The Alchemists: Cinta Abadi

Pekerjaan Baru Fee



Pekerjaan Baru Fee

3Lydia memanggil Albert untuk membantu membawakan koper Tuan Friedrich ke villa tempat ia bisa menginap, Villa no. 4. Setelah pria itu berjalan pergi dengan tangan di kedua saku, Lydia hanya bisa menarik napas panjang.     

Ahh.. pria itu memang memiliki reputasi yang masih sama seperti dulu, pikirnya. Angkuh, dingin, dan sama sekali tidak ramah. Orang-orang hanya berani memandangnya dari jauh dan tidak berani mengajaknya bicara karena alasan ini.     

Mengapa tadi ia berani-beraninya cari mati dan mengajak pria itu bicara? Seharusnya Lydia tahu bahwa ia tidak akan dipandang sebelah mata.      

Akhirnya gadis itu hanya bisa mengomel dalam hati dan kembali melanjutkan pekerjaannya.     

***     

Fee mengetuk pintu kantor Pak Krause dan segera mendengar suara bosnya mempersilakannya masuk. Dengan penuh hormat, gadis itu membuka pintu dan masuk ke dalam.     

"Selamat sore, Pak. Kata Lydia, Bapak memanggil saya?" tanya Fee dengan sopan. Pak Krause mengangkat wajahnya dan menatap Fee dengan wajah rumit.     

Pria tinggi besar itu akhirnya menarik napas panjang dan mempersilakan Fee duduk.     

"Duduklah. Ada yang mau kubicarakan kepadamu." Pak Krause mengamati Fee yang duduk di depannya dan mencoba memikirkan cara terbaik untuk memberitahukan keputusan Franka kepada gadis itu. "Kau sudah berapa bulan bekerja di tempat ini?"     

"Uhm.. sudah hampir empat bulan, Pak," kata Fee.     

"Waktu aku menerimamu dulu, aku mengatakan bahwa kau akan diberi kesempatan mencoba bekerja di semua divisi. Kau masih ingat? Setelah training dua minggu, aku menempatkanmu di bagian penerimaan tamu."     

Fee mengangguk. "Masih, Pak. Aku senang bekerja di penerimaan tamu dan semua teman kerjaku sangat menyenangkan."     

"Nah... direktur baru kita mengetahui bahwa kau belum sempat mengalami rotasi ke departemen lain dan ia memintaku untuk memindahkanmu supaya kau mendapatkan pengalaman baru," kata Pak Krause.     

"Oh.. Aku tidak keberatan, Pak. Aku ingin belajar banyak hal tentang mengelola penginapan. Ditempatkan di departemen mana pun aku bersedia," kata Fee mantap.     

Ia memang bercita-cita suatu hari nanti dapat membuka penginapan kecil miliknya sendiri. Maka dari itu, ia tidak keberatan ditempatkan di posisi apa pun di resort agar ia dapat belajar. Namun demikian, pandangannya yang sungguh-sungguh, membuat Pak Krause menjadi tidak tega.     

Gadis ini begitu naif dan selalu berpikir baik, pikir Pak Krause sambil memijat keningnya.     

"Hmm.. kalau begitu, kau bisa mulai pindah besok pagi. Bu Franka memutuskan untuk menempatkanmu di bagian kebersihan," kata Pak Krause akhirnya.     

"Oh..." Fee mengerutkan keningnya mendengar kata-kata sang manajer HRD. Ia tidak mengerti. "Departemen kebersihan...? Sebagai staf pengawas pelayan kebersihan.. atau...."     

"Sebagai tenaga kebersihan." Pak Krause menatap Fee dalam-dalam. "Kau tidak wajib menerima pemindahan ini, Fee. Tetapi, kalau kau menolak, maka kau dipersilakan untuk mengundurkan diri. Resort ini tidak menerima karyawan yang tidak bersedia dilatih di semua departemen. Apakah kau menganggap rendah pekerjaan tenaga kebersihan?"     

Fee tertegun mendengar kata-kata Pak Krause. Ia sama sekali tidak mengira, dari staf kantoran yang bekerja di lobi dan bertemu langsung dengan para tamu, ia kini diminta untuk bekerja melakukan tugas fisik membersihkan.     

Ia tidak mengerti mengapa perusahaan tiba-tiba menempatkannya dalam posisi seperti ini. Wajahnya tampak pucat dan kecewa.     

"Tapi, Pak... aku tidak mengerti..." katanya dengan suara pelan. Fee tidak ingin membantah, tetapi ia merasa kecewa atas perlakuan sepihak ini.     

"Bu Franka adalah pimpinan baru kita dan ia tentu punya alasannya sendiri. Sekarang pilihan ada padamu, apakah kau mau terus bekerja di resort ini atau tidak. Kalau kau tidak bersedia, maka besok kau tidak usah datang ke sini untuk bekerja. Bagian keuangan akan mengurus sisa gajimu."      

Fee tercenung sejenak. Ia menyukai resort ini, dan letaknya juga dekat dari rumahnya. Kalau ia terus bekerja di sini, ia masih bisa mengurusi neneknya yang sudah tua. Tetapi, itu berarti ia harus menerima menjadi tenaga kebersihan.     

Ia tidak dapat begitu saja berhenti bekerja tiba-tiba seperti ini. Ia juga masih membutuhkan uang gajinya untuk menyambung hidup. Akhirnya setelah berpikir sejenak, Fee mengangguk lemah.     

"Kalau begitu, aku bersedia, Pak. Aku akan pindah ke bagian kebersihan," katanya kemudian.     

Pak Krause menatap Fee dengan pandangan kasihan, tetapi ia sadar bahwa ia sendiri tidak memiliki kuasa apa-apa dibandingkan Franka.     

"Baiklah. Kalau begitu, kau bisa membereskan barang-barangmu dan pulang cepat hari ini. Besok pagi kau bisa langsung mendatangi Ms. Amanda untuk mendapatkan jadwal tugas kebersihanmu." Pak Krause memberi tanda bahwa Fee sudah boleh keluar dari ruangannya. "Terima kasih atas pengertianmu, Fee."     

"Baik, Pak. Terima kasih. Aku pulang dulu," kata Fee sambil bangkit berdiri dan berjalan keluar.     

Ketika gadis itu tiba di pintu dan hampir membukanya, Pak Krause memanggil gadis itu sekali lagi.     

"Fee..."     

"Ada apa, Pak?" tanya Fee.     

"Sebaiknya kau menghindari Bu Franka sebisa mungkin selama kau bekerja di resort ini," kata Pak Krause dengan nada bersimpati. "Aku punya firasat dia tidak terlalu menyukaimu. Aku tak ingin kau terus menjadi incarannya. Maafkan aku... tidak dapat membantu apa-apa."     

Fee menatap Pak Krause beberapa lama dan kemudian membungkuk hormat dan tersenyum. "Tidak apa-apa, Pak. Terima kasih atas perhatiannya."     

Setelah gadis itu pergi dan menutupkan pintu di belakangnya, Pak Krause hanya bisa menarik napas panjang.     

***     

Fee merasa sangat sedih atas ketidakadilan yang menimpanya. Namun ia bertekad untuk mencoba bersikap tegar dan melakukan pekerjaannya sebaik-baiknya. Sementara ia mencari pekerjaan baru, ia akan tetap bekerja di resort dan mengumpulkan uang.     

Keesokan paginya ia langsung menemui Ms Amanda, kepala bagian departemen kebersihan dan melapor untuk mendapatkan panduan dalam tugasnya yang baru. Wanita paruh baya itu tampak bersimpati kepada Fee, yang dikenal di resort sebagai staf yang paling cantik dan disukasi banyak orang karena sikapnya yang ramah.     

Ms. Amanda dapat mengira kira-kira apa penyebab Fee dipindahkan ke departemennya, tetapi wanita itu sama sekali tidak berkomentar apa pun. Dengan ramah ia memberikan petunjuk tentang tugas-tugas staf kebersihan kepada Fee.     

"Staf kebersihan memakai seragam khusus, agar lebih praktis saat membersihkan ruangan," kata beliau sambil mengeluarkan seperangkat seragam berwarna abu-abu gelap. "Kurasa ini ukuranmu. Kau bisa ganti seragam dulu dan nanti bisa ikut Anna untuk belajar detail tentang berbagai ruangan dan villa yang mesti kalian bersihkan dan kapan kalian bisa mulai bekerja."     

"Terima kasih, Bu." Fee mengangguk hormat sambil menerima seragam barunya.     

Tidak lama kemudian, di ambang pintu muncullah seorang wanita berusia 30-an, mengenakan seragam petugas kebersihan seperti yang dikenakan Fee. Ia menyapa Ms Amanda dan Fee dengan ramah.     

"Selamat pagi, Ms. Amanda. Inikah petugas kebersihan yang baru?" tanyanya.     

"Benar. Anna, ini Fee. Fee, ini Anna. Dia akan membimbingmu selama seminggu ke depan sebelum kau bisa bertugas sendiri ya. Anna, tolong ajari Fee baik-baik, ya. Terima kasih," kata Ms. Amanda.     

Anna mengangguk dan mengulurkan tangannya menyalami Fee. "Senang berkenalan denganmu. Kalau kau sudah selesai berganti seragam, aku akan menunggumu di depan kantor dan membawamu untuk mulai bekerja."     

"Baik, aku segera ke sana." Fee mengangguk dan segera permisi untuk ke kamar mandi dan berganti seragam. Ia keluar tidak lama kemudian dan segera menemui Anna.     

Seragam petugas kebersihan berwarna abu-abu gelap, berbentuk atasan lengan pendek dan celana kain yang sangat membosankan. Namun demikian, tidak ada satu pun pakaian buruk yang dapat menyembunyikan kecantikan Fee. Gadis itu tetap saja terlihat menarik dalam pakaian seragam petugas kebersihan. Hingga Anna sempat tertegun melihatnya.     

Dalam hati ia mengakui bahwa gadis petugas kebersihan baru ini sangat cantik, dan rasanya sama sekali tidak pantas berada di posisi ini. Lihat saja, tangannya tampak halus sekali. Ia tidak terlihat seperti orang yang biasa bekerja kasar.     

Ahh.. sayang sekali. Tangannya yang halus dan indah itu akan rusak karena bekerja keras membersihkan, pikirnya kasihan.     

"Baiklah.. kita akan mulai membersihkan bagian resort yang paling penting.. yaitu villa yang ditempati tamu-tamu VVIP kita. Mereka adalah klien terpenting resort ini dan menjadi prioritas utama kita setiap hari," kata Anna kemudian. "Kita mulai dari villa yang paling ujung. Villa No. 4"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.