The Alchemists: Cinta Abadi

Rumah Baru



Rumah Baru

3Mereka tiba di rumah sakit dan seperti biasa L harus menyembunyikan dirinya dengan topi, kacamata hitam dan pakaian dengan syal yang menutupi separuh wajahnya.     

Wajahnya terpampang di sebuah billboard besar Virconnect di seberang jalan saat London memarkir mobilnya di halaman rumah sakit. Billboard itu baru naik hari ini dan kalau L sampai tidak menutupi wajahnya, bisa dipastikan semua orang akan langsung mengenalinya.     

Sayap Timur rumah sakit Metropole telah dibuka kembali untuk umum ketika mereka tiba, sehingga L tidak curiga dan sama sekali tidak mengetahui bahwa selama ia dirawat di sana, ia adalah satu-satunya pasien sayap timur itu. Keluarga Schneider baru selesai menjenguk Lily ketika London dan L tiba, dan mereka hampir saja berpapasan di lobi.     

Untunglah Rune menelepon kakaknya sehingga dengan sigap London mengeluh lapar dan mengajak L makan siang dulu di kafe rumah sakit.     

Melihat wajah kelaparan London yang menyedihkan, akhirnya L mengalah dan menemani pria itu makan sandwich di kafe sementara ia sembunyi-sembunyi minum es teh.     

Setelah memastikan bahwa keluarganya sudah pulang, barulah London menemani L masuk ke ruang Lily dirawat. Bayi mereka masih belum bangun dan seperti biasa mendapatkan ASI lewat selang karena ia belum mampu mengisap sendiri. Penutup matanya pun masih belum dibuka karena matanya sensitif cahaya.     

Dokter Alice menyampaikan laporan kondisi terbaru Lily dan meminta kedua orang tua baru itu untuk tidak kuatir karena sampai sekarang kesehatan Lily semakin membaik, bahkan jauh melebihi ekspektasi dokter-dokternya sendiri.     

London yakin semua itu adalah hasil dari obat yang diberikan Lauriel untuk anaknya. Ia merasa sangat berutang budi kepada Lauriel.     

Mereka duduk di ruangan Lily dan menungguinya selama beberapa jam, tidak berkata apa-apa. Perasaan mereka tidak dapat diwakili dengan kata-kata. London sendiri menyadari, sesudah proses kelahiran Lily yang berat, ia dan L mengalami kedekatan batin yang lebih erat dari sebelumnya.     

Mereka sama-sama didera ketakutan dan kesedihan akibat kelahiran Lily, dan kini L merasa satu-satunya orang yang paling memahami semua ketakutannya itu adalah London, dan demikian juga sebaliknya.     

London masih menyimpan sangat banyak pertanyaan tentang masa lalu L dan apa hubungannya yang sebenarnya dengan Danny Swann, tetapi ia tidak mau mengambil risiko membuat L stress dan mempengaruhi ASI untuk Lily. Karenanya ia hanya bisa menahan diri.     

Ia bahkan memerintahkan Jan untuk menjauhkan dirinya dari Danny agar jejak London tidak tercium oleh Danny Swann karena ia takut Danny nanti akan memberi tahu L bahwa pria yang selama ini bersamanya adalah London Schneider sendiri.     

Ia akan memberi L waktu untuk membereskan urusannya dengan Danny dan sementara itu ia sendiri akan memperbaiki citranya di mata gadis itu: mencari pekerjaan dan dalam waktu tiga tahun memiliki gaji di  atas penghasilan L, agar L mau menerima lamarannya.     

***     

Karena L baru melahirkan, tubuhnya masih lemah dan London selalu melarangnya melakukan apa pun. Ia hanya boleh beristirahat dan memerah ASI. Itu saja.     

Semua urusan renovasi London yang menangani sementara Pammy yang mengurusi pembiayaannya. Dengan demikian L sama sekali tidak terlibat dalam pekerjaan mengurusi rumah baru tersebut, kecuali hanya dimintai pendapat sesekali lewat telepon tentang beberapa hal sepele.     

Karena itulah ia sama sekali tidak mengira ketika dalam waktu empat hari saja, Pammy mengabarinya bahwa rumah baru mereka sudah selesai direnovasi dan siap ditinggali.     

"Kau serius? Ini kan baru empat hari???" tanya L terkejut.     

Pammy yang menyampaikan berita gembira ini hanya mengerling ke arah London yang duduk di sampingnya sambil menyesap teh. "Killian sangat efisien dan ia banyak membantu. Semuanya beres lebih cepat."     

Ah, Pammy tidak akan melewatkan kesempatan untuk memuji tuan besar di sana-sini, agar L menjadi terkesan. Ia tahu London cukup royal memberi hadiah kepada karyawan yang bekerja dengan baik.     

London hanya tersenyum simpul dan mengangkat sepasang alisnya dengan bangga saat mendengar pujian Pammy. Jan adalah orang yang sangat efisien dan banyak membantu, tetapi tanpa petunjuk darinya, tentu Jan tidak akan berhasil menyelesaikan proyek ini dalam waktu empat hari saja. Jadi, ya.. ia berhak menerima pujian Pammy... hehehe.     

L menatapnya sambil mengerutkan kening. "Kau tahu tentang konstruksi?"     

London mengangguk. "Iya, aku pernah mengerjakan proyek konstruksi..."     

Ya, Schneider Group terbiasa membangun resort, kompleks hotel, bahkan infrastruktur, dan sebagai pemilik grup, tentu ia boleh mengambil pujian atas keberhasilan proyek konstruksi yang dilaksanakan perusahaannya.     

"Oh..." L hanya dapat mengangguk paham. Ia mengira Killian Makela benar-benar seorang pekerja keras yang tidak malu melakukan pekerjaan apa pun, termasuk menjadi fotografer, bekerja di proyek konstruksi bangunan, bahkan bekerja untuk mafia, demi mendapatkan uang.     

Ia menyukai pria pekerja keras yang tidak malu mengerjakan apa pun, dan ia juga sudah mengatakan bahwa ia baru akan mempertimbangkan London jika dalam tiga tahun pria itu berhasil memperoleh penghasilan di atas dirinya dengan cara bekerja halal.     

"Kau mau melihat rumahnya? Kalian bisa pindah besok," kata Pammy dengan antusias.     

L tampak sangat terharu. Ia mengangguk tanpa bersuara. Dengan gembira ia mengambil jaketnya dan memakai sepatu untuk pergi ke Grunewald.     

London menyetiri mereka ke sana dan di perjalanan ia berkali-kali mengerling ke arah L yang duduk di sampingnya.     

Entah kenapa wajah bahagia gadis itu membuat hatinya sangat berbunga-bunga. Ia sungguh berharap L menyukai semua perubahan dan renovasi yang diperintahkannya kepada Jan agar diterapkan di rumah baru mereka.     

Agar L tidak curiga, ia juga meminta Pammy untuk mengambil uang untuk membeli rumah dan keperluan renovasi dari rekening L dan memasukkannya ke rekening baru atas nama Lily Schneider.     

Kalau sampai L memeriksa data keuangannya dan menemukan bahwa uangnya sama sekali tidak berkurang, ia pasti akan bertanya-tanya dan akhirnya semua perbuatan mereka akan terbongkar.     

Ketika mobil VW London tiba di depan rumah indah itu, gerbang otomatisnya segera membuka dan mereka pun masuk ke dalam. Setelah memarkir mobil di halaman, London membukakan pintu untuk L dan berdua mereka mengagumi halaman rumah yang sangat rapi dan sudah dipenuhi berbagai bunga musim panas yang mekar dengan indahnya.     

Berkali-kali L tak dapat menyembunyikan kekagumannya. Mereka memeriksa teras yang cantik dengan meja kopi sederhana dan sepasang kursi untuk duduk berbincang-bincang di sore hari sambil memandangi taman.     

Masuk ke dalam ruang tamu, L tampak menekap bibirnya dengan kaget ketika melihat sebuah grand piano duduk manis di sudut ruangan dengan posisi dekat pintu kaca besar yang menghadap ke kolam renang. Ada gorden beludru berwarna biru tua yang membuat sudut piano itu terlihat klasik dan mewah.     

L menoleh ke arah London dengan mata basah. "Ada piano di sini... Dari mana?"     

"Oh... kami menemukan piano ini di gudang saat sedang merenovasi. Pemilik rumah yang lama mengatakan ini adalah piano tua milik neneknya yang tidak pernah dipakai karena keluarganya bukan pencinta musik." Pammy buru-buru menjelaskan.     

Ini adalah kebohongan lainnya yang mau tidak mau harus mereka lakukan. London teringat betapa bahagianya wajah L ketika mereka bicara lewat Virconnect minggu lalu saat ia masih di Singapura.     

L sedang bermain piano di suite hotel tempatnya menginap dan ia terlihat begitu gembira karena dapat menciptakan lagu sambil bermain piano untuk mengusir kebosanan.     

London sangat menyukai suara dan nyanyian L. Karenanya, ia ingin gadis itu menjadi semakin kreatif dan menciptakan karya-karya indah, karena itu ia menghadiahkan piano terbaik yang dapat ditemukannya untuk wanita yang ia cintai itu.     

Dan oh... apalagi L juga senang menyanyi setiap pagi. London tidak sabar mendengar nyanyian indah L setiap pagi untuk membangunkannya dari tidur.     

L buru-buru duduk di kursi piano dan mencoba tutsnya.     

Ting     

Ting     

"Ini bagus sekali!!" serunya tertahan. Ia lalu melihat merek piano itu dan seketika hampir pingsan. "Ini.. ini salah satu piano Stenway yang sangat langka...!!"     

London pura-pura terkejut mendengarnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.