The Alchemists: Cinta Abadi

Jangan Beri Tahu Alaric



Jangan Beri Tahu Alaric

0"Heii!! Laki-laki brengsek!! Jangan kau pukul kakakku!!!" Tiba-tiba terdengar jeritan Vega dan di saat yang sama gadis itu telah menyerbu Charles dengan tendangan ke arah pinggangnya... tepat di saat tinju Charles hampir menyentuh hidung Altair.     

Dalam sekejap pemandangan berubah. Charles tahu-tahu terkapar di tanah dengan kaki kanan Vega menginjak pinggangnya dan Altair berdiri kaku di tempatnya, memejamkan mata, siap menerima tinju Charles pada hidungnya yang tidak kunjung tiba.     

Semua orang yang hadir tampak terpana melihat apa apa yang baru saja terjadi. Semuanya terjadi begitu cepat dan tidak diduga siapa pun.     

"Astaga... kau tidak apa-apa?" Nicolae segera menghambur ke arah Vega yang berdiri dengan satu kaki di pinggang Charles yang mengaduh kesakitan. Ia segera memeriksa anak perempuannya untuk memastikan gadis itu tidak kenapa-kenapa.     

Saat ia muncul ke tengah lingkaran, tanpa sadar gadis-gadis yang melihat kerumunan itu mendesah bersamaan. Mereka tidak mengira seorang pria yang sangat tampan dan sangat keren muncul tiba-tiba bak dewa penyelamat, hendak melindungi Vega.     

"Dia tidak apa-apa! Aku yang sakit...!" Suara Charles terdengar bergemeretak karena ia menahan murka. "Ayaaaahh....! Tolong akuuu..."     

Ron Gilbert segera membantu anak lelakinya bangun dan mengucapkan sumpah serapah yang tidak pantas diucapkan oleh orang terpelajar.     

Vega yang sudah melepaskan kakinya dari Charles segera menarik tangan Nicolae dan menghampiri Altair. Wajahnya tampak keheranan.     

"Kau kenapa tidak melawan? Nanti wajahmu bengkak, lho..." katanya sambil memeriksa pipi Altair yang tampak kemerahan karena tadi ditinju Charles. "Aku tidak mau merawatmu kalau kau terluka."     

Altair hanya menyengir dan menggeleng. "Aku tidak apa-apa."     

Ron Gilbert tampak benar-benar marah dan segera mengambil teleponnya untuk menghubungi kantor polisi.     

"Kalian anak-anak berandal, beraninya mengganggu anakku... Kalian akan merasakan balasannya," tukasnya dengan sangat marah.     

Nicolae menghampiri Ron dan menyentuh bahunya. "Sudahlah.. tolong sudahi saja semuanya. Aku berkata kepadamu baik-baik, kalau sampai kau melanjutkan masalah ini, padahal kesalahan ada pada anakmu... maka kalian sendiri yang akan terkena dampaknya."     

Ron menepis tangan Nicolae dan tetap menelepon. "Ya, selamat siang, kantor polisi? Saya mau melaporkan kasus penganiayaan yang terjadi di SMA George Washington. Alamatnya ada di..."     

Dengan pongah ia menelepon polisi dan memasang sikap mengancam di depan semua orang. Terdengar kasak-kusuk di antara penonton yang ramai dan mereka semua tampak kasihan kepada Altair yang pasti akan ditangkap polisi dan dengan pengaruh Ron Gilbert akan dimasukkan ke penjara karena kasus perkelahian ini.     

"Maafkan aku, Tatiana... sepertinya hari ini aku harus melewatkan kerja kelompok di rumahmu..." keluh Vega saat mendengar suara sirene polisi di kejauhan. Sudah terlambat untuk mencegah keterlibatan polisi. Mungkin memang mereka harus menyelesaikan urusan dengan Charles ini sekaligus.     

Ugh... bagaimana ini? Nanti penyamaran mereka sebagai orang biasa akan terbongkar...     

Tatiana tampak sangat cemas dan sama sekali tidak mempedulikan tugas kelompok mereka.     

"Tidak apa-apa, Vega. Kau urus dulu kakakmu.. Aku akan mengerjakan tugas bagianmu." Ia sudah pernah melihat Nicolae saat datang ke rumah Vega untuk mengerjakan tugas, tetapi ia masih saja tak tahan untuk mengerling pada ayah Vega yang menurutnya lebih tampan dari seorang model profesional itu dan dengan malu-malu menyapanya. "Selamat siang, Tuan Medici... Apa kabar?"     

Tatiana  bukan satu-satunya. Gadis-gadis lain yang berkumpul di lapangan olahraga tampak terpesona juga oleh Nicolae     

Nicolae yang memijit kepalanya melihat apa yang terjadi, seperti biasa menyapa Tatiana dengan ramah. "Selamat siang, Tatiana. Kabarku tidak terlalu baik, karena... ini."     

Ia mengembangkan tangannya merujuk pada situasi yang barusan terjadi.     

"Oh.. ya, aku mengerti. Semoga semuanya baik-baik saja," kata Tatiana dengan wajah cemas. Ia adalah teman sebangku Vega selama satu semester terakhir dan hubungan mereka cukup baik. Ia tak ingin melihat Vega dan Altair terkena masalah.     

"Terima kasih," Nicolae mengangguk. Ia lalu merangkul bahu Altair dan Vega bersamaan lalu berpamitan kepada beberapa guru yang hadir di lapangan dan menyaksikan apa yang terjadi dengan wajah-wajah resah. "Bapak ibu, kami pulang dulu. Anak-anak ini harus makan siang. Kalau polisi mencari kami, tolong berikan alamat kami saja. Terima kasih."     

"Eh... jangan pergi kalian! Polisi akan segera tiba!" bentak Ron dengan penuh kemarahan. Ia hendak menahan Altair, tetapi Nicolae dengan cepat menarik tangannya dan memuntirnya hingga laki-laki itu menjerit. "Aaaahhh.. tanganku!! Kalian semua melakukan penyerangan... Aku akan memastikan kalian semua masuk penjara!!"     

"Ayo cepat pulang. Situasinya akan lebih buruk kalau polisi datang ke sini," bisik Nicolae kepada Altair dan Vega. Keduanya segera mengangguk dan mengikuti langkahnya yang bergerak cepat ke tempat parkir dan masuk ke dalam mobilnya.     

Lima menit kemudian ketiganya sudah masuk ke kompleks apartemen Nicolae dan keluar dari mobil.     

"Ayo masuk. Biar aku yang menunggu polisi di sini," kata Nicolae sambil menepuk pundak Altair dan Vega. Keduanya saling pandang dan menggeleng.     

"Tidak mau. Nanti polisi akan menangkap Papa. Aku tidak bisa membiarkannya. Kita kan tidak bersalah," cetus Altair. "Aku akan menelpon ayah."     

"Kau akan memberi tahu ayahmu apa yang telah terjadi?" tanya Nicolae dengan ekspresi keheranan. "Kalian tahu seperti apa ayah kalian itu."     

Altair menghela napas. "Lebih baik ayah tahu sekarang, daripada nanti. Papa dengar sendiri kan apa kata Charles tadi. Dia bilang nanti dia bisa mencari alasan untuk memasukkanku ke penjara setelah memukulku tiga kali. Artinya, mereka tidak akan berubah dan tidak memegang janjinya untuk menganggap masalah ini selesai. Aku tadi  langsung menyesal telah membuat kesepakatan itu dengannya."     

"Mungkin kita bisa menghubungi Paman Terry saja dan memintanya mengirim pengacara? Dengan demikian Alaric tidak perlu tahu tentang kasus ini?" tanya Nicolae kemudian. Menurutnya Terry lebih dapat diajak bekerja sama daripada Alaric kalau berkenaan tentang masalah anak-anaknya. Ia kuatir kalau Alaric tahu bahwa Ron Gilbert berusaha membully anak-anaknya, lelaki itu tidak akan hidup untuk melihat hari esok.     

Nicolae menganggap perkelahian di antara remaja bukanlah hal besar dan seharusnya diselesaikan di antara mereka. Ron memang salah dengan melibatkan diri dalam masalah remaja dan mengancam Altair, tetapi ia tidak pantas dihukum dengan kematian.     

Sayangnya, pandangan Nicolae ini belum tentu disetujui oleh adiknya yang sangat over protektif terhadap anak-anaknya dan memiliki reputasi sebagai pembenci manusia yang dulu merupakan seorang assassin paling ditakuti di dunia.     

"Ide Papa bagus, sebaiknya kita telepon Paman Terry saja," kata Vega dengan wajah mulai terlihat cerah.     

Ahh.. Paman Terry sangat dapat diandalkan dalam hal-hal seperti ini. Ia pasti akan dapat membantu mereka menyelesaikan masalah ini, sekaligus menyembunyikannya dari ayah mereka.     

Mendengar persetujuan Vega dan melihat Altair juga mengangguk, Nicolae segera mengambil ponselnya dan menghubungi sahabatnya, Terry, yang saat ini merupakan salah seorang pebisnis paling terkenal dan dihormati di benua Amerika. Tahun ini ia kembali dinominasikan untuk penghargaan Eksekutif Tahun Ini untuk lima tahun berturut-turut.     

Walaupun di antara anggota keluarga besarnya ia dikenal sebagai seorang pria yang cuek dan tidak serius, di luar sana, orang-orang sangat menghormatinya dan kagum kepadanya.     

"Terry.. hei, aku perlu bantuanmu. Kau bisa kirim pengacara ke rumahku secepatnya? Pengacara paling bagus yang ada di perusahaanmu," kata Nicolae cepat. "Anak-anak mengalami sedikit masalah dan kami tidak ingin melibatkan ayah mereka."     

Terry yang sedang makan siang sambil membaca laporan hanya menjawab dengan suara tidak jelas karena mulutnya penuh makanan dan kemudian menutup hubungan. Nicolae hanya menggeleng-geleng saat ia menyimpan kembali ponselnya.     

"Paman Terry sudah mengiyakan. Kita tunggu saja kedatangan polisi dengan tenang." Ia lalu mengajak mereka masuk ke dalam apartemennya. "Ayo ganti pakaian. Nanti dari kantor polisi kita akan langsung ke mansion orang tua kalian."     

Saat Altair dan Vega masuk ke kamar masing-masing untuk berganti pakaian, Nicolae mengirim SMS pada ketiga pengawal pribadi kedua anak itu dan secara singkat memberi tahu kronologi peristiwa yang terjadi dan meminta mereka untuk tidak memberi tahu Alaric, karena anak-ananya akan menyelesaikan sendiri masalah mereka.     

[Mereka baik-baik saja. Kalian tidak usah kuatir. Kami akan membereskan ini sendiri. Tolong, jangan beri tahu Alaric.]     

[Baik, Tuan.] Semuanya membalas dengan respons yang sama.     

Nicolae duduk di balkon dan mengamati keluar. Ah... sudah satu setengah tahun anak-anak ini tinggal bersamanya dan menjalani hidup seperti orang biasa. Ia dan mereka sangat menikmati kehidupan mereka seperti ini.     

Ia sungguh berharap identitas mereka tidak perlu dibuka dan keduanya bisa tetap tinggal bersamanya seperti ini, setidaknya hingga mereka lulus SMA, satu setengah tahun lagi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.