Kaisar Dewa

Sebab dan Akibat



Sebab dan Akibat

0Mayat Supreme Saint di Alam Paramount itu berjalan keluar dari portal dan berdiri di samping Puteri Luo Sha. Kekuatan yang terpancar darinya sangat menakjubkan. Setiap kultuvator yang berada di bawah Supreme Saint akan ketakutan hingga membuat mereka berlutut di hadapannya.     

"Tuangkan aku secangkir teh terlebih dahulu," ujar Luo Sha sambil merapikan rambutnya dengan jemarinya. Dia terlihat tenang dan anggun, seolah-olah dia sudah memegang kendali atas Zhang Ruochen.     

Zhang Ruochen menatap teko ungu yang berada di sofa. Dia berjalan mendekat dan mengambilnya dengan tangan kosong.     

*Syuur*     

Dia pun mengisi satu cangkir dengan teh.     

Zhang Ruochen mengayunkan jarinya dan cangkir ungu itu bergerak melintasi sofa dan muncul di depan Luo Sha.     

Luo Sha mengerutkan bibirnya dan berkata dengan sedih, "Apakah ini caramu dalam menyenangkanku?"     

"Aku tidak pernah berpikir untuk mencoba menyenangkanmu," ujar Zhang Ruochen.     

"Lalu kenapa aku harus memberitahumu tentang Mu Lingxi? Seharusnya kau tahu bahwa aku tidak pernah berkewajiban untuk memberimu sebuah jawaban. Jika kau meminta bantuanku, seharusnya kau menunjukkan sedikit keseriusan." ujar Luo Sha.     

Zhang Ruochen menatap lurus ke arah matanya.     

Luo Sha balas menatapnya.     

"Kalau begitu, apakah ada yang bisa kubantu, Puteri?" Zhang Ruochen bertanya.     

Luo Sha merasa senang dalam hati ketika dia melihat Zhang Ruochen bersedia berkompromi dengannya, tetapi dia pura-pura marah. Dia berkata, "Teh ini terlalu panas. Apakah kau pikir aku bisa meminumnya?"     

Zhang Ruochen mengambil cangkir the tersebut, meletakkannya di bibirnya, dan meniupnya dengan lembut.     

Luo Sha akhirnya tersenyum puas. Dia melambaikan tangannya dan berkata, "Kemarilah."     

Zhang Ruochen telah berusaha menahan diri. Dia terlihat ragu sejenak dan akhirnya berjalan menghampiri Luo Sha. Dia langsung mencium aroma yang memikat. Dia berkata dengan tenang, "Yang Mulia, silakan tehnya. Kuharap kau bisa menikmati teh ini dan melupakan dendam masa lalu di antara kita."     

"Melupakan dendam di antara kita? Bukankah kau terlalu berlebihan? Sundial, gagang pedang dewa, dan Pohon Teh Kuno. Apakah ada di antara mereka yang bukan harta karun langka dambaan para dewa? Hutangmu kepadaku jelas tidak mudah untuk dilunasi."     

Luo Sha mengangkat dagunya yang seputih salju dan berkata dengan nada sombong, "Suapi aku."     

Zhang Ruochen menarik napas dalam-dalam dan tidak mendengarkan kata-kata Luo Sha lagi. Dia berdiri tegak di tempatnya dan berkata, "Apakah kau berniat memberitahukan informasi itu kepadaku atau tidak?"     

"Layani aku dengan senang hati terlebih dahulu dan aku pasti akan memberitahukannya kepadamu," ujar Luo Sha.     

"Aku bukan pelayanmu," balas Zhang Ruochen.     

Luo Sha mengangkat bahunya dan berkata dengan acuh tak acuh, "Jika kau tidak bisa menerimanya, kau bisa pergi kapan saja. Tidak ada seorang pun di sini yang akan menghentikanmu."     

Zhang Ruochen mengangguk dan melempar cangkir tehtersebut. Kemudian dia berkata, "Pelayanmu telah membawaku ke Arena Hidup dan Mati dan ingin membunuhku. Jika situasi tersebut terjadi di Kunlun, kau akan mati di bawah pedangku. Aku masih bisa berbicara baik-baik dengannu karena aku merasa bahwa kau tidak akan menggunakan cara ini untuk melawanku. Jadi, aku ingin mendengar penjelasanmu terlebih dahulu."     

"Jika kau dapat memberitahukan berita tentang Mu Lingxi kepadaku, aku tidak akan memperpanjang masalah ini lagi. Namun, kau telah berulang kali menggunakan masalah ini untuk mengancamku. Jika kau ingin aku mendengarkan ucapanmu, jangan salahkan aku karena bersikap tidak sopan kepadamu."     

Zhang Ruochen bergerak secepat angin dan menyegel lautan Chi serta kekuatan spiritual Luo Sha.     

"Zhang Ruochen, apa yang sedang kau lakukan? Tempat ini berada dalam wilayah kekuasaan Istana Neraka dan juga Wilayah Takdir Dewa. Para dewa dan Supreme Saint bertugas menegakkan hukum di sini. Jika kau berani menyakitiku, kau akan menerima hukuman yang berat."     

Luo Sha tidak bisa mengendalikan mayat Supreme Saint di Alam Paramount tersebut. Kini dia merasa gelisah. Dia menyadari bahwa tidak peduli sekuat apa pun bantuan eksternal yang dia gunakan, dia masih tidak bisa melawan sosok yang memiliki kekuatan mutlak.     

Dia harus menerobos ke Alam Supreme Saint sesegera mungkin.     

"Jangan khawatir. Aku tidak akan membunuhmu," ujar Zhang Ruochen .     

Telapak tangan Zhang Ruochen membentuk cakar dan mencengkeram bahu Luo Sha. Dia mengerahkan kekuatan di ujung jarinya dan menggunakan sebuah teknik khusus untuk memisahkan otot dan tulang dari tubuh seseorang.     

"Uh… Zhang Ruochen… kau…kau selalu bertindak sangat kejam padaku. Kau bahkan tidak pernah menunjukkan belas kasihan kepada lawan jenis. Bahkan jika aku mati di tanganmu, aku tidak akan pernah angkat bicara," ujar Luo Sha.     

Dia mengertakkan giginya dan terlihat sedih. Air mata kesedihan dan rasa sakit mengalir dari matanya.     

Zhang Ruochen tidak tahan melihat air mata wanita itu. Dia langsung menarik jari-jarinya dari bahu Luo Sha. Pada saat berikutnya, dia mengetuk kening Luo Sha. Dalam sekejap, sebuah kekuatan spiritual yang mengerikan memasuki tubuhnya.     

Luo Sha bisa merasakan perubahan aneh di dalam tubuhnya. Meskipun dia duduk di atas lantai, panca indranya kini menjadi lebih sensitif.     

"Apa yang kau lakukan padaku?" Luo Sha bertanya dengan kesal.     

Zhang Ruochen berkata, "Bukankah kau mengatakan bahwa aku terlalu kejam barusan? Aku berencana menggunakan cara yang lembut untuk memaksamu berbicara. Beberapa saat yang lalu, aku menggunakan kekuatan spiritual untuk meningkatkan pemahaman tubuhmu hingga seratus kali lipat. Terutama panca indramu."     

Zhang Ruochen mencengkeram pergelangan tangan Luo Sha saat dia berbicara dan menarik tangannya yang halus dan indah ke hadapannya.     

*Plak*     

Dia memukul telapak tangan Luo Sha dengan lembut.     

Rasa sakit yang luar biasa tiba-tiba menyebar dari telapak tangan Luo Sha ke sekujur tubuhnya. Tubuhnya yang indah itu bergetar pelan. Sensasi ini bahkan lebih menyakitkan daripada bekas cakaran yang memisahkan otot dan tulangnya sebelumnya.     

Saat ini, Luo Sha berteriak. "Zhang Ruochen, kau sudah keterlaluan. Kau berani memperlakukanku seperti ini? Bahkan jika kau memukuliku sampai mati, kau tidak akan mendapatkan jawaban yang kau inginkan."     

Zhang Ruochen memukul telapak tangan Luo Sha lebih dari sepuluh kali.     

Luo Sha menggertakkan giginya. Meskipun air mata mengalir di wajahnya, dia terus menatap tajam ke arah Zhang Ruochen. Dia tidak akan menyerah dengan begitu mudahnya.     

"Karena kau sangat keras kepala, aku harus memukulmu lebih keras," ujar Zhang Ruochen.     

Dia mengangkat tubuh Luo Sha dan meletakkan tubuh rampingnya di lututnya.     

"Supreme Saint Ruochen, tolong perhatikan harga dirimu. Lepaskan Tuan Puteri sekarang juga," ujar Han Ying.     

Dia ingin menyelamatkan Luo Sha, tetapi Zhang Ruochen menggunakan Kekuatan Dimensi untuk menghentikannya dan dia tidak bisa bergerak dari tempatnya.     

"Zhang Ruochen, dasar b*jingan. Apa yang sedang kau lakukan? Aku tidak habis pikir dengan tingkahmu ini." Luo Sha berbaring di atas kaki Zhang Ruochen. Dada dan perut bagian bawahnya yang seksi menekan lutut Zhang Ruochen.     

*Plak*     

Zhang Ruochen menekan satu tangannya di punggung Luo Sha dan tangan lainnya memukul pantat Luo Sha yang seksi.     

Rasa sakitnya meningkat seratus kali lipat dan Luo Sha berteriak kesakitan.     

"Apakah kau masih tidak ingin memberitahuku?" tanya Zhang Ruochen.     

"Tidak, lanjutkan. Pukul aku sampai mati jika kau bisa," ujar Luo Sha.     

*Plak*     

Zhang Ruochen mengayunkan tangannya lagi dan memukul Luo Sha.     

Dia tidak memukulnya dengan keras, tetapi Luo Sha menangis dan tubuhnya mengejang.     

Zhang Ruochen tidak tahu sudah berapa kali dia memukul Luo Sha, tetapi dia perlahan-lahan mendapati bahwa ada sesuatu yang aneh dengan teriakannya. Seharusnya ini adalah hal yang menyakitkan baginya, tetapi suaranya terdengar lembut dan panjang.     

Dia tidak tahu sudah berapa kali dia memukul Luo Sha, tetapi pinggangnya yang ramping tiba-tiba berputar dengan cepat. Perutnya yang lembut kini bergesekan dengan lutut Zhang Ruochen, dan kemudian tubuhnya kembali mengejang. Suaranya gemetar.     

Setelah beberapa lama, dia kembali seperti sedia kala. Dia menundukkan kepalanya dan tampak terengah-engah.     

Zhang Ruochen tahu apa yang sedang terjadi. Dia tertegun sejenak dan dia tidak bisa memukulnya lagi.     

Panca indra Luo Sha meningkat seratus kali lipat, begitu pula dengan rasa sakit yang dia terima. Apakah dia baru saja mencapai puncak kenyamanan akibat rasa sakit yang luar biasa?     

Apakah dia memiliki 'kelainan' terhadap kekerasan?' Zhang Ruochen berpikir dalam hati.     

Wajah Luo Sha tampak memerah. Dia merasa malu sekaligus marah. Dia berkata dengan suara pelan, "Lepaskan aku. Aku akan menceritakan semuanya padamu, oke?"     

Zhang Ruochen juga merasa malu. Dia menarik kekuatan spiritualnya dan membuka segel pada tubuh Luo Sha. Dia meletakkan tubuh rampingnya di lantai dan berkata, "Jika kau memberitahuku lebih awal, kau tidak perlu menderita...hingga seperti ini."     

'Apakah hal ini bahkan bisa dibilang menyakitkan? Sebelumnya, dia tampak seperti menikmatinya,' pikirnya dalam hati.     

"Biar aku ganti baju dulu. Aku akan berbicara denganmu nanti," ujar Luo Sha.     

Luo Sha terlihat malu-malu. Dia tidak berani menatap mata Zhang Ruochen. Dia berlari ke belakang tirai, seolah-olah dia sedang melarikan diri. Mungkin hal itu dikarenakan rasa sakitnya belum mereda, tapi cara berjalannya terlihat cukup aneh.     

Zhang Ruochen merasa ada sesuatu yang tidak beres. Dia kini duduk sendirian di dekat sofa sambil menuangkan secangkir teh, dan meminum semuanya dalam satu tegukan.     

Sementara itu, Han Ying berdiri di bagian samping dan menatapnya dengan dingin.     

Tidak ada kultivator yang berani bersikap kurang ajar dan tidak sopan kepada sang puteri.     

Jika sang puteri tidak mengirim pesan telepati dan diberi perintah untuk tetap diam, dia akan segera melaporkan hal ini kepada Pangeran Dewa. Dengan kultivasi yang dimiliki oleh Pangeran Dewa dan kekuatan Tianluo, dia bisa menyingkirkan Zhang Ruochen.     

Setelah beberapa lama, Luo Sha berjalan keluar dengan penampilan yang bermartabat dan suci. Dia mengenakan Jubah Katun berwarna hijau muda, mahkota kristal dewa, dan tujuh jepit rambut berbulu berwarna hijau di rambutnya. Dia tidak lagi terlihat sedih seperti sebelumnya.     

Dia tidak jauh lebih pendek dari Zhang Ruochen. Dalam hal temperamen, hanya sedikit wanita yang bisa dibandingkan dengannya.     

Luo Sha duduk di seberang Zhang Ruochen dan sepertinya telah melupakan segalanya. Dia berkata, "Aku bisa memberitahu segalanya tentang Mu Lingxi kepadamu, tetapi kau harus berjanji kepadaku terlebih dahulu."     

"Apa itu?" Zhang Ruochen bertanya.     

Luo Sha berkata, "Aku ingin meminjam Sundial untuk berkultivasi selama seratus tahun."     

Zhang Ruochen tidak berani meminjamkan pusaka itu kepada Luo Sha setelah pengalaman Xue Tu 'meminjam' Seamless Purgatory Tower. Dia berniat untuk menolaknya.     

Luo Sha melanjutkan kata-katanya, "Aku hanya ingin menggunakan kekuatan Sundial untuk berkultivasi selama seratus tahun dan meraih terobosan ke Alam Supreme Saint sesegera mungkin. Aku bisa memberimu Godstone agar bisa menggunakan Sundial."     

"Baiklah, aku berjanji padamu. Jika kau ingin memasuki Sundial untuk berkultivasi sebelum Festival Perburuan Langit, kau bisa datang ke Vastsea Manor dan menemuiku kapan saja. Aku tidak akan meminjamkan Sundial kepadamu, tetapi aku bisa membukanya untukmu," ujar Zhang Ruochen.     

Setelah berhasil mencapai tujuannya, Luo Sha tidak lagi menyinggung tentang persyaratan apa pun. Dia mengetuk meja di depannya dengan jari-jarinya yang seperti batu giok.     

Tiba-tiba, Yao Li berjalan mendekat. Dia berlutut di atas lantai, bersujud dan menangis, "Yang Mulia, ini semua salahku. Aku pantas mati. Tolong selamatkan keluargaku dan biarkan mereka hidup."     

Luo Sha bahkan tidak menatapnya. Dia hanya menatap Zhang Ruochen dan berkata, "Aku menemukan Gelang Dimensi milik Mu Lingxi di luar Kota Kekaisaran Kunlun."     

"Di luar Kota Kekaisaran Kunlun?" Zhang Ruochen bertanya.     

Luo Sha berkata, "Lokasi yang kumaksud adalah area yang dibasahi oleh darah Saint milikmu. Di Kunlun, area itu disebut sebagai Blood Plain of Fallen Dust. Semua kultivator mengira bahwa kau sudah mati. Tentu saja, berita bahwa kau masih hidup mungkin sudah tersebar di sana."     

Zhang Ruochen selama ini menatap lurus pada mata Luo Sha. Dia tahu bahwa Luo Sha tidak berbohong.     

Mu Lingxi pasti telah mendengar berita tentang kematiannya, jadi dia bergegas pergi ke Kota Kekaisaran Kunlun.     

'Apa yang telah terjadi? Kenapa Gelang Dimensi itu ditinggalkan di sana?'     

'Pada saat itu, area di luar Kota Kekaisaran Kunlun dipenuhi dengan bahaya mengingat adanya serangan Pasukan Saint dari Istana Neraka. Apakah sesuatu terjadi padanya?' Zhang Ruochen berpikir dalam hati.     

Luo Sha melihat kekhawatiran di mata Zhang Ruochen. Dia merasa cemburu. Dia pun berkata, "Kau tidak perlu bersedih. Menurutku dia masih hidup."     

"Kenapa kau bisa berkata demikian?" Zhang Ruochen bertanya.     

Luo Sha berkata, "Pertama-tama, para kultivator di Istana Neraka tidak sebodoh itu. Jika mereka membunuhnya atau menangkapnya, bagaimana mungkin mereka tidak mengambil Gelang Dimensi yang sangat berharga?"     

"Kedua, aku sudah memeriksa bagian dalam dari Gelang Dimensi. Gelang ini berisi semua benda milik Mu Lingxi, termasuk pakaian, aksesoris, dan bahkan berbagai macam pusaka dan pil suci."     

"Dengan kata lain, dia telah memasukkan semua yang dia miliki ke dalam gelang tersebut. Menurutmu, apa artinya ini?"     

Zhang Ruochen tampak tertekan, khawatir bahwa Mu Lingxi akan melakukan sesuatu yang bodoh.     

Mengingat kepribadian Mu Lingxi, dia akan melakukan apa pun jika dia tahu bahwa Zhang Ruochen sudah mati. Sangat mungkin dia akan mengakhiri hidupnya jika mengetahui berita kematian Zhang Ruochen.     

Luo Sha bisa membaca pikiran Zhang Ruochen. Dia terkekeh dan berkata, "Jika dia mati karena cinta, dia pasti merasa sangat sedih. Bagaimana dia bisa memiliki keinginan untuk memasukkan semua barang miliknya ke dalam Gelang Dimensi?"     

"Apa maksudmu?" Zhang Ruochen bertanya.     

Zhang Ruochen merasa bahwa dia menjadi sangat bodoh dan kehilangan kemampuan untuk berpikir logis.     

Luo Sha berkata, "Mu Lingxi adalah murid dari Dewi Bulan. Jika dia ingin mengakhiri hidupnya, bukankah dia tidak akan bisa menyembunyikan hal tersebut dari Dewi Bulan? Selain itu, Dewi Bulan adalah salah satu dari beberapa dewa yang tahu bahwa kau masih hidup. Mungkinkah Dewi Bulan memberitahukan kebenaran bahwa kau masih hidup ketika Mu Lingxi ingin menjemput ajalnya sendiri?"     

"Menurutmu apa yang akan dia lakukan jika dia tahu bahwa kau pergi ke Istana Neraka?"     

Zhang Ruochen perlahan-lahan bisa menenangkan diri, dia berpikir dalam hati, 'Jika apa yang diprediksi oleh Luo Sha memang benar adanya, Lingxi pasti akan datang ke Istana Neraka. Dia memasukkan semua benda miliknya ke dalam Gelang Dimensi untuk memutus segala sesuatu yang berhubungan dengan masa lalunya dan tidak meninggalkan jejak sedikit pun. Seharusnya aku sudah bisa menduga bahwa dia adalah wanita yang sangat ceroboh dalam bertindak.'     

'Tapi metode dan identitas seperti apa yang akan dia gunakan untuk datang ke Istana Neraka?'     

'Sepertinya aku hanya bisa menunggu dia menemukan keberadaanku.' Zhang Ruochen menghela napas dalam-dalam dan berpikir dalam hati.     

Luo Sha memandang Yao Li dengan hawa dingin yang tersirat di matanya. Dia berkata, "Ketika aku menemukan Gelang Dimensi, wanita jalang ini mengikutiku dan mempelajari banyak hal."     

"Kenapa dia membawaku ke Arena Hidup dan Mati?" Zhang Ruochen bertanya lagi.     

Luo Sha menanggapi, "Sebelum aku berbicara tentang dia, aku harus menyinggung tentang Warlord Mara terlebih dahulu. Warlord Mara sudah lama mengejarku, tapi sayangnya, dia bukanlah tipeku. Aku sama sekali tidak menyukainya dan tidak pernah memberi perhatian kepadanya. Jadi, Warlord Mara menyuap Yao Li dan dia menjadi mata-matanya untuk mengawasi setiap pergerakanku."     

"Dia telah mencuri Gelang Dimensi milik Mu Lingxi dan menggunakannya untuk membujuk Warlord Mara agar bersedia membunuhmu."     

Zhang Ruochen akhirnya memahami situasinya secara keseluruhan. Sesuai dugaannya, orang yang ingin membunuhnya bukanlah Luo Sha.     

Luo Sha mengayunkan tangannya dan berkata dengan suara pelan, "Penggal kepalanya dan buang ke River of Present."     

*Brak*     

Yao Li langsung diseret ke tepi geladak dari Kapal Saint tersebut. Dia bahkan tidak memiliki kesempatan untuk memohon belas kasihan sebelum kepalanya dipotong oleh seorang pelayan dan dibuang ke dalam sungai.     

Darah Saint miliknya dan air dari Sungai Darah langsung bergabung menjadi satu kesatuan.     

Meskipun pembunuhan dan konflik pribadi dilarang di Kota Winterpage, Yao Li hanyalah pelayan Luo Sha. Sehingga sudah jelas, Luo Sha bisa menentukan nasibnya.     

Zhang Ruochen tidak ingin tinggal lebih lama lagi setelah dia mengetahui apa yang ingin dia ketahui. Dia berdiri dari tempatnya dan berkata, "Yang Mulia, maaf telah bertindak tidak sopan kepadamu sebelumnya. Aku pamit undur diri terlebih dahulu."     

Luo Sha memikirkan apa yang terjadi sebelumnya dan wajahnya memerah. Dia berkata, "Kenapa kau terburu-buru untuk pergi? Tidak bisakah kau menemaniku lebih lama lagi?"     

"Aku akan pergi ke Distrik Pasar Sungai untuk membeli beberapa barang penting. Aku tidak punya waktu untuk bermain-main," ujar Zhang Ruochen .     

Kedua mata Luo Sha tampak berbinar. "Kalau begitu, kau tidak perlu repot-repot untuk pergi. Kapal Saint milikku sedang berlayar menuju Distrik Pasar Sungai untuk menghadiri pelelangan yang diselenggarakan oleh Alam Star Ocean. Kau bisa membeli apa yang kau butuhkan di sana."     

"Tidak perlu. Aku lebih suka pergi sendirian," ujar Zhang Ruochen.     

Luo Sha selalu menyinggung 'sosok yang ditakdirkan' di depan Zhang Ruochen. Zhang Ruochen awalnya tidak mempercayainya, tetapi setelah mendengar begitu banyak hal darinya, dia mulai meragukan penilaiannya tersebut.     

Alasan utamanya adalah interaksi mereka yang menjadi semakin intens. Mereka selalu bertemu satu sama lain di tengah-tengah kekacauan. Seolah-olah ada benang takdir yang menuntun mereka.     

Zhang Ruochen memiliki kekhawatiran tersendiri dan dia tidak ingin terlalu dekat dengan Luo Sha. Dia takut apa yang dia katakan akan menjadi kenyataan.     

Luo Sha berkata, "Apakah kau tidak ingin tahu kenapa saudaraku yang muncul di Arena Hidup dan Mati, bukan Supreme Saint di Alam Thousand-Koan dari Dhisan? Apakah kau tidak penasaran siapa saja yang ingin membunuhmu di Festival Perburuan Langit kali ini? Dan kultivator kuat mana yang bisa menjadi sekutumu? Hehe, aku mengetahui tentang semua ini."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.