The Alchemists: Cinta Abadi

Perpisahan



Perpisahan

2Suasana di kastil Alaric dan Aleksis hari itu sangat meriah. Mereka mengadakan pesta taman dan merayakan hari ulang tahun pernikahan keduanya yang ke-11. Walaupun sebenarnya mereka menikah bukan pada tanggal 3 Oktober, tetapi keduanya merayakan ulang tahun pernikahan mengikuti hari saat Caspar mengumumkan tentang mereka ke seluruh anggota klan, karena menurut mereka lebih mudah seperti itu.     

Secara pribadi, mereka berdua telah merayakan sendiri acara ulang tahun pernikahan mereka dengan intim saat masih di Singapura. Acara kali ini mereka isi dengan makan hidangan daging rusa hasil buruan kemarin dan bertukar cerita. Sebagian besar rusa yang mereka peroleh dikirim ke balai kota untuk dibagikan kepada para penduduk dan hanya satu ekor yang mereka nikmati sendiri.     

"Kita bisa melakukan ini setiap tahun," kata Alaric sambil mempersilakan semua tamu untuk makan.     

"Kami akan senang sekali," Aleksis menambahkan.     

Ia sangat bahagia melihat Lauriel dan Alaric telah kembali bersikap seperti biasa. Sebelumnya ia sempat kuatir karena kedua orang itu tampak sangat terpengaruh atas pengalaman yang mereka hadapi di Holodeck.     

Ia takut Lauriel akan kembali bersedih dan menyendiri, sementara Alaric akan kembali tersulut dendam. Nicolae adalah satu-satunya pria di keluarga Medici yang terlihat tenang dan tidak terpengaruh, sehingga Aleksis tidak pernah mencemaskannya.     

Kalau dipikir-pikir, sifat Alaric menurun dari ayahnya, dan sifat Nicolae menurun dari ibunya. Hal ini membuat Aleksis sedih. Ia membayangkan kalau seandainya Luna masih hidup, tentu ia akan sangat menyukai ibu mertuanya itu. Pasti Luna adalah seorang wanita yang hebat...     

Sayangnya, ia tidak akan pernah tahu.     

Mereka menikmati pesta kebun dengan gembira dan tanpa terasa waktu pun berlalu begitu cepat. Terry dan Nicolae pamit untuk kembali ke New York, sementara London dan Rune pamit untuk kembali ke Berlin.     

Terry dan London memiliki tanggung jawab pekerjaan, sementara Nicolae ingin mulai mencari suasana baru. Ia takut kalau terlalu lama di Targu Mures, akan semakin berat baginya untuk meninggalkan Altair dan Vega.     

"Kau bisa datang kemari kapan saja untuk bertemu anak-anak..." kata Aleksis menenangkannya. "Bulan depan, kami akan datang ke New York. Altair dan Vega perlu melihat dunia."     

"Aku akan senang sekali." Nicolae mengangguk senang.     

Altair dan Vega tampak sangat sedih melihat Papa Nic akan pergi, tetapi mereka tidak dapat berbuat apa-apa. Mereka hanya bisa memeluk pinggang Nicolae dari depan dan belakang, karena tinggi badan mereka yang masih sedada pria itu. Nicolae terlihat seperti diikat oleh dua tangan yang bersatu mengelilinginya.     

"Papa sering memberi kabar ya..." tangis Vega di pinggang Nicolae.     

"Itu pasti. Kita akan bicara setiap hari." Nicolae mengusap rambut Vega dengan penuh kasih sayang dan tertawa-tawa. "Ayolah.. jangan norak begini. Apa tidak malu pada pemilik aplikasi Virconnect 4D di belakang kalian?"     

Tentu saja, dengan teknologi Virconnect 4D, walaupun mereka terpisah jarak, mereka akan tetap bisa berhubungan dengan baik. Namun demikian, Nicolae akan membatasi hubungan ini selama beberapa tahun hingga Altair dan Vega bisa dekat dulu dengan ayah kandung mereka, barulah ia akan kembali datang.     

Ia sama sekali tidak ingin adiknya merasa mereka harus bersaing memperebutkan kasih sayang dan perhatian kedua anak ini. Sekarang ia harus mulai mengalah dan mengetahui tempatnya.     

"Paman akan menjaga Papa Nic untuk kalian," kata Terry dengan riang sambil mengedip kepada Altair. Anak laki-laki itu mengangguk dan tersenyum.     

"Tapi awas, Paman Terry tidak boleh merusak Papa Nic. Papa kami laki-laki baik," tukas Vega sambil menatap Terry dengan sorot mata sangat serius.     

Terry membalas tatapannya dengan ekspresi tersinggung. "Gila! Memangnya aku separah apa sampai kalian mencurigaiku seperti itu? Aku juga laki-laki baik. Tanya ibumu kalau tidak percaya."     

Aleksis hanya bisa batuk-batuk. Ia tahu Terry sangat menjaga diri tidak pernah berhubungan dengan wanita setelah kasus dengan Rosemary sebelas tahun yang lalu. Ia memang selalu dikelilingi perempuan cantik karena ia tampan dan sukses, tetapi Terry hanya memperlakukan mereka seperti bunga di taman, hanya untuk dikagumi.     

"Paman Terry memang laki-laki baik. Semua Paman kalian adalah laki-laki baik," kata Aleksis kemudian.     

"Uhm... Paman London punya anak di luar pernikahan," Vega mengangkat sebelah alisnya dan menunjuk London yang sedang direpoti oleh keranjang bayi dan beberapa pakaian Lily.     

Pemuda itu mengangkat wajahnya keheranan karena namanya disebut-sebut.     

"Kenapa menyebut namaku?" tanyanya.     

"Bagaimana bisa laki-laki yang punya anak di luar pernikahan disebut lelaki baik-baik?" tanya Vega keheranan.     

"Astaga... kenapa kau bisa berkata begitu? Ini tahun 2050..." tukas London sebal.     

Ia ingin mengatakan bahwa ia ingin sekali anaknya lahir dalam pernikahan, tetapi sang ibu yang keras kepala dan menyebalkan tidak menerima lamarannya. Namun mengingat Vega masih terlalu kecil untuk mengerti urusan orang dewasa, akhirnya ia hanya bisa cemberut.     

Nicolae yang mendengar kata-kata Vega hanya tertawa kecil. Ia lalu turun dan bersimpuh di depan anak itu.     

"Idealnya memang orang menikah dan punya anak. Tetapi situasi setiap orang berbeda-beda, Vega sayangku. Di zaman sekarang ada orang yang menikah dan tidak bisa atau tidak mau punya anak.. Itu tidak apa-apa, kan? Ada juga orang yang ingin memiliki anak tetapi tidak bisa atau tidak mau menikah. Itu juga tidak apa-apa. Kita tidak boleh menilai pilihan orang lain, karena bukan kita yang menjalani hidup mereka." Ia menatap anak itu dalam-dalam. "Papa Nic juga tidak menikah tetapi Papa memilih untuk menjadi ayah. Lima tahun lalu, saat Papa pertama kali  melihat kalian, Papa begitu jatuh cinta kepada kalian berdua dan memilih untuk menjadikanmu dan Altair sebagai anak Papa. Itu juga... tidak apa-apa, kan?"     

Vega terdiam mendengar kata-kata Nicolae. Pelan-pelan ia lalu mengangguk.     

"Tentu saja tidak apa-apa..." kata gadis kecil itu kemudian sambil tersenyum lebar. Ia lalu memeluk leher Nicolae dan mencium pipinya. "Aku dan Altair sangat beruntung karena mempunyai dua ayah."     

Nicolae mencium kedua pipi Vega lalu beralih kepada Altair dan mencium kedua pipinya juga.     

Semua yang hadir merasa tersentuh mendengar kata-kata Nicolae. Mereka tahu cintanya kepada kedua anak itu tulus. Aleksis dan Alaric semakin berharap semoga suatu hari nanti, Nicolae dapat menemukan kebahagiaannya sendiri dan mencurahkan kasih sayangnya yang tidak terbagi kepada wanita yang pantas menerimanya.     

London sendiri merasa senang mendengar pernyataan Nicolae. Memang, menjadi orang tua haruslah menjadi pilihan, bukan kewajiban. Ia memilih untuk menjadi ayah begitu ia mengetahui L hamil akibat perbuatan mereka saat dijebak Stephan dulu.     

Menikahi L adalah bentuk tanggung jawabnya, tetapi membesarkan Lily adalah pilihan yang diambilnya sendiri. Ia belum pernah merasakan jatuh cinta setengah mati kepada seorang perempuan sampai hari di mana Lily dilahirkan. Ia tak akan menukar anaknya dengan apa pun.     

London bertekad akan menggunakan kata-kata Nicolae tadi untuk menjelaskan kepada Lily suatu hari nanti, kenapa London dan L tidak menikah dan Lily tidak hidup dalam keluarga yang utuh.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.