The Alchemists: Cinta Abadi

Menghibur Marie



Menghibur Marie

0"Maaf, aku merepotkanmu sampai sejauh ini," kata Marie setelah mereka selesai makan.     

Nicolae hanya mengangkat bahu, "Tidak apa-apa ini sudah tanggung. Lagipula sebagai suami yang baik aku harus menemanimu sampai semuanya selesai."     

Marie mengangkat wajah keheranan mendengar kata-kata Nicolae barusan. Saat ia mengamati ekspresi pemuda itu, Marie sadar Nicolae sedang bercanda. Laki-laki ini hanya tersenyum simpul, seolah tidak menyadari dampak kata-katanya pada gadis yang sedang berduka  itu.     

Aah, rupanya Nicolae sengaja menyebut statusnya sebagai suami pura-pura Marie untuk membuat gadis itu tertawa. Marie hanya bisa tersenyum tipis mendengar kata-kata Nicolae dan ia mengangguk.     

"Terima kasih. Aku yakin siapa pun wanita yang nanti akan menikah denganmu, dia adalah wanita yang sangat beruntung." Marie mengambil kaca mata hitam dari lemari dan mengenakannya untuk menyembunyikan matanya yang sembab. "Aku akan segera mengurus pembatalan pernikahan setelah aku berhasil mengatasi kesedihanku. Aku tidak akan berlama-lama."     

Nicolae mengangguk. "Terima kasih."     

Sebenarnya, bagi Nicolae, pembatalan pernikahan itu tidaklah penting. Itu lebih untuk kepentingan Marie sendiri. Ketika mereka menikah kemarin, Nicolae tidak menggunakan identitas aslinya sebagai Nicolae Medici. Ia hanya menggunakan salah satu identitas lamanya sebagai manusia biasa, ketika ia menjadi mahasiswa di Universitas St. Mary dan kemudian menambahkan sedikit riwayat palsu.     

Ia sudah memakainya selama hampir 15 tahun dan sudah saatnya identitas itu ia buang. Setelah ia kembali ke Italia untuk mengantar Altair dan Vega kepada Lauriel untuk dibawa ke Targu Mures, Nicolae akan membuat identitas baru.     

Sekarang Marie mengenalnya sebagai Nicolae Sorin; Nicolae adalah nama aslinya dan Sorin adalah nama tengahnya. Nama keluarga adopsinya dulu adalah Lupei dan nama keluarganya sekarang dari ayah kandungnya adalah Medici.     

Kini sudah waktunya Nicolae Sorin untuk segera menghilang dari muka bumi. Ia akan kembali menggunakan nama Nicolae Lupei atau Medici di identitasnya yang baru. Ini membuat bagi Nicolae sebenarnya tidak ada artinya bila pernikahannya dengan Marie Lu dibatalkan atau tidak.      

Namun, Nicoale kasihan kepada Marie kalau gadis itu tidak mengurus pembatalannya karena nanti gadis itu akan tercatat sebagai seorang wanita yang menikah dan suaminya sebentar lagi akan menghilang dari muka bumi.     

"Sebaiknya kau buat janji dari sekarang untuk mengurusnya," Nicolae menambahkan saat mereka berjalan keluar apartemen Marie menuju lift. "Hal-hal seperti itu kalau dibiarkan berlama-lama nanti akan menyusahkan dirimu sendiri di masa depan."     

Marie mengangguk. "Aku akan melakukannya. Tidak usah kuatir."     

Mereka tiba di krematorium pukul 12 siang. Jenazah Nyonya Lu telah diantar dari rumah sakit dan dimasukkan dalam peti yang dipilih oleh Nicolae. Walaupun jenazah dan petinya akan dibakar menjadi abu, ia tetap memilih peti terbaik yang tersedia.     

Marie berusaha menahan tangisnya saat mengucapkan perpisahan untuk terakhir kalinya kepada sang ibu. Ia menaruh seikat bunga di atas peti indah itu dan berdoa sebentar, sebelum akhirnya mengangguk kepada petugas dan membiarkan petugas itu membawa peti ibunya untuk dimasukkan ke tungku kremasi.     

"Proses kremasi berlangsung selama dua jam. Kita bisa menunggu di sini untuk langsung mengambil abunya atau keluar dulu. Apakah kau mau berjalan-jalan mencari udara segar?" tanya Nicolae kepada Marie. "Petugas bilang sebaiknya kita kembali tiga jam lagi untuk memberi mereka waktu menyiapkan abu kremasi untuk kita ambil dan wadah yang bagus."     

Marie tampak merenung mendengar kata-kata Nicolae.     

"Sebaiknya kita jangan menunggu di sini." Akhirnya gadis itu mengambil keputusan.     

"Kau mau kemana?" tanya Nicolae. Ia menggenggam tangan Marie yang dingin untuk menberinya dukungan karena melihat gadis itu tampak lesu sekali. "Apakah kau punya tempat favorit yang kau datangi kalau sedang sedih?"     

"Hmm..." Marie mengerutkan keningnya. "Kalau sedang sedih, aku Biasanya pergi sendirian ke Universal Studios."     

Nicolae mengangguk-angguk. "Itu bukan ide yang buruk. Ayo kita ke sana agar kau dapat melupakan kesedihanmu."     

Mary menatap Nicolae dengan pandangan tidak percaya. "Ibuku baru meninggal dan kau mengajakku ke Universal Studios? Apa kau tidak punya hati?"     

Nicolae mengangkat bahu. "Kau sendiri yang mengatakan bahwa itu adalah salah satu tempat favoritmu, dan kalau kau sedang merasa sedih kau akan pergi ke sana untuk menghibur dirimu. Aku yakin ibumu akan lebih suka melihatmu bergembira dan mencoba mengatasi kesedihanmu dengan berteriak-teriak di wahana roller coaster, daripada mencoba bunuh diri seperti tadi malam."     

Marie menatap Nicolae dengan sepasang mata penuh pertanyaan. "Bagaimana bisa aku bersenang-senang saat ibuku baru meninggal?"     

"Ini semua bergantung perspektifmu. Kau coba lupakan apa yang terjadi selama 3 jam saja. Kau coba hipnotis dirimu sendiri dan katakan bahwa hari ini tidak terjadi hal yang menyedihkan; hari ini adalah hari yang membahagiakan dan kau bisa melampiaskan kesedihanmu serta kemarahanmu dengan berteriak-teriak saat kita ada di wahana. Bagaimana menurutmu?" tanya Nicolae lagi.     

Merry tampak berpikir beberapa lama, menimbang kata-kata Nicolae. Di satu sisi, ia merasa malu jika bersenang-senang saat tubuh ibunya bahkan belum selesai dikremasi. Tetapi di sisi lain ia tahu ibunya akan lebih menyukai jika Marie menghibur diri daripada terus membenamkan diri dalam kesedihan.     

Akhirnya gadis itu pun mengangguk lemah.  "Baiklah"     

Nicolae meremas tangan Marie dan tersenyum lebar. Ia menarik gadis itu untuk naik ke mobilnya dan ia segera memacu kendaraannya ke Universal Studios. Ia punya waktu tiga jam untuk membantu Marie melupakan kesedihannya, walau hanya sesaat.     

Sebelum mereka ke Universal Studios, Nicolae mampir ke sebuah toko untuk membelikan pakaian ringkas untuk Marie karena gadis itu tadi mengenakan gaun hitam-hitam untuk ke krematorium.     

"Tidak praktis bermain di Universal Studios dengan gaun begitu," komentarnya sambil menunjuk deretan rak pakaian di dalam toko. "Kau bisa memilih yang warna hitam kalau mau, tetapi saranku sih.. kau tidak harus mengenakan pakaian serba hitam. Ibumu pasti sebenarnya tidak ingin kau sedih."     

Marie terkesima melihat Nicolae memikirkan semuanya. Ia hanya mengangguk dan segera mengambil satu setel kemeja tipis berwarna abu-abu dan celana panjang berwarna hitam. Ia berganti pakaian di ruang ganti sementara Nicolae membayar pakaiannya.     

Entah kenapa sejak Nicolae muncul di apartemennya dan mengurusi Marie yang sedang berduka, kemudian mengantarnya ke krematorium, dan kini membelikannya pakaian... dada Marie mulai terasa berdebar-debar.     

Inikah rasanya memiliki seorang laki-laki di dalam hidupnya? Ia mengintip dari balik tirai ruang ganti dan melihat laki-laki itu duduk menunggunya dengan sabar di sofa.     

Untuk sesaat Marie terpesona dan memandang laki-laki itu dengan sepasang mata cokelatnya yang berkilauan. Saat ini, Nicolae berstatus sebagai suaminya, sebelum Marie mengurus pembatalan pernikahan mereka.     

Suamiku...     

Tanpa sadar ia tersenyum saat membisikkan satu kata itu.     

Entah kenapa ia sangat suka mendengarnya.     

Ia keluar dari ruang ganti dengan pakaian ringkas, namun tetap berwarna gelap. Nicolae tidak berkata apa-apa, hanya mengangguk dan mengacak rambut gadis itu pelan, lalu menarik tangan Marie kembali ke mobil.     

Sepuluh menit kemudian mereka sudah tiba di Universal Studios dan mengantri membeli karcis. Nicolae membeli karcis ekspres tanpa antrian yang harganya sangat mahal dan segera mencari peta area untuk menentukan wahana apa saja yang sebaiknya mereka naiki.     

"Ada Simulasi Kehidupan di Planet Mars, lalu roller coaster terpanjang di dunia, Kapal Hantu, Ekspedisi Perompak Luar Angkasa, Pertempuran Antar Bintang... semuanya cukup menarik. Kau bisa teriak-teriak sepuasmu di sana."     

Marie hanya mengangguk. Ia menuruti semua saran Nicolae dan berbagai wahana paling seru atau paling mengerikan segera mereka datangi.     

Nicolae memperlakukan Marie dengan sangat baik, karena ia mengerti gadis itu sedang menghadapi hari yang sangat berat. Ia membelikan es krim, kembang gula, dan berbagai makanan kecil yang membuat gadis itu akhirnya tersenyum.     

Karena sudah biasa membawa Altair dan Vega bermain dan menghibur dua anak kecil, Nicolae tahu makanan apa dan kegiatan apa yang bisa menimbulkan senyum di wajah seseorang. Marie merasa sangat terharu ketika ia berjalan mengikuti Nicolae yang terus menggenggam tangannya untuk berpindah-pindah wahana.     

Rasanya hari ini dunia tidak terlalu gelap dan menyedihkan, pikir Marie.     

Selama tiga jam ini, dunianya berubah menjadi terang dan meriah seperti Universal Studios yang didatanginya bersama Nicolae.     

Marie menjerit dan mengeluarkan semua rasa sesak di dadanya di semua wahana yang mereka ikuti dan semakin lama hatinya terasa semakin ringan, bersama dengan suaranya yang semakin serak dan kemudian hampir menghilang.     

Ah, Ibu.. terima kasih telah membuatku bertemu Nicolae...     

Hari ini aku bahagia sekali...     

Seandainya hari ini tidak usah berakhir.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.