Gen Super

Reputasinya



Reputasinya

2Han Sen kembali ke penampungan. Di dekat Gunung Iblis, Lu Hui dan Ketua Utara Huang Yunlong mengirim seseorang, berharap bisa bekerja sama dengan Han Sen untuk memburu makhluk super lainnya.     

Han Sen tidak menerima ataupun menolaknya. Dia hanya berkata, "Mungkin suatu saat nanti."     

Bahkan Philip datang untuk mengetahui apa yang dibutuhkan untuk bergabung dengan tim Han Sen.     

Meskipun Qu Xiuwen tidak ingin menundukkan kepalanya pada Han Sen, seseorang di Dong Lin menyuruhnya untuk mengunjungi Han Sen dan meminta kesempatan untuk bekerja sama dengannya juga.     

Yang Manli adalah yang paling sibuk di sana sebagai hasilnya. Han Sen adalah pemimpin yang senggang, menghindari segala tugas dan tanggung jawab kepemimpinan padanya, jadi Yang Manli menjadi orang yang harus mengurusi setiap permintaan.      

Selain itu, dia harus mengurus urusan pasukan khusus. Tidak ada waktu untuk dirinya sendiri.     

"Tidak peduli apakah kau ini ketua penampungan ataupun pemimpin pasukan khusus, kau harusnya melakukan sesuatu." sulit bagi Yang Manli untuk mengurusi dan menyelesaikan segala pekerjaan yang dia miliki dalam sehari, tetapi ketika dia selesai, dia harus menemui Han Sen. Ini adalah hal penting yang harus dibicarakan, tetapi saat dia masuk, dia melihat Han Sen sedang duduk; satu tangan memegang labu emas dan tangan lainnya sibuk membelai rubah peraknya.     

Di belakangnya juga terdapat wanita berambut perak. Dia sibuk memijat pundaknya dan gadis pirang lainnya memijat kakinya.     

Dia pikir ini tidaklah adil untuk dirinya, dia harus bekerja keras setiap hari sementara Han Sen duduk bersandar sambil diam menunggu.     

"Aku puas dengan kualitas kerjamu," kata Han Sen sambil tersenyum. Yang Manli sangat sibuk melakukan banyak hal sepanjang waktu. Secara prakteknya, dia adalah orang yang mengurusi Medan Es.     

"Setidaknya kau harus menulis laporanmu sendiri." Yang Manli tidak tahan dengan sikap Han Sen. Dia tidak paham mengapa orang yang menghasilkan begitu banyak uang begitu bebas dan santai terhadap segala hal. Dia juga penasaran mengapa Han Sen membiarkannya mengurusi segala hal. Dengan posisinya sekarang, tidak perlu usaha besar untuk menggulingkan kekuasaan Han Sen jika dia mau. Mengisi kantongnya dengan mencurangi buku keuangan juga cukup mudah.     

Tetapi Yang Manli mendapati bahwa Han Sen tidak peduli dengan bisnis sama sekali. Menjadi pemimpin Medan Es mungkin memberikan kekayaan yang sangat besar untuk orang lain, tetapi untuk orang yang baru saja membunuh makhluk super, Medan Es bukanlah apa-apa.     

"Dia benar-benar menjadi orang pertama yang membunuh makhluk super di Tempat Suci Para Dewa Kedua?" Meskipun Yang Manli sering dikejutkan oleh perbuatan Han Sen, hal ini sangat mengejutkannya.     

Sudah dua ratus tahun sejarah manusia menempati penampungan, tetapi dalam sepanjang waktu itu, Han Sen adalah yang pertama – Yang Manli sulit untuk mempercayainya.     

Mengingat seperti apa Han Sen dulu, dia tidak akan pernah berpikir Han Sen akan berkembang begitu jauh sampai menjadi orang yang kini duduk di hadapannya.     

"Laporan apa? Aku pikir kau selalu mengurusi laporanku?" Han Sen menatap Yang Manli dengan ekspresi kaget.     

Saat Yang Manli mendengar perkataannya, dia menyunggingkan bibirnya dan berkata, "Mana aku tahu kalau kau membunuh makhluk super? Bagaimana aku bisa tahu dan menulisnya?"     

"Ah. Kalau begitu, aku akan memberikanmu detailnya." Han Sen tidak masalah menulis laporan, tetapi dia merasa itu membuang-buang waktu. Dan hal terakhir yang dia inginkan adalah berakhir seperti seseorang yang terkenal dalam pasukan. Alhasil, segalanya datang melalui tangan Yang Manli.     

Han Sen kini memiliki masalah; dengan adanya Yang Manli membantunya seperti ini, dia bebas melakukan apa saja sesuka hati. Tetapi jika seseorang mencurinya suatu hari, di mana dia bisa menemukan orang seperti Yang Manli? Seseorang yang bisa melakukan segala hal dan mencintai pekerjaannya dalam waktu yang bersamaan?     

"Haruskah aku menaikan gaji Yang Manli? Memberikannya persentase yang lebih tinggi?" Han Sen berpikir dalam hati.     

"Aku bisa membantumu menulis laporan, tetapi ada misi yang harus kau tangani sendiri." kata Yang Manli pada Han Sen.     

"Misi apakah itu?" Han Sen menatap Yang Manli saat dia bertanya.     

"Seorang pemuda baru saja datang di Tempat Suci Para Dewa Kedua, lahir di Medan Es. Dia memintamu untuk melindunginya," kata Yang Manli.     

Han Sen mengernyitkan alisnya dan bertanya, "Bagaimana aku bisa punya waktu untuk itu? Suruh kelompok lainnya untuk membawanya ke penampungan."     

"Aku tidak bisa melakukannya." Yang Manli menyunggingkan senyum.     

"Tentu saja kau akan melakukannya. Bahkan jika dia sendiri adalah Anak Surga, dia akan mendapatkan perlakuan yang sama seperti orang lain," cetus Han Sen dengan bangga.     

"Di bukan Anak Surga tetapi nama keluarganya adalah Qin. Jadi kau harus menanganinya. Aku tidak mampu membantumu dalam tugas ini." Yang Manli mengangkat bahu.     

"Qin?" Han Sen tampak bingung dan bertanya, "Apa hubungannya dengan Kapten Qin?"     

"Dia keponakan Kapten Qin." Yang Manli tersenyum pada Han Sen lagi.     

"Oh, begitu. Kalau begitu suruh dia menemuiku!" nada bicara Han Sen berubah seketika.     

Keluarga Qin memiliki pasukan khusus, dan mereka telah membantu banyak keluarga Han Sen. Karena hubungannya dengan Qin Xuan, dia harus menerima tugas ini.     

Saat dia menunggu Qin Wenzhao, seseorang mengikutinya. Wajah orang itu terlihat familiar oleh Han Sen.     

"Su Xiaoqiao?" Han Sen menatap kaget orang itu, tidak menyangka bahwa dia juga telah menjadi evolver dan tiba di medan es.     

"Kakak Sen, aku akhirnya menemukan organisasi ini." Su Xiaoqiao dengan semangat menggenggam tangan Han Sen, menatapnya seakan dia hampir menangis.     

Han Sen mengobrol sebentar dengan Su Xiaoqiao sebentar, dan kemudian meminta Yang Manli untuk memberikannya posisi di Pasukan Dewi. Setelah itu, dia lanjut menemui Qin Wenzhao.     

Dia terlihat baru berumur dua puluh tahun, dan dia memancarkan gambaran pemuda yang lembut. Dia memiliki wajah awet muda yang halus, yang Han Sen pikir akan disukai para wanita.     

"Halo, paman Sen. Aku Qin Wenzhao," pemuda itu memberi salam dengan sopan pada Han Sen. Tetapi dalam hati Han Sen, dia terkesiap dan berpikir, "Paman? Apa aku cukup tua untuk dianggap begitu? Aku baru berumur dua puluhan; beberapa tahun lebih tua darimu!"     

Sepertinya Qin Wenzhao mengerti pikiran yang tidak menyenangkan seperti apa yang kini mengusik benak Han Sen. Dia berkata, "Bibiku berkata untuk menghormatimu. Dan karena kalian berdua seumuran, aku pikir aku harus memanggilmu paman. Jika aku tidak memanggilmu paman, bibiku akan berpikir aku tidak sopan."     

"Aku rasa tidak masalah," balas Han Sen, tidak terlalu peduli dengan segala formalitas. Dia menatap Qin Wenzhao dan bertanya, "Mengapa kau ingin aku menjadi penjagamu?"     

"Bibiku selalu mengatakan bahwa kau pria yang baik dan kuat. Ini adalah cita-citaku bahwa suatu hari, aku bisa seperti dirimu. Sungguh beruntung aku dikirim ke Medan Es, jadi aku datang kemari berharap bisa belajar darimu. Dan jangan khawatir, aku tidak akan menjadi beban ataupun menyebabkan masalah yang tidak diinginkan. Aku akan bekerja dan berlatih sesuai jadwalmu."     

"Benarkah? Bibimu sungguh mengatakan hal itu tentangku?" Han Sen merasa senang mendengarnya, sehingga dia harus menanyakannya.     

"Ya, dia sering membicarakanmu. Dia sering menggunakanmu sebagai sosok panduan dalam mengajar; seseorang yang kami harus capai. Para anak muda di keluarga kami benar-benar mengagumimu," kata Qing Wenzhao.     

"Hmm, apakah kau bisa memberiku contoh bagaimana Qin Xuan biasanya memujiku?" Han Sen tanpa malu bertanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.