang berani membelinya, aku akan membantu bisnismu... Aku, Xuemo, akan mengambil semua darah enam Supreme Saint dari Keluarga Mara!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.