The Alchemists: Cinta Abadi

Tuan Menguasai Banyak Bahasa



Tuan Menguasai Banyak Bahasa

0Apa yang terjadi kepada dirinya? Mengapa ia bisa tertidur demikian lama? Fee hanya bisa bertanya-tanya dalam hati. Akhirnya, ia memutuskan untuk mandi dan sarapan lalu menunggu Ren pulang. Fee lalu memilih seperangkat pakaian yang ia sukai dan masuk ke kamar mandi.     

Setelah selesai mandi dan berpakaian, ia lalu mengikuti Linda ke ruang makan yang terletak di dekat dapur dan menikmati sarapan lezat dengan dilayani seperti putri raja. Fee benar-benar merasa seperti bermimpi.     

Ia belum pernah berada di tempat seindah ini sebelumnya, apalagi dilayani oleh pelayan manusia yang terlihat sangat berkelas. Selain Linda, ada tiga orang staf yang bekerja di rumah besar itu. Mereka semua membungkuk hormat kepadanya ketika melihat kehadiran Fee.     

Gadis itu hanya bisa mengangguk canggung. Setelah fee selesai sarapan, Linda menawarkan untuk mengajaknya berkeliling rumah besar itu. Dengan senang hati Fee menerima tawarannya.     

"Tuan meminta saya untuk membawa Nona besar berkeliling. Kata beliau Nona menyukai tanaman. Kebetulan mansion ini memiliki taman dalam dan luar yang sangat indah," kata Linda sambil menunjukkan jalan agar Fee mengikutinya.     

"Taman dalam dan taman luar?" Fee keheranan mendengarnya.     

"Uhmm.. maksudnya, mansion ini bermodel melingkar dan di tengahnya ada taman kecil yang asri. Tuan banyak menghabiskan waktunya di sana membaca atau bekerja. Taman ini terletak dekat dengan ruang kerjanya." Linda membuka pintu ruang tamu dan menunjukkan taman dalam yang dimaksudnya.     

Fee terpesona sesaat ketika ia melihat taman asri yang terpampang di depannya. Di tengah mansion ini memang ada sebuah taman cantik yang diisi tanaman hijau yang ditata rapi. Di tengahnya ada kolam ikan dan suasananya terlihat seperti taman-taman di istana Jepang yang memberikan suasana damai bagi orang yang duduk di sana. Ada sebuah bangku panjang yang nyaman di tengah taman.     

Fee menduduki bangku itu dan mengamati sekelilingnya. Tempat ini indah sekali!     

Pantas saja Ren banyak menghabiskan waktunya di sini, pikir Fee. Ia juga sangat senang dengan taman ini. Setelah puas menikmati suasana taman dalam, Linda membawa Fee berkeliling mansion itu. Ia membawa Fee ke ruang tamu, ruang kerja, ruang duduk, kamar tamu, perpustakaan, dan beberapa kamar di lantai dua. Semuanya memiliki penataan yang sangat indah.     

Fee belum pernah melihat rumah secantik ini, bahkan dalam majalah. Ia sangat terpesona. Ketika ia membuka pintu ke balkon salah satu kamar di lantai dua, Fee tiba-tiba menjadi terkejut dan terpaku di tempatnya.     

Ia telah melihat suasana di luar mansion dan baru menyadari bahwa halaman mansion itu amat sangat luas.     

"Itu adalah taman luar," kata Linda sambil tersenyum simpul.     

Tadinya Fee mengira taman luar berarti taman bunga yang sedikit lebih besar daripada taman kecil di tengah mansion...     

Ternyata, taman luar adalah area seluas ribuan meter yang terbentang dari depan teras hingga ke gerbang depan mansion. Orang harus mengendarai mobil untuk bisa masuk dari gerbang hingga tiba di pintu depan mansion, berjalan kaki akan terasa sangat melelahkan.     

"Ba.. bagaimana kalau aku mau pergi dari sini?" gumam Fee kebingungan.     

"Nona besar mau kemana? Tentu saja supir kita akan mengantar Nona. Tidak usah berjalan kaki ke gerbang. Jaraknya jauh sekali," jawab Linda sambil tersenyum. Ia merasa geli karena Nona besar ini sepertinya belum pernah melihat rumah orang kaya sebelumnya.     

Ia hanya bisa menduga-duga di mana Tuan besarnya bertemu sang nona. Gadis ini terlihat sangat cantik dan berkelas, tetapi sikapnya tidak seperti orang dari kalangan berada. Ia sederhana sekali.     

"Oh.. benarkah?" tanya Fee. Ia tidak menduga Ren akan menyediakan supir untuknya. Ia pun masih sulit mempercayai bahwa Ren membelikan begitu banyak pakaian indah untuknya dan semua keperluan wanita di walk-in closetnya.     

Ia tidak tahu apa yang diinginkan Ren? Fee masih ingat bahwa sebelum neneknya meninggal, Ren telah mengatakan bahwa ia menyukai Fee dan ingin mengajaknya pindah ke ibukota. Tetapi saat itu Ren menawarkan untuk menyediakan tempat tinggal bagi Fee dan neneknya. Pria itu sama sekali tidak menyebut-nyebut akan membawa Fee untuk tinggal bersamanya.     

Lalu.. apa yang akan terjadi sekarang? Apakah Ren ingin agar Fee tinggal di sini? Lalu bagaimana tanggapan keluarganya sendiri?     

Fee tahu diri, ia hanya seorang gadis miskin dari desa dan ia bahkan tidak berpendidikan. Keluarga kerajaan tak mungkin dapat menerima dirinya sebagai pendamping Ren.     

Apakah pria itu hanya akan menjadikannya kekasih simpanan?     

Fee hanya bisa menarik napas panjang. Ia tidak tahu bagaimana harus menyikapi keadaannya sekarang. Di satu sisi ia sangat berterima kasih karena Ren membantunya di saat ia sedang terpuruk dan membantu proses pemakaman nenek. Ia juga tidak meninggalkan Fee sendirian di desa dalam keadaan kalut.     

Ia membawa Fee ke ibukota bersamanya. Lalu kini.. bagaimana Fee harus bersikap? Apakah kini mereka memang sudah menjadi pasangan kekasih?     

Gadis itu hanya bisa menggigit bibirnya dan menyimpan pikiran-pikirannya sendiri.     

"Kapan Tuan Ren akan pulang?" tanyanya kepada Linda untuk memastikan.     

"Tuan sibuk menghadiri konferensi dari kemarin pagi, tetapi beliau selalu pulang. Sepertinya nanti Tuan pulang agak malam. Nona dipersilakan melakukan apa saja yang Anda suka."     

"Hmm.. begitu ya?" Fee berpikir sejenak. Ia tidak terlalu familiar dengan rumah ini dan tidak mau lancang melakukan hal-hal seolah ia di rumah sendiri. Akhirnya ia memutuskan untuk membaca di perpustakaan. "Kalau begitu, aku mau ke perpustakaan."     

"Silakan ikut saya, Nona." Linda mengangguk hormat dan memberi tanda agar Fee mengikutinya. Mereka berjalan turun ke lantai satu dan masuk ke sebuah ruang perpustakaan sangat besar yang memiliki puluhan ribu buku yang ditata apik dari lantai hingga ke langit-langit.     

Fee merasa takjub karena menemukan ada berbagai macam buku di sana, dalam berbagai bahasa. Ia tidak tahu apakah Ren dapat membaca semuanya, atau hanya mengoleksi buku sebagai pajangan. Tetapi.. dari yang didengarnya, Ren adalah seorang pria genius. Apakah itu berarti ia juga menguasai banyak bahasa?     

"Berapa banyak bahasa yang Tuan Ren kuasai?" tanya Fee ingin tahu.     

Linda tampak mengingat-ingat dan menghitung dengan jarinya. Ia lalu mengangguk. "Tuan bisa bicara dalam sepuluh bahasa. Sejak kecil dulu memang beliau sudah belajar berbagai bahasa. Beliau sangat berbakat."     

Kekaguman Fee kepada Ren menjadi semakin bertambah-tambah mendengar penjelasan Linda. Ia tidak mengira Ren dapat bicara demikian banyak bahasa.      

"Kau sudah mengenalnya sejak kecil?" tanya Fee dengan penuh perhatian.     

Linda mengangguk. "Benar. Aku ikut membesarkan Tuan Ren sejak kedua orang tuanya meninggal."     

"Oh..." Fee tidak tahu bahwa kedua orang tua Ren telah meninggal. Ia tidak terlalu mengikuti berita tentang keluarga kerajaan. Ia hanya tahu bahwa ayah Ren meninggal bunuh diri di Danau Salzsee sebelum ia dilahirkan. Lalu, bagaimana dengan ibunya?     

Ah.. ternyata mereka berdua sama-sama yatim piatu, pikir Fee. Mungkin itu sebabnya Ren sangat baik kepadanya. Pria itu mengerti rasanya bagaimana menjadi orang yang tidak mempunyai siapa-siapa.     

Hmm.. tapi sebenarnya Ren masih mempunyai keluarga besarnya. Kakek dan neneknya masih hidup. Kakeknya adalah raja kerajaan Moravia. Ia juga masih mempunyai beberapa paman dan bibi serta beberapa sepupu perempuan.     

"Baiklah. Kalau begitu, aku akan membaca saja di sini sambil menunggu Tuan Ren," kata Fee akhirnya. Linda mengangguk dan melangkah pergi dari perpustakaan, meninggalkan Fee sendiri.     

Ia kembali tidak lama kemudian sambil membawa sepoci teh dan cangkir serta kue-kue untuk menemani gadis itu membaca. Kemudian ia pamit dan menutupkan pintu di belakangnya.     

Fee lalu berkeliling dalam perpustakaan dan meneliti berbagai buku yang ada di rak. Pandangannya terpaku pada beberapa judul yang menarik perhatiannya.     

Fee mengambil lima buah buku dan mengamati mereka dengan pandangan bingung. Ia baru menyadari bahwa kelima buku itu adalah buku yang sama, namun terbit dalam bahasa berbeda.     

Dan ia mengerti semuanya.     

Apakah ini berarti... ia juga menguasai banyak bahasa?     

Ia dapat membaca buku-buku berbahasa Inggris, Prancis, Jerman, Italia dan Rumania. Fee tidak ingat pernah belajar berbagai bahasa selain Jerman sebelumnya. Ia sungguh bingung.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.