The Alchemists: Cinta Abadi

Kekasih Pura-Pura



Kekasih Pura-Pura

3"Sepertinya kau adalah lelaki baik yang tidak akan memanfaatkan wanita," kata Rose lagi.     

"Aku memang tidak pernah memanfaatkan siapa pun," kata Rune. "Aku bukan orang seperti itu."     

"Bagus," tukas Rose. "Aku membutuhkan lelaki jujur yang dapat kupercaya."     

Rune terdiam. Ia tidak tahu bagaimana harus menanggapi perkataan wanita cantik di depannya ini. Ia sama sekali tidak mengira acara kencan buta yang tadinya sangat sederhana, tiba-tiba menjadi rumit.     

Tujuannya datang kemari hanyalah untuk memenuhi janji temu yang dibuat oleh ketiga keponakannnya. Tetapi tidak dinyana, ia malah jatuh cinta pada pandangan pertama kepada wanita ini. Dan sekarang... Rose ternyata menginginkannya untuk menjadi kekasih pura-puranya? Untuk apa?     

"Kau ingin kekasih pura-pura selama setahun?" tanya Rune. "Apakah ini untuk tujuan negatif? Kau ingin membohongi siapa?"     

Rose tampak terdiam sejenak, seolah menimbang apakah ia dapat memberi tahu semua rahasianya kepada Rune atau tidak. Akhirnya, setelah berpikir beberapa lama, gadis itu menghela napas.     

"Ini sama sekali tidak punya tujuan negatif. Aku hanya ingin melindungi seseorang." Rose mengangkat tangannya dan menunjuk makanan mereka. "Bisakah kita makan dulu dan membicarakannya nanti? Aku lapar."     

Rune tidak lapar, tetapi ia tidak tega melihat wajah cantik Rose terlihat merengut. Sepertinya gadis itu memang benar-benar lapar.     

"Baiklah... silakan makan," katanya sambil mempersilakan Rose untuk melanjutkan menyantap sup jamurnya. Dalam hati Rune bertanya-tanya siapa Rose sebenarnya dan apa yang ia inginkan dengan kekasih pura-pura selama setahun.     

Ia tahu banyak orang yang menyewa kekasih pura-pura saat menghadiri acara keluarga seperti Natal atau Imlek.     

Karena di zaman modern ini semakin sedikit orang yang ingin menikah, sementara orang tua banyak yang menuntut anak-anaknya untuk memiliki kekasih, demi agar tidak mengecewakan orang tuanya, ada orang-orang yang rela berbohong dengan membawa kekasih sewaan ke acara keluarga.     

Malahan, ada orang-orang yang memanfaatkan fenomena ini dengan membuka jasa kekasih sewaan profesional. Tetapi biasanya kekasih sewaan begini hanya untuk acara keluarga, tidak untuk setahun.     

Ia penasaran apa gerangan alasannya sehingga membuat Rose membutuhkan kekasih pura-pura selama itu. Namun demikian, ia menyimpan sendiri perasaan ingin tahunya dan berusaha menyantap makanannya sendiri dan menunggu sampai Rose dapat membahasnya.     

"Supnya enak," komentar Rose saat pelayan datang kembali membawa hidangan appetizer dan mengambil mangkuk sisa sup jamurnya tadi.     

"Terima kasih, Nona. Ini appetizer Anda," katanya sambil menata hidangan tersenyum di meja.     

Rune dan Rose kembali melanjutkan makan mereka, mulai dari appetizer, hingga hidangan utama dan kemudian hidangan penutup.     

"Ahhh... aku kenyang," cetus Rose setelah pelayan membereskan piring hidangan terakhirnya. Mereka menikmati cake strawberry yang sangat enak sebagai hidangan pencuci mulut ditemani masing-masing secangkir kopi untuk menetralkan rasa makanan mereka.     

"Kau suka makanannya?" tanya Rune.     

"Suka. Semuanya makanan favoritku," kata Rose dengan gembira. Sepasang matanya yang indah tampak bersinar-sinar ceria.      

"Aku senang mendengarnya."     

"Hmmm.. baiklah. Sampai di mana kita tadi?" tanya Rose sambil mengaduk kopinya setelah menaburkan sedikit gula. "Ahh.. tentang kekasih pura-pura."     

"Benar." Rune senang karena Rose kembali membahas topik maha penting itu. Tadinya ia mengira Rose akan sengaja menunda-nunda, tetapi nyatanya gadis itu menepati kata-katanya. Setelah ia makan dan merasa kenyang, ia akan menceritakan detail rencananya.     

Mengapa ia membutuhkan kekasih pura-pura, dan kenapa setahun?     

"Benar. Aku perlu tahu apa sebenarnya yang terjadi sebelum aku dapat memutuskan apa-apa," kata Rune. "Apakah kau membutuhkan kekasih untuk menipu orang tuamu? Mereka hendak menjodohkanmu dengan seorang lelaki yang tidak kau sukai? Atau jangan-jangan kau terpaksa harus berpura-pura memiliki kekasih karena orang tuamu sedang sekarat dan ingin melihatmu memiliki seorang pelindung sebelum mereka meninggal dunia?"     

Ia teringat pada kisah cinta Nicolae dan Marie, istrinya. Dulu, Nicolae menikah pura-pura dengan Marie demi menghibur ibu Marie yang sedang sekarat, agar beliau dapat pergi dengan tenang meninggalkan Marie yang sudah memiliki seorang suami.     

Bisa saja kan, Rose juga memiliki kisah yang sama?     

Rose menatap Rune dengan kening berkerut. "Kau ini daya khayalnya tinggi juga."     

"Kenapa? Dugaanku salah?"     

Rose mengangguk. "Salah. Justru orang tuaku yang menyuruhku segera mencari kekasih, baik pura-pura atau sungguhan. Selama setahun."     

"Aneh sekali," komentar Rune.     

"Sama sekali tidak aneh, kalau kau mengetahui cerita yang sebenarnya," kata Rose.     

"Baiklah. Bagaimana cerita sebenarnya?" tanya Rune penasaran.     

"Aku hanya akan menceritakannya kalau kau bersedia menjadi kekasih pura-puraku selama setahun," jawab Rose santai. "Buat apa aku membuka rahasiaku kepada orang asing yang nantinya tidak dapat membantuku? Itu namanya buang-buang waktu."     

Rune menghela napas. Entah kenapa ia lemah sekali terhadap gadis ini. Seharusnya ia menolak saja, kan? Ia dapat mengendus sejuta kerumitan dalam penawaran Rose. Namun demikian, bukannya menolak secara halus, ia malah menganggukkan kepala.     

"Baiklah, aku bersedia," katanya. "Apa saja yang harus kulakukan?"     

Rose tersenyum lebar mendengar jawaban Rune. Ia menyentuh pipi pemuda itu dengan tangan kanannya, dan sontak Rune merasakan seolah tubuhnya dialiri listrik yang mengantarkan sinyal-sinyal kebahagiaan ke seluruh penjuru syarafnya.     

"Baiklah. Kita harus tinggal bersama selama sebulan, setelah itu aku akan membawamu bertemu keluargaku," kata Rose.     

"Ti-tinggal bersama, katamu?" Rune ingin memastikan ia tidak salah dengar. Sungguh gadis yang aneh. Sangat aneh. Masakan ia langsung meminta tinggal bersama?     

"Benar. Kau mau atau tidak?" tanya Rose. "Setelah kita tinggal bersama selama sebulan dan kita cocok, aku akan memberitahumu semuanya."     

Sungguh misterius! Semua hal tentang Rose membuat Rune sangat penasaran. Ia tergoda hendak mengirimkan foto gadis ini kepada Nicolae dan memintanya melacak Rose agar ia dapat mengetahui langsung apa sebenarnya yang terjadi dengan Rose.     

"Aku ingin tahu apakah aku dapat mempercayakan rahasiaku kepadamu," kata Rose. "Kalau ternyata setelah satu bulan tinggal bersama, kau dan aku tidak cocok, atau kau tidak dapat dipercaya, maka kita akan berpisah."     

"Bagaimana kalau setelah setahun, ternyata kau jatuh cinta kepadaku?" tanya Rune tiba-tiba. "Apakah kita akan tetap mengakhiri hubungan?"     

Rose tertegun mendengar kata-kata Rune. Wajahnya seketika terlihat menjadi sedih.     

"Ehh... a-aku tidak bermaksud membuatmu sedih," kata Rune buru-buru sambil melambaikan tangannya. "Tolong lupakan saja kata-kataku tadi."     

Rose menggeleng. "Tidak apa-apa."     

"Maksudku.. ini sesuatu yang baru bagiku," kata Rune dengan jujur. "Kau adalah wanita yang sangat menarik. Aku tidak memiliki kekasih dan hidupku sangat fleksibel. Kau menawarkan kepadaku misteri yang membuat hatiku tertarik. Tentu saja aku ingin tahu ada apa sebenarnya di balik semua rahasiamu. Namun, aku hanya berpikir secara realistis. Bagaimana kalau nanti setelah kita tinggal bersama, salah satu dari kita, atau kita berdua justru jatuh cinta betulan? Apa yang harus kita lakukan?"     

"Tuan Rune Schneider, kalau kau dapat membuatku jatuh cinta kepadamu," Rose bicara lambat-lambat, namun dengan suara tegas, "aku akan menikah denganmu."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.