The Alchemists: Cinta Abadi

Apakah Fee Adalah Vega Linden?



Apakah Fee Adalah Vega Linden?

0Mischa tidak mau membuat Fee merasa tersudut. Ia hanya mengangguk santai.     

"Tentu saja. Aku juga tidak akan lama di Moravia. Paling aku hanya membutuhkan asisten selama 4-5 bulan saja. Kalau nanti aku pergi, kau boleh melanjutkan bekerja di sini, sampai kau merasa sudah waktunya untuk berhenti," kata Mischa.     

Fee mengerjap-kerjapkan matanya saat mendengar kata-kata Mischa.     

Tunggu dulu...     

Ini kok rasanya terlalu berlebihan ya?     

Ia menatap pria tampan itu dengan wajah penuh pertanyaan.     

"Tuan kenapa baik sekali kepadaku?" tanyanya tegas. "Apakah Tuan memberiku perlakuan khusus karena mengira aku ini adik angkatmu yang hilang?"     

Matanya kemudian menyipit.      

Mischa seketika merasa ditelanjangi. Ia tahu Vega sangat cerdas. Apakah Fee memang Vega? Dan sekarang gadis itu menatapnya dengan curiga.     

"Kau benar." Akhirnya Mischa mengaku.     

"Oh..." Fee tidak tahu harus bersikap seperti apa. Dalam hati ia merasa ada untungnya juga ia berwajah mirip dengan gadis yang hilang itu. Sekarang ia dapat memperoleh perlakuan istimewa dari Bos besar di RMI.     

Tetapi ia merasa tidak enak karena seolah menikmati keuntungan di atas penderitaan gadis lain. Entah di mana gadis itu sekarang.     

"Kau sangat mirip dengannya. Dan dia juga menguasai 5 bahasa sepertimu..." kata Mischa pelan. "Tetapi aku tidak mau memberimu harapan palsu. Kau mungkin bukan dia."     

Fee tertawa. "Tentu saja aku bukan dia. Kalau aku orang lain, tentu aku akan ingat."     

Sesaat kemudian ia terdiam.     

Sebenarnya ia tidak ingat apa pun tentang masa lalunya. Suaranya menjadi tercekat. Ingatannya melayang pada berita yang pernah dibacanya tentang putri keluarga Linden yang hilang. Bukankah Mischa Rhionen memiliki hubungan cukup dekat dengan keluarga itu?     

Apakah.. adik angkat yang dimaksudnya itu adalah Vega Linden????     

"Kau mungkin pernah mendengar tentang kasus penculikan Vega Linden." Lagi-lagi Mischa seolah dapat membaca pikiran Fee. Ia akhirnya menceritakan tentang siapa sebenarnya orang yang ia cari.     

Fee mundur selangkah tanpa sadar. Ia sangat kaget ketika mendengar Mischa mengonfirmasi kecurigaannya.     

Apakah.. apakah ia memang Vega Linden?     

Itu berarti.. ia masih memiliki keluarga!     

Lalu apa yang sebenarnya terjadi kepada dirinya selama ini? Mengapa ia bisa terpisah dari mereka dan berakhir di Salzsee? Lalu mengapa ia memiliki foto-foto lama bersama orang tuanya, anak nenek Lynn?     

"Tuan.. pikir.. a-aku.. ini Vega Linden?" tanya Fee dengan suara tercekat. Ia menatap Mischa dengan mata terbelalak sambil menekap bibirnya.     

Mischa tidak menjawab. Ia perlahan melangkah ke komputernya dan menyalakan layarnya. Tadi ia hampir saja melihat hasilnya kalau Fee tidak keburu mengetuk pintunya.     

Fee mengikuti langkah Mischa dengan matanya dan menatap layar komputer yang sekarang menyala benderang.     

Mischa memencet sebuah tombol untuk membuka pesan yang tadi masuk dan segera melihat hasil laporan yang ia tunggu.     

Ia mendesah kecewa. Kepalanya menoleh dan ia menatap Fee dengan pandangan meminta maaf.     

"Rupanya aku salah lagi... Maafkan aku kalau sudah membuatmu tidak nyaman," kata pria itu dengan suara tercekat.     

Tadinya ia sangat yakin Fee adalah Vega. Ia sudah memupuk harapan di dalam hatinya. Tetapi ia kini harus menelan kekecewaan lagi. Malah, bisa dibilang kekecewaannya sekarang lebih besar dari yang sudah-sudah, karena ia sudah terlanjur berharap.     

Fee merasakan dadanya yang tadi begitu sesak seolah kembali ditekan batu yang sangat besar. Ia tidak mengira, tadi selama beberapa detik ia sungguh berharap bahwa dirinya bukanlah Fee Lynn-Miller.. melainkan Vega Linden.     

Ah.. tentu saja. Itu too good to be true, kan? Mengapa ia, seorang gadis kampung, berani sekali bermimpi demikian tinggi?     

"Tuan... ternyata sudah terbukti bahwa aku bukan adik angkat yang Tuan cari. Apakah itu berarti... aku sudah tidak bisa bekerja untukmu?" tanya Fee dengan suara kecewa.     

Ia sekarang sudah mengerti bahwa ia mendapat segala perlakuan istimewa dan bahkan ditawari untuk tinggal di penthouse bersama Mischa karena bosnya itu mengira ia adalah orang lain.     

Sekarang, setelah terbukti bahwa ia memang hanya seorang Fee Lynn-Miller.. mungkinkah Mischa akan membuangnya begitu saja?      

Pemikiran ini membuat Fee rasanya ingin menangis.     

"Apa maksudmu dengan berkata seperti itu?" tanya Mischa dengan ekspresi pura-pura galak. "Apa kau mau mencari alasan agar tidak usah bekerja padaku? Tugasmu masih banyak yang menumpuk ya. Jangan lupa kau sudah berjanji untuk lembur dan datang ke pesta tahun baru istana."     

Fee tertegun mendengar kata-kata bosnya. Ia segera sadar bahwa Mischa sama sekali tidak ingin membuangnya walaupun pria itu sudah mengetahui bahwa Fee bukanlah Vega Linden.     

Ia merasa sangat terharu dan tanpa sadar ia sudah menghambur dan memeluk Mischa dengan sekuat tenaga.     

Rasanya, belum pernah ada orang yang demikian baik dan peduli kepadanya.     

Ah.. dulu Ren juga baik dan peduli kepadanya, tetapi ia memiliki banyak ketentuan dan syarat. Mencintai Ren sungguh melelahkan dan membuat Fee sedih. Kali ini.. menemukan orang yang bersikap demikian baik kepada dirinya dengan tanpa syarat dan tanpa mengharapkan imbalan... hanya karena Fee mengingatkannya pada adiknya yang hilang... sungguh membuat hati Fee tersentuh.     

Ternyata sikap Mischa kepadanya sama sekali tidak berubah. Fee merasa begitu beruntung memiliki bos yang demikian baik seperti Mischa Rhionen!     

"Aku tidak akan mengecewakan Tuan. Aku berjanji akan bekerja sebaik-baiknya... Aku tidak akan membuat Tuan malu di pesta istana, ataupun di perusahaan, dan aku akan memastikan semua kebutuhan Tuan terpenuhi dengan baik..." tangisnya di dada Mischa.     

Pria itu masih kaget oleh tindakan Fee yang demikian tiba-tiba, hingga ia menjadi salah tingkah. Ia tidak merasa melakukan hal yang istimewa, hanya bersikap selayaknya manusia baik-baik.     

Ia akhirnya mengangkat tangannya hendak menepuk-nepuk bahu Fee, tetapi saat tangannya masih melayang di udara, pintu kantor diketuk dua kali dan masuklah Sarah yang segera berdiri terpaku di ambang pintu     

"Selamat sore, Tu..." Suaranya yang tadi ceria dan penuh semangat seketika menjadi tergagap dan wajahnya dipenuhi rasa malu. "Oh.. eh, maafkan aku. Seharusnya aku menunggu dipersilakan masuk. Sepertinya aku mengganggu. Aku akan pergi sekarang."     

Ia buru-buru berlari keluar meninggalkan Mischa dan Fee yang secara spontan masing-masing segera melangkah mundur satu langkah ke belakang.     

Sarah mengomeli dirinya sendiri yang memergoki peristiwa tidak senonoh antara bos besar RMI dan asisten pribadinya. Sekarang bagaimana ia bisa melupakan peristiwa itu? Ternyata dugaannya benar! Mereka memang memiliki hubungan tidak pantas! Bukan hanya antara bos dan asisten.     

Ugh.. tapi kenapa harus asisten kampungan itu? rutuk Sarah dalam hati. Ia menyesal telah bersikap tidak sopan dan langsung membuka pintu sebelum dipersilakan masuk.     

Ia sudah sangat terbiasa bersikap seenaknya karena ia sangat cantik dan disukai banyak orang. Mereka selalu membiarkannya datang dan pergi sesukanya dari ruangan masing-masing.     

"Maafkan aku, Tuan.. Tadi aku terbawa suasana..." Fee tidak habis-habisnya meminta maaf sambil membungkuk. Ia sangat malu karena tadi telah memeluk bosnya. Bagaimana kalau sekarang Mischa memiliki dugaan bahwa ia adalah asisten genit yang mencoba menggoda atasan?     

Habislah sudah upayanya untuk menjaga nama baiknya di kantor ini.     

Seharusnya tadi ia bisa lebih menahan diri. Mischa bersikap baik kepadanya walaupun ia bukanlah Vega Linden. Tetapi kalau sampai bosnya salah paham dan mengira ia asisten genit, mungkin ke depannya Mischa akan menjadi sungkan dan menjaga jarak.     

Payah.. bagaimana ini? Apa yang harus kulakukan?     

Mischa perlu waktu beberapa lama untuk dapat menentukan sikap netral. Ia mengerti bahwa Fee bukanlah asisten genit. Gadis itu hanya sedang merasa sangat terharu.     

Dalam hati ia menjadi bertanya-tanya seburuk apakah sikap orang-orang selama ini terhadapnya, sehingga kebaikan kecil seperti yang dilakukan Mischa ini bisa membuatnya begitu tersentuh?     

Apakah hidupnya sangat menderita? Entah kenapa, membayangkan Fee menderita membuat hatinya sedih.     

"Fee, tidak apa-apa. Aku akan membereskan urusan dengan Sarah. Aku mengerti kau tidak punya maksud buruk. Sebaiknya kau lupakan peristiwa hari ini dan kembali bekerja. Kita akan sibuk semingguan ke depan," katanya sambil duduk di kursinya. Ia lalu melambai dengan ringan seolah peristiwa barusan tidak terjadi. "Kau tadi bilang sudah setuju untuk tinggal di St, Laurent. Sebaiknya, kau mulai bersiap-siap untuk pindah. Hubungi tim logistik kantor untuk membantumu."     

Fee tertegun. "Tuan masih mau aku tinggal bersama Tuan?"     

"Kau masih mau bekerja sebagai asistenku, kan?" Mischa balik bertanya.     

Seulas senyum lebar akhirnya menghiasi wajah Fee saat ia mengangguk gembira. "Aku masih mau bekerja sebagai asisten Tuan. Aku sudah berjanji akan melakukan yang terbaik."     

.     

.     

>>>>     

Dari penulis:     

Tengkyuuuu.. atas vote PS-nya. The Alchemist versi Inggris sudah masuk Top 50. Terus vote ke sana biar di sini saya publish 2 bab sehari yaaa     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.