The Alchemists: Cinta Abadi

Sayembara Menangkap Goose



Sayembara Menangkap Goose

0Tentu saja Altair dan Vega sama sekali tidak membahas tentang lukisan Monalisa maupun memamerkan pengetahuan mereka tentang berbagai barang seni  yang ada di Museum Louvre. Keduanya sudah terbiasa untuk selalu merendah dan tidak menarik perhatian teman-temannya.     

Setelah puas berkeliling museum dan mencatat serta berdiskusi, akhirnya mereka pun pulang ke hotelnya. Altair dan Vega meminta izin kepada Pak Pierre untuk skip makan malam bersama karena sudah mengadakan janji dengan Nicolae, Marion, dan JM.     

Pak Pierre akhirnya mengizinkan setelah Nicolae sendiri yang meneleponnya untuk memastikan bahwa kedua muridnaya itu tidak berbohong dan hanya mencari-cari alasan untuk pergi sendiri. Bagaimanapun, sebagai guru ia bertanggung jawab penuh atas keselamatan murid-muridnya selama mereka di Prancis.     

"Baiklah, kalian boleh pergi," kata Pak Pierre saat mereka tiba di lobby. "Jangan sampai kemalaman ya. Kalian harus beristirahat yang cukup. Besok kita akan melakukan perjalanan cukup jauh ke Istana Versailles. Di sana, istananya sangat luas dan tamannya juga luar biasa besar. Kalian akan kelelahan."     

"Baik, Pak," kata Altair sambil mengedip. Tentu saja ia tahu sebesar apa istana Versailles itu. Kakeknya pernah tinggal di sana selama beberapa tahun sebelum revolusi Prancis dan beberapa kali menceritakan pengalamannya di sana.     

Dengan gembira keduanya lalu naik taksi kembali ke Hotel Nobel. JM dan ibunya masih belum tiba dari tempat pemotretan, tetapi Nicolae telah menunggu keduanya di lantai paling atas. Caspar menyuruh pria itu untuk menempati penthouse-nya di Hotel Nobel sambil ia menunggui si kembar di Paris.     

Caspar telah menganggap pemuda itu seperti anaknya sendiri. Bukan saja karena dulu ia pernah hampir menikah dengan Aleksis, tetapi juga karena Nicolae adalah kakak kandung Alaric, menantunya. Ia protes ketika mendengar Nicolae akan datang ke Paris dan tidak tinggal di hotelnya.     

"Heii.. selamat datang," kata Nicolae dengan gembira ketika ia membuka pintu penthouse untuk menyambut kedua anaknya. Silakan masuk. Papa kangen sekali kepada kalian."     

Vega dan Altair memeluknya bergantian. Keduanya lalu melihat-lihat ke seisi penthouse dan menertawakan kamar standar mereka yang sangat kecil. Mereka sudah beberapa kali menginap di penthouse ini sebelumnya, tetapi setiap ke sini mereka selalu suka melihat-lihat isinya.     

Walaupun kakek mereka memiliki penthouse di setiap hotel yang dimiliki Schneider Group, bisa dibilang penthouse-nya di Paris ini cukup istimewa. Desainnya klasik dan dipenuhi berbagai barang antik yang membuatnya terlihat sangat elegan dan mewah, bagaikan masuk ke dalam istana Raja Prancis zaman dulu.     

Penthouse-nya di kota-kota lain biasanya dirancang dengan desain modern dan minimalis, sehingga yang di sini terlihat sangat berbeda.     

"Papa dengar beberapa hari lalu terjadi mati lampu besar-besaran di Paris," komentar Nicolae sambil merebus air untuk membuat teh bagi mereka. "Sungguh aneh, kota metropolitan sebesar Paris masih bisa mengalami mati lampu."     

"Oh ya? JM tidak bilang," kata Altair keheranan.     

"Mungkin dia tidak tahu. Jean-Marie kan baru tiba dua hari sebelum kalian," kata Nicolae sambil mengangkat bahu. "Dia pasti sibuk bekerja sehingga tidak sempat mendengar macam-macam berita."     

"Oh, benar juga," komentar Altair. "Tapi, apa menurut Papa ini tidak aneh? Jangan-jangan ini perbuatan teroris atau apa..."     

Nicolae tertawa mendengarnya. "Haha... kau ini, senang sekali dengan teori konspirasi."     

"Kenapa tidak? Rasanya sudah lama sekali tidak ada mati lampu terjadi di kota besar, apalagi semodern Paris," kata Nicolae. "Apakah Papa sudah memeriksa apa kata orang-orang di bawah tanah?"     

Kata-kata Altair membuat Nicolae mengerutkan keningnya. Ia memang sudah sangat lama tidak memeriksa Darknet. Dulu dia adalah hacker nomor 1 di dunia dan sangat terkenal di Darknet dengan nama panggilan 'Wolf', tetapi sudah lama ia mengundurkan diri dari sana. Ia hanya muncul sesekali untuk menertawakan orang yang mengira ia sudah mati.      

Sekarang, saat ia membuka Darknet dan melihat ada utas tentang identitasnya dan gosip bahwa Wolf sudah mati, ia akan muncul dan mengomentari bahwa ia sebenarnya masih hidup dan menikmati masa tua yang damai.     

Dulu, ada seorang hacker baru yang menjadi terkenal setelah Nicolae pensiun dan menjadi hacker nomor 1, sebutannya adalah Goose. Ia juga sempat menghilang dan kemudian kedudukan hacker nomor 1 diperebutkan oleh banyak orang. Kalau tidak salah, dua tahun lalu akhirnya Goose kembali dan sampai kini ia belum terkalahkan.     

"Menarik juga," kata Nicolae saat mendengar usulan Altair untuk mencari tahu apa pendapat orang-orang tentang peristiwa mati lampu di Paris beberapa hari lalu. Ia lalu mengambil tabletnya dan membuka Darknet.     

Keningnya berkerut ketika ia melihat ada beberapa utas yang menandai semua hacker profesional yang bersedia disewa untuk memburu satu orang.     

"Ada apa ini?" gumamnya keheranan. Ia membuka satu utas dan menemukan bahwa namanya ikut ditandai.     

[Memanggil semua hacker dan pemburu hadiah profesional untuk menangkap Goose. Hadiahnya sepuluh juta dolar bagi siapa yang berhasil menangkap Goose hidup-hidup. Semua informasi yang berhasil mengarah pada identitas dan lokasinya akan dihargai seratus ribu dolar.]     

Gila! Ini nilai uang yang besar sekali, pikir Nicolae. Ia ingat dulu saja saat ia diburu oleh Rhionen Assassins, kepalanya dihargai satu juta dolar.      

Siapa gerangan orang yang dibuat murka oleh Goose hingga orang itu mengerahkan seluruh dunia untuk menangkapnya?     

Sepuluh juta dolar.     

Bahkan bagi Nicolae, itu bukanlah jumlah uang yang kecil.     

Bibirnya melengkung sedikit saat ia berpikir tentu akan menarik baginya untuk mencari tahu identitas Goose. Masalah hadiah itu nomor dua. Ia ingin tahu apa yang dilakukan Goose hingga membuatnya terlibat dalam situasi demikian buruk.     

Kalau ternyata Goose tidak bersalah, Nicolae dapat menolongnya. Ia tidak rugi apa-apa kalau membantu sesama hacker. Lagipula ia sedang tidak sibuk. Ia sudah tidak mengajar dan perjalanannya dengan Terry baru akan berlangsung dua minggu lagi. Selama anak-anaknya menjelajahi kota Paris bersama teman-teman mereka, ia akan duduk di penthouse dan menyelidiki Goose.     

Hatinya senang karena akan memiliki kesibukan. Sudah lama Nicolae tidak terlibat dalam kegiatan yang memacu adrenalin seperti ini.     

"Siapa Goose itu?" tanya Vega keheranan.     

"Hmm... dia seorang hacker. Orangnya sangat terkenal selama beberapa tahun terakhir ini. Rupanya ia sedang terlibat masalah," jawab Nicolae.     

"Apakah Papa akan membantunya?" tanya Vega lagi. "Apa Papa tidak kasihan melihat dia dikeroyok seperti itu?"     

Nicolae mengerutkan keningnya. "Tergantung. Kita tidak tahu apa yang dia lakukan. Kalau dia berbuat jahat, misalnya mengakibatkan kematian orang yang disayangi keluarganya dan mereka ingin menuntut balas... Papa tidak dapat berbuat apa-apa. Setiap perbuatan jahat harus mendapatkan hukuman. Tetapi kalau ia tidak jahat, maka Papa akan membantunya."     

Vega mengangguk-angguk. "Benar juga."     

Nicolae hendak mengatakan sesuatu lagi, tetapi Altair dengan gembira menyampaikan bahwa JM dan ibunya telah tiba dan akan segera naik ke penthouse untuk makan malam bersama.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.