Gen Super

Komplotan Dewi



Komplotan Dewi

0Setelah menyelesaikan tugasnya dalam kapal perang, Han Sen memiliki waktu luang untuk masuk ke Tempat Suci Para Dewa.     

Yang Manli telah selesai merekrut. 80% sampai 90% orang yang tinggal di wilayah itu bergabung dengan Komplotan Dewi yang dibentuk oleh Han Sen dan menandatangani kontrak resmi.     

Walaupun Han Sen harus menyediakan daging dengan biaya yang tidak murah, itu tidak sebanding dengan apa yang dia peroleh. Ketika dia sudah siap untuk menaklukkan tempat penampungan arwah, orang-orang ini diperlukan untuk ikut mengambil bagian. Yang Manli memberitahu Han Sen bahwa rekrutmen pada awalnya tidak berjalan lancar. Karena Paman Wing adalah orang pertama yang bergabung dengan komplotan, semua orang pun mengikutinya.     

Han Sen mengangguk dan tidak berbicara. Keluarga Ning sedang menunjukkan kebaikan mereka, tetapi Han Sen tidak berani menganggap mereka sebagai teman. Dia masih belum mengetahui banyak hal di masa lalu, jadi dia tidak dapat memutuskan apakah Keluarga Ning adalah teman atau musuh.     

"Sekarang Komplotan Dewi telah terbentuk, apa rencanamu selanjutnya?" Yang Manli bertanya pada Han Sen. Dia agak enggan menyebut Komplotan Dewi karena hanya ada kurang dari 10 wanita dalam komplotan itu, dan tidak ada yang patut disebut dewi.     

Namun, Han Sen bersikukuh untuk menggunakan nama itu. Karena hanya sebuah nama, Yang Manli juga tidak peduli.     

Dia tidak tahu bahwa bagi Han Sen, anggota-anggota komplotan yang direkrut sekarang hanyalah para pendukung. Komplotan Dewi yang akan dia inginkan adalah kelompok arwah-arwah wanita cantik.     

Di manapun dia berada di masa depan, 3000 arwah-arwah cantik akan membuka jalan baginya, itu adalah mimpi yang menjadi kenyataan.     

Tentu saja, kondisi ini didukung oleh arwah tubuh raja super yang dapat membuat para arwah setia padanya. Kalau tidak, mimpi ini selamanya hanya akan tetap sebuah mimpi. Jangankan sebuah komplotan, dia bahkan tidak dapat mendapatkan beberapa arwah bekerja untuknya.     

"Biarkan mereka melahap daging terlebih dahulu, lalu kita akan melatih mereka dan memilih yang terbaik di antara mereka untuk membentuk tulang punggung Komplotan Dewi. Kemudian, kita akan pergi menaklukkan tempat penampungan arwah." Han Sen sedang menunggu kedatangan Nol dan mengajaknya untuk menghancurkan tempat penampungan arwah, jadi dia dapat menggunakan waktunya untuk melatih orang-orang ini.     

Orang-orang ini sebenarnya tidak memerlukan terlalu banyak pelatihan, karena mereka yang memasuki Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua adalah veteran yang telah melalui pelatihan militer atau prajurit yang masih bertugas. Dengan latihan yang ringan, mereka akan dapat bekerja sama dengan cukup baik.     

Han Sen meminta Yang Manli untuk memilih sebuah tim yang akan dibawa untuk berburu, agar dia dapat menguji siapa orang-orang berbakat di antara mereka.     

"Tuan muda, jika kau hendak berburu, aku mengetahui dengan persis tempat yang sesuai untuk tim kita." Paman Qing mengusulkan ketika dia mendengar bahwa Han Sen akan pergi berburu.     

Han Sen mengikuti sarannya dan memintanya untuk mengarahkan jalan. Tim itu berjalan menuju gletser yang diceritakan oleh Paman Qing.     

Walaupun itu adalah wilayah gletser, bencana alam atau kecelakaan jarang terjadi. Han Sen tidak merasa khawatir. Mereka hanya bertemu dengan beberapa binatang berbaju baja es di sepanjang jalan, maka Han Sen tidak berkenan untuk bergerak. Menunggangi pencerewet emas, Han Sen sedang membaca sambil memakan dendeng kaki burung kondor berdarah jahat sambil mengamati timnya berburu.     

Han Sen melihat semua data dalam Daphne untuk mencari informasi tentang jiwa binatang piktograf dan dia berhasil menemukan sesuatu.     

Tidak ada orang yang pernah menemukan jiwa binatang piktograf dalam Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama, tetapi jenis jiwa binatang mulai muncul di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua dan selanjutnya. Selain itu, hanya makhluk mutan atau berdarah sakral yang dapat menghasilkan jiwa binatang piktograf.     

Fungsi jiwa binatang piktograf sangat rumit. Setiap piktograf memiliki fungsi yang unik. Kesimpulannya, sebuah jiwa binatang piktograf dapat memberikan kemampuan tertentu bagi penggunanya.     

Misalnya, ada sejenis piktograf beruang yang dapat meningkatkan kekuatan seseorang, dan ada piktograf binatang angin yang dapat meningkatkan kecepatan penggunanya.     

Karena tidak ada orang yang pernah berburu kondor sebelumnya, Han Sen juga tidak mengetahui kemampuan apa yang akan didapatkannya. Dia telah mengamati selama beberapa hari dan tidak menemukan sesuatu yang berbeda ketika menggunakan jiwa binatang itu.     

"Jadi, apa fungsi dari piktograf kondor berdarah jahat?" Han Sen tetap tidak mengetahuinya dan mengabaikannya untuk sementara.     

Pada saat ini, Han Sen akhirnya memahami betapa hebatnya menjadi seorang pimpinan komplotan. Mengamati bawahannya membunuh makhluk-makhluk dengan gagah berani, Han Sen mengetahui bahwa dia memperoleh sebagian besar dari hasil keras mereka.     

Tidak ada banyak anggota dalam komplotan pada saat ini. Di masa depan, jika Komplotan Dewi telah berkembang dan memiliki puluhan ribu anggota, dia pasti akan dapat memperoleh penghasilan yang besar dari perburuan-perburuan ini.     

Anggota komplotan juga mendapatkan keuntungan yang sama. Dibandingkan dengan berburu sendiri, lebih mudah berburu bersama-sama dalam satu komplotan. Pada saat yang sama, penghasilan juga sama baiknya atau bahkan lebih baik. Keamanan mereka juga lebih terjamin.     

Tentu saja, karena itu adalah wilayah yang sulit, dan sebagian besar tempat belum pernah tersentuh, tetap saja berbahaya walaupun berburu secara berkelompok. Tanpa petarung yang tangguh dalam komplotan, setiap orang akan mati saat mereka bertemu dengan makhluk mutan atau berdarah sakral yang kuat.     

Mereka tidak terbiasa berburu secara terang-terangan seperti ini karena merasa takut akan diserang oleh kumpulan makhluk-makhluk. Namun dengan mengikuti Han Sen, mereka tidak perlu lagi mengendap-ngendap. Walaupun mereka merasa gusar, mereka merasa lebih baik daripada sebelumnya.     

"Tuan muda, mari kita menetap di sini. Jika kita bergerak lebih jauh, mungkin ada makhluk-makhluk mutan." Paman Qing menghentikan langkahnya dan berkata pada Han Sen.     

"Ayo lanjutkan perjalanan. Makhluk mutan lebih baik lagi," Han Sen memerintahkan tim untuk bergerak maju, karena dia tidak tertarik dengan berburu makhluk primitif.     

Walaupun mereka mengikuti perintah Han Sen, banyak orang yang mulai merasa kuatir, melihat ke kiri dan kanan karena takut akan ada makhluk mutan.     

Satu-satunya orang yang dapat bertarung dengan makhluk mutan di tempat ini adalah Paman Qing. Jika yang lainnya bertemu dengan makhluk mutan, mereka kemungkinan besar akan menjadi santapan makhluk-makhluk itu.     

Walaupun Yang Manli ingin berbincang dengan Han Sen mengenai hal ini, dia tahu tidak akan berguna, karena Han Sen tidak akan mendengarkannya sama sekali. Yang Manli akhirnya tidak berkata apa-apa.     

Paman Qing juga tidak berdebat dengannya, melanjutkan perjalanan. Seakan-akan Paman Qing akan melakukan apapun untuk Han Sen, asalkan Han Sen memintanya.     

Han Sen melanjutkan membaca buku bahasa kuno. Sepanjang dia punya waktu luang, Han Sen tetap akan mempelajari bahasa kuno, berharap dapat memahami Kitab Dongxuan secepat mungkin.     

Namun, Kitab Dongxuan terlalu kuno sehingga Han Sen hanya dapat memahami sebagian kecil dari kitab itu pada saat ini, dan itu pun bukan bagian yang penting.     

Tiba-tiba, mereka mendengar suara tapak yang kencang dan longlongan binatang. Seekor gajah raksasa dengan bulu putih bergegas ke arah mereka dari kejauhan, meninggalkan satu per satu jejak kaki yang besar. Semua gletser tampak bergetar. Kepingan salju juga berterbangan kemana-mana.     

"Mamut putih!" Seseorang tiba-tiba berseru. Seluruh anggota kelompok segera berlarian dan menyebar.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.