The Alchemists: Cinta Abadi

Tinggal di Penthouse?



Tinggal di Penthouse?

1Tidak lama kemudian mobil itu telah membawa mereka ke sebuah gedung tinggi di kawasan dekat Kota Tua. Fee mendongakkan wajahnya saat memandang gedung tinggi itu dengan kagum.     

"RMI menyediakan tempat tinggal untukku di sini," kata Mischa menerangkan sambil membukakan pintu untuk Fee.     

Gadis itu buru-buru keluar dan meminta maaf. "Seharusnya Tuan tidak usah membukakan pintu untukku. Aku bisa sendiri. Kan di sini aku yang asisten..."     

Mischa hanya tertawa melihat Fee yang bersikap canggung.     

"Tidak usah terlalu dipikirkan. Aku sekalian membukakan pintu karena aku lebih dekat," Ia melambaikan tangannya dengan acuh lalu berjalan masuk ke lobi dengan kedua tangan di saku. Fee segera berjalan menjejeri bosnya.     

Ia menoleh ke kiri dan ke kanan dan kemudian mengerutkan kening. Ini bukanlah gedung apartemen, tetapi hotel bintang 5. Apakah Mischa akan menginap di hotel terus selama ia tinggal di Moravia?     

Seolah ia dapat membaca pikiran Fee, Mischa mengangguk dan menerangkan. "Di lantai paling atas hotel ini ada apartemen."     

"Oh.. begitu ya?"     

Fee kagum sekali karena Mischa selalu seolah dapat membaca pikirannya dan dengan ramah mau menjelaskan segala sesuatu.     

Mereka masuk ke lobi dan disambut seorang gadis cantik berusia 30-an yang tersenyum ramah.     

"Selamat datang, Tuan Rhionen di St. Laurent. Kami sudah menyiapkan semuanya. Perkenalkan, namaku Margo."     

"Terima kasih," kata Mischa. Ia lalu menoleh ke arah Fee. "Ini asistenku. Tolong nanti ambil sidik jarinya agar ia mendapat akses keluar masuk dengan bebas."     

Fee membulatkan matanya mendengar kata-kata Mischa. Ia akan bebas keluar masuk tempat tinggal pria ini? Apakah itu berarti pekerjaannya bukan hanya di kantor?     

Namun demikian, ia tidak berani membantah. Ia berjalan mengekor di belakang Mischa yang melangkah santai mengikuti staf hotel St. Laurent menuju lift dan kemudian naik ke lantai 40. Pintu lift membuka dan mereka melihat hanya ada satu pintu di lantai tertinggi bangunan itu.     

"Silakan masuk." Margo membukakan pintu bagi mereka dan mempersilakan keduanya masuk.     

Fee segera berdecak kagum saat melihat isi ruangan yang maha luas itu. Ia baru sadar bahwa apartemen yang dimaksud Mischa sebenarnya adalah sebuah penthouse.     

Wahhh.. ternyata Bos RMI akan tinggal di penthouse salah satu hotel termewah di Moravia? Beruntung sekali...     

"Sebentar, Nona. Kita akan mengambil sidik jari Anda dulu." Margo memberi tanda agar Fee mendekat dan ia lalu membuka sebuah tablet dan memencet beberapa tombol. "Silakan tekan di sini dengen kesepuluh sidik jari Anda bergantian."     

Mischa hanya memperhatikan adegan itu dengan wajah santai, tetapi matanya berkilat tajam saat satu persatu jari Fee menekan layar tablet. Ia sengaja mengambil kesempatan ini untuk mendapatkan sidik jari Fee dengan lengkap tanpa dicurigai.     

Nanti ia akan meminta pihak hotel St. Laurent untuk membagi sidik jari tersebut agar ia dapat melakukan penyelidikannya sendiri.     

"Selesai. Nanti Nona dapat datang dan pergi ke penthouse ini kapan saja dengan menggunakan sidik jari Anda," kata Margo dengan ramah.     

"Bagus. Kalau begitu, kami mau melihat berkeliling dulu dan asistenku akan mencatat apa saja yang masih kami butuhkan," kata Mischa.     

"Baik, Tuan." Margo segera membawa mereka berkeliling dan menjelaskan semua fasilitas yang ada di penthouse itu. Di sana ada tiga buah kamar tidur besar dan mewah, ada ruang duduk, ruang menerima tamu, ruang membaca, ruang menonton film dengan home theater besar, dapur modern yang memiliki jendela besar dari lantai ke langit-langit, ruang makan terpisah yang besar dengan 12 kursi, ada juga ruang makan kecil di sebelah dapur dan menghadap ke teras dengan kolam renang infinity, ada ruang kerja, ruang olahraga, dan bahkan ada juga ruang untuk bermeditasi.     

Astaga, menghitung jumlah ruangannya saja sudah membuat Fee merasa lelah. Tempat ini luar biasa besar dan mewah, pikirnya. Ia bersyukur job descriptionnya sebagai asisten pribadi Mischa tidak termasuk membersihkan atau merapikan tempat tinggalnya.     

Gila! Kalau sampai ia harus membereskan tempat ini setiap hari...     

"Bagaimana pendapatmu?" tanya Mischa.     

"Eh? Apa? Kenapa Bos tanya aku?" tanya Fee keheranan. "Kan Bos yang akan tinggal di sini. Pendapatku tidak penting."     

"Sekarang kau tinggal di mana?" tanya Mischa.     

"Aku tinggal di flat tidak jauh dari sini," kata Fee. Ia sama sekali tidak mengerti kenapa Mischa menanyakan tempat tinggalnya. Ini tidak ada hubungannya dengan pekerjaan, kan?"     

"Aku tidak tahu apakah kau membaca kontrak kerjamu, tetapi bagian dari job descriptionmu adalah mengatur segala kebutuhan profesional dan personalku. Untuk itu, aku membutuhkanmu untuk tinggal di sini bersamaku," kata Mischa dengan wajah tidak berdosa.     

"No way! Itu tidak mungkin. Aku membawa kontrak kerjaku dan di sana hanya disebutkan bahwa aku akan...." Fee terdiam.     

Ia berusaha mengingat-ingat halaman terakhir yang berisi banyak daftar panjang dan ia lewat begitu saja karena pikirannya sedang resah. Sungguh ia terlalu banyak pikiran akhir-akhir ini. Ia hanya menganggap semua yang tertulis di daftar tersebut sebagai ketentuan standar.     

Hmm.. sebenarnya tinggal di tempat ini sama sekali tidak buruk. Ia melihat ke sekelilingnya dan menelan ludah.     

Kalau ia bisa tinggal di sini.. rasanya akan seperti mimpi. Ia belum pernah merasakan tinggal di tempat yang demikian mewah. Satu-satunya tempat yang semegah ini yang pernah ia lihat adalah penthouse tempat tinggal Ren sekarang, tetapi Fee tidak pernah diajak tinggal di sana.     

Sementara itu Mischa merasakan dadanya berdebar-debar. Ia tak dapat menahan diri untuk mengajak Fee ke tempat-tempat mewah dan melihat reaksinya. Kalau Fee terbiasa dengan kemewahan, ia tentu akan tampak santai dan tidak terkesan.     

Saat ini ia tidak melihat Fee terkesan. Malah sepertinya gadis itu merasa kuatir bahwa ia akan disuruh membersihkan penthouse luas itu.     

Apakah Fee ini benar-benar Vega? Sikapnya tampak anggun penuh kelas. Wajahnya juga mirip sekali. Ia juga menguasai bahasa-bahasa yang dikuasai oleh Vega. Dan terlebih lagi.. gadis ini kehilangan ingatannya sejak ia lahir hingga lima tahun yang lalu.     

Semua tanda ini membuat Mischa menduga keras Fee adalah Vega!     

Ahh.. ia harus bersabar dan bersikap halus. Nanti sidik jari yang akan menentukan jawabannya. Kalau Fee memang Vega... tentu ia akan dapat membandingkan sidik jarinya dengan semua catatan sidik jari Vega di masa lalu.     

Ia belum mau menggunakan tes DNA. Untuk tes DNA ia harus meminta sampel dari keluarga Alaric.. dan saat ia tak mau melakukannya karena takut akan kembali memberi mereka harapan. Bagaimana kalau ia salah? Ia tak tega membuat suami istri itu kembali hancur hati.     

"Kau bisa memeriksa kontraknya lagi," kata Mischa tenang. "Aku tidak akan memaksamu tinggal di sini. Tetapi kuharap kau dapat bekerja kapan pun aku membutuhkanmu. Dan satu hal lagi, kalau kau tidak bersedia tinggal di sini, kuharap kau akan pindah flat ke tempat yang lebih representatif. Aku tak bisa mengambil risiko asistenku tinggal di apartemen yang berpengamanan rendah. Ada banyak saingan bisnis RMI yang mungkin akan menyerangmu untuk mendapatkan informasi tentang perusahaan."     

Fee menelan ludah. Pindah ke flat yang lebih representatif? Apa maksudnya itu? Gajinya tidak cukup kalau ia harus mencari flat seperti itu. Dan bagaimana dengan rencananya menabung?     

"Aku.. akan memikirkannya," kata gadis itu dengan nada lesu.     

.     

.     

>>>>     

Dari penulis:     

Tengkyuuuu.. atas vote PS-nya. The Alchemist versi Inggris sudah masuk Top 50. Terus vote ke sana biar di sini saya publish 2 bab sehari yaaa     

Yang mau redeem 50 coin, coba pakai kode voucher ini ya: Siapa tahu masih bisa.     

AB6RYAMRNYVTNV33A     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.