Gen Super

Wanita Aneh



Wanita Aneh

2Han Sen berpikir sejenak dan mengambil kembali malaikat suci. Dia berubah wujud menjadi pemindah warna dan bersandar pada dinding gunung, menyatu dengan bebatuan. Tidak ada yang dapat mengetahui bahwa dia ada di sana.     

Suara gemuruh terus terdengar sebelum akhirnya agak mereda. Han Sen segera melihat raja goblin jahat muncul dari sebuah lubang lebar.     

Tubuhnya yang sangat besar mencuat, yang masih sepanjang 60 kaki. Luka di ujung tubuh lainnya masih ada tetapi sudah pulih.     

Makhluk yang sangat besar. Walaupun sudah terpotong setengah masih sepanjang ini. Panjang makhluk ini seharusnya sekitar 100 kaki pada awalnya. Han Sen menatap makhluk itu, tidak memahami mengapa dia tetap berani muncul.     

Karena Han Sen merasa curiga, dia tidak bergerak tetapi hanya mengawasi makhluk itu bergerak di dalam gua. Makhluk itu tidak melakukan sesuatu yang khusus, tetapi Han Sen merasa pasti ada yang tidak beres, maka di tetap tidak bergerak dan mengawasi.     

Tiba-tiba, dia melihat sesuatu yang lain muncul dari lubang yang sama tempat raja goblin jahat muncul, Makhluk ini terlihat seperti badak putih dengan tiga pasang kaki, terlihat menakjubkan.     

Di punggung badak putih duduk satu orang.     

Han Sen merasa terkejut melihat ada orang lain yang menunggangi seekor makhluk di tempat ini, yang juga berusaha untuk berteman dengan raja goblin jahat. Semuanya terlihat begitu aneh.     

Han Sen mengetahui dengan pasti bahwa badak putih itu adalah seekor makhluk dan bukan hewan piaraan jiwa binatang. Seekor makhluk memiliki bau pembunuhan namun hewan piaraan tidak memilikinya.     

Dia mengawasi dengan seksama orang yang duduk di punggung badak putih. Dia seharusnya adalah seorang wanita. Namun, dia mengenakan jubah hitam dengan kerudung, sehingga Han Sen tidak dapat melihatnya dengan jelas.     

"Bagaimana mungkin tidak ada manusia?" Wanita itu melihat ke sekelilingnya dan bergumam sebelum dia mengendarai badak putih kembali ke lubang.     

Han Sen terpana. Wanita ini terdengar tidak seperti seorang manusia, tetapi Han Sen tidak pernah mendengar seekor makhluk yang tampak persis seperti manusia dan dapat berbicara.     

Raja goblin jahat yang hanya tersisa setengah badan mengikuti wanita itu ke dalam lubang. Han Sen sekarang mengerti bahwa goblin adalah umpan yang dikirim oleh wanita itu.     

Siapa wanita itu? Dia begitu aneh. Aku tidak pernah mendengar bahwa manusia dapat mengendalikan makhluk, yang juga adalah makhluk super. Bagaimana mungkin? Han sen merasa bingung. Setelah raja goblin jahat menghilang cukup lama, dia perlahan-lahan menggerakan tubuhnya ke dalam lubang itu.     

Han sen masuk ke dalam lubang yang cukup lebar itu dengan hati-hati. Ketika dia masuk lebih dalam, ada sebuah jalan bercabang.     

Han Sen mengamati sekelilingnya dan mengikuti salah satu jalur. Raja goblin jahat tidak meninggalkan jejak sama sekali karena tiga jari tangannya cukup kecil.     

Namun, badak putih meninggalkan jejak kaki. Dan dia bahkan dapat mendengar suara tapak kaki binatang itu.     

Jauh di dalam gunung, Han Sen berjalan dalam labirin dengan waspada. Satu jam telah berlalu, tapak kaki binatang itu tidak terdengar lagi. Han Sen menjadi waspada dan memperlambat langkahnya. Dia berpikir dan berubah wujud kembali menjadi pemindah warna.     

Tidak lama kemudian, dia melihat raja goblin jahat kembali ketika dia masuk ke gua besar lainnya. Walaupun masih dalam gunung, ada celah di langit-langit sehingga langit terlihat dan cahaya dapat menyinari gua.     

Dalam gua besar ini, bahkan ada sungai. Han Sen melihat seorang wanita dan badak putih lagi.     

Selain wanita dan badak putih, ada banyak peralatan buatan manusia bertebaran, seperti tenda, kuali, dan mangkok. Tampaknya wanita telah menghabiskan waktu yang cukup lama dalam gua.     

Han Sen menahan nafas dan menyatukan dirinya dengan dinding batu, mengamati wanita itu, seseorang yang sanggup memerintah makhluk super. Bahkan Han Sen merasa terkejut dengan penemuannya ini. Sulit dipercaya ada orang seperti ini.     

Jika dia sudah berada di sini cukup lama, maka makhluk super seharusnya sudah ditemukan manusia cukup lama. Bagaimana mungkin sama sekali tidak ada berita tentang ini sama sekali? Bahkan keluarga Ning hanya menebak dan tidak pernah membunuh makhluk super.     

Wanita itu memasang kuali dan mulai membakar tanaman merambat di bawahnya. Tampaknya dia akan memasak     

Kemudian dia membuka sebuah kotak logam campuran yang terisi dengan botol dan kaleng. Dia kemudian mulai menuangkan isi botol ke dalam kuali, Han Sen menyadari bahwa itu mungkin adalah bumbu masakan.     

Han Sen segera mencium bau makanan. Dia penasaran daging apa yang sedang dimasaknya sehingga membuat dia meneteskan ludah.     

Melihat daging sudah hampir masak, wanita itu menanggalkan jubahnya dan mengisi mangkuknya.     

Han Sen akhirnya dapat melihat wajah wanita itu, yang membuatnya melotot dan hampir berteriak kencang.     

Ada topeng putih yang terbuat dari tulang pada wajah wanita itu. Dan sepasang tanduk ungu di atas rambut panjangnya seperti bulan sabit.     

"Bangsawan Shura… Bagaimana mungkin…" Han Sen begitu kaget hingga kehabisan kata-kata, tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.     

Sebagai musuh terbesar umat manusia di alam semesta, Shura hampir terlihat seperti manusia kecuali tanduknya. Tanduk ungu adalah ciri khas bangsawan Shura. Seorang pria bangsawan Shura memiliki satu tanduk, dan wanita bangsawan Shura memiliki sepasang tanduk.     

Namun, semua ini tidak penting. Yang membuat Han Sen terkejut adalah kenyataan bahwa Shura berhasil masuk ke Tempat Suci Para Dewa, hal ini seharusnya tidak terjadi.     

Tidak hanya karena Shura tidak memiliki perangkat teleportasi. Bahkan jika mereka tidak memilikinya, mudah bagi mereka untuk mengambil salah satu perangkat miliki manusia dalam perang.     

Namun, Shura ditolak oleh Tempat Suci Para Dewa. Bahkan dengan perangkat teleportasi, tidak ada Shura yang akan memilih untuk masuk ke tempat ini. Manusia telah melakukan percobaan untuk memindahkan tawanan Shura ke Tempat Suci Para Dewa, yang segera terjangkit penyakit dengan gejala seperti flu. Karena sistem kekebalan mereka merosot, mereka semuanya mati dalam Tempat Suci Para Dewa dalam waktu tiga hari, baik orang dewasa maupun anak-anak, tidak peduli betapa kuatnya mereka. Namun, bangsawan Shura ini tampaknya telah tinggal dalam Tempat Suci Para Dewa cukup lama.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.