Gen Super

Pertarungan Antara Makhluk Super



Pertarungan Antara Makhluk Super

2Mungkin karena segerombolan ular, Han Sen tidak melihat makhluk lainnya. Hutan Persik tampak hanya ditinggali oleh segerombolan ular.     

Di dalam Hutan Persik, Han Sen tidak tahu seberapa jauh dia telah berjalan kini. Yang dia bisa lihat hanyalah ular dan pepohonan. Seiring dia berjalan, raungan beruang semakin dekat dan mendekat.     

Dari kejauhan, Han Sen bisa melihat sebagian Hutan Persik porak poranda. Batang pohon yang patah berserakan, ranting-rantingnya berserakan di tanah, dan tanahnya sudah hancur berantakan. Dia naik ke bukit, dan akhirnya melihat si beruang hitam. Dia menjaga pintu masuk gua, dan tubuhnya ternoda oleh darah. Dia meraung ke angkasa. Di hadapannya terdapat gajah bertulang.     

Belalai dan gading gajah tulang itu terus memukuli beruang yang berlumuran darah, dan jelas bahwa beruang itu tidak memiliki peluang melawan gajah yang marah itu. Ada banyak luka di tubuhnya, dan darah keluar dari mulutnya. Tetap saja, dia terus menjaga pintu masuk gua dan menjaga gajah itu agar tidak lewat.     

"Apakah ada harta karun di dalam gua? Apakah dua makhluk super itu bertarung demi harta karun?" Han Sen mengubah posisinya untuk melihat lebih baik apa yang ada di dalam gua.     

Dia melihat ada beruang hitam yang lebih kecil, menjulurkan kepalanya dari mulut gua. Kini Han Sen mengerti alasannya, meskipun kekuatannya lebih lemah, beruang hitam bersikeras menjaga gua - dia melindungi anaknya!     

Tubuh gajah bertulah menjadi merah, sementara tubuh beruang hitam menjadi hitam kelam. Dua-duanya kuat dalam hal tenaga, dan pemandangan saat mereka bertarung jika dilihat dari bukit sangatlah mencengangkan. Bebatuan hancur, pepohonan pun tumbang. Serpihan kayu dan dedaunan bercampur dengan tanah, dan tanah berguncang ketika dua raksasa itu beradu.     

Beruang hitam itu sangat besar, dan lebih menakutkan dari beruang es. Beruang es memiliki kekuatan es, tetapi beruang hitam memiliki tenaga yang sangat kuat. Bahkan meskipun Han Sen memiliki Jarum Rex Berapi bersamanya, dia meragukan kemampuan untuk menembus kulit makhluk itu.     

Sungguh disayangkan bahwa beruang itu harus menghadapi lawan yang jauh lebih kuat dari gajah bertulang. Mereka berdua adalah makhluk super yang menakjubkan, tetapi jika salah satunya lebih lemah dalam suatu hal, kelemahannya akan sangat jelas terlihat dan dimanfaatkan oleh lawannya.     

Beruang hitam besar menahan gading yang mengarah padanya. Namun, tenaganya terlalu besar. Beruang itu terdorong ke belakang menempel sisi tebing oleh gajah bertulang, dan tebing itu mulai retak karena tekanannya. Gading itu menembus pertahanan si beruang dan menusuknya. Darah melapisi gading yang menusuk itu.     

Pang!     

Beruang hitam menendang leher gajah bertulang, membuatnya sedikit terjatuh ke belakang. Tetapi serangan beruang dengan cukup jelas tidak begitu efektif. Luka yang dia dapat tidak bisa diabaikan.     

Segerombolan ular telah menghilang, dengan jelas tidak ingin dekat-dekat dengan pertarungan itu. Ular merah muda pun ikut pergi. Han Sen tidak tahu mengapa ular merah muda mengusirnya kemari.     

"Dia mengirimku kesini tidak hanya agar aku bisa menikmati pertunjukan, kan?" Han Sen mengernyitkan alis saat memikirkan alasannya.     

Tetapi saat dia melihat beruang hitam besar dan anaknya yang berada di dalam gua, matanya pun berbinar. Sudah jelas bahwa beruang hitam tidak bisa menandingi gajah bertulang. Jika dia terus bertarung seperti ini, tinggal menunggu waktu sebelum dia mati. Bagaimana jika ini ternyata adalah kesempatan untuk membunuh dengan mudah lagi?     

Jika beruang hitam bisa melahirkan anak, maka sari gen kehidupannya akan sama dengan Singa Emas. Mungkin itu bisa diserap oleh manusia?     

Memikirkan hal ini, Han Sen pun bersemangat. Mungkin dewi keberuntungan tersenyum padanya, memberikannya kesempatan untuk menjadi seseorang yang memecahkan rahasia sari gen kehidupan.     

Han Sen kemudian memikirkan kapan waktu yang tepat baginya untuk menyerang. Itulah saat ketika dia tiba-tiba mendengar suara di belakangnya. Dengan kaget, dia berbalik dan melihat ular merah muda merayap pada ranting di dekatnya. Dengan berulang kali, dia menjulurkan lidahnya dan mendesis.     

Han Sen pun membatu. Dia tidak tahu kapan ular itu mendekat. Dia tidak merasakan kedatangannya sama sekali. Hal itu seharusnya mustahil bagi Han Sen, yang memiliki indra yang sangat hebat.     

Ular merah muda berada dua kaki jauhnya dari Han Sen, jadi Han Sen tidak berani bergerak. Dia takut kalau ular merah muda itu akan menyerangnya jika dia mencoba melakukan sesuatu.     

Jarum Rex Berapi terlalu besar untuk si ular. Itu lebih cocok untuk menangani makhluk super yang besar, tetapi untuk sesuatu yang kecil seperti ular, Han Sen memerlukan ketepatan. Jarum rex terlalu rumit dan besar untuk secara efektif menyerang ular itu.     

Akan tetapi, si ular merah muda tidak bermaksud menyerang Han Sen. Ular itu mengamati Han Sen, dan kemudian dia meremas tubuhnya dan mematahkankan ranting tempat dia merayap. Dia lalu melingkarkan tubuhnya pada ranting yang patah dan menggunakannya untuk menulis di tanah.     

Han Sen menatap ular merah muda itu dengan kaget. Dia tidak tahu apa yang diinginkannya, tetapi kecerdasannya sangat menakjubkan.     

Han Sen menyaksikan ular merah muda itu menggenggam ranting dan menggambar beberapa garis sederhana, yang akhirnya membentuk gambar gajah. Han Sen dengan cepat menyadari itu maksudnya pada gajah bertulang.     

Tetapi Han Sen tidak tahu mengapa ular itu menggambarnya. Saat dia memikirkan alasannya, dia melihat ular merah muda itu menggambar tanda "X" di atas gambar tadi.     

Melihat gambar gajah bertulang yang dicoret, Han Sen mengerti bahwa ular merah muda ingin Han Sen untuk membunuhnya.     

Han Sen terperangah. Dia pikir ular merah muda itu mungkin ingin membunuh yang mudah bersamanya, dengan menargetkan beruang hitam.     

Lagi pula, beruang hitam telah terluka parah dan jauh lebih lemah dibandingkan gajah bertulang. Bahkan lebih memungkinkan untuk menunggu sampai beruang itu hampir mati, sebelum bergegas membunuhnya dalam satu serangan.     

Tetapi ular kecil merah muda ini justru ingin menyingkirkan gajah bertulang, dan ini sangat mengejutkan Han Sen.     

"Binatang adalah binatang. Sepandai apapun, mereka tidak mengerti konsep bertarung." Han Sen meremehkan si ular merah muda.     

Tetapi semakin Han Sen memikirkannya, semakin tidak benar asumsi sebelumnya. Dia telah melihat kecerdasan makhluk super, dan mereka adalah rajanya. Mungkin mereka memang memahami pertarungan. Dia pasti punya alasan untuk menghadapi gajah bertulang atau mungkin hanya tertarik pada binatang itu.     

Han Sen ingat saat dia berada di bawah pohon persik raksasa, ular merah muda dan beruang hitam itu sama. Di dalam mereka, tidak ada energi yang mengalir. Hanya samar-samar. Tetapi gajah bertulang dan beruang hitam kecil memiliki energi spesial yang mengalir di dalamnya.     

"Apakah ada hubungannya antara hal itu dengan apa yang terjadi sekarang?" Semakin Han Sen memikirkan hal itu, semakin dia tercengang.     

Jika target ular kecil merah muda ini adalah makhluk yang memiliki energi di dalamnya, hasratnya untuk menghadapi gajah bertulang tampak normal.     

Tetapi kini beruang hitam besar terluka parah, jika ular kecil merah muda ini menyingkirkan gajah bertulang, anak beruang itu akan kehilangan perlindungannya. Anak beruang itu mungkin akan berakhir sebagai target berikutnya ular merah muda ini.     

Lagi pula, hutan ini tampaknya area kekuasaan ular merah muda. Dengan pasukan ular, makhluk lainnya bisa dianggap orang luar. Mereka tidak memiliki siapapun untuk membantu mereka.     

"Raja-raja ini selalu begitu menakutkan!" Han Sen berteriak dalam hati. Tapi harapan masih ada di sana.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.