The Alchemists: Cinta Abadi

Bercinta Di Kantor



Bercinta Di Kantor

1"Aku tidak akan membocorkan rahasia ini," kata Rune sambil tersenyum. Ia mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan Lauriel dan mengucapkan selamat sekali lagi. "Selamat, Paman. Aku turut senang."     

"Terima kasih," kata Lauriel sambil tersenyum. Mereka kembali bersandar di perahu dan beristirahat sambil menyaksikan pemandangan indah di sepanjang tepian sungai Amazon yang mereka lewati. Lauriel menghabiskan sangat banyak untuk proyek-proyek konservasi alam di wilayah ini.     

Ia tidak rela jika salah satu tempat favoritnya di dunia akan menjadi hilang dan rusak oleh perbuatan manusia. Ia masih ingat saat pertama kali ia menginjakkan kaki di pedalaman Amazon.     

Dulu, tempat ini benar-benar masih liar, masih murni, dan ada ratusan suku asli yang hidup di dalamnya. Mereka semua memiliki kearifan lokal dan begitu banyak sumber pengetahuan yang berkaitan dengan alam. Lauriel sangat merindukan Amazon yang dulu.     

Kini, hanya tersisa belasan suku saja karena masifnya penghancuran Amazon di zaman modern oleh perusahaan-perusahaan yang rakus. Alaric yang juga sangat mencintai alam, turut membantu upaya ayahnya untuk membuat berbagai proyek untuk melestarikan Amazon dan bahkan melakukan banyak pemulihan dan penanaman ulang pada bagian-bagian yang sudah dirusak manusia.     

Hal inilah yang membuat nama RMI menjadi semakin besar dan terkenal di dunia. Kepedulian mereka kepada alam dan kesejahteraan manusia, membuat RMI menjadi grup perusahaan yang memiliki reputasi luar biasa.     

Setelah menghabiskan waktu dua minggu di Amazon, Lauriel berencana hendak ke New York, mengunjungi keluarga Alaric dan Aleksis yang kebetulan sedang berdiam di sana. Biasanya mereka akan tinggal di New York selama musim gugur dan kemudian pindah ke rumah mereka di Singapura saat musim dingin.     

Saat ini musim gugur hampir berakhir, dan keluarga kecil itu sedang akan bersiap untuk ke Asia. Lauriel ingin bertemu mereka sebelum mereka bepergian.     

"Aku akan ikut ke rumah Aleksis," kata Rune saat Lauriel menanyakan rencananya ketika mereka sudah tiba di resort dan minum wine bersama sambil menikmati pemandangan lumba-lumba pink dari sungai di depan mereka. "Aku sudah berjanji akan mengajari si kembar teori kuantum terbaru."     

Lauriel menghela napas saat mengingat bagaimana Ireland dan Scotland terpaksa harus sekolah di rumah sepanjang hidup mereka. Keduanya kini sudah remaja, berumur 15 tahun. Ada begitu banyak hal yang tidak mereka alami sebagai anak-anak dan remaja seumur mereka.     

Semuanya karena dulu Vega pernah diculik. Kedua orang tua mereka menjadi semakin protektif dan paranoid membiarkan mereka bersekolah di tempat umum.     

Rune sangat mengerti apa yang dirasakan kedua anak laki-laki itu, karena ia juga dulu terjebak di rumah hingga ia dewasa, karena Caspar dan Finland menguatirkan keselamatan anak-anak mereka. Saat itu Aleksis pernah diculik musuh lama Caspar dan hampir mati karena diracun. Caspar tidak ingin kedua anaknya yang lain juga mengalami hal yang sama.     

Untunglah, setelah Rune dan London dewasa, mereka dapat merasakan hidup bebas karena mereka telah dapat menjaga diri sendiri. Kini, Rune banyak bepergian seorang diri dan melakukan apa yang ia suka untuk menjelajah dunia dan menyelidiki alam.     

London sendiri sudah hidup bahagia dengan keluarganya sendiri. Ia mengalami masa muda yang menyenangkan dengan mengurus bisnis keluarga, jatuh cinta, dan kemudian menikah serta punya anak.     

"Paman, apakah nanti setelah menikah, Paman dan Rosalien akan memiliki anak?" tanya Rune tiba-tiba. Ia baru saja menerima pesan di ponselnya dari London yang mengabari bahwa ia dan L sedang menantikan anak keduanya. Ia mengangkat ponsel di tangannya dan menunjukkannya kepada Lauriel. "Aku hanya sedang bertanya-tanya akan sebesar apa keluarga kita tumbuh... hahaha. Kakakku sedang menunggu anak keduanya. Aku akan menjadi paman lagi."     

Lauriel menerima ponsel Rune dan membaca isi pesan London. Wajahnya seketika tampak menjadi cerah.     

"Wahh... sungguh hari yang membahagiakan," komentarnya. Ia tampak merenung sejenak saat mendengar pertanyaan Rune. Akhir-akhir ini, ia memang sedang memikirkan tentang memiliki anak bersama Rosalien. Rasanya sekarang ia sudah siap. Dan kali ini.. ia berjanji akan menjadi ayah yang terbaik bagi anak-anaknya.     

Ia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan kedua yang telah ia peroleh.     

"Ehh.. aku tidak bermaksud kepo," kata Rune sambil tertawa kecil. "Hanya sedikit penasaran. Paman tidak perlu menjawabnya."     

"Tidak apa-apa," kata Lauriel ringan sambil memberi tanda agar gelasnya diisi wine lagi kepada pelayan yang berdiri di sudut ruangan dan siap sedia menunggu perintah dari tamu. Dengan sigap pelayan itu datang membawa sebotol wine mahal dan mengisi gelas Lauriel kembali. Setelah ia meneguk wine baru di gelasnya sekali, Lauriel kemudian menjawab pertanyaan Rune dengan diplomatis. "Itu tergantung Rosalien."     

Tentu saja, walaupun ia menginginkan anak, namun tanpa persetujuan dan keinginan dari istrinya, maka tidak akan ada anak yang lahir. Ia hanya dapat membicarakannya kepada Rosalien nanti dan berharap wanita itu juga menginginkan hal yang sama.     

Ahh.. bagi manusia biasa, rasanya pasti sangat aneh, seorang pria yang berumur 600 tahun ingin memiliki anak lagi. Klan mereka memang sangat sulit dipahami oleh orang luar.     

***     

"Astaga.. Caspar..." Finland mencubit tangan suaminya yang tiba-tiba menciumi tengkuknya dan tangannya kembali menjalar ke payudaranya yang terbuka.     

Mereka baru saja berhubungan intim di kamar istirahat di dalam kantor bos besar di gedung Schneider Group, dan sedang beristirahat meredakan napas mereka, ketika sang pak bos tiba-tiba terlihat ingin melanjutkan dengan putaran kedua. Suara Finland terdengar agak panik. "Kita sudah terlambat ke rapat dengan Dewan Direksi... nanti mereka akan datang ke sini mencari kita."     

Caspar mendesah sedih. Ia tidak mengerti kenapa melihat istrinya dengan pakaian kerja yang formal justru membuat hasratnya bangkit setiap hari. Finland terlihat... seksi.     

Selama ini, karena mereka tinggal di rumah dan bepergian, istrinya itu tidak pernah memakai pakaian formal ala wanita karier. Sehingga, kini saat mereka mulai kembali bekerja bersama di kantor, ia melihat penampilan istrinya tampak sangat berbeda.     

Berbagai fantasi tentang CEO dan asisten pribadinya yang menjalani hubungan gelap dan seks yang panas di kantor segera memenuhi benaknya. Semakin hari, pikiran itu semakin mengganggu dan ia tak dapat menyingkirkannya lagi.     

Akhirnya, hari ini di saat yang lain makan siang di luar, ia memesan makanan untuk diantar ke kantornya karena ia dan sang asisten perlu membahas beberapa dokumen penting bersama sebelum rapat dengan dewan direksi.     

Padahal... setelah makanan diantar dan stafnya keluar, Finlandlah yang segera menjadi makanan sang bos besar. Ia segera menggendong tubuh istrinya dan membawanya ke kamar istirahat dan mencumbunya tanpa ampun.     

Awalnya, Finland merasa was was dan panik, tetapi cumbuan, ciuman, dan semua rayuan maut dari suaminya berhasil membuatnya melupakan akal sehatnya sejenak.     

Ia berpikir, ah... sebentar saja, tidak apa-apa, demi mengenang masa lalu.     

Namun, kegiatan panas yang tadinya hanya akan berlangsung singkat, tidak lebih dari lima belas menit, berubah menjadi satu jam, karena keduanya sangat menikmati suasana baru dalam hubungan seksual mereka.     

Astaga.. mereka sudah menikah selama lebih dari 45 tahun, dan terakhir kali mereka bercinta di ruangan kantor adalah dua puluh tahun yang lalu. Sudah lama sekali...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.