The Alchemists: Cinta Abadi

Mischa Rhionen



Mischa Rhionen

3Fee tidak enak bertemu Mischa di restoran kantor seperti ini apalagi mengingat ia baru mengirim SMS seperti tadi kepada bosnya. Apa saja tadi yang sudah ia tanyakan? Aduh...     

Tanpa sadar ia menundukkan wajahnya dan menutupi kepalanya dengan tangan kanannya. Pura-pura memfokuskan perhatiannya kepada makanan yang ada di depannya. Ia berharap Mischa tidak melihatnya.     

Ia akan mengirim SMS dulu untuk meminta maaf sebelum menemui bos barunya itu.     

"Kau kenapa?" tanya Diana keheranan. "Apa kau membuat kesalahan?"     

Fee menggeleng. "Aku baru ingat masih ada pekerjaan yang harus kubereskan. Aku akan menghabiskan makananku dengan cepat dan kembali ke ruanganku. Maaf, aku tidak bisa tinggal lama untuk mengobrol."     

Ia mengunyah makanannya cepat-cepat dan meneguk minumannya hampir seperti orang yang sudah berhari-hari terjebak di padang gurun tanpa air. Teman-teman semejanya memperhatikan Fee dengan keheranan.     

Setelah ia menyelesaikan makanannya, Fee segera berdiri dan minta diri kepada mereka. Ia harus buru-buru kembali ke ruangannya dan mengirimkan SMS permintaan maaf kepada Mischa.     

Saat ia berjalan menuju pintu keluar, sudut matanya melihat Sarah berjalan ke arah meja Sam dan Mischa. Oh, baiklah.. sekarang si tukang gosip sudah mengetahui bahwa bos besar mereka ternyata bukan seorang playboy tua, dia mau dekat-dekat.     

Fee hanya bisa mengomel dalam hati. Ia hendak meneruskan perjalannya keluar restoran ketika Mischa bangkit berdiri dan berjalan menghadang langkahnya.     

"Kau sudah selesai makan?" tanya pria itu sambil memandang Fee dengan penuh perhatian.     

Fee mengerjap-kerjapkan matanya, dengan ekspresi bagaikan rusa yang tertimpa sinar lampu mobil di tengah malam.     

"Uhm... Tuan, jangan marah, ya... Tentang SMS-ku tadi, aku bisa menjelaskan. Aku murni ingin bertanya agar tidak ada kesalahpahaman. Kalau Tuan menganggapku lancang, aku minta maaf. Aku tidak akan bertanya lagi," katanya ragu-ragu.     

Mischa mengerutkan keningnya. "SMS apa?"     

Ia mengeluarkan ponselnya dari saku dan membuka layarnya. Sebelum sempat ia membaca SMS yang dimaksudkan Fee, gadis itu telah merebut ponselnya secara spontan dan buru-buru menghapus SMS itu.     

"Apa yang kau lakukan?" tanya Mischa dengan nada bingung, tetapi ia tidak marah.     

Fee tersentak kaget, menyadari betapa ia barusan berlaku kurang ajar dengan merebut ponsel orang nomor 1 di RMI Eropa dan menghapus SMS dari ponselnya.     

Astaga.. apa yang barusan kulakukan? Fee tidak sadar bahwa semua pasang mata kini tertuju padanya.      

Tanpa sadar ia menjatuhkan ponsel Mischa ke lantai. Sepasang mata gadis itu terbelalak semakin lebar ketika ponsel itu menghantam lantai dengan suara keras.     

Ya Tuhan... Hari Fee berubah dari buruk menjadi mengerikan.     

"Fee Lynn-Miller, apa yang kau lakukan?!" tegur Sarah yang tiba-tiba sudah muncul di samping Mischa. Wajahnya tampak cerah dan berbunga-bunga saat ia tadi berjalan menuju meja bosnya dan pria tampan itu.     

Sebagai asisten Direktur HRD, tentu ia harus tahu siapa saja staf baru yang ada di kantor mereka, karena itulah ia mendekati Sam untuk berkenalan dengan pria baru yang tampan itu.     

Ekspresinya berubah menjadi kesal dan muak saat melihat pria tampan itu malah berdiri dan menghampiri Fee dan kemudian Fee menjatuhkan ponselnya.     

Apakah mereka saling kenal?     

"Kau tidak apa-apa?" Mischa sama sekali tidak marah ponselnya dijatuhkan. Ia menyentuh bahu Fee dan mengamatinya dengan penuh perhatian. "Sepertinya kau shock oleh sesuatu. Apa yang mengganggu pikiranmu?"     

Fee tertegun melihat sikap Mischa. Pria ini tetap bersikap baik kepadanya, sama seperti saat mereka bertemu di taman dan ia memberikan sapu tangannya kepada Fee. Ia sama sekali tidak bersikap seperti bos mengerikan yang berharap asistennya akan tahan bekerja dengannya.     

Fee menggeleng lemah. Ia membungkuk dan mengambil ponsel Mischa dari lantai. "Aku tadi panik dan... tidak sengaja menjatuhkan ponsel Tuan. Aku akan menggantinya."     

Mischa mengangguk. "Ya, tolong carikan yang modelnya sama. Aku sudah biasa memakai yang seperti itu."     

Fee mengamati ponsel di tangannya dengan perasaan resah. Ponsel Mischa adalah keluaran terbaru dan termahal dari PhoneLab, salah satu anak perusahaan RMI. Ponsel ini paling murah dijual seharga 2000 euro, dan perlu tambahan hingga 1000 euro lagi untuk berbagai kelengkapannya. Ia membayangkan uang simpanannya yang tinggal 4000 setelah kemarin membeli kasur baru.     

Ugh... dalam hatinya Fee hanya bisa menangis. Nasibnya buruk sekali.     

"Oh, ya..." Mischa merogoh sakunya dan mengeluarkan sebuah dompet kartu kecil. Ia menarik sebuah kartu berwarna hitam polos dari dompet itu dan menyerahkannya kepada Fee. "Aku akan meminta sekretarisku di Bucharest untuk mengirim detail rekeningnya. Sebagai asistenku di sini kau harus siap mengatur semua kebutuhanku. Pakai itu untuk membeli ponsel yang baru."     

Fee tercengang saat kartu itu ditaruh Mischa di tangannya. Ia berdiri seperti orang bodoh dengan ponsel rusak di tangan kanan dan kartu hitam di tangan kiri dan ekspresi terkesima.     

"Tu.. Tuan tidak memintaku untuk mengganti ponselnya dengan uangku sendiri...?" tanya Fee dengan keheranan. Ia perlu mengonfirmasi dulu bahwa uang simpanannya tidak akan berkurang.     

"Tidak." Mischa hanya melambai dan tersenyum manis. "Itu kecelakaan. Aku tidak menyalahkanmu. Sebaiknya kau beristirahat dan menenangkan diri. Sepertinya hari ini ada cukup banyak hal yang mengganggu pikiranmu."     

Fee hampir menitikkan air mata menghadapi kebaikan bosnya ini. Setelah sepagian tadi ia merasa tertekan atas ucapan Sarah dan berbagai gosip yang sudah ia tanggung selama setahun terakhir sejak ia kuliah sambil bekerja, sikap Mischa hari ini benar-benar terasa sangat menyejukkan.     

Ia lalu membungkuk dalam-dalam mengucapkan terima kasih. "Aku akan bekerja sebaik-baiknya, Tuan. Terima kasih Anda telah memberiku kesempatan."     

Ia lalu berjalan dengan langkah-langkah cepat keluar restoran. Semua orang yang ada di dalam restoran telah memperhatikan apa yang terjadi dan dapat menduga-duga siapa pria ini dan sebenarnya dan mengapa Fee membungkuk dan mengucapkan terima kasih.     

Astaga... apakah ini bos besar mereka dari kantor pusat itu?     

Mereka hampir tak pernah melihat wajahnya di internet, dan mengira ia sudah tua. Ia sudah belasan tahun memimpin RMI Eropa dan sekarang tentu usianya sudah mendekati kepala lima. Tetapi mengapa ia terlihat demikian muda? Muda dan tampan!     

Gadis-gadis yang ada di sekitarnya segera menjadi cegukan saat mereka menyadari bahwa pria mengagumkan yang baru datang itu adalah Mischa Rhionen.     

Ah.. sekarang mereka menjadi berubah pikiran. Tadinya banyak yang ikut menggosipkan bahwa Fee diterima bekerja sebagai alasan agar Om-om yang mensponsorinya bisa memberinya uang, tetapi kalau melihat sikap Fee yang sangat formal terhadap Mischa, dan betapa tampan dan mudanya bos besar mereka itu... rasanya tidak mungkin Mischa mengejar-ngejar Fee untuk dijadikan gundik     

Ahh.. aku saja mau sama dia, pikir gadis-gadis itu dengan dada berdebar-debar. Tidak perlu disponsori ataupun dijadikan gundik. Mereka mau menjadi kekasihnya, simpanan, atau apa pun dan tidur dengannya secara sukarela.     

Pikiran yang sama juga berkecamuk di kepala Sarah. Ia baru menyadari siapa pria tampan berambut ikal keemasan itu sebenarnya ketika mendengar percakapannya dengan Fee.     

Astaga.. laki-laki ini adalah... Tuan Mischa Rhionen? Wajahnya seketika berseri-seri dan dipenuhi senyum.     

Akhirnya ia menemukan lelaki yang layak untuk mendapatkan perhatiannya.     

Selama ini, Sarah yang cantik telah banyak didekati pria... tetapi tidak ada satu pun yang menarik baginya karena mereka kurang kaya, kurang berpendidikan, atau kurang tampan.     

Tetapi, Mischa Rhionen memiliki semuanya. Well, Sarah tidak yakin mengenai pendidikannya, tetapi ia terbukti berhasil memimpin RMI Eropa selama belasan tahun menjadi bagian dari grup perusahaan teknologi terbesar di dunia. Ia juga memiliki nama Rhionen yang terkenal itu.     

Keluarga Rhionen adalah pendiri Rhionen Industries yang kemudian bergabung menjadi RMI dan dikuasai oleh keluarga Linden. Tetapi kedua keluarga itu seperti memiliki hubungan yang rumit dan hampir terlihat seolah mereka merupakan bagian keluarga yang sama.     

Itu berarti, secara latar belakang, Mischa Rhionen adalah seorang laki-laki yang merupakan idaman wanita nomor satu di Eropa. Dan oh... bukan hanya itu, ia juga sangat tampan!     

Sarah dapat membandingkan pria ini dengan model majalah dewasa dan Mischa tetap akan terlihat lebih tampan dari mereka.     

Bukan hanya wajah dan tubuhnya yang menggiurkan. Sikapnya yang anggun dan tenang membuat hati para wanita bergetar. Ia memiliki karisma yang tidak dapat disangkal lagi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.