Gen Super

Naga Bersisik Merah



Naga Bersisik Merah

2"Menonton pertarungan Dolar sungguh membosankan. Aku ingin menonton pertarungan Han Sen melawan Yi Dongmu; dua pembunuh yang saling bertarung akan sangat menegangkan!" Tang Zhenliu duduk di sofanya, menonton ulang video pertarungan terakhir Yi Dongmu dan Dollar.     

"Pertarungan antara dua pembunuh akan terlalu fatal," kata Lin Feng dengan tenang.     

"Itu sebabnya itu akan sangat seru! Tapi mereka berdua tidak memiliki dendam satu sama lain, jadi kemungkinan mereka bertarung akan sangat rendah. Sangat disayangkan." Tang Zhenliu merasa sangat menyesal.     

Dua orang yang dibicarakan Tang Zhenliu berada di tempat penampungan, terpisah dengan jarak satu meter.     

"Aku akan berburu naga bersisik merah. Apakah kau mau ikut?" Yi Dongmu memandang Han Sen dan bertanya.     

"Terlalu berbahaya." Han Sen berkedip.     

Naga bersisik merah yang disebutkan Yi Dongmu adalah makhluk berdarah sakral yang kuat. Bahkan dengan kekuatan yang mereka miliki berdua, tetap akan menjadi pertarungan yang sangat sulit.     

"Karena berbahaya; itu sebabnya aku pergi." Yi Dongmu berbalik untuk pergi saat dia berbicara.     

"Kalau begitu mari kita pergi." Han Sen mengetahui bahwa jiwa Yi Dongmu telah hancur. Dia tidak banyak bicara, dia hanya mengikuti Yi Dongmu ke lereng gunung yang bersalju tebal.     

Yi Dongmu membunuh makhluk-makhluk di sepanjang jalan dalam satu pukulan. Melihatnya marah seperti itu, Han Sen mulai merasa yakin bahwa mungkin lebih baik jika dia dilemparkan ke dalam pertandingan dan kalah.     

Tapi Yi Dongmu benar-benar kuat, dan jika bukan karena Han Sen telah melatih serangan angin terus-menerus dengannya, kemungkinan besar dia tidak akan bisa memblokir serangan Yi Dongmu. Kemenangan itu agak curang, dan Han Sen merasa agak malu.     

Tak lama kemudian, mereka berdua mencapai puncak gunung di mana naga bersisik merah tinggal. Dari jauh, mereka melihat makhluk yang tampak seperti T-rex di lereng gunung, meringkuk dan berbaring di atas salju.     

Karena belum diberi nama, Yi Dongmu menyebutnya "naga bersisik merah." Menurutnya, kekuatan dan kecepatan makhluk itu sangat tinggi. Dan bahkan senjata berdarah sakral akan sangat sulit menembus sisiknya. Dia pernah datang ke sini dua kali dan berusaha untuk membunuhnya, tetapi kedua usahanya menemui kegagalan.     

Tapi hari ini, Yi Dongmu bertekad keras untuk mengalahkannya. Dia akan membunuhnya, bagaimanapun caranya.     

Yi Dongmu memanggil pisau belati jiwa binatang dan berlari menuju naga bersisik merah. Dia berteriak di sepanjang jalan, dan hal itu membuat Han Sen berkeringat dingin.     

"Ya ampun, kamu adalah seorang pembunuh. Ada apa denganmu, berlari sambil berteriak seperti prajurit brutal ?!" Han Sen merasa kesal, tetapi dia tetap saja memanggil pedang raja ular bermata perak dan pedang maskot purba dan berlari ke sisi lain dari naga bersisik merah, yang sekarang bangkit dari tidurnya.     

Tong! Tong! Tong!     

Senjata Han Sen dan Yi Dongmu menebas naga bersisik merah dengan sangat ganas, tetapi serangan mereka hanya meninggalkan goresan dangkal pada sisik naga. Makhluk itu tidak terluka.     

Naga bersisik merah itu seperti truk mekanik yang terus berlari mondar-mandir di lereng gunung. Dia sangat cepat dan sengit sehingga Yi Dongmu dan Han Sen hanya bisa mengelak berulang kali, tidak berkesempatan untuk menyerang dari depan.     

"Kau coba alihkan perhatiannya!" Yi Dongmu meneriakkan perintah pada Han Sen sebelum dia berlari ke belakang naga bersisik merah.     

"Mengapa bukan kau yang mengalihkan perhatiannya ?!" Han Sen merasa frustasi, tapi dia tetap melambaikan kedua pisaunya untuk menebas kaki naga bersisik merah. Dia berhasil mendapatkan perhatian naga bersisik merah, dan dengan agresif mengejar Han Sen di sepanjang lereng gunung.     

Yi Dongmu menemukan celah yang sempurna dan berhasil melompat ke atas kepalanya dari belakang. Dia berulang kali menusuk leher makhluk itu, satu-satunya tempat yang tidak dilapisi sisik tebal.     

Grrr!     

Naga bersisik merah berteriak kesakitan. Dia menggelengkan kepalanya dan melempar Yi Dongmu ke salju. Kemudian sisik merah naga terbakar. Ketika terbakar, sisiknya berubah menjadi kristal.     

"Astaga, dia menjadi amuk! Lari!" Han Sen berteriak, dan kemudian mulai melarikan diri.     

Walaupun suasana hati Yi Dongmu sangat buruk, dia tidak bodoh. Dia bergabung dengan Han Sen dan berlari secepat kilat.     

Tapi naga bersisik merah itu sangat marah. Dia mengejar mereka melintasi pegunungan dan lembah selama lebih dari seratus mil sebelum akhirnya mereka sanggup meloloskan diri dari monster itu.     

Yi Dongmu dan Han Sen merasa seolah-olah kaki mereka akan patah pada saat mereka berhasil meloloskan diri. Terengah-engah bersamaan, mereka menjatuhkan tubuhnya ke tanah untuk beristirahat.     

Setelah beberapa saat, Yi Dongmu berkata, "Kau akan menyerang tempat penampungan kerajaan?"     

"Ya" Han Sen memandang Yi Dongmu dan kemudian melanjutkan, "Kau ingin bergabung denganku?"     

"Hati-hati dengan Qi Xiuwen." Setelah Yi Dongmu mengeluarkan peringatannya, dia bangkit dan berbalik untuk pergi.     

Han Sen tetap duduk di atas salju. Dia menggelengkan kepalanya dan berkata, "Aku tidak tahu apakah Qi Xiuwen berhasil meyakinkan Li Xinglun dan Philip untuk bergabung, tetapi aku harus menaklukan tempat penampungan kerajaan secepat mungkin."     

Han Sen tetap tidak peduli tentang Qi Xiuwen. Dengan rubah perak di sisinya sebagian besar waktu, dia tahu bahwa tidak ada evolver yang dapat melukainya; setidaknya evolver yang melintasi medan es. Di hadapan kekuatan menakutkan dari rubah perak, semua usaha mereka untuk melawannya akan sia-sia.     

Han Sen kemudian bangkit tetapi melihat sesuatu bergerak di salju di hadapannya. Dia tetap diam, mencoba mencari tahu apa yang baru saja dilihatnya.     

Dia melihat sesuatu bergerak di salju, dan setelah beberapa saat, seekor kura-kura putih besar keluar dari bawah salju.     

Kura-kura itu cukup besar. Setelah muncul dari salju, dia menjulurkan kepalanya untuk melihat ke sekelilingnya. Tampaknya sedang mencari sesuatu.     

Han Sen memperhatikan kura-kura itu dari jarak yang cukup jauh, tetapi dia bisa melihat dari mana asalnya. Di belakangnya terdapat gua es yang tampaknya telah terendam banjir. Permukaan air sebagian besar berupa es, dan kura-kura itu terbungkus dengan salju tebal, jadi butuh sepasang mata yang jeli untuk dapat melihatnya.     

Kura-kura besar itu tidak memperhatikan Han Sen, dan setelah berjalan berputar-putar, kura-kura itu kembali ke gua tempat dia muncul. Kemudian mencelupkan kepalanya ke dalam air. Tidak diketahui apa dia menyelam untuk minum atau bukan.     

Beberapa saat kemudian, kura-kura menarik kepalanya kembali dan hanya melihat ke gua es. Han Sen menganggap itu pemandangan yang aneh, jadi dia duduk kembali dan melanjutkan pengamatannya dengan lebih nyaman. Setelah beberapa saat, kura-kura lain keluar dari air di gua.     

Tetapi dibandingkan dengan kura-kura yang pertama, kura-kura ini jauh lebih kecil. Dia seperti mangkuk nasi kecil. Setelah kura-kura kecil ini keluar dari air, banyak yang mengikuti. Pada hitungan terakhir, sembilan kura-kura keluar dari air gua es.     

Han Sen, yang bersembunyi di salju, membuka matanya lebar-lebar dan berkata, "Apakah mereka adalah bayi-bayi dari kura-kura besar?"     

Han Sen menyadari bahwa sulit bagi makhluk-mahkluk itu untuk berkembang biak. Dia hanya pernah melihat Pencerewet Emas, Kura-kura Tua, dan Naga Obsidian melahirkan, dan keturunan mereka berukuran sangat kecil, biasanya tunggal.     

Namun kura-kura besar ini memiliki delapan bayi kura-kura di belakangnya. Jika mereka adalah anak-anaknya, jumlahnya sangat banyak.     

Setelah delapan kura-kura keluar untuk bergabung dengan kura-kura besar, kura-kura besar membawa mereka ke sebuah lembah sungai yang lebar di bawah gunung yang tertutup salju. Menyaksikan perjalanan kura-kura dalam petualangan kecil mereka, Han Sen mengagumi mereka dan berpikir mereka sangat lucu.     

Han Sen tidak mengetahui detail kura-kura salju yang baru saja dilihatnya dan tidak mengetahui tingkat mereka. Jadi, yang dia lakukan hanyalah bersembunyi di salju dan menonton.     

Setelah kura-kura besar mencapai lembah sungai di bawah gunung, dia menggunakan cakarnya untuk menggali salju. Han Sen menyaksikan saat dia perlahan-lahan menggali jamur merah. Kemudian, ketika kura-kura kecil tiba, mereka masing-masing dengan senang hati mulai melahap makanan mereka.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.